Disusun Oleh :
Wina (14310032)
Muchalladun (14310049)
Dosen Pengasuh :
AGUSTUS 2017
AUDIT KAS
2. Penaksiran Risiko
Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan
keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif
mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas,
dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam
laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut
ini :
a. Perubahan dalam lingkungan operasi
b. Personel baru
c. System informasi yang baru atau yang diperbaiki
d. Teknologi baru
e. Lini produk, produk, atau aktivitas baru
f. Restrukturisasi korporasi
g. Operasi luar negeri
h. Standar akuntansi baru
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijjakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut
membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk
menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas, sudah dilaksanakan.
Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat
digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal
berikut ini :
a. Review terhadap kinerja
b. Pengolahan inormasi
c. Pengendalian pihak
d. Pemisahan tugas
1. Organisasi
B. Uji Subtantive
a) Usut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo akun kas yang
bersangkutan di dalam buku besar. Untuk memperoleh keyakinan
bahwa saldo kas yang tercantum di neraca didukung dengan catatan
akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya,
maka saldo kas yang tercantum di neraca diusut kea kun buku besar
kas, kas dalam perjalanan, dan dana kas kecil.
c) Usut saldo awal akun kas ke kertas kerja tahun yang lalu. Kertas
kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi
yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun yang lalu, sehingga
auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah ditempuh oleh
klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor.
2. Prosedur analitik.
1. Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
Proses memahami dan mengevaluasi internal control atas kas dan
setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank
merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu proses
pemeriksaan akuntan. Kas dan setara kas dalam perusahaan sering
dikatakan sebagai darah dalam tubuh manusia.
Jika perusahan mengalami kesulitan uang, sama seperti manusia yang
“lesu darah” atau “kekurangan darah”. Atau sedang, auditor harus
melakukan tes ketaatan atas transaksi penerimaan dan pengeluaran
kas/bank, untuk membuktikan apakah internal control berjalan efektif
atau tidak.
2. Buat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal neraca.
3. Lakukan Cash Count
Jika klien menggunakan Imprest found system untuk kas kecilnya,
cash count bisa dilakukan kapan saja karena saldo kas selalu tetap.
Tetapi jika digunakan fluctuating fund system maka cash count
sebaiknya dilakukan tidak jauh daritanggal neraca agar tidak
mengalami kesulitan sewaktu melakukan perhitungan maju atau
mundur ke tanggal neraca (saldo kas per tanggal cash count ditambah
atau dikurangi dengan penerimaan atau/dan pengeluaran
sebelum/sesudah tanggal neraca)
4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal
tidak dilakukan kas opname.
5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki
perusahaan.
6. Minta rekonsiliasi bank dan lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi
bank tersebut.
7. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat perjanjian kredit
untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang
dimiliki perusahaan. Saldo rekening bank yang penggunaanya dibatasi
untuk jangka waktu > 1 tahun tidak boleh dikelompokkan sebagai
harta lancar dan harus dijelaskan di catat atas laporan keuangan
mengenai alasan pembatasan tersebut. Pembatasan tersebut bisa terjadi
karena perusahaan mempunyai masalah hukum sehingga rekeningnya
dibekukan atau karena dijadikan jaminan, bank garansi (sebagian dari
saldonya).
8. Periksa interbank transfer +- 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal
neraca, untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window
dressing.
9. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment dan
subsequent collection) sampai mendekati tanggal selesainya
pemeriksaan lapangan .Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
ada unrecorded nabilities ( kewajiban yang belum tercatat) per tanggal
neraca yang baru di bayar di periode berikutnya. Baik yang berasal dari
pembelian aset ataupun biaya – biaya perusahaan .misalnya di januari
2011 ditemukan adanya pembayaran ke penasihat hukum perusahaan
untuk konsultasi bulan Desember 2010 yang belum di accured per 31
Desember 2010 .Tujuan lain untuk mengetahui apakah utang per
tanggal neraca sudah di lunasi di periode berikutnya. Sehingga auditor
mengenai kewajaran angka piutang per tanggal neraca. Mungkin saja
ada penjualan, misalnya Desember 2010, yang di lunasi januari 2011
dan belum tercatat oleh perusahaan.
10. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per
tanggal neraca, periksa apakah saldo tersebut sudah konversikan ke
dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal
neraca.
11. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di neraca dan catatan atas
laporan keuangan , sesuai dengan standar akuntansi keuangan di
indonesia (SAK/ETAP/FRS).
c) Tujuan Pengujian Subtantive Terhadap Kas
a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan kas.
b. Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan kas yang dicantumkan di neraca.
c. Membuktikan hak kepemilikan klien atas yang dicantumkan di neraca.
d. Membuktikan kewajaran penilaian kas yang dicantumkan di neraca.
e. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan kas di neraca.
B. Rekomendasi Perbaikan
Kecermatan dalam proses pencatatan kas baik buku kas masuk dan buku kas
keluar, buku besar dan pemakaian kas untuk pembelian juga beban perusahaan.
Dalam hal ini laporan arus kasnya harus sesuai nilai kewajarannya dalam Judicial
Review maupun report.