Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DINY ILMY A.

NIM : 151810513008

Resume Video Youtube https://www.youtube.com/watch?v=F_WWPlFnt_U

Tahap : Spruing, Investing, dan Casting

Alat dan bahan yang digunakan pada video tersebut

a) Sprue former h) Pisau model


b) Crussible former i) Liquid silica colloid
c) Spatel j) Bubuk phosphate bonded
d) Bowl k) Cairan surfaktan (wetting agent)
e) Bumbung tuang (casing ring) l) Mesin vibrator
f) Sticky wax m) Mesin vakum
g) Pisau malam n) Mesin casting

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada video tersebut

1. Pemasangan sprue former


Sprue adalah saluran yang mana akan dilalui logam cair (cobalt chrome) yang mengalir
ke cetakan (mould) yang ada pada bumbung tuang (casting ring) setelah model malamnya
dibuang. Sprue former terbuat dari wax. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pemasangan
sprue adalah :
 Pilih sprue dengan diameter yang kira-kira sama dengan bagian yang paling tebal dari
model malamnya. Jika model malamnya kecil, sprue former juga harus kecil karena
jika terlalu besar dapat menyebabkan distorsi. Di sisi lain jika sprue former terlalu
kecil, maka daerah itu akan mengeras sebelum proses casting selesai dan dapat
menyebabkan shrinkage porosity dan sock back porosity.
 Arah sprue harus memberi kesempatan pada logam untuk mengalir ke dalam mould
tanpa perubahan arah yang besar
 Sprue dipasang pada model malam dengan bagian tertebal dan membentuk sudut
tumpul untuk menghindari distorsi dan agar cetakan yang dihasilkan lengkap
 Ujung sprue yang menempel pada model malam harus berbentuk pipih agar logam
cair dapat masuk dengan tekanan besar sehingga cetakan mould dapat terisi lengkap
 Permukaan sprue harus rata serta menempel dengan kuat
 Sprue former yang terpisah pada model malam disatukan yang kemudian disebut
sprue sekunder. Sprue sekunder memiliki besar 1/3 sampai 1/4 dari diameter sprue
utama dan harus melengkung dengan baik
2. Pemasangan Crusible Former
Crusible Former adalah suatu corong tuang untuk memudahkan masuknya logam cair
pada saluran sprue yang kecil
3. Bagian dasar model refraktori kemudian ditempelkan pada alas bumbung tuang dengan
cara ditetesi dengan sticky wax pada bagian yang terbuka, lalu tabung bumbung tuang
dipasangkan dan direkatkan dengan alas tersebut
4. 50 ml liquid silica colloid dituangkan pada bowl yang kering dan bersih kemudian bubuk
phosphate bonded ditambahkan pada cairan tersebut, pencampuran dilakukan perlahan
sampai tercampur rata
5. Dilakukan pencampuran mekanis secara vakum untuk menghilangkan gelembung udara
yang dibuat selama pencampuran dan untuk mengevakuasi gas yang berpotensi berbahaya
yang dihasilkan oleh reaksi kimia dari suhu tinggi
6. Model malam disemprot atau dilapisi dengan cairan surfaktan (wetting agent) untuk
mengurangi tegangan permukaan model malam
7. Setelah pencampuran selesai, model malam siap untuk dilakukan penanaman, letakkan
bumbung tuang diatas vibrator dan tuang adonan bahan tanam, biarkan mengalir perlahan
untuk menutupi model malam dan sprue former, perhatikan bahwa getaran vibrator yang
berlebihan dapat menyebabkan model malam terlepas dari sprue former sehingga bisa
mengakibatkan tuangan yang tidak lengkap
8. Setelah penanaman selesai, biarkan sekitar 1 jam dan kemudian siap untuk dilakukan
burn out
9. Waktu dan suhu yang dibutuhkan untuk burn out adalah sesuai dengan aturan pabrik,
pastikan burn out dilakukan hingga seluruh pola lilin menguap
10. Siapkan logam lalu letakkan pada tempat pelelehan logam di mesin casting, pengecoran
dilakukan dalam unit pengecoran berfrekuensi tinggi dengan pelelehan logam secara
secara induksi (menggunakan energy listrik), titik leleh logam pada suhu 1371°C,
cetakan dari dalam mesin burn out dikeluarkan lalu diletakkan di mesin casting
(pengisian) logam untuk dimasukkan logam cair
11. Setelah proses casting selesai, cetakan dikeluarkan dari mesin casting dan didinginkan
sampai suhu kamar sekitar kurang lebih selama satu jam, agar logam tersebut benar-
benar mengeras dan membentuk kerangka secara sempurna
12. Kemudian dilakukan deflasking untuk mengeluarkan hasil tuangan, setelah itu dilakukan
evaluasi pada hasil tuangan, apakah ada cacat atau hasil tuangan yang tidak lengkap, jika
dirasa hasil tuangan memuaskan maka bisa dilanjutkan ke proses finishing dan polishing

Anda mungkin juga menyukai