OLEH :
A. PENGERTIAN
Menarik diri adalah reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun
psikologis.Reaksi fisik yaitu individu pergi atau menghindari sumber stresor.Misalnya
menjauhi polusi, sumber infeksi, gas beracun dan lain-lain.Sedangkan reaksi psikologis
individu menunjukkan prilaku apatis, mengisolasi diri, tidak berminat sering disertai rasa
takut dan bermusuhan. (Rasmus, 2001)
Isolasi social merupakan upaya menghindari komunikasi dengan orang lain karena
merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa,
pikiran, dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan
dengan orang lain yang dimanefestasikan dengan mengisolasikan diri, tidak ada perhatian
dan tidak sanggup berbagi pengalaman (Iyus Yosep dan Titin. 2014)
c. Faktor sosio-kultural
Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan hubungan. Hal ini
akibat dari transiensi norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain,
atau tidak menghargai anggota masyarakat yang kurang produktif, seperti lanjut usia
(lansia), orang cacat dan penderita penyakit kronis. Isolasi dapat terjadi karena
mengadopsi norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dari yang dimiliki
budaya mayoritas. Harapan yang tidak realistis terhadap hubungan merupakan faktor
lain yang berkaitan dengan gangguan ini.
2. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart G.W. (2006) Stresor pencetus dapat dikelompokkan dalam dua
kategori yaitu :
a. Stresor sosio-kultural
Stres dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah
dari orang yang berarti, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
b. Stresor psikologis
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya. Tuntunan untuk berpisah dengan orang terdekat
atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat
menimbulkan ansietas tingkat tinggi.
Keterangan :
Respon adaptif adalah respon yang diterima oleh norma sosial dan kultural dimana
individu tersebut menjelaskan masalah dalam normal.
Adapun Respon Adaptif tersebut adalah :
1. Menyendiri (solitude)
Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah
di lakukan di lingkungan sosialnya.
2. Otonomi
Merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide
pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
3. Kebersamaan
Suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu tersebut mampu
untuk saling memberi dan menerima.
4. Saling ketergantung (interdependent)
Merupakan kondisi saling tergantung antar individu dengan orang lain dalam membina
hubungan interpersonal.
5. Kesepian
Merasa dirinya di tinggalkan.
Respon Maladaptif Respon maladaptif adalah respon yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah yang menyimpang dari norma-norma sosial dan kebudayaan suatu
tempat.
Adapun Respon Maladaptif meliputi :
1. Menarik diri
Keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara
terbuka dengan orang lain.
2. Ketergantungan (dependen)
Terjadi bila seseorang gagal dalam mengembangkan rasa percaya diri atau
kemampuan untuk berfungsi secara sukses.
3. Manipulasi
Gangguan hubungan sosial yang terdapat pada indidu yang menganggap orang lain
sebagai objek. Individu tersebut tidak dapat membina hubungan sosial secara
mendalam.
4. Impulsif
Tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman,
penilaian yang buruk dan individu ini tidak dapat di andalkan.
5. Narsisisme
Harga dirinya rapuh, secara terus menerus, bersedia mendapatkan penghargaan dan
pujian yang egosentri dan pencemburu.
D. TANDA DAN GEJALA
Menurut Kusumawati (2011) tanda dan gejala isolasi sosial adalah sbb :
1. Menyen diri dalam ruangan, sedih, afek datar
2. Tidak berkomunikasi, menarikdiri, tidakmelakukankontakmata
3. Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya
4. Berpikir menurut pemikirannya sendiri, tindakan berulang dan tidak bermakna
5. Mengekpresikan penolakan atau kesepian pada orang lain
6. Tidak ada asosiasi antara ide satu dengan yang lainnya
7. Menggunakan kata kata simbolik, Menggunakan kata yang tidak berarti
8. Kontak mata kurang atau tidak mau menatap lawan bicaranya
9. Menarik diri dari lingkungan bergaul, suka melamun, berdiam diri.
E. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada klien isolasi sosial terdiri dari :
1. Suasana terapi (lingkungan terapeutik)
Yang dimaksud suasana terapi adalah suasana yang diciptakan oleh dokter atau
perawat dengan klien yang dapat membantu proses penyembuhan klien. Dalam teori
keperawatan jiwa.Hal ini dikenal dengan menciptakan hubungan saling percaya antara
perawat dengan klien.
2. Farmakoterapi
Farmakoterapi adalah bentuk penatalaksanaan penderita isolasi sosial dengan
pemberian obat-obatan anti psikotik, seperti haloperidol. Pengobatan ini diharapkan
mampu memperbaiki keadaan somatik atau biologis tubuh yang berhubungan dengan
perubahan prilaku penggunaan obat-obatan anti psikotik dapat mempengaruhi
keseimbangan neurontransmiter pada sistem embolik otak sehingga efek gangguan
prilaku seperti menarik diri dapat teratasi..
3. Psikoterapi
Psikoterapi dilakukan dengan pemberian support kepada klien untuk
meningkatkan aspek positif diri. Pada penderita gangguan jiwa dengan prilaku isolasi
sosial : menarik diri, bentuk psikoterapi dalam keperawatan yang paling efektif
digunakan adalah terapi aktifitas kelompok dengan sosialisasi (W.F Maramis, 2005).
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Adapun data yang dapat dikumpulkan pada klien dengan masalah utama isolasi
sosial : menarik diri adalah sebagai berikut :
a. Identitas
Pada umumnya identitas klien yang dikaji pada klien dengan masalah utama
menarik diri adalah biodata meliputi : inisial, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian dan nomor register. Sedangkan penanggung
jawab meliputi : nama, umur, hubungan keluarga, alamat keluarga.
b. Alasan masuk rumah sakit
Merupakan penyebab klien dibawa kerumah sakit dan pada umumnya alasan
masuk rumah sakit pada klien dengan masalah utama menarik diri adalah keluhan
selalu menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
c. Faktor predisposisi
Pada umumnya faktor predisposisi klien dengan masalah utama menarik diri
adalah pernah atau tidaknya mengalami gangguan jiwa, usaha pengobatannya,
riwayat trauma psikis seperti penganiayaan, penolakan, kekerasan dalam keluarga
dan keturunan yang mengalami gangguan jiwa serta pengalaman yang tidak
menyenangkan bagi klien sebelum mengalami ganggguan jiwa.
d. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan meliputi :
1) Tanda vital
Tekanan darah klien dengan mashlah utama isolasi sosial cenderung meningkat,
nadi meningkat.
2) Keluhan fisik
Klien biasanya mengeluh dan mengalami gangguan pola makan dan tidur
sehingga terjadi penurunan berat badan. Klien biasanya tidak menghiraukan
kebersihan dirinya.
e. Psikososial
1) Genogram
Dalam genogram biasanya hubungan klien dengan keluarga kurang harmonis dan
biasanya klien tidak memiliki orang terdekat.
2) Konsep diri
Pada umumnya klien dengan masalah utama menarik diri mengalami
gangguan konsep diri seperti : merasa tidak berharga, hidup tidak berguna, tidak
mampu memperrahankan kontak mata, sering memalingkan wajah, harga diri
rendah, tidak mampu membentuk
identitas diri dan tidak mampu berperan sesuai dengan umur atau profesinya.
3) Hubungan sosial
Pada umumnya klien dengan masalah utama menarik diri mengalami gangguan
seperti tidak merasa memiliki teman dekat, tidak pernah melakukan kegiatan
kelompok atau masyarakat dan mengalami hambatan dalam pergaulan.
4) Spritual
Biasanya adanya masalah dalam pemenuhan kebutuhan spritual, tidak dapat
konsentrasi dalam setiap ibadah solat.
f. Status mental
1) Penampilan
Biasanya klien berpenampilan tidak rapi, rambur acak-acakan, kulit kotor, gigi
kuning, penggunaan pakaian sesuai dengan keadaan.
2) Pembicaraan
Pada umumnya klien tidak mampu memulai pembicaraan, bila berbicara topik
yang dibicarakan tidak jelas atau kadang menolak diajak bicara.
3) Aktivitas motorik
Biasanya klien tampak lesu, tidak bergairah dalam beraktivitas, kadang gelisah
dan mondar mandiri.
4) Alam perasaan
Alam perasaan klien biasanya tampak putus asa dimanifestasikan dengan sering
melamun.
5) Afek
Afek klien biasanya datar
6) Interaksi selama wawancara
Biasanya klien menunjukkan kurang kontak mata dan kadang-kadang menolak
untuk bicara dengan orang lain.
7) Persepsi
Biasanya ganguan persepsi terutama halusinasi pendengaran, klien biasanya
mendengar suara-suara yang mengancam, sehingga klien cenderung menyendiri,
pandangan kosong, bicara sendiri dan melamun.
8) Proses pikir
Biasanya kehilangan asosiasi, terlambat dalam proses pikir.
9) Isi pikir
Biasanya mengalami gangguan isi pikir : waham terutama waham curiga
10) Tingkat kesadaran
Biasanya klien tidak megnalami gangguan kesadaran.
11) Memori
12) Kemampuan penilaian
Biasanya klien tidak mengalami gangguan pada penilaian
13) Daya tilik diri
Klien biasanya mengingat penyakit yang dideritanya.
g. Kebutuhan persiapan pulang
1) Kemampuan klien memenuhi / menyediakan kebutuhan biasanya alam
kemampuan klien dalam memenuhi / menyediakan kebutuhan tidak tergantung
oleh orang lain, tetapi klien harus masih mendapat motivasi dan dukungan dari
orang lain.
2) Kegiatan hidup sehari-hari
a) Perawatan diri : biasanya klien masih tergantung dengan orang lain dan klien
perlu motivasi untuk mealkukan perawatan pada dirinya sendiri.
b) Nutrisi : biasanya klien memisahkan diri saat makan
3) Kemampuan klien
Biasanya klien belum mampu dalam mengantisipasi kebutuhan sendiri, membuat
keputusan berdasarkan keinginan sendiri dan mengatur penggunaan obat serta
melakukan pemeriksaan kesehatan.
4) Sistem pendukung
Biasanya klien memiliki sistem pendukung dalam keluarga, tetapi biasanya tidak
memiliki teman dekat.
h. Mekanisme koping
Koping yang digunakan klien biasanya proyeksi menghindar dan kadang mencederai
diri.
i. Masalah psikologi dan lingkungan
Biasanya klien mendapat perlakuan yang tidak wajar dari lingkungan seperti klien
direndahkan atau diejek karena klien menderita gangguan jiwa.
j. Pengetahuan
Biasanya klien kurang penegtahuan dalam hal mencari bantuan, mekanisme koping
dan sistem pendukung sehingga penyakit klien semakin berat.
Pohon Masalah
Akibat ----------------
Resiko perubahan persepsi sensori
2. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial : Menarik diri
b. Resiko perubahan persepsi sensosri
c. Gangguan harga diri : harga diri rendah.
1. Rencana Keperawatan
Tabel 4.10 Rencana Tindakan Perawatan Klien Dengan
Masalah Keperawatan Utama : Isolasi Sosial
Perencanaan
Diagnos Tujuan
No Kriteria Intervensi
a Kep. Umum dan
Evaluasi
Khusus
1 2 3 4 5
1 Isolasi TUM :
sosial : Klien dapat 1.1 Ekspresi 1.1.1 Bina hubungan saling
Menarik berinteraksi wajah percaya dengan
diri dengan bersahabat, menggunakan prinsip
orang lain menun-jukkan komunikasi terapiutik.
sehing-ga rasa senang, ada a. Sapa klien dengan nama
tidak ter- kontak mata, baik verbal maupun non-
jadi Isolasi mau berjabat verbal.
sosial : tangan, mau b. Perkenalkan diri dengan
menarik menyebutkan sopan.
diri. nama, mau c. Tanyakan nama lengkap
TUK : 1 menjawab dan nama panggilan
Klien dapat salam, mau yang disukai klien.
membina duduk d. Jelaskan tujuan
hubungan berdampingan pertemuan.
saling dengan perawat, e. Jujur dan menepati janji
percaya. mau f. Tunjukkan sikap empati
mengutarakan dan menerima klien apa
masalah yang adanya.
dihadapi. g. Berikan perhatian
kepada klien dan
perhatian kebutuhan
dasar klien
Lingkungan dekat.
d. Apa yang membuat ibu
tidak dekat
2.1.2 Beri kesempatan kepada
klien untuk meng-
ungkapkan perasaan yang
menyebabkan klien tidak
mau bergaul.
2.1.3 Berikan pujian ter-hadap
kemampuan klien meng-
ungkapkan perasaannya
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5