Anda di halaman 1dari 5

Definisi

Gangguan waham menetap adalah suatu gangguan psikiatrik dimana gejala yang utama adalah
waham. Waham adalah keyakinan salah yang didasari pada kesimpulan yang salah tentang
kenyataan eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang cultural, yang tidak
dapat dikoreksi dengan suatu alasan.1

2.2. Epidemiologi

Pemeriksaan akurat tentang epidemiologi gangguan waham menetap dihalangi oleh relatif
jarangnya gangguan ini. Selain itu juga karena pasien dengan gangguan waham menetap jarang
mencari gangguan psikiater kecuali bila dipaksa oleh keluarganya. Walaupun adanya keterbatasan
tersebut, literatur mendukung pendapat bahwa gangguan waham menetap, walaupun merupakan
suatu gangguan yang jarang namun memang ada dalam populasi dengan angka yang tidak tetap.1
Prevalensi terjadinya gangguan waham menetap di Amerika Serikat berdasarkan DSM-IV-TR adalah
sekitar 0,03%, dimana angka ini jauh dibawah angka kejadian skizofrenia (1%) dan gangguan mood
(5%).1,2 Insidensi tahunan gangguan waham menetap adalah 1 sampai 3 kasus baru per 100.000
populasi, yaitu kira-kira 4% dari semua perawatan pertama pasien psikiatrik. Usia rata-rata adalah
kira-kira 40 tahun, tetapi rentang usia untuk onsetnya adalah berkisar antara 18 tahun sampai 90
tahun.1 Namun, studi lain yang dilakukan di Spanyol pada tahun 2008 berdasarkan rekam medis di
suatu rumah sakit, mendapati 370 pasien yang dirawat, didiagnosa dengan gangguan waham
menetap, dimana ditemukan rata-rata usia pesien-pasien adalah 55 tahun. Wanita lebih sering
menderita gangguan waham menetap dengan rasio 3:1.2

2.3. Etiologi

Etiologi dari gangguan waham menetap masih belum diketahui secara pasti.1Terdapat beberapa
sangkaan mengenai terjadinya gangguan waham menetap. Data yang paling mendukung berasal dari
keluarga yang melaporkan suatu peningkatan prevalensi terjadinya gangguan waham menetap
(4,8%), dimana gangguan waham menetap lebih sering terjadi pada seseorang dengan riwayat
keluarga menderita penyakit yang sama atau menderita skizofrenia. Selain itu juga terdapat teori
biologikal yang menghubungkan kejadian gangguan wahan menetap akibat adanya
ketidakseimbangan neurotransmitter di otak.3,4

2.4. Manifestasi Klinis

1. Status Mental a) Deskripsi Umum Pasien biasanya berdandan dengan baik dan berpakaian baik,
tanpa bukti adanya disintegritas nyata pada kepribadian atau aktifitas harian. Tetapi pasien mungkin
terlihat aneh, pencuriga atau bermusuhan.1

b) Mood, Perasaan dan Afek Mood pasien biasanya konsisten atau sejalan dengan isi waham.
Misalnya pasien dengan waham kejar akan curiga.1

c) Gangguan Persepsi Menurut DSM-IV-TR, waham raba atau cium mungkin ditemukan jika hal
tersebut konsisten dengan waham.1

d) Pikiran Gangguan isi pikiran berupa waham merupakan gejala utama dari gangguan ini. Waham
biasanya bersifat sistematis dan karakteristiknya adalah dimungkinkan.1

2. Sensorium dan Kognisi a) Orientasi dan Daya Ingat

3
Pasien dengan gangguan waham menetap biasanya tidak memiliki kelainan dalam orientasi, serta
daya ingat dan proses kognitif lainnya tidak terganggu.1

b) Pengendalian Impuls Klinis harus memeriksa pasien dengan gangguan waham menetap untuk
menentukan ada atau tidak gagasan atau rencana melakukan material wahamnya dengan bunuh
diri, membunuh atau melakukan tindakan kekerasan. Insidensinya tidak diketahui pada penyakit
ini.1

3. Pertimbangan dan Tilikan Pasien dengan gangguan waham menetap hampir seluruhnya tidak
memiliki tilikan terhadap konsisi mereka dan hampir seluruhnya dibawa ke rumah sakit oleh
keluarga, perusahaan atau polisi.1

4. Kejujuran Pasien dengan gangguan waham menetap biasanya dapat dipercaya dalam
informasinya.1

2.5. Tipe-Tipe GangguanWahamMenetap

Terdapat beberapa tipe pada gangguan waham menetap, yaitu :

1. Tipe Kejar (Persecutory Type) Tipe ini adalah tipe gangguan waham menetap yang paling sering
dijumpai.1 Waham kejar mungkin sederhana atau terperinci dan biasanya berupa tema tunggal atau
sejumlah tema yang berhubungan, seperti disekongkoli, dicurangi, dimata-matai, diikuti, diracuni,
difitnah secara kejam, diusik atau dihalang-halangi dalam menggapai tujuan jangka panjang. Hinaan
kecil dapat menjadi besar dan menjadi pusat sistem waham. Orang dengan waham kejar seringkali
membenci, marah, dan mungkin mereka melakukan kekerasan terhadap orang lain yang diyakininya
akan menyerang dirinya. Yang membedakannya dengan tipe kejar pada skizofrenia adalah waham
pada gangguan waham menetap umumnya tersistematisasi, koheren dan dapat dibenarkan secara
logika. Seringkali orang dengan waham kejar menolak untuk

mencari bantuan.1 Seseorang dengan gangguan waham tipe ini akan mudah marah, mudah
tersinggung dan terkadang dapat bersikap agresif bahkan sampai melakukan tindakan
pembunuhan.5

2. Tipe Erotomania (Erotomanic Type) Gangguan waham menetap tipe ini memiliki beberapa nama
lain seperti sindroma De Cleambault atau psychose passionelle.5 Pada tipe erotomanik, waham inti
adalah bahwa pasien dicintai mati-matian oleh seseorang, dimana orang yang dibanyangkannya
biasanya berasal dari strata status yang lebih tinggi darinya, seperti bintang film atau atasan kerja,
atau dapat pula seseorang yang sudah menikah atau seseorang yang tidak mungkin digapai.2 Pasien
dengan waham erotomanik adalah sumber gangguan bermakna terhadap masyarakat.1

Onset gejala dapat mendadak dan kemudian menjadi kronis sehingga seringkali menjadi pusat
perhatian utama pada kehidupan seseorang yang terkena. Usaha untuk berhubungan dengan objek
waham, baik melalui telepon, surat, hadiah, kunjungan bahkan mengawasi sampai mengikuti adalah
sering. Pasien yang terkena biasanya adalah wanita, meskipun didalam sampel forensik sebagian
besar adalah laki-laki. Orang yang terkena seringkali ditemukan hidup menyendiri, menarik diri dari
masyarakat, memiliki kontak seksual terbatas dan memiliki level sosial rendah atau pekerjaan yang
sederhana. Angka kejadian gangguan waham tipe ini adalah 1-2%.3

3. Tipe Kebesaran (Grandiose Type) Gangguan waham menetap tipe ini juga disebut megalomania.
Bentuk paling umum dari waham kebesaran adalah keyakinan bahwa dirinya memiliki wawasan atau
bakat yang luar biasa tetapi tidak diketahui, atau membuat penemuan penting, dimana pasien telah
dibawa ke berbagai badan pemerintahan seperti FBI. Waham yang lebih jarang adalah bahwa
penderita memiliki hubungan khusus dengan seseorang yang terkemuka atau isi waham religius,
dimana penderita menjadi pemimpin sekte religius.1

4. Tipe Cemburu (Jealous Type)

Gangguan waham menetap tipe ini juga dikenal dengan conjugal paranoia dan sindroma Othello.
Waham tipe ini lebih sering terjadi pada lakilaki daripada wanita. Waham ini jarang dijumpai, hanya
sekitar kurang dari 0,2% dari semua pasien psikiatrik. Onsetnya seringkali mendadak dan gejalanya
akan menghilang hanya setelah perpisahan atau kematian pasangannya.1 Waham cemburu dapat
menyebabkan penyiksaan verbal dan fisik yang bermakna terhadap pasangannya dan bahkan dapat
menyebabkan pembunuhan.5

5. Tipe Somatik (Somatic Type) Waham tipe ini juga dikenal sebagai psikosis hipokondriakal
monosimptomatik. Perbedaan antara hipokondriasis dengan gangguan waham menetap tipe
somatik terletak pada derajat keyakinan yang dimiliki pasien tentang anggapan adanya penyakit
dalam dirinya.1 Kesadaran pasien biasanya baik dan gejala yang ditimbulkannya tidak berhubungan
dengan penyakit umum yang mendasarinya atau penyakit psikiatri lainnya. Waham tipe ini dapat
terjadi secara perlahan-lahan atau tiba-tiba. Pada sebagian pasien, penyakitnya tidak berulang
meskipun derajat keparahan waham ini berfluktuasi. Kecemasan dan kewaspadaan yang berlebihan
adalah karakteristik dari waham ini.5 Waham yang paling sering diderita adalah infeksi (misalnya
bakteri, virus, parasit), dismorfofobia (misalnya bentuk yang tidak sesuai pada hidung, payudara),
waham tentang bau badan yang berasal dari kulit, mulut atau vagina, atau waham bahwa bagian
tubuh tertentu seperti usus besar, tidak berfungsi. Dapat terjadi halusinasi taktil yang behubungan
dengan tema waham, misalnya pasien merasa ada merayap dibawah kulitnya.1

6. Tipe Campuran (Mixed Type) Pasien menunjukkan lebih dari satu tipe waham diatas dan tidak ada
satu tema waham yang menonjol.2

7. Unspecified Type Pasien menunjukkan tema waham yang tidak memenuhi salah satu waham
diatas. Sebagai contoh misidentifikasi sindroma, seperti sindroma

Capgras, yaitu keadaan yang dikarakteristikan dimana pasien percaya bahwa anggota keluarganya
telah di gantikan dengan seorang penipu ulung.2,5

2.6. PedomanDiagnosis GangguanWahamMenetap

Untuk mendiagnosa suatu gangguan waham menetap, dapat digunakan kriteria berdasarkan PPDGJ-
III, yaitu4 :

1. Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling mencolok.
Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun suatu system waham). Harus sudah ada sedikitnya 3
bulan lamanya, dan harus bersifat khas pribadi.

2. Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap/”full blown” (F32)
mungkin terjadi secara intermiten, dengan syarat bahwa wahamwaham tersebut menetap pada
saat-saat tidak terdapa tgangguan afektif itu.

3. Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak.


4. Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja ada dan bersifat sementara

5. Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar pikiran, penumpulan afek,
dsb.)

2.7. Diagnosis Banding

Diagnosis banding yang paling mendekati gangguan waham menetap adalah skizofrenia tipe
paranoid.1 Dimana yang membedakannya dengan gangguan waham

menetap adalah kualitas waham. Skizofrenia tipe paranoid memiliki pedoman diagnostik sebagai
berikut4 :

1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. 2. Sebagai tambahan : a) Halusinasi dan/atau


waham harus menonjol :  Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung
(humming) atau bunyi tawa (laughing).  Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat
seksual atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada, tetapi jarang menonjol. 
Waham dapat berupa hampir semua jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control),
dipengaruhi (delusion of influence) atau “passivity” (delusion of passivity) dan keyakinan dikejar-
kejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas. b) Gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.

2.8. Penatalaksanaan

Terdapat beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita gangguan waham
menetap, yaitu :

1. Perawatan di Rumah Sakit Pada umumnya pasien dengan gangguan waham menetap dapat
diobati atas dasar rawat jalan. Tetapi klinis harus mempertimbangkan beberapa hal. Pertama,
diperlukan pemeriksaan medis dan neurologis pada diri pasien untuk menentukan apakah terdapat
kondisi medis nonpsikiatrik yang menyebabkan penyakit ini. Kedua, pasien perlu diperiksa tentang
kemampuannya mengendalikan impuls kekerasan yang mungkin berhubungan dengan waham.
Ketiga, perilaku tentang waham mungkin secara bermakna telah

mempengaruhi kemampuannya untuk berfungsi didalam keluarga atau pekerjaannya.1

2. Farmakoterapi Antipsikotik telah digunakan sejak tahun 1970 sebagai pengobatan gangguan
waham menetap. Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa Pimozide(Orap) mungkin efektif pada
gangguan waham menetap tipe somatik.1 Terapi kombinasi sering dilakukan, termasuk
mengkombinasi obat antipsikotik dengan antidepresan. Secara keseluruhan, penderita gangguan
waham menetap sangat berespon terhadap pengobatan (antipsikosit) yang diberikan, dimana 50%
dilaporkan sembuh dari gejalanya, 90% menunjukkan adanya perubahan dari klinisnya.1

3. Psikoterapi Memberikan informasi dan edukasi yang benar mengenai penyakit pasien, sehingga
diharapkan keluarga dapat menerima pasien dan mendukungnya ke arah penyembuhan.
Memberitahukan kepada keluarga untuk tidak memberikan tekanan emosional kepada pasien,
Keluarga juga diharapkan mampu mengawasi kepatuhan pasien untuk kontrol minum obat, dan
meminta keluarga untuk lebih mendengarkan dan berkomunikasi dengan pasien.3 Tanda terapi yang
berhasil mungkin adalah suatu kepuasan penyesuaian sosial.1
2.9. Prognosis

Gangguan waham menetap diperkirakan merupakan diagnosis yang cukup stabil. Kurang dari 25%
dari semua pasien gangguan waham menetap menjadi skizofrenia. Kira-kira 50% psien pulih pada
follow up jangka panjang, 20% lainnya mengalami penurunan gejalanya dan 30% lainnya tidak
mengalami perubahan pada gejalanya.1

Anda mungkin juga menyukai