Anda di halaman 1dari 22

Tugas Tutorial Askeb Neonatus

Pertemuan ke-5

Nama : Wahyuni

Nim : P17324419046

Jalum : 2B

1. Menentukan bayi normal atau tidak melalui pengkajian data subjektif


dan objektif

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu
sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7
dan tanpa cacat bawaan ( Rukiyah dkk, 2010; h.2).

a. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal


1) Lahir aterm antara 37-42 minggu
2) Berat badan 2500 – 4000 gram
3) Panjang badan 48 – 52 Cm
4) Lingkar dada 30 – 38 cm
5) Lingkar Kepala 33 – 35 cm
6) Lingkar lengan 11-12 cm
7) Frekuensi jantung 120 – 160 x / menit
8) Pernafasan + 40 – 60 x /menit
9) Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
10) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
11) Kuku agak panjang dan lemas
12) Nilai APGAR >7
13) Gerak aktif
14) Bayi lahir langsung menangis
15) Reflek rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada
pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
16) Refleks sucking (hisap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
17) Refleks morro atau gerakan memeluk bila dikagetkan sudah baik
18) Refleks grasping atau mengenggam sudah baik
19) Genetalia
Perempuan : Labia mayora sudah menutupi labia minora Laki – laki :
Testis sudah turun, skrotum sudah ada
20) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam
pertama berwarna hitam kecoklatan.
(Nanny, vivian.2010 : 2)

b. APGAR Score

Penilaian keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah bayi lahir dengan
penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk menilai apakah bayi menderita
asfiksia atau tidak. Bila nilai APGAR dalam 2 menit tidak mencapai 7, maka
harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut karena kalau bayi menderita asfiksia
lebih dari 5 menit kemungkinan terjadi gejala- gejala neurologic lanjutan dikemudian
hari akan lebih besar, maka penilaian APGAR selain dilakukan pada menit pertama
juga dilakukan pada menit ke-5 setelah bayi lahir.

Tabel perhitungan nilai APGAR


Penilaian Nilai = 0 Nilai = 1 Nilai = 2 Jumlah

NA
Appearance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh

(warna kulit) ekstremitas kemerah-


biru merahan
Pulse rate Tidak ada < 100 > 100
(Frekuensi
Nadi)
Grimace Tidak ada Sedikit Batuk/bersin

(reaksi gerakan mimic


rangsangan) (grimace)
Activity Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif

(tonus otot) dalam sedikit


fleksi
Respiration Tidak ada Lemah/tidak Baik/menangis
(pernapasan) teratur

(Tando, Naomy Marie. 2015 : 145-146)

c. Bayi baru lahir bermasalah

Masalah yang perlu tindakan segera dalam 1 jam

1. Tidak bernapas/ sulit bernapas


Penanganan umum yang bisa diberikan adalah :
a. Keringkan bayi atau ganti kain yang basah dan bungkus dengan
pakaian hangat dan kering.
b. Segera klem dan potong tali pusat.
c. Letakkan bayi pada tempat yang keras dan hangat.
d. Lakukan pedoman pencegahan infeksi dalam setiap melakukan
tindakan.
e. Lakukan resusitasi bila terdeteksi adanya kegagalan napas setelah bayi
lahir.
f. Jika resusitasi tidak berhasil, maka berikan ventilasi.

2. Sianosis / kebiruan dan sukar bernapas

Jika bayi mengalami sianosis (kebiruan ), sukar bernapas (frekuensi < 30


atau > 60 x/ menit), ada tarikan dinding dada ke dalam, atau merintih,
maka lakukan hal berikut :

a. Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan napas tidak tersumbat.
b. Berikan oksigen 0,5 liter/ menit.
c. Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang men- support
kondisi bayi.
d. Tetap menjaga kehangatan bayi.
3. Bayi berat lahir rendah ( BBLR) < 2500 gram.

Ada dua macam BBLR, yang pertama bayi lahir kecil akibat kurang bulan.
Dan yang kedua adalah bayi lahir kecil dengan BB yang seharusnya untuk
masa gestasi (dismatur)

a. Bayi lahir kecil akibat kurang bulan (premature) masa gestasi < 37
minggu

b. Factor penyebabnya adalah sebagai berikut:

1) Ibu mengalami perdarahan antepartum, trauma fisik/psikologis,


dan DM, atau usia ibu masih terlalu muda (< 20 tahun) dan
multigravida dengan jarak kehamilan yang dekat.
2) Keadaan social ekonomi rendah
3) Kehamilan ganda atau hidramnion.

c. Ciri-ciri bayi premature adalah sebagai berikut :

1) Berat kurang < 2500 gram


2) Lingkar dada < 30 cm
3) Panjang badan < 45 cm
4) 4) Lingkar kepala < 33 cm
5) Kepala lebih besar dari badannya
6) Kulitnya tipis transparan dan banyak lanugo
7) Lemak subkutan minimal

d. Bayi lahir kecil dengan berat badan yang seharusnya untuk masa
gestasi (dismatur). Kondisi ini dapat terjadi preterm, aterm, maupun
postmatur. Bayi lahir dengan berat sangat kecil (BB< 1.500 gram atau usia <
32 minggu) sering masalah berat seperti :

1) Sukar bernapas;
2) Sukar minum( menghisap);
3) Ikterus berat;
4) Infeksi berat;
5) Rentan hipotermi;
6) Segera rujuk jika bayi mengalami kondisi-kondisi tersebut

e. Letargi

Tonus otot rendah dan tidak ada gerakan sehingga sangat mungkin bayi
sedang sakit berat. Jika ditemukan kondisi demikian, maka segera rujuk.

f. Hipotermi ( suhu < 36 ˚C )

Bayi mengalami hipotermi barat jika suhu aksila < 35 ˚C. untuk mengatasi
kondisi tersebut, lakukan hal berikut :

1) Gunakan alat yang ada incubator, radian heater, kamar hangat, atau
tempat tidur hangat.
2) Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki Neonatal Intensif Care
Unit ( NICU )
3) Jika bayi sianosis, sukar bernapas, atau ada tarikan dinding dada dan
merintih, segera berikan oksigen.

g. Kejang

h. Diare

Bayi dikatakan mengalami diare jika terjadi pengeluaran feses yang tidak
normal, baik dalam jumlah maupun bentuk (frekuensi lebih dari normal dan
bentuknya cair). Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang
air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali
buang air besar.

i. Obstipasi

Obsipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau
adanya obstruksi pada saluran cerna, atau bisa didefinisikan sebagai tidak
adanya pengeluaran feses selama 3 hari atau lebih. Lebih dari 90 % bayi
baru lahir akan mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama, sedangkan
sisanya akan mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika
hal ini tidak terjadi maka harus dipikirkan adanya obstipasi.
Namun, harus di ingat bahwa ketidakteraturan defekasi bukanlah suatu
obstipasi pada bayi yang menyusu, karena pada bayi bayi yang mengkonsumsi
ASI umumnya sering tidak mengalami defekasi selama 5-7 hari dan
kondisi tersebut tidak menunjukkan adanya gangguan karena nantinya bayi
akan mengeluarkan feses dalam jumlah yang banyak sewaktu defekasi.

Seiring dengan bertambahnya usia dan variasi dalam dietnya, lambat laun
defekasi akan menjadi lebih jarang dan feses yang dikeluarkan menjadi lebih
keras.

j. Infeksi

Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonates yang terjadi pada masa
antenatal, intranatal, dan postnatal.

k. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/


SIDS).

Sudden Infant Death Syndrome/ SIDS terjadi pada bayi sehat


secaramendadak, ketika sedang ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal
beberapa jam kemudian. Angka kejadian SIDS sekitar 4 dari 1.000
kelahiran hidup. Insiden puncak dari SIDS terjadi pada bayi usia 2 minggu
dan 1 tahun. ( Nanny, Vivian. 2013 : 6-8)

Contoh Kasus

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


DENGAN KASUS : Bayi Baru Lahir Normal
DI : Puskesmas Bojong Rawalumbu
Tanggal : 11 Bulan 06 Tahun 2016
Waktu : 12.30 WIB

I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas / Biodata
Nama Bayi : By.Ny.D Nama Ibu : Ny.D
Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 29 thn
Tgl.Lahir : 10-06-2016 Agama : Islam
Anak Ke : 3 (TIGA) Pekerjaan : IRT
Alamat : Rawalumbu Alamat : Rawalumbu
B. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kehamilan Sekarang
Trimester I : ANC I kali di puskesmas dengan
keluhan mual muntah Trimester II: ANC II kali di puskesmas
Trimester III : ANC III kali di puskesmas
b. Riwayat Persalinan Sekarang
Lama Persalinan : 19 Jam 30 Menit
Kala II :
25 Menit Kala I : 17 Jam
Kala IV :
2 Jam
Kala III : 5 Menit
Keadaan Air Ketuban : Jernih Waktu
Pecah : 23:15 WIB Jenis
Persalinan : Spontan Lilitan Tali
Pusat : Tidak Ada Episiotomi : Tidak Dilakukan
II. DATA OBJEKTIF
Kajian Fisik
Tanda Vital
 Temp : 36,70c, BB : 3.000 gram, Rr : 56 x/m
 Pols : 138 x/menit, PB : 48 cm, Reflek : (+) positif
Apgar Score : A : 2 P:2 G:2 A:2 R:2
 Kepala
UUB : Normal UUK : Normal
Moulage : 0 Caput Succudenum : Tidak Ada
Bentuk Kepala : Normal, Bulat Keadaan Tubuh : Bersih
 Mata
Bentuk Mata : Simetris, Normal Strabismus : Tidak Ada
Pupil Mata : Nomal Sklera : An Ikterik
Keadaan : Bersih Bulu Mata : Tidak Ada Kelainan
 Hidung
Bentuk : Normal Lubang Hidung : Terdapat Septum
Pernafasan Cuping Hidung : Tidak Ada Keadaan : Baik
 Mulut
Bentuk : Normal Palatum : Ada Gusi : Normal
Reflek Hisap : (+) Positif Bibir : Normal
 Telinga
Posisi : Sejajar Keadaan : Normal
 Leher
Pembesaran Vena/Kelenjar : Tidak Ada Pergerakan Leher : Baik
 Dada
Posisi : Simetris
Mamae : Simetris, Ada, Normal Suara Nafas : Normal
 Perut
Bentuk : Normal, Tidak Ada Perdarahan Tali Pusat
 Punggung-bokong
Bentuk : Normal

23
 Ekstremitas
Jari Tangan : Lengkap Jari Kaki : Lengkap
Posisi dan Bentuk : Normal Pergerakan : Aktif
 Genetalia
Jenis Kelamin : Perempuan
BAK Pertama : 30 Menit Pertama
BAB Pertama : 60 Menit Pertama
 Reflek
Menghisap (Sucking) : (+) Positif
Menggenggam (graping) : (+) Positif
Reflek kaki (Staping) : (+) Positif
Reflek Moro : (+) Positif
 Ukuran Antropometri
Berat Badan : 3.000 gram, Tinggi Badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 31 cm, Lingkar Dada : 32 cm
LILA : 9 cm

2. Tujuan dan syarat rawat gabung


a. Tujuan rawat gabung
1. Memberikan bantuan emosional :
1) Ibu dapat memberikan kasih sayang sepenuhnya pada bayi.
2) Memberikan kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mendapatkan
pengalaman dalam merawat bayi.

2. Penggunaan ASI :
1) Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapat colostrom/ASI
2) Produksi ASI akan semakin banyak jika diberikan sesering mungkin.

3. Pencegahan infeksi
1) Mencegah terjadinya infeksi silang

4. Pendidikan kesehatan
1) Dapat dimanfaatkan untuk pendidikan kesehatan pada ibu.

24
5. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi.

Tujuan dilakukannya rawat gabung adalah:


1. Ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin dan setiap saat atau kapan saja saat
dibutuhkan.
2. Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar seperti yang dilakukan oleh
petugas.
3. Ibu mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam merawat bayinya.
4. Suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif untuk mendukung dan membantu ibu dalam
menyusui dan merawat bayinya secara baik dan benar
5. Ibu dan bayi mendapat kehangatan dan emosional. (Nanny Vivian. 2013 : 18)

b. Syarat rawat gabung

Sasaran dan syarat rawat gabung :

1. Bayi lahir spontan, baik presentasi kepala atau bokong.


2. Jika lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat dilakukan setelah bayi cukup sehat,
reflek hisap baik dan tidak ada tanda infeksi.
3. Bayi yang lahir dengan anestesi umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu dan bayi sadar
penuh (bayi tidak ngantuk)
4. Bayi tidak asfiksia 5 menit pertama (Nilai Apgar minimal 7)
5. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih
6. Berat badan 2000-2500 gram atau lebih
7. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intra partum
8. Bayi dan ibu sehat

Syarat rawat gabung ideal :

1. Bayi

Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu. Bagi yang memerlukan
tersedia rak bayi

Ukuran tempat tidur anak 40 x 60 cm

2. Ibu

Ukuran tempat tidur 90 x 200 cm, tinggi 90 cm


25
3. Ruang

Ukuran ruang 1 tempat tidur 1,5 x 3 m

Ruang dekat dengan petugas (bagi yang masih memerlukan perawatan)

4. Sarana

1) Lemari pakaian
2) Tempat mandi bayi dan perlengkapannya
3) Tempat cuci tangan ibu
4) Setiap kamar mempunyai kamar mandi ibu sendiri
5) Ada sarana penghubung petunjuk/ sarana perawatan payudara, bayi dan nifas, pemberian
makanan bayi dengan bahasa yang sederhana
6) Perlengkapan perawatan bayi

5. Petugas

1) Rasio petugas dengan pasien 1 : 6


2) Mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam rawat gabung.

3. Persiapan bayi sebelum pulang


1. Perawatan Tali Pusat
Telah banyak di lakukan uji klinis untuk membandingkan cara perawatan tali pusat agar tidak
terjadi peningkatan infeksi, yaitu dengan membiarkan luka tali pusat terbuka dan membersihkan
luka hanya dengan air bersih.
Negara-negara yang beriklim tropis perlu mewaspadai penggunaan alkohol yang dulunya populer
dan terbukti efektif untuk membersikan tali pusat, karena sesungguhya alkohol akan mudah
menguap di daerah panas dan dengan demikian efektifitasnya akan menurun.
Cara yang paling efektif adalah dengan membiarkan tali pusat tetap terbuka, mengering dan hanya
di bersihkan setiap hari dengan air bersih dan bidan perlu memberikan informasi ini pada tiap ibu
agar tidak terjadinya infeksi karena terjadinya peningkatan kelembaban pada kulit bayi.

2. Pemberian ASI
a. Asi Eksklusif dan Cara Menyusui yang Benar adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang berguna
sebagai makanan bayinya. Sedangkan ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan
ASI saja sampai umur 6 bulan tanpa makanan minuman lain selain obat (jika sakit).
26
ASI eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus diberi
ASI eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan pertama), penambahan
makanan pendamping yang sesuai diberikan pada paruh kedua tahun pertama (usia 6 bulan ke
atas).
Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia berlandaskan keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004. Ini juga mengacu pada
resolusi World Health Assembly (WHA. 2001). Disitu dikatakan, untuk mencapai
pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6
bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping
ASI yang cukup dan aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun.
ASI merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta terbaik dan alamiah,
mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
optimal. Permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif adalah masih rendahnya pemahaman
ibu, keluarga dan masyarakat tentang ASI. Kebiasaan memberi makanan atau minuman secara
dini pada sebagian masyarakat juga memberi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI
eksklusif.
Di Indonesia, pemberian ASI masih belum optimal, hanya 4% bayi baru lahir yang disusui pada
jam pertama kelahiran (26% pada hari yang sama), hanya 39,5% yang menyusui secara
eksklusif 0-6 bulan. Rekomendasi WHO menyusui eksklusif pada 6 bulan pertama belum
optimal dilaksanakan.

b. Manfaat ASI eksklusif pada 6 bulan pertama


Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama
didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan
dan perkembangannya. ASI emmberi semua energi dan zat gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi
selama 6 bulan pertama hidupnya.
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit
ynag umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan
bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.

c. Keberhasilan pemberian ASI eksklusif


– Tumbuhkan rasa percaya diri dan yakin bisa menyusui
– Usahakan mengurangi sumber rasa sakit dan kecemasan
– Kembangkan pikiran dan perasaan terhadap bayi
27
d. Dukungan bidan dalam pemberian ASI
Disinilah peran bidan untuk meyakinkan ibu yang baru emlahirkan bahwa bayi bahkan tahan tidak
menyusui hingga 2×24 jam dari lahir, bila ASI belum keluar. Jadi jangan terburu-buru membeli
susu formula bila ASI hanya keluar sedikit-sedikit.
1. Sesaat setelah bayi lahir lakukan early latch on yaitu bayi diserahkan langsung kepada ibunya
untuk disusui. Selain mengetes refleks menghisap bayi, tindakan ini juga untuk merangsang
payudara segera memproduksi ASI pertama (kolostrum) yang sangat diperlukan untuk
antibody bayi.
2. Bila ASI belum keluar, bidan melakukan massase pada payudara atau emngompres dengan air
hangat sambil terus mencoba menyusui langsung pada bayi. Biasanya ASI baru lancar pada
hari ketiga setelah melahirkan. Selama ASI belum lancar terus coba menyusui bayi
3. Beritahu keluarga klien untuk memberi dukungan kepada ibu dan relaksasi untuk
memperlancar ASI
4. Anjurkan klien untuk menjaga asupan makanan dengan menu 4 sehat 5 sempurna

e. Cara menyusui yang benar


Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks
menghisap bayi
f. Posisi
1. Posisi madona atau menggendong : bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas
bayi diletakan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk
memegang payudara jika diperlukan
2. Posisi football atau mengepit : bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan
samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan
tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan
3. Posisi berbaring miring : ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini
merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses
persalinan melalui pembedahan
g. Tahap tata laksana menyusui
Posisi badan ibu dan badan bayi
1. Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
2. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
3. Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
28
4. Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu
5. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
6. Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan
bayi
7. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
bagian dalam
h. Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
1. Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola
2. Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C yaitu payudara dipegang
dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan
seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti
gunting) dibelakang areola
3. Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap)
4. Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawa
5. Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan
belakang kepala
6. Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bay
7. Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi
8. Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara
pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum
molle)
9. Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI
akan keluar
10. Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang
atau disangga lagi
11. Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud
ntuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari
payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
12. Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi

i. Tanda tanda bayi menyusui dengan baik


1. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
2. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
3. Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara (payudara bagian bawah)
29
4. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
5. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
6. Hidung bayi mendekati kadang-kadang menyentuh payudara ibu
7. Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting saja), sehingga sebagian
besar areola tidak tampak
8. Lidah bayi menopang puting susu dan areola bagian bawah
9. Bibir bawah bayi melengkung keluar
10. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai berhenti sesaat
11. Terkadang terdengar suara bayi menelan
12. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
13. Puting susu tidak terasa sakit atau lecet

j. Menciptakan praktek menyusui yang baik


1. Posisi yang benar
2. Perlekatan harus benar
3. Tidak diberi botol atau empeng
4. Menghisap sesering mungkin meningkatkan produksi ASI
5. Perlihatkan cara menyusui yang efektif

k. Tanda-tanda posisi menyusu yang salah


1. Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada payudara
2. Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi berputar
3. Sebagian besar daerah areola masih terlihat
4. Bayi menghisap sebentar-sebentar
5. Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu
6. Kadang-kadang bayi minum berjam-jam
7. Puting susu ibu lecet dan sakit

l. Tanda-tanda ASI cukup/penatalaksanaan menyusui yang optimal


1. Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda
2. BAB bayi berwarna kekuningan “berbiji” 2x atau lebih dalam sehari
3. Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi melepaskan puting susu sendiri. Bayi
yang selalu tidur bukanlah pertanda baik
4. Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
30
5. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
6. Berat badan bayi bertambah

3. Cara menjaga kehangatan bayi


Suhu tubuh bayi baru lahir normalnya berada pada angka 36,5°C hingga 37,5°C. Suhu tersebut
lebih hangat dari suhu tubuh manusia normal. Karena itu perlu upaya yang tepat untuk menjaga
suhu tubuh bayi baru lahir, agar selama awal adaptasinya di dunianya yang baru, bayi bisa
bertahan dan tidak mengalami penurunan suhu tubuh secara drastis.

1.Jauhkan kipas angin/AC


Angin yang datang dari alat alat tersebut akan membuat bayi kedinginan, karena itu matikan
terlebih dahulu. Walaupun orang tua atau orang lain di sekitar merasa kegerahan, jangan nyalakan
kipas angin dan AC jika ada bayi yang baru lahir.

2. Tempatkan bayi diruangan yang hangat


Usahakan ruangan tempat bayi berada tetap hangat, rata rata bidan atau dokter kandungan yang
mengurusi persalinan akan langsung menempatkan bayi di inkubator setelah beberapa saat setelah
Cara menjaga suhu tubuh bayi baru lahir yang satu ini lebih disarankan, yaitu dengan menyusui
bayi dan lakukan kontak kulit antara bayi dengan ibunya. Kontak kulit tersebut akan membuat
sang bayi merasakan kehangatan sekaligus mendapatkan kebutuhannya, yaitu ASI pertama.
Itulah beberapa cara tepat untuk menjaga suhu bayi baru lahir agar tidak mengalami penurunan
suhu tubuh. Jika Anda masih kurang faham, silahkan konsultasikan dengan dokter kandungan atau
bidan yang mengurusi persalinan, apa saja yang harus dilakukan dengan bayi yang baru lahir dan
apa sajakah hal hal yang harus dihindari saat mempunyai bayi baru.

Perawatan bayi
Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi :
1. Pemberian nutrisi
Berikan ASI sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh)
Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam
Pastikan bayi mendapat cukup colostrum seiama 24 jam. Colostrum memberikan zat perlindungan
terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium.

2. Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan.


31
– Mempertahankan kehangatan tubuh bayi
– Suhu ruangan setidaknya 18-21°C
– Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu
– Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya botol berisi air panas)

3. Mencegah infeksi
Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk BAK/BAB.
Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali pusat. Jika tali
pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika timbul perdarahan,
pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.
Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari
Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih, hangat, dan sabun setiap hari.

4. Tanda-tanda bahaya
Jika muncul tanda-tanda bahaya, ajarkan ibu untuk:
a) Memberikan penolongan pertama sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh perawatan medis
lanjutan.
b) Membawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk perawatan tindakan segera.

5 . Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang berasal dari bahasa latin, immunitas yang berarti
pembebasan atau kekebalan. Imunisasi adalah salah satu upaya tindakan medis yang paling efektif
dan efisien. Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah
agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu.
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah
penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I).

Manfaat Imunisasi
1. Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk Keluarga Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa
kanak-kanak yang nyaman.
32
3. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, mrnciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan
pembangunan negara. (Proverawati, 2010)

4. Kunjungan neonatus yang dilakukan bidan dalam memantau keadaan bayi setelah pulang
a. Jadwal Kunjungan Bidan Kerumah bayi

Kunjungan neonatal dilakukan untuk memantau kesehatan bayi sehingga bila terjadi masalah
dapat segera diidentifikasi seperti bayi mengalami kesulitan untuk menyusui, tidak BAB dalam 48
jam, likterus yang timbul pada hari pertama, kemudian tali pusat merah atau bengkak/ keluar
cairan dari tali pusat, bayi demam lebih 37,5 C sehingga keadaan ini harus segera dilakukan
rujukan.

Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan


kesehatan dasar, mengetahui bila terdapat kelainan pada bayi atau bayi mengalami masalah
kesehatan. Resiko terbesar kematian. Bayu Baru Lahir terjadi pada 24 jam pertama kehidupan,
minggu pertama dan dua bulan pertama kehidupannya.

Sehingga bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat di anjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas
kesehatan selama 24 jam pertama. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatal
sekaligus memastikan bahwa bayi dalam keadaan sehat pada saat bayi pulang atau bidan
meninggalkan bayi jlka persalinan di rumah.

Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan pendekatan komprehensif, Manajemen


Terpadu Bayi Muda, yang meliputi :

a. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksl bakteri, ikterus, diare, berat badan
rendah.
b. Perawatan tali pusat.
c. Imunisasi Hep B 0 bila belum diberikan pada saat lahir
d. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberlkan ASI eksklusif, pencegahan hipotermi
dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dangan menggunakan Buku KIA
e. Penanganan dan rujukan kasus

PELAKSANAAN PELAYANANAN KESEHATAN NEONATUS : JADWAL KUNJUNGAN

1. Kunjungan Neonatal hari k – 1 (KN 1)

33
a. Untuk bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan dapat dilaksanakan sebelum bayi
pulang dari fasilitas kesehatan ( ≥24 jam)
b. Untuk bayi yang lahir di rumah, bila bidan meninggalkan bayi sebelum 24 jam, maka
pelayanan dilaksanakan pada 6 - 24 jam setelah lahir.

Hal yang dilaksanakan :

1) Jaga kehangatan tubuh bayi


2) Barikan Asi Eksklusif
3) Cegah infeksi
4) Rawat tali pusat

2. Kunjungan Neonatal hari ke 2 (KN 2)

1) Jaga kehangatan tubuh bayi


2) Barikan Asi Eksklusif
3) Cegah infeksi
4) Rawat tali pusat

3. Kunjungan Neonatal minggu ke - 3 (KN 3) Hal yang dilakukan :

a) Periksa ada / tidak tanda bahaya dan atau gejala sakit


b) Lakukan :
 Jaga kehangatan tubuh
 Beri ASI Eksklusif
 Rawat tali pusat

MANAGEMEN BAYI LAHIR

Managemen segera setelah lahir yaitu membersihkan lendir dan benda-benda lain dari mulut,
hidung dan tenggorokan bayi dengan alat penghisap, bayi akan segera bernafas sendirl.

Tali pusat dijepit pada dua tempat dan dipotong diantaranya. Bayi kemudian dikeringkan dan
dibaringkan diatas selimut hangat yang steril atau di atas perut ibunya.

Kondisi bayi secara keseluruhan di nilai pada menit partarna dan 5 menit setelah kelahiran
dengan menggunakan Apgar . Skor Apgar adalah penilaian bayi baru lahir yang didasarkan pada:

 Warna kulit bayi (merah muda atau biru)


 Denyut jantung

34
 Pernafasan
 Respon bayi
 Ketegangan otot (lemah atau aktif).

Menjaga kehangatan bayi baru lahir adalah suatu hal yang sangat panting. Sesegera mungkin
bayi diberi baju dari bahan yang nyaman, dibedong dan kepalanya ditutup untuk mengurangi
kehilangan panas tubuh.

Diberikan tetes mata perak nitrat atau antibiotik untuk perlindungan terhadap Infeksi akibat
kontak dengan organisme berbahaya selama persalinan.

Selelah dipindahkan ke ruang perawatan, bayi ditempatkan dalam tempat tidur bayi yang kecil
dalam posisi miring dan menjaganya tetap hangat. Menidurkan bayi dalam posisi miring akan
mencegah penyumbatan saluran pernafasan oleh cairan atau lendir yang bisa menghalangi
pernafasan.

Karena semua bayi baru lahir memiliki Seclikit jumlah vitamin K. berikan suntikan vitamin K
untuk mencegah perdarahan (penyakit perdarahan pada bayi baru lahir).

Sekitar 6 jam atau lebih setelah lahir, bayi dimandikan bersihkan bahan putih berminyak
(verniks kaseosa) yang menutupi hampir seluruh kulit bayi baru lahir, karena bahan ini membantu
melindungi terhadap, Infeksi.

PEMERIKSAAN FISIK

Lakukan perneriksain fisik secara menyeluruh dalam 12 jam pertama setelah bayi lahir.
Pemeriksaan dimulai dengan serangkaian pengukuran seperti:

 Menimbang berat badan, rata-rata bayi baru lahir beratnya adalah 3.5 kg
 Mengukur panjang badan, rata-rata panjang bayi baru lahir adalah 50 cm
 Mengukur lingkar kepala.

Selanjutnya menilai kulit, kepala dan wajah, jantung dan paru-paru, sistem saraf, perut dan
alat kelamin bayi. Kulit biasanya kemerahan, walaupun jari-jari tangan dan jari-jari
kaki nampak agak kebiruan karena sirkulasi darah yang kurang baik dalam jam-jam pertama
kehidupan bayi baru lahir.

35
Periksa adanya kelainan pada saraf-saraf dan menguji refleks bayi.

 Refleks penting pada bayi baru lahir adalah refleks Moro, refleks mencucur dan refleks
menghisap: Refleks Moro : bila bayi baru lahir dikejutkan, tangan dan kakinya akan terentang
ke depan tubuhnya seperti mencari pegangan, dengan jari-jari terbuka.
 Refleks Mencucur : bila salah satu sudut mulut bayi disentuh, bayi akan memalingkan
kepalanya ke sisi tersebut.
 Refleks ini membantu bayi baru lahir untuk menemukan putting.
 Refleks Manghisap : bila suatu benda diletakkan dalam mulut bayi, maka bayi akan segara
menghisapnya.

Pemeriksaan alat kelamin pada anak laki-laki salah satunya untuk memastikan bahwa kedua
buah pelirnya lengkap dalam kantong buah zakar. Meskipun jarang dan tidak menimbulkan rasa
nyeri pada bayi baru lahir, buah pelir bisa terpelintir (torsio testis), yang perlu diatasi dengan
tindakan pembedehan darurat pada bayi perempuan, bibir vaginanya mononjol.

PEMBERIAN MAKANAN

Bayi normal memiliki refleks mencucur dan refieks menghisap yang aktif, dan dapat segera
mulai makan setelah lahir. Jika bayi tidak disusui oleh ibunya di ruang persalinan, pemberian
makan biasannya dimulai dalam 4 jam setelah kelahiran.

Meludah dan memuntahkan lendir adalah hal yang biasa terjadi pada hari pertama. Bayi baru
lahir akan berkernih sabanyak 6-8 kali sehari. Mereka juga buang air besar setiap hari. menangis
keras, keadaan kulitnya bagus dan mempunyai refleks menghisap yang kuat. Semua ciri-ciri ini
menandakan bahwa bayi mendapat cukup ASI atau susu formula. Penambahan berat badan akan
memperkuat hal tersebut.

Sumber Referensi

 Modul Asuhan Kebidanan Komprehensif Neonatus, Bayi dan Balita


 Nanny, Vivian, 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
 Hidayat Alimul, A.Aziz.2008. Asuhan Neonatus Bayi dan Belita . Buku Praktikum
Kebidanan.EGC. Jakarta

36
 Prawihardjo Sarwono.2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Ed.1.Cet 11. Tridasar Printer. Jakarta

37

Anda mungkin juga menyukai