Pertemuan ke-5
Nama : Wahyuni
Nim : P17324419046
Jalum : 2B
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu
sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7
dan tanpa cacat bawaan ( Rukiyah dkk, 2010; h.2).
b. APGAR Score
Penilaian keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah bayi lahir dengan
penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk menilai apakah bayi menderita
asfiksia atau tidak. Bila nilai APGAR dalam 2 menit tidak mencapai 7, maka
harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut karena kalau bayi menderita asfiksia
lebih dari 5 menit kemungkinan terjadi gejala- gejala neurologic lanjutan dikemudian
hari akan lebih besar, maka penilaian APGAR selain dilakukan pada menit pertama
juga dilakukan pada menit ke-5 setelah bayi lahir.
NA
Appearance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
a. Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan napas tidak tersumbat.
b. Berikan oksigen 0,5 liter/ menit.
c. Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang men- support
kondisi bayi.
d. Tetap menjaga kehangatan bayi.
3. Bayi berat lahir rendah ( BBLR) < 2500 gram.
Ada dua macam BBLR, yang pertama bayi lahir kecil akibat kurang bulan.
Dan yang kedua adalah bayi lahir kecil dengan BB yang seharusnya untuk
masa gestasi (dismatur)
a. Bayi lahir kecil akibat kurang bulan (premature) masa gestasi < 37
minggu
d. Bayi lahir kecil dengan berat badan yang seharusnya untuk masa
gestasi (dismatur). Kondisi ini dapat terjadi preterm, aterm, maupun
postmatur. Bayi lahir dengan berat sangat kecil (BB< 1.500 gram atau usia <
32 minggu) sering masalah berat seperti :
1) Sukar bernapas;
2) Sukar minum( menghisap);
3) Ikterus berat;
4) Infeksi berat;
5) Rentan hipotermi;
6) Segera rujuk jika bayi mengalami kondisi-kondisi tersebut
e. Letargi
Tonus otot rendah dan tidak ada gerakan sehingga sangat mungkin bayi
sedang sakit berat. Jika ditemukan kondisi demikian, maka segera rujuk.
Bayi mengalami hipotermi barat jika suhu aksila < 35 ˚C. untuk mengatasi
kondisi tersebut, lakukan hal berikut :
1) Gunakan alat yang ada incubator, radian heater, kamar hangat, atau
tempat tidur hangat.
2) Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki Neonatal Intensif Care
Unit ( NICU )
3) Jika bayi sianosis, sukar bernapas, atau ada tarikan dinding dada dan
merintih, segera berikan oksigen.
g. Kejang
h. Diare
Bayi dikatakan mengalami diare jika terjadi pengeluaran feses yang tidak
normal, baik dalam jumlah maupun bentuk (frekuensi lebih dari normal dan
bentuknya cair). Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang
air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali
buang air besar.
i. Obstipasi
Obsipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau
adanya obstruksi pada saluran cerna, atau bisa didefinisikan sebagai tidak
adanya pengeluaran feses selama 3 hari atau lebih. Lebih dari 90 % bayi
baru lahir akan mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama, sedangkan
sisanya akan mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika
hal ini tidak terjadi maka harus dipikirkan adanya obstipasi.
Namun, harus di ingat bahwa ketidakteraturan defekasi bukanlah suatu
obstipasi pada bayi yang menyusu, karena pada bayi bayi yang mengkonsumsi
ASI umumnya sering tidak mengalami defekasi selama 5-7 hari dan
kondisi tersebut tidak menunjukkan adanya gangguan karena nantinya bayi
akan mengeluarkan feses dalam jumlah yang banyak sewaktu defekasi.
Seiring dengan bertambahnya usia dan variasi dalam dietnya, lambat laun
defekasi akan menjadi lebih jarang dan feses yang dikeluarkan menjadi lebih
keras.
j. Infeksi
Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonates yang terjadi pada masa
antenatal, intranatal, dan postnatal.
Contoh Kasus
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas / Biodata
Nama Bayi : By.Ny.D Nama Ibu : Ny.D
Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 29 thn
Tgl.Lahir : 10-06-2016 Agama : Islam
Anak Ke : 3 (TIGA) Pekerjaan : IRT
Alamat : Rawalumbu Alamat : Rawalumbu
B. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kehamilan Sekarang
Trimester I : ANC I kali di puskesmas dengan
keluhan mual muntah Trimester II: ANC II kali di puskesmas
Trimester III : ANC III kali di puskesmas
b. Riwayat Persalinan Sekarang
Lama Persalinan : 19 Jam 30 Menit
Kala II :
25 Menit Kala I : 17 Jam
Kala IV :
2 Jam
Kala III : 5 Menit
Keadaan Air Ketuban : Jernih Waktu
Pecah : 23:15 WIB Jenis
Persalinan : Spontan Lilitan Tali
Pusat : Tidak Ada Episiotomi : Tidak Dilakukan
II. DATA OBJEKTIF
Kajian Fisik
Tanda Vital
Temp : 36,70c, BB : 3.000 gram, Rr : 56 x/m
Pols : 138 x/menit, PB : 48 cm, Reflek : (+) positif
Apgar Score : A : 2 P:2 G:2 A:2 R:2
Kepala
UUB : Normal UUK : Normal
Moulage : 0 Caput Succudenum : Tidak Ada
Bentuk Kepala : Normal, Bulat Keadaan Tubuh : Bersih
Mata
Bentuk Mata : Simetris, Normal Strabismus : Tidak Ada
Pupil Mata : Nomal Sklera : An Ikterik
Keadaan : Bersih Bulu Mata : Tidak Ada Kelainan
Hidung
Bentuk : Normal Lubang Hidung : Terdapat Septum
Pernafasan Cuping Hidung : Tidak Ada Keadaan : Baik
Mulut
Bentuk : Normal Palatum : Ada Gusi : Normal
Reflek Hisap : (+) Positif Bibir : Normal
Telinga
Posisi : Sejajar Keadaan : Normal
Leher
Pembesaran Vena/Kelenjar : Tidak Ada Pergerakan Leher : Baik
Dada
Posisi : Simetris
Mamae : Simetris, Ada, Normal Suara Nafas : Normal
Perut
Bentuk : Normal, Tidak Ada Perdarahan Tali Pusat
Punggung-bokong
Bentuk : Normal
23
Ekstremitas
Jari Tangan : Lengkap Jari Kaki : Lengkap
Posisi dan Bentuk : Normal Pergerakan : Aktif
Genetalia
Jenis Kelamin : Perempuan
BAK Pertama : 30 Menit Pertama
BAB Pertama : 60 Menit Pertama
Reflek
Menghisap (Sucking) : (+) Positif
Menggenggam (graping) : (+) Positif
Reflek kaki (Staping) : (+) Positif
Reflek Moro : (+) Positif
Ukuran Antropometri
Berat Badan : 3.000 gram, Tinggi Badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 31 cm, Lingkar Dada : 32 cm
LILA : 9 cm
2. Penggunaan ASI :
1) Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapat colostrom/ASI
2) Produksi ASI akan semakin banyak jika diberikan sesering mungkin.
3. Pencegahan infeksi
1) Mencegah terjadinya infeksi silang
4. Pendidikan kesehatan
1) Dapat dimanfaatkan untuk pendidikan kesehatan pada ibu.
24
5. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi.
1. Bayi
Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu. Bagi yang memerlukan
tersedia rak bayi
2. Ibu
4. Sarana
1) Lemari pakaian
2) Tempat mandi bayi dan perlengkapannya
3) Tempat cuci tangan ibu
4) Setiap kamar mempunyai kamar mandi ibu sendiri
5) Ada sarana penghubung petunjuk/ sarana perawatan payudara, bayi dan nifas, pemberian
makanan bayi dengan bahasa yang sederhana
6) Perlengkapan perawatan bayi
5. Petugas
2. Pemberian ASI
a. Asi Eksklusif dan Cara Menyusui yang Benar adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang berguna
sebagai makanan bayinya. Sedangkan ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan
ASI saja sampai umur 6 bulan tanpa makanan minuman lain selain obat (jika sakit).
26
ASI eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus diberi
ASI eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan pertama), penambahan
makanan pendamping yang sesuai diberikan pada paruh kedua tahun pertama (usia 6 bulan ke
atas).
Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia berlandaskan keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004. Ini juga mengacu pada
resolusi World Health Assembly (WHA. 2001). Disitu dikatakan, untuk mencapai
pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6
bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping
ASI yang cukup dan aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun.
ASI merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta terbaik dan alamiah,
mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
optimal. Permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif adalah masih rendahnya pemahaman
ibu, keluarga dan masyarakat tentang ASI. Kebiasaan memberi makanan atau minuman secara
dini pada sebagian masyarakat juga memberi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI
eksklusif.
Di Indonesia, pemberian ASI masih belum optimal, hanya 4% bayi baru lahir yang disusui pada
jam pertama kelahiran (26% pada hari yang sama), hanya 39,5% yang menyusui secara
eksklusif 0-6 bulan. Rekomendasi WHO menyusui eksklusif pada 6 bulan pertama belum
optimal dilaksanakan.
Perawatan bayi
Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi :
1. Pemberian nutrisi
Berikan ASI sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh)
Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam
Pastikan bayi mendapat cukup colostrum seiama 24 jam. Colostrum memberikan zat perlindungan
terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium.
3. Mencegah infeksi
Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk BAK/BAB.
Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali pusat. Jika tali
pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika timbul perdarahan,
pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.
Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari
Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih, hangat, dan sabun setiap hari.
4. Tanda-tanda bahaya
Jika muncul tanda-tanda bahaya, ajarkan ibu untuk:
a) Memberikan penolongan pertama sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh perawatan medis
lanjutan.
b) Membawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk perawatan tindakan segera.
5 . Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang berasal dari bahasa latin, immunitas yang berarti
pembebasan atau kekebalan. Imunisasi adalah salah satu upaya tindakan medis yang paling efektif
dan efisien. Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah
agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu.
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah
penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I).
Manfaat Imunisasi
1. Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk Keluarga Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa
kanak-kanak yang nyaman.
32
3. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, mrnciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan
pembangunan negara. (Proverawati, 2010)
4. Kunjungan neonatus yang dilakukan bidan dalam memantau keadaan bayi setelah pulang
a. Jadwal Kunjungan Bidan Kerumah bayi
Kunjungan neonatal dilakukan untuk memantau kesehatan bayi sehingga bila terjadi masalah
dapat segera diidentifikasi seperti bayi mengalami kesulitan untuk menyusui, tidak BAB dalam 48
jam, likterus yang timbul pada hari pertama, kemudian tali pusat merah atau bengkak/ keluar
cairan dari tali pusat, bayi demam lebih 37,5 C sehingga keadaan ini harus segera dilakukan
rujukan.
Sehingga bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat di anjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas
kesehatan selama 24 jam pertama. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatal
sekaligus memastikan bahwa bayi dalam keadaan sehat pada saat bayi pulang atau bidan
meninggalkan bayi jlka persalinan di rumah.
a. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksl bakteri, ikterus, diare, berat badan
rendah.
b. Perawatan tali pusat.
c. Imunisasi Hep B 0 bila belum diberikan pada saat lahir
d. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberlkan ASI eksklusif, pencegahan hipotermi
dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dangan menggunakan Buku KIA
e. Penanganan dan rujukan kasus
33
a. Untuk bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan dapat dilaksanakan sebelum bayi
pulang dari fasilitas kesehatan ( ≥24 jam)
b. Untuk bayi yang lahir di rumah, bila bidan meninggalkan bayi sebelum 24 jam, maka
pelayanan dilaksanakan pada 6 - 24 jam setelah lahir.
Managemen segera setelah lahir yaitu membersihkan lendir dan benda-benda lain dari mulut,
hidung dan tenggorokan bayi dengan alat penghisap, bayi akan segera bernafas sendirl.
Tali pusat dijepit pada dua tempat dan dipotong diantaranya. Bayi kemudian dikeringkan dan
dibaringkan diatas selimut hangat yang steril atau di atas perut ibunya.
Kondisi bayi secara keseluruhan di nilai pada menit partarna dan 5 menit setelah kelahiran
dengan menggunakan Apgar . Skor Apgar adalah penilaian bayi baru lahir yang didasarkan pada:
34
Pernafasan
Respon bayi
Ketegangan otot (lemah atau aktif).
Menjaga kehangatan bayi baru lahir adalah suatu hal yang sangat panting. Sesegera mungkin
bayi diberi baju dari bahan yang nyaman, dibedong dan kepalanya ditutup untuk mengurangi
kehilangan panas tubuh.
Diberikan tetes mata perak nitrat atau antibiotik untuk perlindungan terhadap Infeksi akibat
kontak dengan organisme berbahaya selama persalinan.
Selelah dipindahkan ke ruang perawatan, bayi ditempatkan dalam tempat tidur bayi yang kecil
dalam posisi miring dan menjaganya tetap hangat. Menidurkan bayi dalam posisi miring akan
mencegah penyumbatan saluran pernafasan oleh cairan atau lendir yang bisa menghalangi
pernafasan.
Karena semua bayi baru lahir memiliki Seclikit jumlah vitamin K. berikan suntikan vitamin K
untuk mencegah perdarahan (penyakit perdarahan pada bayi baru lahir).
Sekitar 6 jam atau lebih setelah lahir, bayi dimandikan bersihkan bahan putih berminyak
(verniks kaseosa) yang menutupi hampir seluruh kulit bayi baru lahir, karena bahan ini membantu
melindungi terhadap, Infeksi.
PEMERIKSAAN FISIK
Lakukan perneriksain fisik secara menyeluruh dalam 12 jam pertama setelah bayi lahir.
Pemeriksaan dimulai dengan serangkaian pengukuran seperti:
Menimbang berat badan, rata-rata bayi baru lahir beratnya adalah 3.5 kg
Mengukur panjang badan, rata-rata panjang bayi baru lahir adalah 50 cm
Mengukur lingkar kepala.
Selanjutnya menilai kulit, kepala dan wajah, jantung dan paru-paru, sistem saraf, perut dan
alat kelamin bayi. Kulit biasanya kemerahan, walaupun jari-jari tangan dan jari-jari
kaki nampak agak kebiruan karena sirkulasi darah yang kurang baik dalam jam-jam pertama
kehidupan bayi baru lahir.
35
Periksa adanya kelainan pada saraf-saraf dan menguji refleks bayi.
Refleks penting pada bayi baru lahir adalah refleks Moro, refleks mencucur dan refleks
menghisap: Refleks Moro : bila bayi baru lahir dikejutkan, tangan dan kakinya akan terentang
ke depan tubuhnya seperti mencari pegangan, dengan jari-jari terbuka.
Refleks Mencucur : bila salah satu sudut mulut bayi disentuh, bayi akan memalingkan
kepalanya ke sisi tersebut.
Refleks ini membantu bayi baru lahir untuk menemukan putting.
Refleks Manghisap : bila suatu benda diletakkan dalam mulut bayi, maka bayi akan segara
menghisapnya.
Pemeriksaan alat kelamin pada anak laki-laki salah satunya untuk memastikan bahwa kedua
buah pelirnya lengkap dalam kantong buah zakar. Meskipun jarang dan tidak menimbulkan rasa
nyeri pada bayi baru lahir, buah pelir bisa terpelintir (torsio testis), yang perlu diatasi dengan
tindakan pembedehan darurat pada bayi perempuan, bibir vaginanya mononjol.
PEMBERIAN MAKANAN
Bayi normal memiliki refleks mencucur dan refieks menghisap yang aktif, dan dapat segera
mulai makan setelah lahir. Jika bayi tidak disusui oleh ibunya di ruang persalinan, pemberian
makan biasannya dimulai dalam 4 jam setelah kelahiran.
Meludah dan memuntahkan lendir adalah hal yang biasa terjadi pada hari pertama. Bayi baru
lahir akan berkernih sabanyak 6-8 kali sehari. Mereka juga buang air besar setiap hari. menangis
keras, keadaan kulitnya bagus dan mempunyai refleks menghisap yang kuat. Semua ciri-ciri ini
menandakan bahwa bayi mendapat cukup ASI atau susu formula. Penambahan berat badan akan
memperkuat hal tersebut.
Sumber Referensi
36
Prawihardjo Sarwono.2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Ed.1.Cet 11. Tridasar Printer. Jakarta
37