Makalah Parasitologi
Makalah Parasitologi
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
DENPASAR 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dan tepat
pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Kami selaku penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................4
1.3 TUJUAN............................................................................................................5
1.4 METODE..........................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................6
2.1 SEJARAH..........................................................................................................6
2.2 KLASIFIKASI..................................................................................................6
2.4 MORFOLOGI..................................................................................................7
2.6 PATOLOGI.....................................................................................................10
2.7 PENCEGAHAN..............................................................................................11
2.8 EPIDEMIOLOGI...........................................................................................11
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................13
3.2 SARAN............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Parasitologi merupakan ilmu yang berisi kajian tentang organisme (jasad hidup)
yang hidup dipermukaan atau didalam tubuh organisme lain untuk sementara waktu
atau selama hidupnya, dengan cara mengambil sebagian atau seluruh fasilitas hidupnya
dari organisme lain tersebut. (Parasitologi kedokteran, 2010). Parasitisme merupakan
hubungan antara dua organisme, yang satu diantaranya mendapat keuntungan dan yang
lain dirugikan.
Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit yang berupa cacing. Stadium
dewasa cacing-cacing yang termasuk Nemethelminthes (kelas nematoda) berbentuk
bulat memanjang dan pada potongan transversal tampak rongga badan dan alat-alat.
Cacing ini memiliki alat kelamin terpisah. (Parasitologi kedokteran,1998). Dalam
parasitologi kedokteran diadakan pembagian nematoda menjadi nematoda usus yang
hidup di rongga usus dan nematoda jaringan yang hidup di jaringan beberapa alat tubuh.
(Parasitologi Kedokteran,1998).
Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur (pasir, humus)
dengan suhu optimum untuk Necator americanus 28o – 32oC, sedangkan Ancylostoma
duodenale lebih rendah 23o – 25oC. pada umumnya A.duodenale lebih kuat
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu Metode Deskriptif, dimana
penulis menggambarkan permasalahan yang dibahas pada bab pembahasan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Sub kelas : Secernantea
Ordo : Strongylida
Famili : Ancylostomatidae
Genus : Ancylostoma dan Necator
Spesies : Ancylostoma Duodenale (Afrika) dan Necator Americanus
(Amerika)
2.2 KLASIFIKASI
a. Klasifikasi Necator Americanus
Phylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Subclass : Adenophorea
Ordo : Enoplida
Super family : Rhabditoidea
Genus : Necator
Species : Necator americanus
b. Klasifikasi Ancylostoma Duodenale
Phylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Subclass : Secernemtea
Ordo : Rhabditida
Super family : Rhabditoidea
Genus : Ancylostoma
Species : Ancylostoma duodenale
Hospes definitif kedua cacing ini, adalah manusia. Cacing ini tidak mempunyai
Hospes perantara.Tempat hidupnya ada di dalam usus halus terutama Jejunum dan
Duodenum.Penyakit yang disebabkan oleh parasit ini yaitu :
a) Nekatoriasis
b) Ankilostomiasis
2.4 MORFOLOGI
1) Ancylostoma Duodenale
Cacing jantan berukuran 8 sampai 11 mm x 0,4 sampai 0,5 mm.
Ujung posterior tubuh melebar dan membentuk bursa yang ditunjang
oleh batang-batang bursa yang berotot dengan pola susunan yang
karakteristik.
Cacing betina berukuran 10 sampai 13 x 0,6 mm. Ujung posterior
tubuh berakhir lancip atau tumpul, mengeluarkan telur seban
Ancylostoma Duodenale mengeluarkan telur kira-kira 10.000 butir
2) Necator Americanus
Memiliki plat-plat pemotong sentral besar serta licin dan semi lunar
bentuknya sepanjang pinggir bebas.
Jantan ukurannya 6-8 mm dan betina ukurannya 10-12 mm (Corry
Jeb Kucik,2004)
Vulva, sedikit ke arah anterior dari pertengahan tubuh.
TidakTidak ada duri pada ujung ekor.
Necator Americanus mengeluarkan telur kira-kira 9000 butir
Telur dikeluarkan dengan tinja dan setelah menetas dalam waktu 1-1,5 hari,
keluarlah larva rabditiform. Dalam waktu kira-kira 3 hari larva rabditiform tumbuh
menjadi larva filoariform, yang dapat menembus kulit dan dapat hidup dalam 7-8
minggu di tanah. Telur cacing tambang yang besarnya kira-kira 60x40 mikron,
berbentuk bujur dan mempunyai dinding tipis. Di dalamnya terdapat beberapa sel.
Larva rabditiform panjangnya kira-kira 250 mikron, sedangkan larva filariform
panjangnya kira-kira 600 mikron.
Telur dibuahi dalam feses, pada saat di dalam tanah ia berkembang menjadi
larva, dalam waktu 24 jam di tanah yang lembab, dan suhu hangat, menetaslah
larva rhabditiform dari telur tersebut kemudian larva tersebut tumbuh dan dalam
waktu kira-kira satu minggu menjadi larva filariform. Larva masuk ke dalam
kulit hospes.
b) Necator Americanus
Cacing ini mempunyai daur hidup umum sama dengan Ancylostoma duodenale,
kecuali bahwa larva Necator yang berimigrasi meninggalkan kapiler-kapiler
paru-paru hospes, menembus jaringan paru-paru dan memasuki rongga-rongga
udara. Dari paru-paru larva berjalan menuju ke atas menuju trakea kemudian ke
mulut dan tertelan sehingga tiba di usus kecil. Penyisihan terakhir terjadi, dan
cacing muda melekatkan diri pada dinding usus, mulai menghisap darah dan
masak menjadi stadium dewasa.
2.6 PATOLOGI
a. Ancylostoma Duodenale
Penyakit yang ditimbulkan adalah penyakit anemia, dan kurang gizi. Gejala
yang ditimbulkan pusing, karena kekurangan darah serta pendarahan.
b. Necator Americanus
Larva yang menembus kulit dapat menimbulkan rasa gatal. Bila larva dalam
jumlah besar melewati paru-paru, mungkin terjadi bronchitis (radang paru-paru)
atau pneumonitis.
Ancylostomiasis pada hakekatnya menahun sering menimbulkan gejala
akut, dan biasanya tidak nampak sampai adanya anemia defisinesi besi.
Gejala lainnya merasa lemah, pucat, jantung menunjukan hipertrofi, dan
nadi yang cepat.
Anak-anak yang mengalami infeksi berat ada kemungkinan menunjukan
keterbelakangan fisik, mental dan seksual.
Hati dan ginjal mengalami kerusakan.
2.7 PENCEGAHAN
1. Ancylostoma Duodenale
Menjaga kebersihan diri
Menghindari kontak langsung dengan tanah dan tempat kotor lainnya
Selalu menggunakan sandal atau alas kaki ketika bepergian
Meminum vitamin B12 dan asam folat
2. Necator Americanus
Hendaknya pembuangan feses pada tempat/WC yang baik
Melindungi orang yang mungkin mendapat infeksi
Pemberantasan melalui perbaikan sanitasi lingkungan
Hendaknya penggunaan tinja sebagai pupuk dilarang, kecuali tinja
tersebut sudah dicampur dengan zat kimia tertentu untuk membunuh
parasitnya
Penerangan melalui sekolah-sekolah
2.8 EPIDEMIOLOGI
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam sehari N. Americanus dapat bertelur 9.000 butir dan A. Duodenale 10.000
butir. Telur yang keluar bersama tinja manusia ditanah akan menetas setelah 1-1,5 hari,
keluarlah larva rabditiform. Dalam waktu kira-kira 3 hari larva rabditiform akan tumbuh
menjadi larva fiariform, dan dapat hidup selama 7-8 minggu didalam tanah. Larva
filariform inilah bentuk infektif cacing tambang yang dapat menembus kulit manusia.
Larva filariform masuk kedalam tubuh manusia melalui pembuluh darah atau pembuluh
darah, maka larva akan sampai ke jantung kanan. Dari jantung kanan menuju ke paru –
paru, kemudian alveoli ke bronkus, ke trakea dan kelanjutan manusia tersedak maka
larva akan masuk ke esophagus lalu ke usus halus dan menjadi dewasa (siklus ini
berlangsung kurang lebih dalam waktu dua minggu).
Infeksi ini terjadi didaerah yang hangat dan lembab, dengan tingkat kebersihan
yang buruk. Infeksi cacing ini disebabkan oleh kebiasaan masyarakat desa yang BAB di
tanah dan pemakaian kotoran manusia sebagai pupuk. Selain lewat kaki, cacing
tambang juga bias masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan yang masuk ke
mulut. Pencegahan yang paling utama yaitu sanitasi lingkungan dengan menjaga pola
hidup bersih.
3.2 SARAN
Saran yang ingin diajukan pada penulisan makalah ini adalah sebaiknya kita
senantisa selalu menjaga kebersihan diri maupun lingkungan agar terhindar dari
penyakit cacingan,dan segera berobat jika timbul gejala awal, karena penyakit yang
sudah kronis akan sulit untuk disembuhkan. Serta,hindari faktor resiko terinfeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Diunggah oleh Shella Puspawinaya Data diunggah pada Apr 13, 2013.
https://id.scribd.com/doc/135683934/MAKALAH-NEMATODA-USUS
http://norva-fathimah.blogspot.com/2011/07/cacing-tambang.html?m=1
https://id.scribd.com/doc/106253568/Makalah-Nematoda