Pembimbing :
NIP: 197206281997022001
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
i
HALAMAN PENGESAHAN
Bandar
Lampung, 9 Mei 2020
Menyetujui,
Dosen
Pembimbing
M.Kes
ii
NIP: 197206281997022001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan dapat menyusun
Laporan Walkthrough Survey pada pekerja pabrik kelapa sawit ini.
Selanjutnya, Laporan Walkthrough Survey ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas dalam Blok Agromedicine. Kepada Dr. Dyah Wulan SRW, SKM., M.Kes
sebagai dosen pembimbing laporan, penulis ucapkan terima kasih atas segala
pengarahannya sehingga laporan ini dapat di susun dengan cukup baik.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik
dari segi isi, bahasa, analisis, dan sebagainya. Oleh karena itu, penlis meminta
maaf atas segala kekurangan tersebut, hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
pengetahuan, wawasan, dan keterampilan penulis. Selain itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat penulis harapkan, guna memperbaiki laporan selanjutnya dan
perbaikian untuk kita semua.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan
berupa ilmu pengetahuan untuk kita semua.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................2
1.3 Manfaat..................................................................................................2
BAB II HASIL KEGIATAN...............................................................................4
2.1 Gambaran Tempat Kerja........................................................................4
2.1.1 Informasi Umum.................................................................................4
2.2 Alur Produksi.........................................................................................5
2.3 Bahaya Potensial Pekerja Pabrik Sawit..................................................9
2.4 Identifikasi Masalah.............................................................................10
2.5 Bahaya Potensial Kebisingan...............................................................13
2.6 Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Pabrik..................................15
2.7 Penyakit pada Pekerja Pabrik Kelapa Sawit........................................16
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................18
3.1 Perbandingan Hasil Observasi dengan Teori.......................................18
3.1.1 Bahaya Fisik................................................................................20
3.1.2 Bahaya Kimia......................................................................20
3.1.3 Bahaya Biologi....................................................................20
3.1.4 Bahaya Ergonomi................................................................21
3.1.5 Bahaya Psikologi.........................................................................21
3.2 Kebisingan............................................................................................21
3.3 Noise-Induced Hearing Loss (NIHL)...................................................24
3.3.1 Klasifikasi...................................................................................24
3.3.2 Patofisiologi................................................................................25
3.4 Alat Pelindung Diri untuk Kebisingan.................................................26
3.5 Rekomendasi........................................................................................28
iv
BAB IV................................................................................................................29
KESIMPULAN..................................................................................................29
4.1 Kesimpulan..........................................................................................29
4.2 Saran.....................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................30
v
BAB I
PENDAHULUAN
keselamatan kerja merupakan hal yang wajib diketahui oleh para pekerja
sebagai acuan atau pedoman bagi pekerja agar tidak menjumpai hal-hal
berbahaya dari industri yang lain, kelompok pekerja migran dan pekerja
proses kerja yang berhubungan denga proses kerja yang tidak dapat diduga
dan dapat menyebabkan berbagai kerugian mulai dari korban jiwa, cacat,
disebabkan oleh berbagai potensi bahaya yang berasal dari berbagai aspek
1
hidup). Jika potensial bahaya tersebut benar-benar terjadi, akibatnya dapat
mulai dari hanya lecet hingga terjadinya kematian dari pekerjaan tersebut.
1.2 Tujuan
yang mana dilihat dari aspek bahaya potensial meliputi bahaya fisik, biologis,
1.3 Manfaat
2
2. Memberi pengetahuan mengenai risiko kesehatan pada
dapat di timbulkan.
3
BAB II
HASIL KEGIATAN
bakar. Pohon Kelapa Sawit terdiri dari dua spesies yaitu elaeis
4
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) memiliki peranan yang sangat
Pengolahan buah kelapa sawit diawali dengan proses pemanenan buah kelapa sawit. Tandan
5
(Gambar 1. Alur Pengolahan Kepala Sawit)
1. Perebusan
6
290 kg/ton TBS. Dengan proses ini dapat dihasilkan kondesat yang
Pada tahap ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan
brondolan yang melekat pada tangkai tandan, hal ini disebut dengan
7
pengadukan ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga
padat dan cair. Pada fase cair yang berupa minyak, air dan masa
dialirkan ke tangki minyak dan fase berat terdiri dari air dan padatan
Minyak dari oil tank kemudian dialirkan kedalam oil purifier untuk
8
Selanjutnya dialirkan kedalam vacuum drier untuk memisahkan air
1. Sterilisasi
kesehatan karena efek panas seperti heat rash, heat cramps, dan
heat exhaustion.
2. Mesin Bantingan
Potensi bahaya kesehatan kerja yang dapat terjadi adalah luka bakar
3. Pengepresan
9
Ketel uap merupakan salah satu jenis bejana bertekanan. Stasiun
akibat paparan panas seperti heat rash dan heat cramps, gangguan
bahaya potensial yang ada di tempat tersebut baik bahaya potensial fisik,
a. Penyortiran
10
sarung tangan pada proses ini dapat mencegah kontak langsung
beban tanpa bantuan alat serta gerakan repetitive pada tangan dan
b. Perebusan
dengan mengggunakan uap air. Uap air berasal dari pemanasan air di
proses ini yakni pekerja yang menarik tali lori yang berulang
11
sehingga dapat menyebabkan cumulative trauma disorder (CTD).
c. Perontokan
ear plug.
12
mual, konstipasi atau diare dan peningkatan sekresi lambung.
cukup panas yang dapat menyebabkan heat rash, heat cramps dan
heat exhaustion.
e. Pemurnian minyak
yang terjadi pada proses ini adalah banyaknya oli yang berceceran
pembagian shift kerja 2x12 jam sehari dengan waktu kerja 8 jam
13
dijelaskan diatas dan juga kebisingan. Kebisingan adalah bunyi atau
yang hasil keluaran dari alat ini adalah dalam decibel (dB) dengan
2015)
14
Tabel 2. Lama Pajanan
Waktu pemajanan sehari Intensitas kebisingan (dBA)
8 jam 85
4 jam 88
2 jam 91
1 jam 94
30 menit 97
15 menit 100
7,5 menit 103
3,5 menit 106
1,88 menit 109
kelapa sawit
Tabel.3
15
plug digunakan untuk
mengurangi
kebisingan sampai
dengan 30 dB
sedangkan ear muff
mengurangi 40-50 dB
vibrasi)
16
3. Biologi (bakteri, virus, jamur, parasit)
kerja)
1. Gangguan pendengaran
2. Gangguan pernafasan
3. Gangguan kulit
4. Gangguan psikologi
17
BAB III
PEMBAHASAN
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
penyakit akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi
sistem kerja. Pengolahan kelapa sawit yang mana dalam proses produksi
penyakit lain yang disebabkan oleh penyakit akibat kerja lainnya. Pabrik
bahan baku berupa kelapa sawit ditimbang terlebih dahulu dengan timbangan
berjalan dan dilakukan pernyortiran kelapa sawit dengan kelapa sawit yang
(PPIS).
18
Menurut ILO tahun 2013 Bahaya potensial adalah sesuatu yang berpotensi
untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian.
Berdasarkan dampak yang ditimbulkan, bahaya potensial dibagi menjadi 4
kategori, yakni:
1. Kategori A
Kategori A merupakan bahaya potensial yang menimbulkan risiko dampak
kesehatan jangka panjang. Termasuk di dalamnya yaitu bahaya kimia
(debu, uap logam, uap) Bahaya faktor biologi (penyakit dan gangguan oleh
virus, bakteri, binatang dsb.) Bahaya faktor fisik (bising, penerangan,
getaran, iklim kerja, jatuh) Cara bekerja dan bahaya factor ergonomis
(posisi bangku kerja, pekerjaan berulang- ulang, jam kerja yang lama)
Potensi bahaya lingkungan yang disebabkan oleh polusi pada perusahaan
di masyarakat.
2. Kategori B
Yaitu bahaya potensial yang menimbulkan risiko langsung pada
keselamatan. Contohnya kebakaran, listrik dan potensi bahaya alat
mekanik.
3. Kategori C
Merupakan bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesejahteraan atau
kesehatan sehari-hari, misalnya sanitasi di tempat kerja yang kurang baik,
air minum di tempat kerja yang kurang baik, dsb.
4. Kategori D
Yaitu bahaya potensial yang menimbulkan risiko pribadi dan psikologis.
Beberapa contohnya yaitu Pelecehan, termasuk intimidasi dan pelecehan
seksual,Terinfeksi HIV/AIDS, Kekerasan di tempat kerja,Stress, Narkoba
di tempat kerja dll.
19
3.1.1 Bahaya Fisik
Bahaya fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika antara lain
kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang mikro
dan sinar ultra ungu. Faktor-faktor ini mungkin bagian tertentu
yang dihasilkan dari proses produksi atau produk samping yang
tidak diinginkan ( ILO, 2013).
Bahaya potensial fisik yang ditemukan pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS)
tersebut adalah :
a) Bahaya potensial kebisingan yang dihasilkan mesin >85dB.
b) Iklim kerja yang panas di dalam pabrik.
c) Getaran dari proses pengolahan.
d) Pencahayaan yang kurang sesuai di dalam pabrik.
20
3.1.4 Bahaya Ergonomi
3.2 Kebisingan
21
yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran
udara, gas dan cairan (Rimantho, 2014). Pada PTPN 7 bagian Pabrik
pada ruang operator kamar mesin. Terdapat kurang lebih tiga orang pada
ruang operator kamar mesin. Pekerja tidak memakai alat pelindung diri
yang tepat (APD), seperti ear plug atau ear muff. Pekerja hanya
(Buchari, 2007),
1. Gangguan Fisiologis
22
pada bagian kaki, dapat menyebabkan pucat dan gangguan
sensoris.
2. Gangguan Psikologis
3. Gangguan Komunikasi
produktifitas kerja.
4. Gangguan keseimbangan
23
tersebut maka daya dengar akan menghilang secara menetap atau
tuli.
temporer pada pendengaran yang reversible, tetapi jika suara cukup kuat
atau diulang, bisa timbul tuli permanen irreversible, yang mengarah pada
3.3.1 Klasifikasi
di telinga bagian dalam akibat pajanan akustik yang kuat dan tiba-
tiba.
2013).
24
3.3.2 Patofisiologi
25
bertahan selama < 0,2 detik. Trauma akustik menyebabkan
faktor seperti:
2. Durasi paparan
pelindungan pendengaran tidak fit atau tepat saat digunakan atau jika
terbuat dari katun wax, busa, karet silikon atau wol fiberglass.
26
disisipkan dengan benar, efektivitas perlindungan akan setara
digunakan.
2004)
(Alfarisi, 2008):
27
3.5 Rekomendasi
1. Posisi Kerja
Posisi yang terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri. kaki tidak
terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja pada saat
posisi duduk. posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu
secara seimbang pada dua kaki pada saat posisi berdiri.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan
antropometri dan posisi saat bekerja.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengankepala,
bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu beratdapat
menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot danpersendian
akibat gerakan yang berlebihan.
28
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
adalah:
1. Bahaya potensial yang terdapat pada pekerja pabrik kelapa sawit yaitu dari
calsium carbonate pada Claybath dengan cara memanjat dan salah satu
berban berat badan . Faktor kimia yaitu pernapasan dan dermatitis kontak
dan Faktor psikologi yaitu depresi akibat beban kerja yang berlebihan.
4.2 Saran
29
3. Perlu di lakukan pemberian sanksi untuk pekerja yang masih tidak mau
DAFTAR PUSTAKA
Amerika, U. 2009. Buku Panduan Pabrik Kelapa Sawit Skala Kecil untuk
Produksi Bahan Baku Bakar Nabati. Jakarta: PT Gramedia.
30
Depkes. Permenkes RI. No 13/men/x/2011 Tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.
Schwaber, M. Trauma to the Middle Ear, Inner Ear, and Temporal Bone.
Editor : Snow JB. Ballenger’s Manual of Otorhinolaryngology Head and Neck
Surgery.Sixteenth Edition.London : BC Decker. 2003.
31