Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BENCANA TSUNAMI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH SURABAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
BENCANA TSUNAMI

Disusun Oleh:
Kelompok 2

1. Siti Noviyanti Nanik (1811025)


2. Mrgaretha Patri Pal. U (1811019)
3. Eunike Febrian. S (1811008)
4. Godentius R Rarong (1811011)
5. Ardhilia Caesarian (1811001)
6. Yehezkiel Rizal. S (1811031)
7. Herna Puspita (1711014)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH SURABAYA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan “Bencana Tsunami” telah disusun untuk memenuhi syarat
tugas mata kuliah Manajemen Bencana dan Disaster mahasiswa S1 keperawatan
Stikes Hang Tuah Surabaya di Stikes Hang Tuah Surabaya

Disusun Oleh:

1. Siti Noviyanti Nanik (1811025)


2. Mrgaretha Patri Pal. U (1811019)
3. Eunike Febrian. S (1811008)
4. Godentius R Rarong (1811011)
5. Ardhilia Caesarian (1811001)
6. Yehezkiel Rizal. S (1811031)
7. Herna Puspita (1711014)

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

(Merina Widyastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep)


NIP. 03.033
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PADA WARGA PANTAI KENJERAN SURABAYA
MENGENAI BENCANA TSUNAMI

Pokok Bahasan : Bencana Tsunami


Sasaran : Warga Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Leaflet dan Poster
Waktu : 30 menit
Tempat : Aula Pertemua Warga RW.03 Kenjeran Surabaya
Hari dan tanggal : Kamis, 10 Oktober 2019
Pukul : 14.00-14.30

1. Pendahuluan
Bencana adalah suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang dapat
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat, disebabkan
oleh faktor alam dan non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis (UU RI No.24 Tahun 2007). Tsunami merupakan fenomena
alam yang tidak dapat dielakkan dan merupakan variasi normal dari cuaca yang
perlu dipahami. Variasi alam dapat terjadi dalam hitungan hari, minggu, bulan,
tahun, bahkan abad. Dengan melakukan penelusuran data cuaca dalam waktu
panjang, akan dapat dijumpai variasi cuaca yang beragam, misalnya: bulan basah-
bulan kering, tahun basah-tahun kering, dekade basah-dekade kering (Sudibyakto,
2011).
Berdasarkan cacatan BAKORNAS (Badan Koordinasi Nasional), bencana
yang melanda Indonesia dari tahun ketahun menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan. Selama periode 2003-2005 telah terjadi 1.429 bencana, baik yang
disebabkan oleh bencana geologi maupun bencana hidrometeorologi (Noor.D,
2014).
2. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan tentang Bencana Tsunami, diharapkan
masyarakat dapat memahami penyebab dan cara penanggulangan bencana serta
mengaplikasikannnya.

3. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan masyarakat/seseorang dapat:
1. Menjelaskan pengertian Tsunami.
2. Menjelaskan proses terjadinya Tsunami.
3. Menjelaskan ciri-ciri gempa berpotensi Tsunami.
4. Menjelaskan 3 langkah tanggap Tsunami.
5. Menjelaskan hal yang harus dihindari saat berpotensi terjdinya Tsunami.

4. Sasaran
Para Warga Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya.

5. Materi
1. Pengertian Tsunami.
2. Proses terjadinya Tsunami.
3. Ciri-ciri gempa berpotensi Tsunami.
4. 3 langkah tanggap Tsunami.
5. Hal yang harus dihindari saat berpotensi terjdinya Tsunami.

6. Metode
Metode yang digunakan dalam pemberian penyuluhan ini adalah ceramah dan
tanya jawab.

6. Media
Leaflet dan LCD
7. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur :
1) Peserta hadir minimal 10 orang.
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Aula Pertemua Warga RW.03
Kenjeran Surabaya
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan.
b. Kriteria Proses :
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan
3) Paserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
c. Kriteria Hasil :
1) Menyebutkan pengertian Bencana Tsunami.
2) Menyebutkan penyebab terjadinya Bencana Tsunami.
3) Menyebutkan dampak Bencana Tsunami.
4) Menyebutkan siklus penanggulangan Bencana Tsunami.

8. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Audience
Pembukaan
1. Penyuluh memulai penyuluhan 1. Menjawab salam.
dengan mengucapkan salam.

1 5 Menit 2. Memperkenalkan diri. 2. Memperhatikan.


3. Menjelaskan tujuan materi. 3. Memperhatikan.
4. Menyebutkan materi yang akan 4. Memperhatikan.
diberikan.

2 10 Menit Pelaksanaan
1. Menjelaskan pengertian 1. Memperhatikan.
Tsunami.
2. Menjelaskan proses terjadinya 2. Memperhatikan.
Tsunami.
3. Menjelaskan ciri-ciri gempa 3. Memperhatikan.
berpotensi Tsunami.
4. Menjelaskan 3 langkah tanggap 4. Memperhatikan
Tsunami.
5. Menjelaskan hal yang harus 5. Memperhatikan

dihindari saat berpotensi


terjdinya Tsunami.

Evaluasi :
1. Memberikan kesempatan 1. Merespon dan
kepada peserta untuk bertanya. bertanya.
3. 10 Menit
2. Memberikan kesempatan 2. Merespon dan
kepada peserta untuk menjawab menjawab
pertanyaan yang diberikan. pertanyaan.
Terminasi
1. Menyimpulkan materi yang 1. Mendengarkan.
telah disampaikan
4. 5 Menit
2. Mengucapkan terima kasih atas 2. Mendengarkan
perhatian yang diberikan dan dan membalas
Mengucapkan salam penutup. salam.

10. Setting Tempat

Keterangan :
: Moderator : Fasilitator

: Notulen : Audience

: Penyaji : Observer

11. Pengorganisasian
a. Moderator : Mrgaretha Patri Pal. U
b. Penyaji : Siti Noviyanti Nanik
c. Fasilitator : Eunike Febrian. S
Yehezkiel Rizal. S
Herna Puspita
d. Observer : Godentius R Rarong
e. Notulen : Ardhilia Caesarian
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Tsunami
Becana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Republik
Indonesia, 2007). Tsunami adalah salah satu jenis bencana yang bisa terjadi di
Indonesia mengingat letak Indonesia berada diantara 2 lempeng pasifik.
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebakan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut,
letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor
di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang
dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian
dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan
kecepatan 500–1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang.
Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian,
laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut.
Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga
sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga
mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga
puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi
karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang
terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Tsunami adalah serangkaian peristiwa bersamaan antara gelombang
dan ombak laut sehingga menimbulkan pergeseran lempeng di dasar laut
sebagai bentuk akibat dari gempa bumi yang sebelumnya terjadi. Definsi ini
sesuai dengan dasar teori pembentukan bumi menurut para ahli (BNPB, 2013)
Definisi tsunami adalah gelombang lautan dengan periode yang
panjang, biasanya hal tersebut ditimbulkan dari gangguan impulsif dari dasar
laut. Kondisi ini melihat zona laut yang memiliki perbedaan antara satu
dengan yang lainnya. Selengkapnya, baca; 7 Zona Laut: Jenis dan Bentuknya
(Bakornas PB, 2007).
Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan karena gempa dasar
laut sehingga mencapai ketinggian satu meter bahkan hingga puluhan meter di
garis dari pantai. Hal inilah seringkali mengakibatnya bahwa bencana ini lebih
banyak mendaatkan dampak kematian lebih besar di bandingkan dengan
bencana lainnya (Puspito, 2010)
B. Proses Terjadinya Tsunami
Tsunami adalah gelombang laut berskala besar yang disebabkan oleh
pergerakan tiba-tiba dari lantai samudera. Pergerakan tiba-tiba ini dapat
berupa gempabumi, letusan gunngapi yang sangat besar, atau adanya
longsoran bawahlaut. Benturan meteorit juga dapat menyebabkan tsunami.
Gelombang tsunami merambat di laut terbuka dengan sangat cepat dan
membentuk gelombang besar ketika memdekati pantai/laut dangkal.
Zona penunjaman dan area gesekan antara dua lempeng. Zona
penunjaman merupakan area yang potensial bagi bencana tsunami. Karena di
zona ini akan banyak sekali dijumpai titik-titik pusat gempa dan rangkaian
jalur gunungapi. Sebagian besar tsunami disebabkan oleh gempa bumi pada
zona penunjaman, area dimana lempeng samudera berbenturan dan menunjam
di bawah lempeng benua. Gesekan antara dua lempeng ini mengakumulasikan
energi yang sangat besar yang sewaktu-waktu dapat dilepaskan secara tiba-
tiba sebagai gempa bumi.
Akumulasi energi yang menyebabkan penekukan perlahan pada
lempeng benua. Energi yang terakumulasi ini secara perlahan menyebabkan
penekukan perlahan pada kerak benua. Meskipun kita yang tinggal di atasnya
tidak akan merasakan penekukan tersebut. Akumulasi energi ini serupa dengan
energi yang tersimpan kalau kita menekan sebuah pegas atau membengkokan
batang rotan. Saat tekanan kita lepaskan, energi pada pegas atau rotan akan
dilepaskan untuk mengembalikannya ke bentuk semula. Akumulasi energi
pada lempeng benua ini dapat berlangsung dalam jangka waktu yang sangat
lama, puluhan tahun atau bahkan abad.
Akumulasi energi mencapai titik jenuh dan menyebabkan gempa bumi
serta memulai tsunami, kalau energi ini sudah mencapai titik jenuhnya, yaitu
saat akumulasinya telah melampaui tekanan akibat gesekan lempeng
samudera, akumulasi energi ini akan terlepaskan sebagai gempa bumi.
Pergerakan tiba-tiba ini mengharuskan sejumlah besar massa air di atasnya
harus segera berpindah tempat, kena gusur dan terpaksa mencari tempat
menjauh dari titik pusat gempa.
Dengan tenaga yang besar yang ada pada gelombang air tersebut,
wajar saja jika bangunan di daratan bisa tersapu dengan mudahnya.
Gelombang tsunami ini merambat dengan kecepatan yang tak terbayangkan. Ia
bisa mencapai 500 sampai 1000 kilometer per jam di lautan. Dan saat
mencapai bibir pantai, kecepatannya berkurang menjadi 50 sampai 30
kilometer per jam. Meski berkurang pesat, namun kecepatan tersebut sudah
bisa menyebabkan kerusakan yang parah bagi manusia.
Dapat disimpulkan proses terjadinya tsunami adalah sebagai berikut:
1. Kedua lempeng saling menekan atau salah satu lempeng menekan
lempeng yang lain
2. Karena lempeng yang tertekan tidak dapat lagi menahan, maka
lempeng tersebut akan melenting dan menyebabkan air laut naik
3. Serangkaian gelombang dengan kecepatan tinggi membentuk
gelombang tsunami dan bergerak ke seluruh penjuru hingga melanda
daerah pesisir pantai
C. Ciri-Ciri Gempa Berpotensi Tsunami
 Kekuatan gempa yang tinggi – Bencana tsunami tidak bisa terjadi begitu
saja. Maka sebelumnya harus di dasari gempa terlebih dahulu. Biasanya
gempa yang memiliki potensi terjadinya tsunami adalah gempa yang
berkekuatan di atas 6,3 skala richter. Maka perlu di tingkatkan
kewaspadaan jika gempa yang ada di sekitar anda sudah menunjukkan
angka sedemikian itu.
 Berada di dasar – Selain itu, yang perlu di waspadai adalah dimana pusat
gempa itu berada. Tsunami memiliki potensi kekuatan paling tinggi jika
pusat gempa berada di dasar laut. Sebab dari dalam dasar laut memiliki
kekuatan yang tiada terhingga besarnya. Apalagi jika gempa tersebut
membuat gelombang besar yang menggerakan lautan. Maka gempa akan
sampai pada puluhan kilo meter jauhnya.
 Ada patahan dasar lempengan bumi – Resiko paling tinggi adanya
patahan lempengan berada pada dasar laut. Maka yang paling tinggi
memicu resikonya adalah terjadi sesuatu pada bagian lempengan dasar
kerak bumi yang ada di dasar laut. Efek yang di timbulkan sangat besar
dan kerusakan yang di hasilkan juga parah seperi abrasi dan erosi. Salah
satu buktinya adalah terjadinya gempa tsunami di Aceh lalu.
Berikut adalah ciri ciri akan terjadi tsunami di daerah sekitar anda agar
diperlukan upaya untuk mengantisipasi terjadinya tsunami (Subandono,
2008) :
1. Kondisi air
Biasanya orang yeng letak daerahnya berada di sekitar pantai, memang di
lebih di waspadai dari pada yang ada di daratan. Pasalnya tsunami lebih
mungkin bisa terjadi di daerah yang sekitarnya lautan. sebelum terjadi
tsunami, keadaan air akan berbeda. Biasanya lebih surut secara tiba tiba.
2. Terdengar suara gemuruh
Bukan hanya soal keadaan air dan luat, ada pula di tandai dengan bentuk
lain. Salah satunya adalah terdengar suara gemuruh yang besar dari
kejauhan. Suara ini terdengar besar dan keras.
3. Keberadaan hewan hewan lain
Selain itu juga bisa di deteksi dengan hewan lain. Salah satunya adalah
keberadaan burung burung. Sebelum terjadi gejala tsunami, ada beberapa
hal yang aneh. Misalnya keberadaan burung yang tiba tiba berpindah
pindah dari keadaan pulau kecil. Biasanya mereka akan pergi menuju ke
tengah lautan.
4. Terdapat gempa pengiring
Tsunami tidak bisa tiba tiba datang begitu saja. Pasti sudah ada gempa
yang mengawali terlebih dahulu. Salah satunya adalah gempa tektonik dan
gempa vulkanik. Maka jika di daerah anda tiba tiba ada gempa, anda perlu
sedikit waspada. Gempa yang baru saja terjadi adalah gempa yang
memiliki kekuatan tinggi atau tidak. Jika masih memasuki kekuatan
rendah, maka anda bisa tersenyum lega. Tapi jika sudah masuk dalam
kategori tinggi, maka ada resiko adanya gempa susulan bahkan sampai
mencapai tsunami.
5. Adanya gelombang yang tidak biasanya
Gelombang yang ada merupakan salah satu tanda tanda adanya tsunami
akan datang. Apalagi gelombang yang muncul merupakan gelombang
yang di nilai aneh dan tidak biasanya. Bisa saja gelombang yang memicu
terjadinya tsunami merupakan bagian dari renteten gelombang yang ada.
Atau bisa juga gelombang yang muncul di mulai dari gelombang yang
kecil, kemudian gelombang yang besar. Baru setelah itu muncul tsunami
yang sisanya akan mengakibatkan erosi tanah.
6. Ada suara gemuruh yang menggelegar
Bukan hanya itu, terjadinya tsunami juga bisa timbul karena adanya suara
gemuruh yang menggelegar. Hal ini di sebabkan karena air yang ada
menghantam lautan. Jika anda mendengar ini maka ada baiknya anda
khawatir akan timbul tsunami. Kemungkinan suara ini muncul karena
lempengan yang patah tadi menabrak air lautan. Sehingga menghasilkan
suara yang keras.
7. Keadaan awan langit
Tanda tanda alam lainnya sebelum terjadi tsunami akan berubah. Salah
satunya adalah keadaan awan yang berbentuk lebih gelap dan mendung.
Bahkan tak jarang di jumpai tornado atau angin serupa yang lainnya. Hal
ini semua bisa terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis dari dasar
lapisan atmosfer bumi. Ini menyebabkan daya listrik di awan tertelan oleh
gelombang gelombang lainnya.
8. Lampu tetap bisa menyala, meskipun tidak ada aliran listrik
Apakah ini menguntungkan? Anda tidak perlu membayar listrik, namun
lampu rumah tetap menyala? Iya secara ekonomi. Tapi tidak secara fisika.
Hal ini menjadi tanda bahwa di lingkungan anda ada gelombang
elektromagnetis yang bergerak bebas di udara. ini menjadi tanda akan ada
bencana yang hebat segera terjadi. Salah satunya adalah gempa dan
tsunami.
Ciri utama terjadinya gempa bumi yang berpotensi tsunami adalah:
1. Terjadi gempa di dasar laut dengan kekuatan diatas 6 SR
2. Permukaan air laut sudut
3. Terdengar suara gemuruh hebat dari arah laut
4. Muncul aroma bau garam dan angin dingin
D. 3 Langkah Tanggap Tsunami
Sebagian besar pantai Indonesia rawan tsunami. Untuk mengantisipasi
tsunami, Indonesia telah membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami
Indonesia. Peringatan dini tsunami dikeluarkan oleh Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam waktu 5 menit setelah gempa
bumi terjadi di manapun di wilayah Indonesia.
Masyarakat dan pemerintah daerah harus tahu apa yang harus
dilakukan ketika menerima peringatan dari BMKG. Pemerintah daerah
bertugas memberikan arahan resmi tepat pada waktunya untuk evakuasi.
Masyarakat harus bisa mengambil tindakan yang tepat ketika merasakan
gempa bumi, mendapatkan peringatan tsunami, dan menerima arahan
evakuasi. Tanggap bencana menurut BMKG dapat dilakukan dengan 3 hal
yang dikenal sebagai 3 langkah tanggap tsunami:
1. Tanggap Gempa
1) gempa bumi yang kuat dan berlangsung lama dapat menjadi pemicu
terjadinya tsunami
2) jauhi pantai saat terjadi gempa
2. Tanggap Peringatan
1) dapatkan peringatan melalui BMKG yang disiarkan melalui TV
nasional atau pengumuman didaerah anda
2) jika terdengar sirine, kentongan, atau bunyi yang sudah disepekati
segera untuk melakukan evakuasi
peringatan BMKG memberikan status ancaman tsunami untuk setiap
daerah :

AWAS Ancaman tertinggi harus segera


evakuasi
SIAGA Status ancaman sedang, namun masih
berbahaya. Harus melakukan evakuasi
WASPADA Status ancaman rendah. Harus
menjauhi tepi pantai
3. Tanggap Evakuasi
1) setelah gempa bumi atau mendapat informasi mengenai tsunami segera
melakukan evakuasi
2) ikuti jalur evakuasi jika ada (terutama di gedung)
jika tidak mengetahui lokasi yang aman maka diharapkan untuk berlari
sejauh mungkin ke dataran yang lebih tinggi guna menjauh dari tepi pantai
E. Hal yang Harus Dihindari Saat Berpotensi Terjadinya Tsunami
1. Kepanikan
2. Sibuk menelpon dengan ponsel
3. Mendekati pantai untuk melihat permukaan air laut
4. Berada di aliran sungai dan jembatan
5. Mengumpulkan ikan di pinggiran pantai atau sungai yang surut airnya
6. Membawa harta benda berlebihan kembali kerumah sebelum keadaan
dinyatakan aman oleh yang berwenang
DAFTAR PUSTAKA

BNPB. (2013). Indeks Risiko Bencana Indonesia. Journal of Chemical Information


and Modeling (Vol. 53). https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Puspito, N. (2010). Gempa, Tsunami dan Upaya Mitigasi. Kelompok Keahlian Ilmu
dan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB.
Bandung.

Republik Indonesia. (2007). UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.


Pemerintah Republik Indonesia, (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2007 nomor 66), 1–50. Retrieved from
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/regulasi/uu/UU_No._24_Th_20
07_ttg_Penanggulangan_Bencana.pdf

Subandono, D. (2008). Hidup Akrab dengan Gempa dan Tsunami. Bogor: PT Sarana
Komunikasi Utama.

https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/ciri-ciri-akan-terjadi-tsunami diakses pada


tanggal 10 Oktober 2019 pukul 11.00 WIB

http://iotic.ioc-unesco.org/resources/publications-and-reports/69/publications diakes
pada tanggal 10 Oktober 2019 09.50 WIB

Anda mungkin juga menyukai