Anggota :
1. Chika Amelia
2. Herlina Putri
3. Laili Magfiroh
4. Rosa Salsabila
5. Siska Nur
6. Siska Sri
7. Theresia Niken
8. Wahyuni
9. Yuli
Penatalaksanaan :
a. Pemberian parasetamol 500 mg sebanyak 3-4 kali sehari.
b. Antibiotik sesuai dengan mikroorganisme yang ditemukan.
c. Minum yang banyak.
d. Katerisasi bila perlu.
e. Makan makanan yang bergizi.
f. Jaga kebersihan daerah genitalia.
3. Peritonitis
Peritonitis (radang selaput rongga perut) adalah peradangan yang biasanya
disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum).
Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut
dan dinding perut sebelah dalam. Peritonitis adalah peradangan
peritoneum, selaput tipis yang melapisi dinding abdomen dan meliputi
organ-organ dalam. Peradangan disebabkan oleh bakteri atau infeksi jamur
membran ini.
Peritonitis primer disebabkan oleh penyebaran infeksi dari darah dan
kelenjar getah bening ke peritoneum. Jenis jarang peritonitis - kurang dari
1% dari semua kasus peritonitis primer.
Jenis yang lebih umum dari peritonitis, yang disebut peritonitis sekunder,
disebabkan infeksi ketika datang ke peritoneum dari gastrointestinal atau
saluran bilier. Kedua kasus peritonitis sangat serius dan dapat mengancam
kehidupan jika tidak dirawat dengan cepat.
Peritonitis biasanya disebabkan oleh :
1. Penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi.
Yang sering menyebabkan peritonitis adalah perforasi lambung, usus,
kandung empedu atau usus buntu. Sebenarnya peritoneum sangat kebal
terhadap infeksi. Jika pemaparan tidak berlangsung terus menerus,
tidak akan terjadi peritonitis, dan peritoneum cenderung mengalami
penyembuhan bila diobati.
2. Penyakit radang panggul pada wanita yang masih aktif melakukan
kegiatan seksual
3. Infeksi dari rahim dan saluran telur, yang mungkin disebabkan oleh
beberapa jenis kuman (termasuk yang menyebabkan gonore dan
infeksi chlamidia)
4. Kelainan hati atau gagal jantung, dimana cairan bisa berkumpul di
perut (asites) dan mengalami infeksi
5. Peritonitis dapat terjadi setelah suatu pembedahan.
Cedera pada kandung empedu, ureter, kandung kemih atau usus
selama pembedahan dapat memindahkan bakteri ke dalam perut.
Kebocoran juga dapat terjadi selama pembedahan untuk
menyambungkan bagian usus.
6. Dialisa peritoneal (pengobatan gagal ginjal) sering mengakibatkan
peritonitis.
Penyebabnya biasanya adalah infeksi pada pipa saluran yang
ditempatkan di dalam perut.
7. Iritasi tanpa infeksi.
Misalnya peradangan pankreas (pankreatitis akut) atau bubuk bedak
pada sarung tangan dokter bedah juga dapat menyebabkan peritonitis
tanpa infeksi.
Tanda-tanda dan gejala peritonitis meliputi:
1. Pembengkakan dan nyeri di perut
2. Demam dan menggigil
3. Kehilangan nafsu makan
4. Haus
5. Mual dan muntah
6. Urin terbatas
Gejala
Gejala peritonitis tergantung pada jenis dan penyebaran infeksinya.
Biasanya penderita muntah, demam tinggi dan merasakan nyeri tumpul di
perutnya. Bisa terbentuk satu atau beberapa abses.
Infeksi dapat meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita jaringan
(perlengketan, adhesi) yang akhirnya bisa menyumbat usus. Bila
peritonitis tidak diobati dengan seksama, komplikasi bisa berkembang
dengan cepat. Gerakan peristaltik usus akan menghilang dan cairan
tertahan di usus halus dan usus besar. Cairan juga akan merembes dari
peredaran darah ke dalam rongga peritoneum. Terjadi dehidrasi berat dan
darah kehilangan elektrolit. Selanjutnya bisa terjadi komplikasi utama,
seperti kegagalan paru-paru, ginjal atau hati dan bekuan darah yang
menyebar.
Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas Dengan Peritonitis
Sebagai seorang bidan harus dapat mendeteksi dini komplikasi yang di
alami oleh pasien dengan cara mengetahui tanda dan gejala pada
peritonitis, sehingga seorang bidan dapat menentukan tindakan yang akan
dilakukannya secara tepat. Adapun asuhan yang diberikan oleh bidan,
diantaranya ;
a. Komunikasi kepada pasien dan keluarga mengenai keadaan ibu
b. Merencanakan upaya rujukan ke RS dengan alasan: Ibu
memerlukan penanganan & pemantauan khusus dari tim ahli
c. Memberikan dukungan psikologis
d. Sebelum melakukan rujukan, berikan antibiotika sehingga bebas
panas selama 24 jam: Ampisilin 2g IV, kemudian 1g setiap 6 jam,
ditambah gantamisin 5 mg/kg berat badan IV dosis tunggal/hari
dan metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam dan antibiotik harus
diberikan dalam dosis yang tinggi untuk menghilangkan gembung
perut di beri Abot Miller tube.
e. Bila peritonitis meluas maka cairan oral dihindari dan diberikan
cairan vena yang berupa infuse NaCl atau Ringer Laktat untuk
mengganti elektrolit dan kehilangan protein (selama dilakukan
rujukan)
Selain itu, bidan melakukan pendidikan kesehatan mengenai hal yang
berhubungan dengan masalah tersebut