Anda di halaman 1dari 23

PEMBERITAHUAN

1. File ini merupakan Materi Pokok


Pembelajaran ke 5 Bab PPh Final
2. Video Penjelasan Materi PPh Final tersebut
menyusul akan diupload di E Learning ini.
3. Kuliah 3 A2 dimulai 09.30-12.00 WIB, dan
jadwal absen jam 11.30-11.59 WIB
PEMBELAJARAN 5

MATERI POKOK

PPh Final
PAJAK PENGHASILAN FINAL

Pengertian

Pajak Penghasilan (PPh) Final artinya pajak penghasilan yang pengenaannya sudah final
sehingga tidak dapat dikreditkan (dikurangkan) dari total pajak penghasilan terutang pada
akhir tahun pajak.

Pengelompokkan

Pajak Penghasilan (PPh) Final dikelompokkan sebagai berikut :


❑ PPh atas penghasilan dari usaha yang diterima / diperoleh wajib
pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu.
❑ PPh pasal 15 UU PPh untuk usaha tertentu
❑ PPh pasal 4 ayat (2) UU PPh
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Pengertian

Pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha bagi wajib pajak dengan
peredaran bruto tertentu bersifat final dimaksudkan untuk memberik
kemudahan bagi Wajib Pajak yang menerima/memperoleh penghasilan dari
usaha dengan peredaran tertentu agar dapat melakukan penghitungan,
penyetoran, dan pelaporan pajak penghasil yang terutang.
Ketentuan pengenaan PPh ini dituangkan dalam PP Nomor 23 Tahun 2018
dan PMK Nomor 99/PMK.03/2018. Ketentuan ini disebut PPh bersifat final
0,5%
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Obyek Pajak

Obyek pajak atas PPh bersifat final 0,5% adalah penghasilan dari usaha yang
diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri dengan penghasilan tertentu.
Peredaran tertentu yang dimaksud adalah peredaran bruto usaha tidak
melebihi Rp 4,8milyar dalam setahun.
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU
Bukan Obyek Pajak a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas seperti
pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris,
Penghasilan dibawah ini tidak
penilai, dan aktuaris.
termasuk penghasilan dari usaha b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak,
dikenai PPh bersifat final 0,5% bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara,
kru film, foto model, peragawan/wati, pemain drama,
1. Penghasilan yang diterima atau dan penari.
c. Olahragawan
diperoleh WPOP dari jasa
d. Penasehat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh
sehubungan dengan pekerjaan dan moderator.
bebas. e. Pengarang, peneliti, penterjemah
f. Agen iklan
g. Pengawas atau pengelola proyek
h. Perantara
Wajib Pajak A pada tahun 2019 mempunyai peredaran i. Petugas penjaja barang dagangan
bruto sebesar Rp 1.500.000 dari usaha perdagangan j. Agen asuransi
dan Rp 5.800.000.000 dari jasa konsultan pajak. k. Multilevel marketing
Penghasilan Wajib Pajak A yang Rp 5.800.000.000 tidak
dikenakan PPh bersifat final 0,5% karena termasuk
penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan
bebas sebagai konsultan pajak
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU
Wajib pajak B pada tahun 2019 mempunyai peredaran bruto usaha sebesar
2. Penghasilan yang diterima atau Rp 3.500.000.000 dari usaha percetakan dan Rp 800.000.000 dari bunga
diperoleh dari luar negeri yang atas penyertaan obligasi pada perusahaan diluar negeri.
pajaknya terutang atau telah Penghasilan wajib pajak B dari bunga obligasi luar negeri tidak dikenakan
PPh bersifat final 0,5% karena termasuk penghasilan luar negeri yang
dibayar di luar negeri. terutang pajak di luar negeri.
3. Penghasilan yang telah dikenai
PPh bersifat final. Wajib Pajak C pada tahun 2019 mempunyai peredaran bruto sebesar Rp
3.500.000.000 dari usaha perdagangan material bahan bangunan dan Rp
4. Penghasilan yang dikecualikan 2.000.000.000 dari bagian imbalan jasa pelaksanaan konstruksi bangunan.
Penghasilan Wajib Pajak C yang Rp 2.000.000.000 tidak dikenakan PPh
dari Obyek Pajak.
bersifat final 0,5% karena termasuk penghasilan yang PPh nya bersifat final
(PPh pasal 4 ayat 2 )

Wajib pajak D pada tahun 2019 mempunyai peredaran bruto usaha sebesar Rp 4.300.000.000 dari usaha
konveksi dan Rp 500.000.000 dari bagian laba atas penyertaan modal pada CV XX.
Penghasilan wajib pajak D dari bagian laba tidak dikenakan PPh bersifat final 0,5% karena termasuk bagian
laba yang diterima dari penyertaan modal yang tidak terbagi atas saham-saham termasuk penghasilan yang
tidak dikenakan PPh (bukan obyek PPh).
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Wajib Pajak

Wajib pajak dengan peredaran bruto usaha tertentu yang dikenakan


PPh bersifat final 0,5% adalah:
❑ Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP)
❑ Wajib Pajak berbentuk Koperasi, persekutuan komanditer, firma, atau
Perseroan Terbatas yang menerima atau memperoleh penghasilan
dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp 4,8 miliar dalam satu
tahun pajak.
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Bukan Wajib Pajak


Wajib pajak dengan kriteria berikut
ini dikecualikan dari pengenaan PPh
final 0,5% Wajib pajak X selama tahun 2019 mempunyai peredaran
bruto usaha farmasi sebesar Rp 3.500.000.000. WP X
1. Wajib pajak memilih untuk dikenai memilih dikenai PPh secara umum dengan mengajukan
PPh secara umum berdasarkan permohonan ke Dirjen Pajak.Peredaran bruto usaha
tarif pasal 17 ayat 1 wajiba pajak X kurang dari Rp 4.800.000.000 tidak dikenai
PPh bersifat final 0,5% karena memilih dikenai PPh
secara umum.
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Bukan Wajib Pajak


Wajib pajak dengan kriteria berikut
Tuan A dan Nyonya B masing-masing konsultan pajak,
ini dikecualikan dari pengenaan PPh keduanya membentuk sebuah firma yang memberikan
final 0,5% jasa konsultalsi pajak. Konsultan pajak fima tidak
termasuk WP yang dikenai PPh bersifat final 0,5%.
2. Wajib pajak badan berbentuk
persekutuan komanditer atau
firma yang dibentuk oleh
beberapa WPOP yang memiliki
keahlian khusus menyerahkan
jasa sejenis.
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Bukan Wajib Pajak


Wajib pajak dengan kriteria berikut
ini dikecualikan dari pengenaan PPh
final 0,5%

3. Wajib pajak berbentuk usaha tetap


PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Peredaran Bruto Usaha

❑ Jumlah peredaran bruto


dari tahun terakhir Wajib Pajak A pada tahun 2018 memperoleh peredaran
sebelum tahun pajak bruto usaha Rp 2.400.000.000 dengan rata-rata peredaran
yang besangkutan bruto Rp 200.000.000 perbulan. Karena itu WP A pada
tahun 2018 dikenai PPh bersifat final 0,5%.
Pada tahun 2019 samai bulan Agustus peredaran bruto
usahanya telah mencapai Rp 5.200.000.000 maka WP A
dikenakan pajak berdasar PPh bersifat final 0,5%.
Selanjutnya tahun 2020 WP A tidak boleh lagi menghitung
PPh berdasarkan ketnatuan PPh bersifat final 0,5%.
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Peredaran Bruto Usaha

❑ Jumlah peredaran bruto


Wajib Pajak B mempunyai usaha perwatan gigi di
merupakan penjualan
beberapa tempat dengan peredaran bruto tahun 2019
bruto semua cabang
sebagai berikut : Cabang Malang Rp 1.500.000.000;
Cabang Surabaya Rp 2.000.000.000; Cabang Madiun
Rp 1.000.000.000. Total Rp 3.500.000.000.
Total peredaran bruto dari semua cabang setahun
tidak mencapai Rp 4.800.000.000 maka dikenai PPh
bersifat final 0,5%
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Peredaran Bruto Usaha


❑ Jumlah peredaran bruto
merupakan penggabungan Wajib Pajak tuan P dan Nyonya R merupakan suami istri
peredaran bruto usaha yang menghendaki pemisahan harta dan penghasilan secara
suami dan istri apabila suami tertulis. Pada tahun 2019, tuan A mempunyai peredaran
istri menghendaki perjanjian bruto Rp 2.500.000.000 dari usaha pertokoan, dan Nyonya
pemisahan penghasilan R mempunyai peredaran bruto Rp 1.000.000.000. Total
secara tertulis maupun istri peredaran bruto tuan P dan Nyonya R Rp 3.500.000.000
menghendaki memilih untuk tidak melebihi Rp 4.800.000.000 sehingga dikenai PPh
menjalankan hak dan bersifat final 0,5%.
kewajiban perpajakan
sendiri.
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Peredaran Bruto Usaha


Wajib pajak CC merupakan seorang dokter dan membuka
❑ Jumlah peredaran bruto apotik. Pada tahun 2019 peredaran bruto usaha apotik
tidak termasuk Rp 3.500.000.000 dan peredaran usaha dari praktik
penghasilan dari jasa sebagai dokter Rp 2.000.000.000.
sehubungan dengan Total peredaran bruto tuan CC setahun Rp 5.500.000.000
pekerjaan bebas. melebihi Rp 4.800.000.000, tetapi peredaran bruto yang
dipakai dasar pengenaan PPh bersifat final 0,5% adalah
jumlah peredaran bruto dari usaha apotik saja yakni Rp
3.500.000.000 yang tidak melebihi Rp 4.800.000.000
sehingga peredaran bruto usaha apotik dikenai PPh
bersifat final 0,5%.
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Peredaran Bruto Usaha


Wajib Pajak mempunyai usaha butik pakaian di Surabaya
❑ Jumlah peredaran bruto dengan peredaran bruto Rp 2.500.000.000. Dan usaha butik di
tidak termasuk Malaysia Rp 4.000.000.000.
penghasilan yang Total peredaran bruto WP tersebut Rp 6.500.000.000, tetapi
diterima atau diperoleh peredaran bruto yang dijadikan dasar penghitungan PPh
diluar negeri yang bersifat final 0,5% adalah peredaran bruto dari usaha butik di
pajaknya telah dibayar. Surabaya yakni Rp 2.500.000.000 tidak melebihi Rp
4.800.000.000 sehingga penghasilan tersebut dikenai PPh
bersifat final 0,5%,
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Peredaran Bruto Usaha

❑ Jumlah peredaran bruto WP mempunyai usaha restoran dan karaoke dengan beberapa
tidak termasuk cabang pada tahun 2019 mempunyai peredaran bruto seluruh
penghasilan yang telah cabang sebesar Rp Rp 4.500.000.000 dan menerima deviden atas
dikenai PPh bersifat final investasinya di PT ABC sebesar Rp 500.000.000.
Total peredaranb bruto WP tersebut 2019 sebesar Rp 5.000.000.000.
Tetapi peredaran bruto yang dijadikan perhitungan PPh bersifat final
0,5% adalah jumlah peredaran bruto yang berasal dari usaha
restoran dan karaoke yakni sebesar Rp 4.500.000.000 yang tidak
melebihi Rp 4.800.000.000 sehingga penghasilan usaha restoran dan
karaoke dikenakan PPh bersifat final 0,5%.
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Peredaran Bruto Usaha

❑ Jumlah peredaran bruto Wajib Pajak PT AA mempunyai perdagangan elektronika. Pada


tidak termasuk tahun 2019 peredaran brutonya sebesar Rp 4.500.000.000 dan
penghasilan yang Rp 500.000.000 deviden atas penyertaan pada PT BB dengan
dikecualikan sebagai tingkat penyertaan 40% dari total modal disetor PT BB.
obyek pajak Total peredaran buto WP PT AA Rp 5.000.000.000, tetapi
peredaran bruto yang dipakai sebagai dasar pengenakan PPh
bersifat final 5% adalah jumlah peredaran bruto yag berasal
dari usaha perdagangan Rp 4.500.000.000. Jumlah tersebut
tidak melebihi RP 4.800.000.000 sehingga penghasilan atas
usaha perdagangan dikenakan PPh bersifat final 0,5%.
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Peredaran Bruto Usaha


Wajib pajak pada tahun 2018 mempunyai peredaran bruto
dari usaha sebesar Rp 4.500.000.000 maka pada tahun 2019
❑ Jumlah peredaran bruto
wajib pajak tersebut dikenakan PPh bersifat final 0,5%.
usaha tahun ini
Bilamana sampai denga bulan Agustus 2019 total peredaran
digunakan untuk
bruto selama 8 bulan telah mencapai melebihi Rp
menentukan pengenaan
4.800.000.000, maka peredaran bruto bulan Agustus
PPh bersifat final 0,5%
sampai dengan Desember 2019 dikenai PPh bersifat final
0,5%. Dan selanjutnya mulai tahun 2020, wajb pjak
tersebut menghitungan PPh secara umum yakni tarif PPh
pasal 17 UU PPh dikalikan PKP.
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA YANG DITERIMA/DIPEROLEH WAJIB PAJAK
YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Tarif Pajak
Besarnya tarif pajak bagi Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu
adalah 0,5%

Dasar Pengenaan Pajak

DPP yang digunakan untuk menghitung PPh bersifat final 0,5% adalah
peredaran bruto usaha setiap bulan.
PPh terutang sebulan = tarif x DPP sebulan
= 0,5% x DPP sebulan
Ilustrasi
Sugianto memiliki usaha reparasi kendaraan bermotor dan penjualan suku cadang kendaraan
bermotor roda dua. Sugianto terdaftar sebagai WP sejak 2015, dan pada tahun 2018 telah
memiliki dua cabang bengkel dengan peredaram bruto bengkel A Rp 200.000.000 dan bengkel B
Rp 300.000.000. Jumlah peredaran bruto tahun 2018 kedua bengkel tersebut Rp 500.000.000
tidak melebihi Rp 4.800.000.000. WP Sugianto tahun 2018 dikenakan PPh bersifat final 1% dan
0,5%. Tarif 1% untuk penghasilan perbulan dari bulan Januari sampai dengan Juli, dan tarif 0,5%
untuk penghasilan perbulan dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2018.
Bulan Januari 2019 Sugianto memperoleh peredaran bruto dari bengkel A dan bengkel B masing-
masing Rp 150.000000 dan Rp 200.000.000.
Bengkel A dengan peredaran bruto RP 150.000.000
PPh = 0,5% x Rp 150.000.000 = Rp 750.000
Bengkel B
PPh = 0,5% x Rp 200.000.000 = Rp 1.000.000
Ilustrasi
Bilamana wajib pajak Sugianto melakukan penyerahan jasa kepada Dinas Pekerjaan Umum
senilai Rp 5.000.000 maka Bendaharawan DPU akan melakukan pemotongan PPh pasal 23
sebesar Rp 100.000 yakni 2% x Rp 5.000.000.
Ilustrasi
Wajib pajak Feri pengusaha jasa kontruksi yang mempunyai toko bahan bangunan sendiri.
Feri juga memberikan jasa konstruksi di bidang konstruksi pada tahun 2019 memiliki
penghasilan sebagai berikut :
a. Penjualan bruto dari usaha toko bahan bangunan Rp 3.500.000,000
b. Kontrak pelaksanaan konstruksi bernilai Rp 1.2000.000.000
c. Jasa konsultasi Rp 600.000.000

Penjelasan
Peredaran bruto dari usaha toko bahan bangunan Rp 3.500.000.000 tidak melebihi Rp
4.800.000.000 sehingga Wajib Pajak Feri dikenakan PPh bersifat final 0,5%. Sedangkan
penghasilan dari jasa pelaksanaan konstruksi dan jasa konsultan tidak diperhitungkan dalam
menentukan peredaran bruto yang dikenai PPh bersifat final 0,5%. Jasa konstruksi dikenakan
PPh bersifat final (PPh pasal 4 ayat 2), Jasa konsultasi merupakan lingkup penghasilan jasa
sehubungan pekerjaan bebas.
PEMBERITAHUAN
1. File ini merupakan Materi Pokok
Pembelajaran ke 5 Bab PPh Final
2. Video Penjelasan Materi PPh
Final tersebut akan diupload
menyusul.
PEMBELAJARAN 5

MATERI POKOK

PPh Final

Anda mungkin juga menyukai