Anda di halaman 1dari 7

1. Serunai Banjar (Sumatera Barat) 7.

Puwi-Puwi (Sulawesi Selatan)

8. Basi-Basi (Sulawesi Selatan)


2. Serangko (Jambi)

3. Serdam (Lampung)

9. Saluang (Sumatera Barat)

4. Foy Doa (NTT)

10. Pupuik Batang Padi (Minangkabau)

5. Sunding Tongkeng (NTT)

SERUNAI BANJAR (Minangkabau / Sumatera Barat)


Desain dan pembuatan
Bahan untuk membuat sebuah puput serunai tradisional Minang terdiri dari
batang padi, kayu atau bambu, tanduk kerbau atau daun kelapa.
Bagian penata bunyi serunai terbuat dari kayu capo ringkik atau dari bambu talang yang
ukurannya sebesar ibu jari tangan. Capo ringkik adalah sejenis tanaman perdu yang
mempunyai lapisan kayu keras namun mempunyai bagian dalam yang lunak, sehingga
mudah untuk dilubangi membesar seperti ujung akhir alat musik trompet. Fungsi bagian
ini adalah untuk memperkeras atau memperbesar volume suara. Bagian ini biasanya terbuat
dari kayu, terutama kayu gabus, dari tanduk kerbau yang secara alamiah telah berbentuk
lancip mengembang, ataupun dari daun kelapa yang dililitkan. Panjangnya sekitar 10
sampai 12 cm, dengan garis tengah 6 cm di bagian yang mengembang.
Dalam pembuatan serunai terdapat spesifikasi yang bervarisi di tiap daerah. Bahkan ada
jenis serunai yang pengaturan nadanya dilakukan dengan cara menutup dan membuka
permukaan bagian corong.
1. SERANGKO (Jambi)
Serangko adalah sejenis alat musik tiup yang terbuat dari tanduk kerbau yang panjangnya mencapai 1 meter sampai 1,5
meter.

Pupuik Batang Padi (Minangkabau)


Cara membuatnya pun cukup simpel dan sederhana. hanya bermodalkan batang padi
yang sudah tua. di pangkal buku batang padi dipecah dengan hati-hati. Sumber bunyi
akan dihasilkan berasal dari pita suara yang dipecah tadi. Bunyi yang melengkin akan
dihasilkan apabila ditiup.

Dapat juga ditambahkan aksesoris gulungan daun pandan atau daun kelapa supaya
membentuk corong terompet. Lengkingan pupuik (puput) batang padi yang telah
ditambahkan gulungan daun pandan atau kelapa tadi akan meghasilkan bunyi atau
lengkingan yang cukup kuat.

Serdam (Lampung)
Bahan pembuatan alat musik serdam Lampung yakni dengan bambu yang
kemudian dilubangi untuk memberikan nada-nada atau tangga nada
serdam. Bambu berdiameter tak terlalu besar ini dipotong, kemudian
dihaluskan dan dibersihkan. Pelubangan pada bambu yang digunakan
untuk serdam ini mesti hati-hati dan cermat agar nantinya not serdam
Lampung atau bunyinya bisa sesuai. Bagian inilah yang tersulit dari
langkah-langkah pembuatan serdam Lampung ini.

Foy Doa (NTT)


Alat musik ini juga dibuat dari bambu dengan beberapa lubang di
bagian atasnya. Bedanya dengan seruling biasa adalah Foy Doa
dianggap seruling ganda karena terdiri dari dua seruling atau lebih
yang diikat sejajar menjadi satu.
Tahuri (Maluku Utara)

Tahuri  merupakan terompet yang terbuat dari kima  atau kerang raksasa.
Tahuri berasal dari Provinsi Maluku,  khususnya daerah pesisir. Untuk
membuat tahuri, kerang harus dicuci sampai bersih, setelah bersih,
kerang dilubangi dengan bor. Kerang yang berukuran kecil akan
menghasilkan nada tinggi, sedangkan kerang yang berukuran besar akan
menghasilkan nada rendah.

Anda mungkin juga menyukai