Anda di halaman 1dari 6

Nama : Laurentius Rainner

NIM : 201905000079

Mata Kuliah : Hukum Pidana

Seksi : D

Tugas Hukum Pidana

Contoh kasus 1 :

Jakarta - Davidson Tantono (31) tewas ditembak perampok di SPBU Jembatan Gantung, Jl
Daan Mogot KM 12, Cengkareng, Jakarta Barat. Pelaku yang diperkirakan berjumlah 4 orang
itu membawa tas korban berisi uang Rp 300 juta. "Korban diduga sudah dibuntuti oleh pelaku
setelah mengambil uang Rp 300 juta di BCA Green Garden," ujar Kasubdit Jatanras
Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan. Menurut informasi dari
karyawan korban kepada polisi, korban mengambil uang di BCA Green Garden sebesar Rp
300 juta. Dari situ, korban kemudian mengarah ke Jalan Raya Daan Mogot, Cengkareng,
Jakarta Barat. Tanpa disadari korban, pelaku sudah mengikutinya dari belakang.

Korban merasakan bannya bocor, hingga akhirnya menepi di SPBU. Korban kemudian
membuka pintu mobilnya untuk menambal ban. Di saat itulah, kemudian datang 2 orang
pelaku dan mendekati mobil korban. Salah satu pelaku mengambil tas yang berisi uang
sekitar Rp 300 juta yang berada di dalam mobil melalui pintu sebelah kiri. Mengetahui hal
itu, korban mengejar pelaku dan sempat terjadi tarik-menarik tas antara korban dengan
pelaku. Pelaku kemudian mengeluarkan senjata api dan menembak korban di bagian pelipis
kepalanya. Dan setelah menembak, dua pelaku tersebut melarikan diri dengan menggunakan
2 unit motor yang sudah ditunggu oleh dua pelaku laimnya di pinggir jalan di samping lokasi
kejadian.
Analisis Kasus :

Dalam kasus ini pelaku terdiri lebih dari satu orang, hal ini diatur dalam pasal 65 KUHP
tentang perbarengan. Dalam pasal 65 ayat (1) KUHP dinyatakan, bahwa “Dalam hal
perbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri
sendiri-sendiri, sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang diancam dengan pidana pokok
yang sejenis, maka hanya dijatuhkan satu pidana”

Dan pasal 65 ayat (2) KUHP : “ Maksimum pidana yang dijatuhkan ialah jumlah maksimum
pidana yang diancamkan terhadap perbuatan itu, tetapi tidak boleh lebih dari maksimum
pidana yang terberat ditambah sepertiga”

Kejahatan-kejahatan yang diancam dengan hukuman-hukuman utama yang tidak sejenis


Ditentukan dalam pasal 66 ayat (1) KUHP, yaitu : “dalam hal perbarengan beberapa
perbuatan yang masing-masing harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri-
sendiri, sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang diancam dengan pidana pokok yang
tidak sejenis, maka dijatuhkan pidana atas tiap-tiap kejahatan, tetapi jumlahnya tidak boleh
melebihi maksimum pidana yang terberat ditambah sepertiga”

Ringkasan Kasus :

Kasus yang terjadi adalah terjadinya perampokan (pencurian) senilai tiga ratus juta Rupiah di
pom bensin daerah Daan Mogot, Jakarta Barat yang mengakibatkan satu orang tewas, dimana
para pelaku telah membuntuti korban sejak keluar dari bank.

Bedasarkan kasus tersebut para pelaku dikenakan pasal 365 ayat (4) KUHP tentang pencurian
yaitu : “diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakibatkan luka berat atau kematian
dilakukan oleh dua orang lebih itu lebih dengan bersekutu, disertai oleh salah satu hal yang
diterangkan dalam no. 1 dan 3.

Unsur – Unsur :

1. Perbuatan mengakibatkan luka berat atau kematian dalam kasus ini mengakibatkan
satu orang tewas yakni Davidson Tantono.
2. Dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan sekutu, dalam kasus ini pelaku
melakukannya bersama tiga orang lainnya dan telah melakukan koordinasi
sebelumnya mengenai perencanaan pencurian yang didahului dengan pembunuhan
terhadap para korban yang menjaga uang tersebut.
3. Disertai oleh salah satu hal yang diterangkan dalam no. 1 dan 3 pasal 365 Ayat (1)
KUHP, yaitu “Diancam dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun,
pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan, terhadap orang, dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah
pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri
sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang dicurinya”.

Pelaku juga dapat dikenakan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana yaitu”
Barangsiapa sengaja dan dengan terencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain,
diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama duapuluh tahun”

Unsur – unsurnya :

1. Barang siapa, dalam kasus ini keempat pelaku berinisial TP,M,DTK, dan IR.
2. Sengaja dan dengan terencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, dalam
kasus ini agar perampokan dapat terlaksana.
3. Mencoba melakukan pidana dalam kasus telah melakukan penembakan terhadap
korban dan mencuri uang dari korban.

Sehingga pasal 53 KUHP ayat (1) terpenuhi unsur-unsurnya

Tindak pidana yang dilakukan terlepas sekali dari peristiwa yang lainnya, yaitu pembunuhan
yang dibarengi dengan pencurian, sehingga peristiwa-peristiwa yang bersangkutan dilihat
terpisah yang satu dari yang lain.

Maka, kasus tersebut dapat dikelompokkan kedalam kategori Concursus realis,

– Kejahatan-kejahatan yang diancam dengan hukuman-hukuman utama yang tidak sejenis


Ditentukan dalam pasal 66 ayat (1) KUHP, yaitu : “dalam hal perbarengan beberapa
perbuatan yang masing-masing harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri-
sendiri, sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang diancam dengan pidana pokok yang
tidak sejenis, maka dijatuhkan pidana atas tiap-tiap kejahatan, tetapi jumlahnya tidak boleh
melebihi maksimum pidana yang terberat ditambah sepertiga”.

Dalam pemutusan yang digunakan adalah maksimum pidana terberat ditambah sepertiga,
yaitu pidana pokok mati ditambah sepertiga, yag dapat diatakan pidana mati. Namun yang
perlu diingat bahwa kasus tersebut memenuhi unsure percobaan (pogging) yang diatur dalam
Pasal 53 KUHP, sehingga berdasarkan Pasal 53 ayat (3) KUHP maka hukuman mati yang
diterima pelaku dijatuhkan penjara paling lama lima belas tahun. Dalam hal ini kemudian
ditarik Pasal 66 ayat (1) KUHP bahwa pidana yang terberat ditambah sepertiga dan
berdasarakan pasal 53 ayat (2) KUHP yaitu percobaan dapat dikurangi sepertiga, maka hasil
yang didapat adalah sama saja, yaitu Lima Belas Tahun Penjara.
Kasus Kedua:

Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Pol Martuani Sormin Siregar mengatakan dalam
pengungkapan kasus pembunuhan Hakim Pengadilan Negeri Medan Jamaluddin, tim
penyidik memeriksa sebanyak 50 orang. "Dalam pengungkapan ini, kami periksa 50 orang
sebagai saksi," katanya di Medan, Rabu (8/1/2020). Dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan
50 orang saksi tersebut, kata Martuani, tiga orang ditetapkan sebagai tersangka. Tiga
tersangka pembunuhan tersebut yakni Zuraida Hanum, Jeffry Pratama, dan Reza Fahlevi.
Satu dari tiga tersangka itu adalah istri korban yang juga merupakan otak pembunuhan.

Martuani mengatakan bahwa motif pembunuhan tersebut dilatarbelakangi oleh permasalahan


rumah tangga. "Istri korban kemudian menyewa tersangka JP dan RF untuk membunuh
suaminya. Korban tewas dengan cara dibekap dengan bed cover dan sarung bantal di rumah
korban," ujarnya. Setelah korban tidak bernyawa, kata Martuani, pelaku JP dan RF membawa
jenazah korban ke Dusun II Namo Rindang, Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru,
Kabupaten Deli Serdang dengan mengendarai mobil Toyota Land Cruiser Prado nomor polisi
BK 77 HD warna hitam. Di tempat itu para pelaku meninggalkan korban di dalam mobil
tersebut di sebuah jurang. Korban ditinggalkan dengan kondisi terbaring di posisi bangku
belakang.

Analisis Kasus :

Dalam kasus ini pelaku terdiri lebih dari satu orang, hal ini diatur dalam pasal 65 KUHP
tentang perbarengan. Dalam pasal 65 ayat (1) KUHP dinyatakan, bahwa “Dalam hal
perbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri
sendiri-sendiri, sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang diancam dengan pidana pokok
yang sejenis, maka hanya dijatuhkan satu pidana”

Dan pasal 65 ayat (2) KUHP : “ Maksimum pidana yang dijatuhkan ialah jumlah maksimum
pidana yang diancamkan terhadap perbuatan itu, tetapi tidak boleh lebih dari maksimum
pidana yang terberat ditambah sepertiga”

Kejahatan-kejahatan yang diancam dengan hukuman-hukuman utama yang tidak sejenis


Ditentukan dalam pasal 66 ayat (1) KUHP, yaitu : “dalam hal perbarengan beberapa
perbuatan yang masing-masing harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri-
sendiri, sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang diancam dengan pidana pokok yang
tidak sejenis, maka dijatuhkan pidana atas tiap-tiap kejahatan, tetapi jumlahnya tidak boleh
melebihi maksimum pidana yang terberat ditambah sepertiga”
Ringkasan Kasus :

Kasus yang terjadi adalah terjadinya kasus pembunuhan berencana dimana istri dari korban
melakukan perencanaan pembunuhan terhadap suaminya Jamalludin hakim Pengadikan
Negeri Medan yang dibantu oleh tiga orang. Hal ini terjadi karena terjadinya keretakan dalam
rumah tangga mereka.

Bedasarkan kasus tersebut para Pelaku dikenakan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan
berencana yaitu” Barangsiapa sengaja dan dengan terencana terlebih dahulu merampas nyawa
orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau
pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama duapuluh tahun”

Unsur – unsurnya :

1. Barang siapa, dalam kasus ini keempat pelaku bernama. Zuraida Hanum, Jeffry Pratama,
dan Reza Fahlevi

2. Sengaja dan dengan terencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, dalam kasus ini
agar pembunuhan dapat terlaksana.

3. Mencoba melakukan pidana dalam kasus ini pelaku melakukan pembunuhan dengan cara
dibekap dengan bed cover dan sarung bantal dan membuangnya dengan di jurang.

Pelaku yang menjadi otak yaitu istri dari korban dalam kasus pembunhan ini dapat dikenakan
pasal 55 KUHP yaitu:

(1) Dihukum sebagai orang yang melakukan peristiwa pidana:

1. Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau turut melakukan perbuatan itu;

2. Orang yang dengan pemberian, perjanjian, salah memakai kekuasaan atau pengaruh,
kekerasan, ancaman atau tipu daya atau dengan memberi kesempatan, daya upaya atau
keterangan, sengaja membujuk untuk melakukan sesuatu perbuatan.

Unsur – unsur :

1. Mereka yang melukukan, dalam kasus ini istri korban bernama Zuraida Hanum
2. Menyuruh dan turut serta, dalam kasus ini Zuraida Hanum memerintahkan dua pelaku
lain untuk melakukan pembunuhan dan sang istri juga turut serta dalam kasus ini.
3. Orang dengan perjanjian, dalam kasus ini istri korban melakukan perjanjian dengan
kedua pelaku agar membunuh korban.
4. Membujuk suatu perbuatan, dalam kasus ini istri korban membujuk kedua tersangka
untuk membunuh korban dengan iming – iming hadiah bila berhasil melakukan.
Sementara kedua pelaku bernama Jeffry Pratama, dan Reza Fahlevi dikenakan Pasal 56
KUHP yang berbunyi:” Dihukum sebagai orang yang membantu melakukan kejahatan”:

1. Barangsiapa dengan sengaja membantu melakukan kejahatan itu;

2. Barangsiapa dengan sengaja memberikan kesempatan, daya upaya, atau keterangan untuk
melakukan kejahatan itu.

Unsur – unsur:

1. Barang siapa, dalam kasus ini pelaku bernama Jeffry Pratama, dan Reza Fahlevi.
2. Melakukan kejahatan itu, dalam kasus ini para pelaku melakukan pembunuhan
terhadap korban

Maka, kasus tersebut dapat dikelompokkan kedalam kategori Concursus realis

– Kejahatan-kejahatan yang diancam dengan hukuman-hukuman utama yang tidak sejenis


Ditentukan dalam pasal 66 ayat (1) KUHP, yaitu : “dalam hal perbarengan beberapa
perbuatan yang masing-masing harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri-
sendiri, sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang diancam dengan pidana pokok yang
tidak sejenis, maka dijatuhkan pidana atas tiap-tiap kejahatan, tetapi jumlahnya tidak boleh
melebihi maksimum pidana yang terberat ditambah sepertiga”

Anda mungkin juga menyukai