Anda di halaman 1dari 3

A.

PENDAHULUAN
Pendidikan dan kesehatan adalah komponen utama mencapai tujuan
MDG’s (Millenium Development Goal) yakni diantaranya memberantas
kemiskinan dan kelaparan ekstrem serta mewujudkan pendidikan dasar untuk
semua (Joma et al, 2011). Terbentuknya sumber daya yang berkualitas, yaitu
sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif ditentukan oleh
beberapa faktor, salah satunya yang sangat essensial adalah terpenuhinya
kebutuhan pangan yang bergizi (Devi, 2012). Gizi yang baik dan buruk yang
dialami seorang anak sekolah merupakan pilihan dalam menentukan
kesehatan dan kecerdasan mereka (Limpeleh, 2012). Menurut Bakri dan
Intiyati (2018), penyelenggaraan makanan anak sekolah (school feeding)
memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan anak selama di sekolah,
membantu meningkatkan status gizi anak-anak sekolah dan meningkatkan
semangat belajar anak, sehingga dapat membatu dalam meningkatkan
kualitas SDM. Selain itu Penyelenggaraan makanan anak sekolah juga
berpengaruh pada nilai akademik. Program penyelenggaraan makanan di
sekolah populer di negara-negara berkembang, program tersebut bertujuan
untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak sekolah dan meningkatkan
kinerja anak-anak (Joma et al, 2011). Selain itu, adanya program
penyelenggaraanmakanan di sekolah diharapkan dapat meningkatkan
promosi kesehatan. Anak-anak dapat menerapkan konsumsi makanan yang
sehat dan menerapkan kebiasaan makan yang baik di dalam keluarga melalui
pemberian makanan di sekolah dan pendidikan gizi yang diberikan
(Ronitawati dkk, 2016).
Kelemahan suatu penyelenggaraan makanan institusi adalah cita rasa
sering diabaikan karena tidak memilirkan tentang untung rugi, makanan yang
kurang bervariasi sehingga menyebabkan kebosanan pada konsumen, serta
ketidaksesuaian porsi makanan dengan kebutuhan konsumen
(Rachmadhani dkk, 2018). Tujuan penyelenggaraan makanan adalah
menyediakan makanan yang berkualitas baik, bervariasi, memenuhi
kecukupan gizi, dapat diterima, dan menyenangkan konsumen dengan
memperhatikan standar higiene dan sanitasi yang tinggi termasuk macam
peralatan dan sarana yang digunakan (Rifka dkk, 2019). Asokawati (2015)
menjelaskan bahwa penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan
kepada konsumen dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal
melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan,
pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang
optimal melalui pemberian makan yang tepat.
Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses
pertumbuan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan
sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang usia yang
sangat berharga dibanding dengan usia-usia selanjutnya karena
perkembangan kecerdasannya sangat luar biasa. Usia tersebut merupakan
fase kehidupan yang unik, dan berada pada masa proses perubahan berupa
pertumbuhan, perkembangan, pematangan, dan penyempurnaan, baik pada
aspek jasmani maupun rohaninya yang berlagsung seumur hidup, bertahap
dan berkesinambungan (Khairi, 2018).
Asupan makanan harus tercukupi sesuai kebutuhan anak-anak sekolah.
Sehingga penyelenggaraan makanan di sekolah harus disesuaikan dengan
kebutuhan anak sekolah, pada proposal ini akan melakukan perencanaan
kegiatan penyelenggaraan makanan massal bagi anak usia sekolah swasta
yang dalam hal ini dalam usia playground, berdasarkan PMK RI no 28 tahun
2019 kelompok umur 4-6 tahun, memiliki kebutuhan gizi sebesar 1400 Kkal
untuk setiap harinya.
DAFTAR PUSTAKA

Asokawati, R. (2015). Gambaran Higiene Sanitasi Penyelenggaraan Makanan


dan Keberadaan Bakteri Escherichia coli pada Peralatan Makan di
Lingkungan Kantin Universitas Sumatera Utara Tahun 2015.
Bakri, B., & Intiyati, A. (2018). Sistem Penyelenggara Makanan Institusi.
Devi, N. (2012). Gizi Anak Sekolah. Jakarta: Kompas
Jomaa, L. H., McDonnell, E., & Probart, C. (2011). School feeding programs in
developing countries: impacts on children's health and educational
outcomes. Nutrition reviews, 69(2), 83-98.
Khairi, H. (2018). Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini dari 0-6
Tahun. Jurnal Warna, 2(2), 15-28.
Limpeleh, F. V. (2012). Hubungan antara Asupan Energi dengan Status Gizi
Anak Usia Sekolah di Kompleks Pasar 45 Kota Manado. Jurnal
Keperawatan, 2(1), 48-53.
Menteri Kesehatan. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan RI No 28 Tahun 2019
tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat
Indonesia
Rachmadhani, A. P., Setyowati, S., Lastmi, W., & Isti, S. (2018). Pengaruh
Pemberian Modifikasi Snack Ubi Terhadap Kandungan Energi,
Kandungan Protein dan Daya Terima Anak Sekolah di SD Teladan
Yogyakarta (Doctoral dissertation, Poltekkes
Rifqa, A. A., Joko, S., & Herawati, H. (2019). Kesesuaian Menu Makanan,
Kontribusi Tingkat Kecukupan Energi, Dan Protein Terhadap Makanan
Yang Disajikan Di Asrama I Poltekkes Kemenkes Yogyakarta (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Ronitawati, P., Setiawan, B., & Sinaga, T. (2016). Analisis konsumsi buah dan
sayur pada model sistem penyelenggaraan makanan di sekolah dasar.
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 12(1), 35-40.

Anda mungkin juga menyukai