Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANISA

KELAS : X MIA 2

PERJUANGAN YANG TAK PERNAH PUDAR DI BENAKKU

Hari itu tampak semua teman-temanku kelihatan bersedih sembari mengusap air
mata yang menetes dengan derasnya. Aku pun sama dengan mereka. Setelah
mendengarkan sebuah puisi yang di bacakan oleh pak guru dengan penuh penghayatan dan
lemah lembut yang dipadukan oleh alunan musik bunda ciptaan Melly Goeslaw, tampak di
wajah-wajah mereka yang sedang sedih. Lagu ini tampaknya sangat menyentuh bagiku
karena tiap kali mendengarkan lagu ini, aku seraya ingin menitikkan air mataku.

Ketika aku mendengarkan lagu ini pula aku mengingat sebuah peristiwa yang sangat
berarti dalam hidupku. Aku mengingat sebuah peristiwa yang di mana perjuangan seorang
pahlawan tanpa tanda jasa yaitu ibu melahirkan seorang anak yang diharapkannya.

Ketika itu, tepat tanggal 26 Juni 2010 sekitar pukul 11 malam, aku dan keluargaku
sedang menonton bersama di ruang keluarga. Tiba-tiba seseorang menelepon dari ponsel
ibuku yang membuat kami semua terkejut. Ku ambil ponsel ibuku dan ku lihat bahwa yang
menelepon itu adalah omku. Aku pun langsung memberikannya kepada ibuku. Tampaknya
ada yang tidak beres. Seketika ibuku menyuruh ayahku untuk masuk ke dalam kamar untuk
membicarakan sesuatu yang tampaknya sangat rahasia. Tak kala kedua orang tuaku sedang
bicara empat mata, aku menguping semua pembicaraan mereka di depan pintu kamar.

Seolah tak percaya dan terkejut mendengar berita ini. Ternyata tanteku sudah tak
bisa menahan rasa sakit sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Tapi om ku tak tahu
kendaraan apa yang harus ia pakai. Ingin meminjam kendaraan tetangga namun omku tak
bisa mengemudikannya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk meminta pertolongan dari
ibuku.

Dengan tergesa-gesa kedua orang tuaku segera bersiap-siap. Aku dan kedua adikku
juga tak luput ketinggalan. Saat itu, aku masih kelas 5 sehingga aku dan kedua adikku ikut
pergi bersama. Alasan lain selain itu adalah karena tak ada yang akan menjaga kami bertiga.
Perjalanan dari Abepura menuju Entrop memakan waktu kira-kira 30 menit. Belum lagi
derasnya hujan yang mengguyur Skyland membuat mobil menjadi sulit untuk melaju dengan
kencang.

Sesampainya di lokasi kejadian, aku mendapati tanteku yang menjerit kesakitan


seraya minta tolong. Om ku bingung entah apa yang harus ia lakukan sekarang untuk
istrinya dengan kondisi istrinya saat itu. Aku yang menyaksikannya dengan mata kepalaku
sendiri tak tega ketika ia harus bolak balik ke kamar mandi untuk muntah. Dengan sigap
kedua orang tuaku serta om dan tanteku menuju ke Rumah Sakit Dok 2. Karena kami bertiga
tampak kelelahan akhirnya ibuku memutuskan untuk menitip kami di salah satu tetangga
dekat ibuku yaitu Mama Jua.

Keesokan harinya ibuku menceritakan semua kejadian yang terjadi semalam. Ibuku
menceritakan padaku bahwa setelah sesampainya di Rumah Sakit Dok 2 tanteku segera
mendapat pertolongan pertama. Dan apa yang terjadi ? Tanteku kekurangan darah,
sehingga bapak ku yang harus rela mendonorkan darahnya karena golongan darahnya sama
yaitu. Tepat tanggal 27 Juni 2010 sekitar jam 1 malam lahirlah si malaikat kecil yang berjenis
kelamin laki-laki melalui proses persalinan secara sesar. Mendengar hal itu aku sontak
terkejut. Apalagi saat ibuku memberitahukan padaku bahwa proses persalinan secara sesar
yaitu proses persalinan dengan cara di belah perutnya. Dan aku baru tahu bahwa ibuku
melahirkan aku dan kedua adikku secara sesar sebanyak 3 kali. Coba bayangkan rasa sakit
yang di alami oleh setiap ibu tiap kali harus melahirkan.

Rencananya aku sekeluarga akan membesuk tanteku yang sedang terbaring lemah di
rumah sakit. Dan akhirnya rencana itu terwujud. Tepat pukul 4 sore aku dan keluargaku
sampai di Rumah Sakit Dok 2. Segera saja aku menyusuri ruang demi ruang untuk mencari
ruangan yang ditempati tanteku. Ruangan itu bernama bougenville. Aku pun
menemukannya. Ternyata di dalam ruangan tersebut ditempati oleh 3 pasien dalam
ruangan. Lebih kerennya lagi 3 in 1.

Setelah aku membesuk sang ibunda yang masih kelihatan pucat, kini giliran sang
malaikat kecil yang akan aku dan adikku kunjungi. Aku dan adikku beserta om ku pun segera
pergi ke ruang bayi. Memasuki ruangan tersebut kami harus menaati tata tertib yang
berlaku untuk di ruang bayi. Kami diharuskan untuk memakai pakaian khusus agar tak
ruangan tetap steril serta tidak di anjurkan untuk rumpi alias berbicara. Ku lihat di
sekelilingku tampak semua malaikat kecil ada di setiap langkahku. Akhirnya aku sampai di
tujuan. Ku lihat malaikat kecil itu dari luar box yang mengurung dirinya. Ku lihat malaikat
kecil tampak tertidur pulas dan tak ingin membuka matanya. Di luar box tersebut tertera
nama bayi tersebut. Ku baca tulisan tersebut “Abiy Abqary Fabresyah bayi dari Nyonya
Syamsuarti”. Aku merasa terharu melihat malaikat kecil telah lahir sebagai malaikat untuk
kedua orang tuanya.

Perjuangan seorang ibu untuk melahirkan seorang anak ke dunia ini bukanlah
perkara yang mudah. Ia harus melalui beberapa rintangan yang sulit untuK dihadapi. Bahkan
ia rela memperjuangkan nyawanya untuk melahirkan seorang anak. Di dunia tak akan ada
yang bisa membalas jasa ibu. Sehelai baju yang mahal, memberikan rumah mewah bahkan
sebongkah berlian itu semua tak ada nilainya jika dibandingkan dengan jasa yang telah ibu
berikan kepada seorang anak. Janganlah sesekali melawan ibumu apalagi menyakiti hati
ibumu. Segeralah memohon maaf pada ibumu selama ia masih ada di sampingmu.

Karena suatu saat nanti ia akan pergi meninggalkanmu untuk selama-lamanya.


Mencari teks cerpen dari majalah atau tabloid. Analisis :
 Struktur teks
 Menentukan intrinsik
Jawab :
Teks cerpen bersumber dari majalah Bobo Edisi 34
Judul : Berebut Sari Bunga
Pengarang : Ernita Dietjeria
 Struktur teks :
 Abstrak :
Avez (kolibri) yang sedang mencari sari bunga di taman hutan. Namun taman hutan
tersebut telah dikuasai oleh Papillon (kupu-kupu) dan kawanannya.
 Orientasi :
Kedatangan Avez tak disambut baik sehingga kawanan kupu-kupu mengusirnya
dengan melempar biji-biji bunga matahari. Seketika Papillon menyerah.
 Komplikasi :
Ketika kawanan kupu-kupu lagi santainya, segerombol lebah datang menghampiri
mereka. Namun sayangnya pasukan kupu-kupu kalah dalam perebutan kekuasaan
taman hutan. Karena kejadian ini kawanan kupu-kupu tergolek tak berdaya.
 Evaluasi :
Avez yang melihat kejadian ini tidak diam saja. Ia bersama pasukan kolibri dan
pasukan kupu-kupu bersatu melawan pasukan Mamba (lebah). Pasukan lebah tak
dapat menghadang kekuatan kedua pasukan ini.
 Resolusi :
Pasukan kupu-kupu dan pasukan lebah akhirnya menyadari bahwa sikap mereka
selama ini salah. Ketiga pasukan ini akhirnya saling bermaaf-maafan. Mereka
menyerukan perjanjian bahwa taman hutan milik bersama.
 Koda :
Kini ketiga pasukan tersebut hidup rukun dan damai di taman hutan.
 Unsur intrinsik :
Tokoh dan Penokohan :
» Avez (kolibri) : Baik, Penolong, Pemberani, Pemaaf
» Papillon (kupu-kupu) : Sombong, Serakah, Penindas
» Mamba (lebah) : Sombong, Serakah, Penindas
» Pasukan kolibri : Baik, Penolong, Pemberani, Pemaaf
» Pasukan kupu-kupu : Sombong, Serakah, Penindas
» Pasukan lebah : Sombong, Serakah, Penindas
Latar (Setting) :
 Latar waktu : Musim panas
 Latar tempat : Taman hutan
 Latar suasana : Tegang
Tema : Persaingan Dalam Kehidupan
Sudut Pandang : Sudut Pandang Orang Ketiga Sebagai Pengamat
Amanat :
“Berbagi itu indah. Oleh karena itu jauhilah sikap serakah dan egois karena kedua sifat itu
bukan membawa keuntungan tapi melainkan kerugian. Selain itu jadilah orang yang
pemaaf.”

Anda mungkin juga menyukai