Anda di halaman 1dari 11

VALIDASI METODE PENENTUAN SAKARIN MENGGUNAKAN

KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Agus Kembaren dan Tiasina Harahap

Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan


Alumni Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan
email: agus.kembaren@yahoo.co.id

Abstract. This research was aimed to validation analytical method of Saccarine and to determine
saccarine consentration in soft drink High Performance Liquid Chromatography. Sodium Saccarine
salts are used as standard. Sodium Saccarine salts dissolve in mobile phase methanol : fosfat buffer
(60:40). Concentration of standard saccarine solution made in 20, 40, 60, 80, and 100 ppm. HPLC
Agilent Technology 1260 Infinitely Series, Poroshell/C18 column- 50 mm lenght- id 4.6 mm - particles
size 2.7 µm, UV-detector in λ 265 nm, injection volume 20 µL , and flow rate 1 mL/minutes were used
in this research. Method validation parameters were determined by linierity, precision, accuracy,
LOD, LOQ, and selectivity. The results show that lineariy with R = 0.998702, precision with RSD =
0.192%, accuracy with % recovery = 100.26%, LOD = 0.172 ppm, LOQ = 0.573, and selectivity with Rs
= 0.2. Testing for the „Sprite Zero‟ soft drink show that 117.6 mg/kg saccarine (under the maximum
content in carbonated/noncarbonated soft drink). Conclution from this research is, HPLC method can
use in analysis saccarine content in soft drink

Kata kunci: metode penentuan, sakarin, kromatografi kinerja tinggi

PENDAHULUAN seperti menggunakan peralatan yang


Validasi metode analisis telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi
merupakan suatu tindakan penilaian dan pelarut yang baik, pengontrolan
terhadap parameter tertentu, suhu, dan pelaksanaannya yang cermat,
berdasarkan percobaan laboratorium taat asas sesuai prosedur. Kriteria
untuk membuktikan bahwa parameter penerimaan akurasi (% recovery )
tersebut memenuhi persyaratan untuk adalah 98% - 102% (Mulyati, dkk. 2011,
penggunaannya (Harmita, 2004). Shabir, 2003).
Dengan kata lain tujuan dari validasi % Perolehan kembali
metode analisis adalah untuk
mengkonfirmasi atau memastikan (recovery)= x 100%
metode analisis yang dipakai sesuai
untuk peruntukannya. Adapun
parameter-parameter tersebut antara Cp= konsentrasi sampel yang
lain adalah akurasi (kecermatan), diperoleh dari pengukuran (praktek).
presisi (keseksamaan), selektifitas, Ct= konsentrasi sampel teoritis.
linieritas dan rentang, batas deteksi dan
batas kuantitas, ketangguhan metode, Presisi adalah ukuran yang
kekuatan metode. menunjukkan derajat kesesuaian antara
Akurasi, adalah ukuran yang hasil uji individual, diukur melalui
menunjukkan derajat kedekatan hasil penyebaran hasil individual dari rata-
analis dengan kadar analit yang rata jika prosedur diterapkan secara
sebenarnya. Kecermatan dinyatakan berulang pada sampel-sampel yang
sebagai persen perolehan kembali diambil dari campuran yang homogen.
(recovery) analit yang ditambahkan. Kriteria seksama diberikan jika metode
Kecermatan hasil analis sangat memberikan simpangan baku relatif
tergantung kepada sebaran galat atau koefisien variasi 2% atau kurang
sistematik di dalam keseluruhan (Harmita, 2004). Menurut Shabir
tahapan analisis. Oleh karena itu untuk (2003), prosedur spesifik untuk
mencapai kecermatan yang tinggi hanya penentuan presisi suatu metode
dapat dilakukan dengan cara dilakukan minimal sembilan penentuan
mengurangi galat sistematik tersebut untuk menentukan range dari prosedur
70
(tiga konsentrasi dengan tiga kali transformasi matematik yang baik,
pengulangan pada masing-masing proporsional terhadap konsentrasi
konsentrasi). Presisi dapat dihitung analit dalam sampel (Wells dan Dantus,
dengan cara sebagai berikut : 2005). Linearitas suatu metode diuji
1. Hasil analisis adalah x1, x2, x3, untuk memastikan adanya hubungan
x4,......., xn maka simpangan linier antara konsentrasi analit dengan
bakunya adalah respon detektor. Koefisien korelasi (R)
adalah parameter yang menunjukkan
SD = adanya hubungan linier antara respon
analitik (luas area) dengan konsentrasi
analit yang diukur pada kurva kalibrasi.
2. Simpangan baku relatif (SBR) Suatu metode dikatakan memenuhi
adalah : kriteria lineritas jika nilai koefisien
korelasi (R) mendekati 1 (Novelina, dkk.
SBR = x 100% 2009). Rentang metode adalah
pernyataan batas terendah dan tertinggi
analit yang sudah ditunjukkan dapat
Selektifitas atau spesifisitas suatu ditetapkan dengan kecermatan,
metode adalah kemampuannya yang keseksamaan, dan linearitas yang dapat
hanya mengukur zat tertentu saja secara diterima. Menurut Shah, et al. (2000)
cermat dan seksama dengan adanya dalam Wells dan Dantus
komponen lain yang ada dalam matriks (2005),prosedur untuk penentuan
sampel. Selektivitas seringkali dapat linearitas suatu metode dilakukan
dinyatakan sebagai derajat minimal dengan tiga konsentrasi yang
penyimpangan (degree of bias) metode menggambarkan range dari kurva
yang dilakukan terhadap sampel yang kalibrasi yaitu konsentrasi yang dekat
mengandung bahan yang ditambahkan dengan nilai LOQ, konsentrasi
berupa cemaran, hasil urai, senyawa pertengahan, dan konsentrasi yang
sejenis, senyawa asing lainnya, dan merupakan batas terendah dari kurva
dibandingkan terhadap hasil analisis kalibrasi.
sampel yang tidak mengandung Sebagai parameter adanya
bahanlain yang ditambahkan. hubungan linier digunakan koefisien
Penyimpanagn hasil jika ada korelasi (r) pada analisis regresi linier Y
merupakan selisih dari hasil uji = ax + b. Hubungan linier yang ideal
keduanya. Pada metode analisis yang dicapai jika nilai b = 0 dan r = +1 atau -1
melibatkan kromatografi, selektifitas bergantung pada arah garis. Sedangkan
ditentukan melalui perhitungan daya nilai a menunjukkan kepekaan analisis
resolusinya (Rs) dimana syarat terutama instrumen yang digunakan.
resolusinya adalah ≥ 1,5 (Shabir, 2003). Batas deteksi, adalah jumlah
Resolusi adalah ukuran yang terkecil analit dalam sampel yang dapat
menunjukkan bagaimana dua peak yang dideteksi yang masih memberikan
dihasilkan terpisah dengan baik. respon signifikan dibandingkan dengan
Menurut Food and Drug blangko. Batas deteksi merupakan
Administration (1994), rumus resolusi parameter uji batas. Batas kuantitasi
(Rs) adalah sebagai berikut : merupakan parameter pada analisis
Rs = dimana : renik dan diartikan sebagai kuantitas
terkecil analit dalam sampel yang masih
tR = retention time of analyte, dan tw = dapat memenuhi kriteria cermat dan
peakwidth measured at baseline. seksama.
Pada analisis instrumen batas
Linearitas adalah kemampuan deteksi dapat dihitung dengan
suatu metode analisis untuk mengukur respon blangko beberapa kali
memberikan responsecara langsung lalu dihitung simpangan baku respon
atau tidak langsung, dengan bantuan blanko dan formula dibawah ini dapat
digunakan untuk perhitungan :
71
HPLC Grade (Merck), KH2PO4 (Merck),
Q= K2HPO4 (Merck), Aquades, dan
dimana : Q = Batas deteksi Aquabides. Semua bahan kimia yang
atau Batas kuantitas., k = 3 untuk digunakan memiliki kemurnian yang
batas deteksi atau 10 untuk batas tinggi (pa).
kuantitas, SD = Standar Deviasi Peralatan yang digunakan dalam
intersep pada persamaan regresi linier., penelitian ini adalah sebagai berikut :
S = Slope dari persamaan regresi linier KCKT (HPLC Agilent Technology 1260
(nilai a pada y = ax+b) (ICH, 1996) Infinitely Series) detektor UV, Kolom
Ketangguhan metode adalah C18, Neraca analitik, Kertas saring,
derajat ketertiruan hasil uji yang penyaring vakum,Vial dan alat-alat
diperoleh dari analisis sampel yang gelas yang biasa digunakan di
sama dalam berbagai kondisi uji laboratorium kimia. Semua peralatan
normal, seperti laboratorium, analisis, merupakan milik Laboratorium Kimia
instrumen, bahan pereaksi, suhu, hari Universitas Negeri Medan.
yang berbeda, dll. Ketangguhan
biasanya dinyatakan sebagai tidak Prosedur Kerja
adanya pengaruh perbedaan operasi Kolom yang digunakan
atau lingkungan kerja pada hasil uji. Poroshell/C18-panjang 50 mm,
Ketangguhan metode merupakan diameter dalam 4,6 mm dengan ukuran
ukuran ketertiruan pada kondisi operasi partikel 2,7 µm, Detektor UV set pada
normal antara laboratorium dan antar panjang gelombang 265 nm, Volume
analis. Injeksi 20 µL, Fase Gerak Dafar Posfat :
Untuk memvalidasi kekuatan suatu Metanol (60:40), Laju Alir 1 mL/menit,
metode perlu dibuat perubahan Temperatur Kolom 24oC
metodologi yang kecil dan terus Sebanyak 0,9524 g K2HPO4 dan
menerus dan mengevaluasi respon 1,2551 g dan KH2PO4 ditimbang dan
analitik dan efek presisi dan akurasi. dimasukkan kedalam labu takar 500
Sebagai contoh, perubahan yang mL. Sediaan ini dilarutkan dengan 25
dibutuhkan untuk menunjukkan mL metanol dan aquabides sampai
kekuatan prosedur HPLC dapat tanda tera, lalu dihomogenkan.
mencakup (tapi tidak dibatasi) Larutan baku diperoleh dengan
perubahan komposisi organic fase gerak menimbang sebanyak 100 mg standar
(1%), pH fase gerak (± 0,2 unit) dan Na- sakarin lalu dimasukkan ke dalam
perubahan temperature kolom (± 2 - labu 100 mL dan dilarutkan dengan fase
3°C). Perubahan lainnya dapat gerak sampai tanda tera, dihomogenkan
dilakukan bila sesuai dengan (larutan mengandung 1.000 ppm).
laboratorium. Identifikasi sekurang – Persiapan standar yang akan digunakan
kurangnya 3 faktor analisis yang dapat dengan membuat deret standar yang
mempengaruhi hasil bila diganti atau memiliki konsentrasi 20, 40, 60, 80dan
diubah (Harmita, 2004). 100 ppm. Larutan-larutan tersebut
diperoleh melalui pengenceran dengan
METODE memipet 1, 2, 3, 4 dan 5mL larutan baku
Penelitian dilakukan di standar sakarin 1.000 ppm diencerkan
Laboratorium Kimia FMIPA UNIMED dengan fase gerak hingga volume 50
Jl. Williem Iskandar Psr V Medan mL. Larutan kemudian disaring, dan
Estate, Medan. Penelitian ini siap untuk digunakan.
berlangsung selama 5 bulan, selain
perencanaan dan analisis data.
Preparasi sampel
Alat dan bahan Ditimbang kurang lebih 0.5293 g
Bahan yang digunakan dalam sampel dimasukkan kedalam labu ukur
penelitian ini adalah sebagai berikut : 50 mL kemudian tambahkan larutan
Natrium Sakarin (Supelco), Standar fase gerak hingga tanda batas,
Natrium Siklamat (Supelco), Methanol dihomogenkan dan disaring. Filtrat
72
yang dihasilkan kemudian dimasukkan dari hasil pengukuran linieritas standar
ke dalam vial. Larutan siap untuk sehingga diperoleh nilai Limit of
diinjeksikan ( Novelina, dkk. 2009). Detection (LOD) dan Limit of
Beberapa aspek yang diukur dalam Quantitation (LOQ).
validasi metode adalah selektifitas,
linieritas, presisi, akurasi, limit deteksi, HASIL DAN PEMBAHASAN
limit kuantitasi. Penetapan selektifitas
dilakukan dengan membandingkan Sekilas Sakarin dan metode
hasil analisis sampel yang megandung analisis
cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, Sakarin ditemukan secara tidak
senyawa asing lainnya atau pembawa sengaja oleh Fahbelrg dan Remsen pada
placebo (sediaan farmasi) dengan hasil tahun 1987. Ketika pertama kali
analisis sampel lain dengan kondisi ditemukan sakarin digunakan sebagai
kerja yang sama. Sedangkan uji pengawet, tetapi sejak tahun 1900
linieritas diperoleh dari data digunakan sebagai pemanis (Cahyadi,
pengukuran larutan deret standar yang 2006). Sakarin adalah pemanis buatan
telah dibuat sehingga diperoleh kurva yang memiliki struktur dasar Sulfinida
kalibrasi dan persamaan regresinya. Uji Benzoat tidak menghasilkan kalori.
presisi dilakukan dengan cara Sakarin jauh lebih manis dibandingkan
pengulangan (repeatability) 3 kali sukrosa dengan perbandingan rasa
larutan standar yang di buat sesuai manis kira-kira 350 kali lebih tinggi dari
prosedur yang diinjeksikan pada hari kemanisan sukrosa (angka
yang sama sehingga diperoleh data yang perbandingan ini berdasarkan nilai
akan dinyatakan nilai presisinya sebagai ambang batas) (Woodroof,
simpangan baku relatif (% SBR). Uji 1974).Rumus molekul sakarin adalah
akurasi (uji perolehan kembali) C7H5NO3S dan berat molekulnya 183,18.
dilakukan dengan membuat larutan Sakarin memiliki struktur kimia terlihat
standar sesuai prosedur diulangi pada gambar 1.a. Sakarin lebih stabil
sebanyak 3 kali dan masing-masing dalam bentuk garam sehingga sering
diinjeksikan ke dalam alat KCKT. O Nilai dijumpai dalam bentuk garam
akurasi dinyatakan sebagai % recovery. Natriumnya dengan struktur seperti
Pengukuran limit deteksi dilakukan NH2 terlihat pada gambar 1.b.
dengan mengolah data yang diperoleh
SO2

O
O

C C
a NH
b NNa
S S
O O
O O

Gambar 1. Struktur Kimia a)Sakarin, b)Na-Sakarin

Dalam perdagangan dikenal dengan sakarin akan menimbulkan rasa pahit-


nama glucid, gucide, garantose, getir (nimbrah), hal ini disebabkan oleh
saccharimol, saccharol dan sykosa. kemurnian yang rendah dari proses
Secara umum, garam sakarin berbentuk sintesis (Winarno, 1991). Natrium
kristal putih, tidak berbau atau berbau sakarin didalam tubuh tidak mengalami
aromatik lemah, dan mudah larut dalam metabolisme sehingga diekskresikan
air, serta berasa manis (SNI 01-6993- melalui urine tanpa perubahan kimia.
2004). Penggunaan sakarin tergantung Sakarin memiliki tingkat kemanisan
dari intensitas kemanisan yang relatif sebesar 300 sampai dengan 500
dikehendaki. Pada konsentrasi tinggi, kali tingkat kemanisan sukrosa tanpa
73
nilai kalori (SNI 01-6993-2004). Nilai No. 064025 Jln. Flamboyan Kelurahan
kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 Simpang Selayang Kecamatan Medan
kJ/g dan ADI (Acceptable Daily Intake) Tuntungan sebanyak 310,5 mg/kg dari
: 5 mg/kg berat badan. batas maksimal 300 mg/kg yang
Sakarin banyak dipakai sebagai ditetapkan SNI 01-6993-2004 begitu
pengganti gula pada penderita kencing juga dengan penelitian yang dilakukan
manis atau untuk makanan yang Subani (2008) yang mendapatkan kadar
berkalori rendah. Meskipun masih natrium sakarin sebesar 564 mg/kg
diperbolehkan sebagai pemanis bahan dalam sirup markisa pohon pisang dari
makanan di Amerika Serikat namun batas maksimal 300 mg/kg yang
pemakaiannya sangat dibatasi. Pada ditetapkan SNI 01-6993-2004.
tahun 1971, suatu penelitian yang Metode analisis yang dapat
dilakukan oleh Wisconsin Alumni dilakukan untuk analisis sakarin dalam
ResearchFoundation(WARF) minuman antara lain adalah
membuktikan bahwa sakarin tergolong spektrofotometri (MA PPOM
pada zat penyebab kanker (carcinogen). No.47/MA/93), volumetri, dan
Dari 15 ekor tikus yang diberi kromatografi cair kinerja tinggi. Namun
sakarin, 5% atau 7 ekor diantaranya beberapa metode tersebut memiliki
menderita kanker pada kantung beberapa kelemahan seperti pada
empedu setelah memakan sakarin spektrofotometri memilki kelemahan
dalam ransumnya selama 2 tahun yaitu membutuhkan banyak perlakuan
(Wightman, 1977 dalam Djojosoebagio pada sampel yang dikhawatirkan akan
dan Wiranda, 1996). Kemudian pada memperbesar kesalahan pengukuran,
tahun 1977, Canada‟s Health Protection terlalu banyak jumlah bahan yang
Branch melaporkan bahwa sakarin digunakan, dan waktu yang dibutuhkan
bertanggung jawab terhadap terjadinya relatif lama. Kemudian pada metode
kanker kantung kemih. Sejak itu, volumetri meski merupakan metode
sakarin dilarang digunakan di Kanada yang memiliki kelebihan seperti murah,
kecuali sebagai pemanis yang dijual di tahan dan mampu memberikan
apotek dengan mencantumkan label ketepatan (presisi) yang tinggi namun
peringatan (Cahyadi, 2006). Menurut keterbatasan metode ini adalah bahwa
Sinulingga (2011), penggunaan sakarin metode ini kurang spesifik. Metode
yang berlebihan, dapat menimbulkan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi juga
bahaya bagi kesehatan manusia, antara memilki beberapa kelemahan namun
lain migran atau sakit kepala, dibanding dengan metode yang lainnya
kehilangan daya ingat, bingung, metode ini lebih banyak memiliki
insomnia, iritasi, asma, hipertensi, kelebihan untuk proses analisis.
diare, sakit perut, alergi, impotensi dan
gangguan seksual, kebotakan, kanker Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
otak dan kanker kantung kemih. Kromatografi cair, pada awalnya
Untuk menghindari dampak dilakuka dalam kolom gelas
tersebut diatas maka telah ditetapkan berdiameter besar dalam kondisi
batasan maksimum sakarin kategori tekanan atmosfer. Waktu yang dibutuh
minuman ringan berkarbonasi dan non- untuk suatu analisis relatif lama. Pada
karbonasi sebesar 500 mg/kg (SNI 01- akhir tahun 1960-an, telah dilakukan
6993-2004). Namun, terkait masalah berbagai upaya untuk mengembangkan
penambahan pemanis buatan dalam kromatografi cair sehingga dapat
minuman masih terdapat kadar sakarin mengimbangi penggunaan kromatografi
atau garamnya yang melebihi ambang gas. Upaya-upaya tersebut kemudian
batas dalam minuman yang beredar di menghasilkan High Performance
pasaran seperti pada penelitian Ranitha Liquid Chromatography (HPLC) atau
Sinulingga (2004) yang mendapatkan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
kadar natrium sakarin dalam es doger (KCKT). Kemajuan teknologi
yang termasuk kategori minuman instrumentasi dan pengepakan kolom
jajanan yang dipasarkan di SD Negeri telah mempercepat pemanfaatan
74
menjadi setara dengan kromatografi baik, dapat menggunakan bermacam-
gas. macam detektor, mudah melakukan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi "sample recovery" , dapat pula
(KCKT) atau High Pressure Liquid ditandemkan dengan intrumen lain.
Chromatography (HPLC) merupakan Sebagai mana instrumen lainnya,
salah satu metode kimia dan KCKT juga memiliki
fisikokimia. KCKT termasuk metode kelemahan/kekurangan. Kekurangan
analisis terbaru yaitu suatu teknik metode ini antara lain : larutan harus
kromatografi dengan fasa gerak cairan dicari fase diamnya terlebih dahulu,
dan fasa diam cairan atau padat. Banyak mengetahui kondisi yang optimum
kelebihan metode ini jika dibandingkan antara pelarut, analit dan gradien elusi,
dengan metode lainnya (Snyder dan dan harganya yang relatif mahal
Kirkland, 1979; Johnson dan Stevenson, sehingga penggunaannya dalam lingkup
1978). Kelebihan itu antara lain: penelitian sangat terbatas.
mampu memisahkan molekul-molekul Komponen-komponen
dari suatu campuran, mudah Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dapat
mengoperasikannya, kecepatan dan dilihat pada gambar 2.
kepekaan yang tinggi, resolusi yang

Gambar 2. Diagram Blok KCKT

Sebagaimana metode analisis


lainnya, analisis dengan KCKT tentu Hasil Uji Linieritas Standar
memerlukan validasi metode Uji linieritas adalah suatu metode
(penentuan kinerja analitis). Terkait analisis yang dilakukan untuk melihat
keberadaan di Laboratorium Kimia kemampuan suatu metode analisis
FMIPA Unimed dan berdasarkan dalam memberikan respon yang baik
pernyataan-pernyataan diatas maka padaberbagai macam konsentrasi analit.
dilakukanlah penelitian untuk Koefisien korelasi (R) adalah parameter
mempelajari validasi metode penentuan yang menunjukkan adanya hubungan
kadar sakarin dalam minuman ringan linier antara respon analitik (luas area)
dengan menggunakan Kromatografi dengan konsentrasi analit yang diukur
Cair Kinerja Tinggi. pada kurva kalibrasi.

Tabel 1. Luas Area, Tinggi Puncak dan Waktu Retensi Kromatogram Larutan Standar
Sakarin Dengan Konsentrasi 20, 40, 60, 80, 100 ppm.
No Konsentra Replikasi Luas Area Tinggi Puncak Rt(menit)
si 1 1673,98804 296,82367 0,583
1 20 ppm 2 1664,66931 290,26624 0,581
3 1663,93774 285,81686 0,581
1 3239,83179 545,77930 0,574
2 40 ppm 2 3233,34473 539,02576 0,577
3 3222,23438 526,70325 0,570
3 60 ppm 1 5122,33253 813,26843 0,565
75
2 5131,63281 787,13086 0,569
3 5117,39355 813,57080 0,562
1 6504,45020 1013,06299 0,563
4 80 ppm 2 6508,63379 979,13727 0,566
3 6496,99268 967,48199 0,561
1 8525,14746 1088,20728 0,555
5 100 ppm 2 8499,14160 1109,39282 0,550
3 8501,92383 1114,08960 0,551

Pada penelitian ini larutan standar kromatogram dan waktu retensi dapat
sakarin dipreparasi dengan fase gerak dilihat pada Tabel 1. Dari data pada
sehingga diperoleh konsentrasi 20, 40, Tabel 1. dapat dicari persamaan garis
60, 80, 100 ppm yang kemudian regresi linier untuk setiap tahap
diinjeksikan sebanyak tiga kali untuk replikasi (pengulangan) dari deret
setiap konsentrasi kedalam KCKT konsentrasi standar. Persamaan regresi
sehingga menghasilkan respon analitik linier untuk setiap replikasi
berupa luas area kromatogram, tinggi (pengulangan) deret standar dapat
puncak kromatogram dan waktu retensi dilihat pada Tabel 2.
(Rt). Data luas area, tinggi puncak

Tabel 2. Nilai a, b dan R pada persamaan garis regresi linier untuk setiap replikasi
deret standar.
Nilai Pada Persamaan Garis Regresi Linier (y = ax+b)
Replika
a b R
1 84,834686 -76,931173 0,998665
2 84,721168 -75,785644 0,998751
3 84,753652 -84,722708 0,998692
84,769835 -79,146508 0,998702

Dari tabel 2. dapat dilihat bahwa Uji presisi dilakukan dengan cara
dari ketiga replikasi yang dilakukan mempreparasi larutan standar sakarin
nilai koefisien korelasi (R) rata-rata dengan fase gerak sehingga diperoleh
adalah 0,998702 dimana nilai ini sangat konsentrasi 20, 40, 60, 80 dan 100 ppm
baik karena mendekati 1. Suatu metode kemudian diinjeksikan kedalam KCKT
dikatakan memenuhi kriteria lineritas sebanyak tiga kali untuk masing-masing
jika nilai koefisien korelasi (R) konsentrasi. Kemudian sebagai hasilnya
mendekati 1 (Novelina, dkk. 2009). diperoleh luas area kromatogram.
Nilai koefisien korelasi (R) ini Perhitungan kadar dapat dilakukan
menunjukkan bahwa metode analisis dengan menggunakan persamaan garis
yang digunakan telah memenuhi regresi linier dari kurva kalibrasi
kriteria linieritas dari rentang (perhitungan dapat dilihat pada
konsentrasi 20-100 ppm. Dengan lampiran 2). Hasil perhitungan dengan
demikian dapat dikatakan bahwa KCKT berdasarkan persamaan garis regresi
ini memberikan respon analitik yang linier menunjukkan bahwa rata-rata %
baik terhadap deret konsentrasi standar SBR (Simpangan Baku Relative) pada
yang dianalisis. range konsentrasi 20-100 ppm adalah
0,192%. Presisi suatu metode dikatakan
Hasil Uji Presisi , akurasi, limit telah memenuhi syarat keberterimaan
deteksi dan selektifitas jika nilai dari % SBR ≤ 2% (Harmita,
2004). Dari hasil presisi yang diperoleh,
76
dapat disimpulkan bahwa metode yang dilakukan dengan cara mempreparasi
digunakan telah memenuhi syarat larutan standar sakarin dengan fase
keberterimaan. Hal ini juga menjadi gerak sehingga diperoleh konsentrasi
suatu informasi bahwa sistem 20, 40, 60, 80 dan 100 ppm kemudian
operasional alat dan analis memiliki diinjeksikan kedalam KCKT sebanyak
nilai presisi yang baik terhadap metode tiga kali untuk masing-masing
dengan respon yang relatif konstan. konsentrasi. Luas area kromatogram
Akurasi merujuk pada pengertian yang dihasilkan masing-masing
ketepatan atau kecermatan, dimana dimasukkan kedalam persamaan garis
merupakan ukuran yang menunjukkan regresi linier yang telah diperoleh dari
derajat kedekatan hasil yang diperoleh kurva kalibrasi deret standar. Kadar
dalam analisis dengan nilai sebenarnya. analit yang terukur untuk setiap
Akurasi memenuhi syarat konsentrasi dirata-ratakan, maka
keberterimaan jika nilai % perolehan diperoleh % perolehan kembali
kembali (recovery) adalah 98% - 102% (recovery) 100,26% yang berada pada
(Mulyati, dkk. 2011, Shabir, 2003). Pada rentang 97,06% - 103,02% dalam range
penentuan nilai akurasi ini tidak konsentrasi 20-100 ppm. Hasil uji
berbeda jauh dengan presisi. Penentuan akurasi dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Data Hasil Uji Akurasi


No Konsentrasi Standar Konsentrasi Praktek % Recovery
1 Teoritis
20 ppm(Ct) (Cp)
20,604 103,02%
2 40 ppm Rata-Rata
39,058 97,64%
3 60 ppm 61,377 102,28%
4 80 ppm 77,651 97,06%
5 100 ppm 101,308 101,31%
Rata-rata 100,26%

Nilai rata-rata hasil dari uji akurasi Pembahasan mengenai limit


yang menunjukkan % recovery 100,26% deteksi dan limit kuantitasi ini tidak
menunjukkan bahwa tingkat akurasi dapat dipisahkan karena keduanya
metode ini memenuhi syarat memiliki hubungan yang sangat kuat.
keberterimaan. Menurut Mulyati, dkk. Secara praktis cara evaluasi keduanya
(2011), Shabir (2003), kriteria dapat dikatakan tidak ada perbedaan
penerimaan akurasi (% Recovery ) yang signifikan. Perbedaan antara
adalah 98% - 102%. Hasil % recovery keduanya hanya pada sifat kuantitatif
yang berada pada rentang 97,06% - data yang diperoleh (Novelina, dkk.
103,02% juga merupakan indikator 2009). Limit deteksi diartikan sebagai
kecenderungan terjadinya kesalahan konsentrasi analit terendah yang dapat
acak yang terjadi pada praktek yang dideteksi tetapi tidak secara kuantitatif
disebabkan oleh senyawa pengganggu sedangkan untuk limit kuantitasi
yang masih terbawa oleh matriks diartikan sebagai konsentrasi terendah
meskipun telah dilakukan penyaringan. dari analit yang dapat dideteksi secara
Oleh karena adanya senyawa kuantitatif. Pada penelitian ini
pengganggu ini menyebabkan perhitungan dari limit deteksi dan limit
konsentrasi yang terukur oleh alat kuantitasi diperoleh dari nilai intersep
sebagian lebih rendah dan sebagian dari persamaan garis regresi linier
yang lain lebih tinggi dari 100%. kurva kalibrasi (lihat tabel 2) yang telah
Menurut Novelina, dkk. (2009) dihasilkan. Pada penelitian ini nilai
kesalahan acak ini dapat diminimalisasi limit deteksi (LOD) yang diperoleh
dengan melakukan sonikasi terhadap 0,172 ppm sedangkan nilai limit
larutan uji pada rentang waktu tertentu. kuantitasi (LOQ) 0,573 ppm.

77
Uji selektifitas pada penelitian ini digunakan dengan cermat,
dilakukan dengan cara membandingkan menggunakan pelarut murni yang
kromatogram standar sakarin yang akan khusus untuk HPLC karena
dianalisis dengan kromatogram penggunaan pelarut murni non HPLC
senyawa lain sebagai pembanding, menyebabkan adsorpsi ireversibel dari
dalam penelitian ini senyawa yang kotoran pada kolom. Kotoran ini
digunakan sebagai pembanding adalah memblokir situs adsorpsi, mengubah
siklamat. Kromatogram yang diperoleh selektifitas kolom, serta melakukan
berasal dari kondisi kromatografi Cair homogenitas larutan uji dengan
Kinerja Tinggi yang sama yaitu dengan sonikasi pada rentang waktu tertentu
konsentrasi 1000 ppm, volume injeksi (Novelina, dkk. 2009). Kromatogram
20 µL, panjang gelombang UV 265 nm. standar sakarin dan standar siklamat
Retensi dari siklamat0,443 menit (tR1) dapat dilihat pada gambar 3.
dansakarin 0,462 menit (tR2)
dibandingkan dan diperoleh nilai Hasil penentuan kadar sampel
resolusi (Rs) sebesar 0,2. Hal ini Uji kadar sampel pada penelitian
menunjukkan bahwa keselektifitasan ini dilakukan dengan cara menimbang
KCKT ini belum baik karena hanya sampel Sprite Zero sebanyak 0,5293
menghasilkan resolusi (Rs) < 1,5 gram, dimasukkan kedalam labu ukur
sedangkan menurut Shabir (2003) peak 50 mL dan dilarutkan dengan fase gerak
analit harus mempunyai resolusi ≥ 1,5 sampai tanda tera kemudian disaring
dari seluruh komponennya. Dari nilai dengan kertas saring. Larutan sampel
resolusi yang diperoleh menunjukkan diinjeksi kedalam KCKT dan dilakukan
bahwa tidak boleh melakukan analisis pengulangan sebanyak lima kali. Luas
terhadap senyawa sakarin pada kondisi area kromatogram yang dihasilkan dari
kerja analisis untuk sakarin dengan setiap injeksi sampel dirata-ratakan dan
kehadiran siklamat didalamnya karena diperoleh rata-rata luas area sebesar
hal ini akan mengganggu analisa 0,552. Dari luas area rata-rata yang
terhadap senyawa sakarin sendiri. Hal diperoleh dapat dihitung kadar sakarin
lain yang dapat dilakukan untuk dalam sampel dengan cara
mengatasi ketidakselektifan metode ini memasukkan nilai luas area kedalam
adalah dengan meminimalisir kesalahan persamaan garis regresi linear kurva
acak yang terjadi selama penelitian kalibrasi. Kadar sakarin yang terdapat
seperti melakukan penyaringan dalam sampel sebesar 117,6 mg/kg.
terhadap semua komponen yang

a) Siklamat b) sakarin

Gambar 3. Kromatogram Standar

78
Jumlah ini menunjukkan kadar FDA, (1994), Reviewer Guidance
sakarin yang masih berada di bawah :Validation of Chromatographic
dari jumlah maksimum yang Methods. Food and Drug
diperbolehkan untuk kategori minuman Administration : Center for Drug
ringan berkarbonasi dan non-karbonasi Evaluation and Research.
yaitu 500 mg/kg (SNI 01-6993-2004). Harmita, (2004), Petunjuk Pelaksanaan
Dari analisis penentuan kadar sakarin Validasi Metode dan Cara
dengan sampel Sprite Zero, sampel ini Perhitungannya, Review Artikel,
memiliki kadar sakarin yang aman Majalah Ilmu Kefarmasian,Vol. I
untuk dikonsumsi. No.3 : 117-135 ISSN : 1693-9883,
Departemen Farmasi FMIPA – UI,
KESIMPULAN Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian, maka ICH, (1994), Text on Validation of
dapat dikemukakan beberapa Analytical Procedures: Q2A.
kesimpulan sebagai berikut : Recommended for
1. Metode Kromatografi Cair Kinerja Adoption at Step 4 of the ICH
Tinggi dapat digunakan untuk Process. International Conference
penentuan kadar sakarin of Harmonisation of
ditunjukkan oleh limit deteksi Technical Requirements for
sebesar 0,172 ppm, limit Registration of
kuantitasi sebesar 1,573 ppm, Pharmaceutical for Human Use.
koefisien korelasi (R) pada Johnson, E. L., and Steven son, R.,
parameter linieritas sebesar (1978), Basic Liquid
0,998702, nilai % Simpangan Chromatography, Varian,
Baku Relatif (uji presisi) sebesar California.
0,192%, nilai % recovery (uji MA PPOM No.45/MA/92.
akurasi) sebesar 100, 26%, dan Mulyati, Ade Heri., Sutanto, dan
nilai resolusi (uji selektifitas) Apriyani, Dewi., (2011), Validasi
sebesar 0,2. Metode Analisis Kadar Ambroksol
2. Hasil dari penentuan kadar Hidroklorida Dalam Sediaan Tablet
sakarin dalam minuman ringan Cystelis Secara Kromatografi Cair
merek Sprite Zero sebesar 117,6 Kinerja Tinggi, Jurnal Ekologia,
mg/kg, kadar yang terdapat Vol. 11No.2
dalam kemasan sampel 108 : 36 – 45, FMIPA, Universitas
mg/kg dan persen perbedaan hasil Pakuan, Bogor.
sebesar 8,9%. Nilai ini Novelina, Yus Maria., Sutanto, dan
menunjukkan jumlah yang masih Fatimah, Alia., (2009), Validasi
berada dibawah dari jumlah Metoda Analisis Penetapan Kadar
maksimum yang dianjurkan oleh Senyawa Siklamat dalam Minuman
pemerintah sebesar 500 mg/kg. Ringan, Prosiding PPI Standarisasi
2009, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Shabir, G. A., (2003), Validation of
Badan Standarisasi Nasional-BSN, SNI High- Performance Liquid
01-6993-2004, Bahan Tambahan chromatography Methods for
Pangan Pemanis Buatan – Pharmaceutical analysis:
Persyaratan Penggunaan Dalam understandingthe differences and
Produk Pangan, Jakarta. similarities between validation
Cahyadi, Wisnu., (2006), Analisis dan requirements of the US Food and
Aspek Kesehatan Bahan Drug Administration, the US
Tambahan Pangan, Bumi Aksara, Pharmacopeia and the
Jakarta. International Conference on
Djojosoebagio, Soewondo., dan G. Harmonization. J. Chromatogr. A
Wiranda., (1996), Fisiologi Nutrisi 987 : 57-66.
Volume I, Penerbit Universitas Shah, V.P., Midha, K.K., Findlay, J. W.,
Indonesia, Jakarta. Hill, W. M., Hulse, J. D.,
79
McGilveray, I. J., McKay, G., Miller, Subani, (2008), Penentuan Kadar
K. J., Patnaik, R. N., Powell, M. L., Natrium Benzoat, Kalium Sorbat,
Tonelli, A., Viswanathan, C. T., dan Natrium Sakarin Dalam Sirup
Yacobi, A., (2000), Bioanalytical Dengan Metode Kromatografi Cair
method validation: a revisit with a Kinerja Tinggi (KCKT) Di Balai
decade of progress. Pharm. Res. Besar Pengawasan Obat dan
17(12): 1551-1557. Makanan Medan, Karya Ilmiah,
Sinulingga, Ranitha., (2011), Penentuan Program Studi Diploma III Kimia
Kadar Sakarin Dalam Beberapa Analis FMIPA Universitas
Jenis Minuman Jajanan Yang Sumatera Utara.
Dipasarkan di SD Negeri No. Wells, Margaret., and Dantus,
064025 Jln. Flamboyan Kelurahan Mauricio., (2005), Analytical
Simpang Selayang Kecamatan Instrumentation Handbook
Medan Tuntungan Secara “Validation of Chromatographic
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Methods”, Merck & Co. Inc,
Skripsi, FMIPA Universitas Rahway, NJ, USA.
Sumatera Utara. Winarno, G.F., (1991), Kimia Pangan
Snyder, L. R., and Kirkland J.J., (1979), dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka
Introduction to modern liquid Utama, Jakarta.
chromatography. second edition, Woodroof, J.G., and G.F, Philips.,
John Wiley & Sons, Inc NewYork, (1974), Beverages : Carbonated
Chihester, Briebane, Toronto, and Noncarbonated, The AVI
Singapore. Publishing Company, Inc,
Westport, Connecticut.

80

Anda mungkin juga menyukai