Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SANITASI TRANSPORTASI, PARIWISATA DAN MATRA


“Pengolahan Makanan Dan Limbah Pada
Sarana Dan Prasarana Transportasi Laut”

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Kelas 3A
1. Rivaldo Maulana 181110033
2. Adreani Gustari 181110002
3. Amanda Wahyu Putri 181110004
4. Chindy Marselena Belvia 181110008
5. Deza Sukma Sari 181110009
6. Fatin Amama 181110013
7. Fauziah Hamdala 181110014
8. Rahma Enjeli Masvi 181110031
9. Silviagus Andriani 181110037
Dosen Pembimbing :
Sejati, SKM, M.Kes

PROGRAM STUDI D3 SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Sanitasi Transportasi Pariwisata dan Matra pada
waktu yang telah ditentukan.

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik sang pencipta, penulis sangat
mengharapkan saran-saran dari para pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini memberi manfaat serta membantu kepada setiap pembaca maupun pihak-
pihak yang membutuhkan, terutama penulis.

Padang, 24 Oktober 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Tujuan .................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sanitasi ............................................................................................
2.2 Pengertian Sanitasi Sarana dan Prasarana Transportasi Laut............................
2.3 Persyaratan Sanitasi Kapal.................................................................................
2.4 Pengolahan Makanan dan Limbah Pada Transportasi Laut...............................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada perkembangan Indonesia dilaksanakan pembangunan berwawasan
kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan suatu peningkatan terhadap
kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan
masyarakat.
Adapun tujuan dalam pembangunan Indonesia sehat 2010 yaitu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujudnya kesehatan masyarakat optimal
Untuk mencapai hidup sehat dan beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Menurut Hendrik L. Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan yaitu
lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Dari keempat faktor
tersebut, faktor lingkungan yang paling besar pengaruhnya.
Sistem tranportasi merupakan kesempurnaan dari konseptisional, professional dan
terarah yang erat kaitannya dengan angkutan darat, udara dan laut sebagai pelayanan jasa
pengakutan bagi masyarakat. Bertambah pesatnya kemajuan di bidang transporatsi
mengakibatkan frekuensi dan jumlah orang–orang yang bepergian maupun pengangkutan
barang–barang dari satu daerah ke daerah lain dan dari satu negara ke negara lain atau
pun dari suatu benua ke benua lain makin meningkat. Peningkatan frekuensi dan volume
pengengkutan tersebut akan meningkatkan pula kemungkinan terjadinya penularan
penyakit yang ditularkan vektor melalui alat angkut
Oleh sebab itu perlu upaya sanitasi dalam memperhatikan sarana dan prasarana
tranportasi darat, udara, dan laut. Banyak hal yang berkemungkinan dapat menimbulkan
bahaya dari fasilitas angkutan seperti kecelakaan, penyakit menular dari orang yang
berada di luar daerah dengan daerah baru. Adapun upaya pencegahan yang dapat
dilakukan seperti, pemeriksaan sanitasi baik di darat, udara dan di laut.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk Melakukan Inspeksi Sanitasi Tentang Sarana dan Prasarana Transportasi Laut
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk Mengetahui Pengertian Sanitasi
2. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Sarana dan Prasarana Transportasi Laut
3. Untuk Mengetahui Pengolahan Makanan dan Minuman Pada Transportasi Laut
4. Untuk Mengetahui Pengelolaan Limbah Pada Transportasi laut
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sanitasi


Sanitasi merupakan suatu tindakan pengawasan terhadap berbagai factor
lingkungan fisik manusia yang mempunyai atau mungkin mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan fisik manusia, kesehatan maupun kelangsungan hidupnya yang berpengaruh
terhadap derajat kesehatan manusia dengan melakukan usaha pencegahan munculnya
penyakit, sehingga kelangsungan hidup dapat terjamin (Siswanto, 2003).
Secara umum sanitasi merupakan suatu usaha kesehatan untuk menciptakan kondisi
lingkungan hidup yang menyenangkan dan menguntungkan bagi kesehatan masyarakat.
Ehlers dan Steele mendefinisikan sanitasi sebagai pencegahan penyakit dengan cara
menghilangkan atau mengendalikan faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai
perpindahan penyakit.
Dengan demikian, sesuai dengan pengertian sanitasi, lingkup sanitasi transportasi
menjadi luas mencakup upaya-upaya yang bersifat fisik seperti pembangunan sarana
pengolahan air limbah, penyediaan air bersih, fasilitas cuci tangan, fasilitas pembuangan
sampah dan lain-lain

2.2 Pengertian Sanitasi Sarana dan Prasarana Transportasi Laut


Sanitasi kapal merupakan salah satu usaha yang ditujukan terhadap faktor risiko
lingkungan dikapal untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit guna memelihara dan
mempertinggi derajat kesehatan. Sanitasi kapal mencakup seluruh aspek penilaian
kompartemen kapal antara lain: dapur, ruang penyediaan makanan, palka, gudang, kamar
anak buah kapal.
Menurut Permenkes No 40 tahun 2015 tujuan dari pemeriksaan sanitasi kapal adalah
untuk menilai kondisi sanitasi kapal terkait ada atau tidak adanya faktor risiko kesehatan
masyarakat. Faktor risiko tersebut dapat berupa bukti infeksi atau kontaminasi termasuk
setiap stadium pertumbuhan vektor, binatang pembawa penyakit yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia, mikrobiologi, kimia, risiko lainnya pada kesehatan manusia, tanda
dari tindakkan sanitasi yang tidak mencukupi dan atau informasi mengenai setiap kasus paa
manusia sebagaimana dimaksudkan dalam Maritim Declaration of Health (MDH).

Tujuan pemeriksaan sanitasi kapal dimaksudkan agar kapal bebas dari ancaman
penyakit yang berpotensi wabah, mencegah penularan penyakit menular, serta menciptakan
suasana nyaman dan aman bagi penumpang, Anak Buah Kapal (ABK) maupun nakhoda
kapal (WHO, 2007)

Sanitasi kapal berlaku untuk semua jenis kapal baik kapal penumpang, maupun
kapal barang. Pemeriksaan sanitasi kapal dimaksudkan untuk pengeluaran sertifikat sanitasi
guna memperoleh Surat Izin Berlayar atau lebih dikenal dengan sebutan Port Health
Quarantine Clearance. Hasil pemeriksaan dinyatakan berisiko tinggi atau risiko rendah jika
kapal yang diperiksa dinyatakan risiko tinggi maka diterbitkan Ship Sanitation Control
Certificate (SSCC) setelah dilakukan tindakan sanitasi dan apabila faktor risiko rendah
diterbitkan Ship Sanitation Exemption Control Certificate (SSCEC), dan pemeriksaan
dilakukan dalam masa waktu enam bulan sekali (Nurdin, 2010)
2. 3 Persyaratan Sanitasi Kapal
Sanitasi kapal yang tidak memenuhi syarat akan banyak menimbulkan permasalahan
baik secara fisik, kesehatan, estetika dan daya tahan hidup manusia. Syarat sanitasi kapal
antara lain pencahayaan 10 fc, kelembaban 65%-95%, pH 6,5-8, sisa chlor 0,2-0,4 ppm,
bebas serangga dan tikus atau binatang pengganggu.Menurut Dirjen PPM dan PLP Depkes
RI (1996), tentang pedoman sanitasi kapal yaitu:
1. Tangki penyimpanan air (Storage)
Air layak minum disimpan disatu atau lebih tangki yang dikonstruksi, ditempatkan
dan dilindungi sedemikian rupa, sehingga aman dari segala pencemar yang berasal dari luar
tangki. Tangki dibuat dari metal, harus tersendiri, tidak bersekatan dengan tangki yang
memuat air bukan untuk minum. Tangki bukan merupakan bagian dari kulit kapal, penutup
tangki tidak boleh ada paku sumbat, tidak boleh ada toilet dan kakus yang dipasang
berdampingan dengan tangki tersebut. Bagian dasar dari tangki air minum pada bagian
bawah kapal memiliki ketinggian lebih dari 45 cm diatas tangki dasar dalam, diberi tanda
air layak minum di lembaran berukuran minimal 1,25 cm. Dilengkapi dengan lubang
periksa air minum yang tingginya 1,25 cm di atas permukaan atas tangki yang menempel
pada bagian tepi terluar yang dilengkapi dengan packing yang ketat, dilengkapi dengan
ventilasi sehingga mencegah terjadinya benda-benda pengkontaminasi yang terbuat dari
pipa dengan diameter 3,8 cm. Dilengkapi dengan saluran luapan dan dapat dikombinasikan
dengan ventilasi, mempunyai alat pelampung pengukur air, mempunyai bukaan
pengeringan dengan diameter 3,8 cm, Tangki air minum dan bagian lainnya didesfeksi
dengan klorin.
2. Dapur tempat penyiapan makanan (Galley)
Dinding dan atap memiliki permukaan yang lembut, rapi, dan bercat terang. Filter
udara berserabut tidak boleh dipasang di atap atau melintasi peralatan pemrosesan makanan.
Penerangan tidak kurang dari 20 lilin atau sekitar 200 lux. Diberikan ventilasi yang cukup
untuk menghilangkan hawa busuk dan kondensasi, ventilasi alam ditambah sesuai
kebutuhan, lubang hawa di unit ventilasi mudah di lepas untuk keprluan pembersihan. Rak
penyimpanan perkakas dan perabot tidak boleh diletakkan di bawah ventilasi. Peralatan dan
perkakas dapur yang terkena kontak langsung dengan makanan dan minuman dibuat dari
bahan yang halus anti karat, tidak mengandung racun, kedap air dan mudah dibersihkan.
3. Ruang penyimpanan bahan makanan (Store room)
Ruang penyimpanan cukup memperoleh ventilasi, bersih, kering, dan memberikan
ruang pembersihan dibawahnya. Tempat penyimpanan dibuat dari materi yang kedap air,
tahan karat, tidak mengandung racun, halus, kuat, dan tahan terhadap goresan.
a. Penyimpanan perkakas dan makanan yang tidak mudah busuk
Bahan makanan kering, perkakas yang sering tidak digunakan, disimpan di ruang khusus.
Tempat penyimpanan dibuat dari bahan yng berkualitas, demikian juga wadah-wadah
dibuat dari metal atau materi lain yang tahan terhadap vektor tikus dan kecoa dan
dilengkapi dengan tutup yang rapat. Makanan disimpan ditempat yang rapi di rak atau
papan penyimpanan bagian tertentu guna melindungi benda-benda yang ada pada tempat
tersebut dari percikan dan pencemaran. Suhu yang disarankan untuk penyimpanan jenis
ini 10-15º C.
b. Penyimpanan berpendingin untuk makanan yang mudah busuk

Semua makanan yang mudah busuk sebaiknya disimpan di bawah 7º C, kecuali masa
penyiapan atau saat digelar untuk keperluan penghidangan secara cepat setelah
penyiapan. Bila makanan di simpan dalam jangka waktu lama disarankan untuk
menyimpan pada suhun. Bila makanan di simpan dalam jangka waktu lama disarankan
untuk menyimpan pada suhu 4º C. Seluruh ruang pendingin di buat sedemikian rupa
sehingga mudah dbersihkan, bebas dari hawa busuk. Benda-benda berpendinginan
seperti lemari es tersebut hendaknya diletakkan ditempat yang paling hangat dalam
ruangan. Papan rak dalam jumlah yang mencukupi hendaknya disediakan di seluruh unit
pendingin untuk mencegah penumpukan bahan dan memungkinkan ventilasi dan
pembersihan. Pastikan termometer tidak rusak, sehingga bisa menunjukkan ketepatan
jangkau. Suhu yang disarankan untuk penyimpanan bahan bakar yang mudah busuk:
a.) Bahan makanan beku: tidak lebih dari -12º Celcius
b.) Daging dan ikan: 0-3º Celsius c.) Buah dan sayuran: 7-10º Celsius
4. Toilet/kamar mandi
Toilet/kamarmandi yang mencukupi disiapkan dekat ruang penyiapan makanan, tidak
menghadap langsung ke ruang tempat makanan disiapkan, disimpan dan dihidangkan. Pintu
toilet/kamar mandi berengsel kuat dan secara otomatis menutup sendiri, ada ventilasi dan
penerangan yang cukup. Fasilitas cuci tangan disediakan oleh toilet/kamar mandi, dilengkapi
dengan air panas dan dingin, tissu, sabun, kain/handuk. Air cuci pada wastafel disarankan dengan
suhu 77º Celsius. Pada dinding yang dekat pintu toilet diberi tanda dengan tulisan yang berbunyi
“CUCI TANGAN SETELAH MENGGUNAKAN TOILET”.
5. Sampah (waste)

Ketentuan hendaknya dibuat untuk penyimpan dan pembuangan yang tersanitasi. Tempat
sampah dapat digunakan di daerah penyiapan dan penyimpanan makanan, hanya untuk keperluan
pengguna segera. Tempat sampah berada di ruang yang khusus, terpisah dari tempat proses
pengolahan makanan, mudah dibersihkan, tahan terhadap tikus (rodent) dan rayap (vermin),
mempunyai pegangan, dibuat kedap air, dilengkapi dengan penutup yang rapat.
6. Ruangan awak kapal (Quarters crew)

Ruang tidur awak kapal mempunyai luas 1,67 sampai 2,78 m² dengan mempunyai ruang
utama yang bersih dengan ukuran minimal 1,90 m². tidak boleh lebih dari 4 orang yang
mendiami satu tempat tidur, memiliki ventilasi yang cukup. Sebaiknya ada 1 toilet dan 1
pancuran atau bak mandi untuk tiap 8 orang atau satu wastapel untuk tiap 6 orang. Setiap orang
yang berada di kapal harus menjaga sanitasi dan kesehatan kapal seperti sarana sanitasi,
suplaimakanan, dan kebersihan lingkungan di kapal. Sanitasi kapal tidak mungkin terwujud
tanpa kerja sama setiap Anak Buah Kapal (ABK).
2.3.1 Pemeriksaan Sanitasi Sarana Transportasi Laut
Adapun persyaratan sanitasi transportasi laut adalah :
a) Kamar ABK / Penumpang
Kamar harus selalu terpelihara kebersihannya serta tidak ada binatang
Ventilasi cukup, bila ventilasi secara alamiah tidak cukup maka dapat
diupayakan secara mekanis.
Mempunyai penerangan yang cukup, apabila pencahayaan kurang maka tidak
diperbolehkan menggunakan lilin atau lampu minyak untuk mencegah
terjadinya bahaya kebakaran
b) Kamar mandi dan WC
Kamar mandi harus dalam keadaan bersih dan tidak berbau
Sistem pembuangan limbah harus lancar
Tersedia air yang cukup
c) Kakus
Kakus arus selalu dijaga kebersihannya agar tidak menimbulkan bau
Kran yang ada harus selalu berfungsi dengan baik
d) Dapur
Dapur tempat penyimpanan makanan harus selalu dalam keadaan bersih
untuk menghindari kontaminasi makanan yang dapat menyebabkan
tercemarnya makanan tersebut
Tempat pencucian alat-alat harus selalu dijaga kebersihannya
Setiap peralatan harus dicuci dengan menggunakan air panas
Peralatan makanan yang siap pakai disimpan pada tempat yang bebas dari
pencemaran
Dalam penyimpanan makanan jadi harus dalam keadaan tertutup untuk
mencegah masuknya debu dan gangguan binatang pengganggu
Di dapur harus tersedia tempat sampah yang memenuhi syarat dan diletakkan
pada tempat yang terlindung dari serangga dan binatang pengganggu
lainnya.
Mempunyai ventilasi dan penerangan yang cukup
e) Kamar pendingin
Kamar pendingin harus bersih dan diupayakan setiap makanan yang
disimpan tidak membusuk. Adapun temperatur yang diajukan untuk
beberapa makanan yang mudah membusuk adalah sebagai berikut :
Frozen food : -120C atau kurang
Daging dan ikan : 00C – 30C
Susu dan produk dari susu : 50C – 70C
Buah dan sayuran : 70C – 100C
f) Tempat penyimpanan bahan makanan
Tempat penyimpanan bahan makanan harus dalam keadaan bersih
Bahan makanan disimpan pada rak dalam keadaan baik
Barang yang disimpan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menjadi tempat bersarangnya serangga dan tikus
g) Penjamah makanan
Kondisi fisik penjamah makanan harus sehat atau tidak berpenyakit kulit,
mata, ISPA
Berpakaian bersih dan tidak sobek
Berperilaku sehat selama menjamah makanan
h) Kenyamanan dan keselamatnan
Terdapat pintu darurat sesuai kebutuhan dan mudah dijangkau
Pintu darurat dilengkapi dengan petunjuk pemakaian
Tersedia kotak P3K dengan jumlah yang cukup dan berisi obat-obatan
dalam keadaan baik (tidak rusak, berubah bentuk/warna)
Terdapat tanda-tanda atau instruksi pada tempat-tempat yang strategis
Instruksi dapat dibaca dengan jelas
Tingkat kebisingan di ruang penumpang maksimal 55 dBA
Intensitas cahaya secara umum minimal 100 lux
2.3.2 Persyaratan Sanitasi Pelabuhan
1. Penyehatan Lingkungan Luar
a. Lokasi
 Terhindar dari pencemaran kimia
 Terhindar dari pencemaran fisik
 Terhindar dari pencemaran bakteri
 Tidak terletak di daerah banjir
2. Lingkungan di luar bangunan
 Bersih
 Tidak memungkinkan sebagai tempat berkembangbiak binatang pengganggu
 Dapat mencegah masuk dan berkembangbiak binatang pengganggu
3. Tempat / halaman parkir kendaraan
 Bersih
 Rata/tidak bergelombang, kuat dan kedap air
 Tidak becek / tidak berdebu
4. Pagar Tembok
 Terdapat pagar/tembok pembatas yang jelas
 Pagar tembok bersih dan terpelihara
2. Penyehatan Ruang dan Bangunan
Ruang Tunggu dan Ruang Kantor :
a. Lantai :
 Kuat
 Bersih
 Kedap air
 Rata
 Tidak licin
 Mudah dibersihkan
b. Dinding dan langit - langit
 Bersih berwarna terang
 Mudah dibersihkan
 Bebas bercak / noda
 Bebas sarang laba-laba
c. Tempat duduk : - Kuat dan bersih
- Bebas serangga
d. Tempat sampah: - Tersedia minimal 1 buah tempat sampah pada radius 10 meter
- Terbuat dari bahan yang kuat, kedap air dan ringan
- Dilengkapi dengan penutup
2.4 Pengolahan Pada Transportasi Laut
a. Penyehatan Makanan dan Minuman
Persyaratan makanan antara lain:
1. Sumber bahan makanan dari pemasok resmi
b. Cara penyimpanan makanan kering/basah disimpan terpisah dalam lemari es
/freezer/rak-rak
c. Cara penyiapan makanan/penjamah makanan memenuhi syarat
d. Pelayanan/penyajian makanan tidak melebihi 4 jam

1. Penjamah makanan
 Penjamah makanan tidak berpenyakit kulit, mata dan ISPA
 Berperilaku sehat
 Berpakaian bersih dan utuh / tidak sobek
2. Bahan makanan mentah
 Bahan makanan mentah baik dan segar
 Bahan makanan mentah disimpan pada tempat yang bersih dan sehat
3. Makanan jadi
 Makanan jadi dalam keadaan baik dan sehat
 Makanan jadi tidak ditempatkan pada wadah yang terbuat dari bahan/ logam
beracun (Cd, Pb, Cu dll)
 Makanan jadi disimpan pada tempat yang bebas dari debu dan kotoran lain serta
gangguan serangga
4. Peralatan makanan dan minuman
 Peralatan makanan / minuman dalam keadaan bersih
 Peralatan makan / minum tidak retak / gompel / pecah
 Peralatan makan / minum yang siap pakai disimpan pada tempat yang bebas
dari pencemaran
b. Limbah Pada Transportasi Laut
Persyaratan limbah antara lain:
a) Sarana pembuangan limbah cair memenuhi syarat, sarananya berupa saluran tertutup,
tidak bocor dan dialirkan ke tempat khusus
b) Dilakukan pengolahan limbah cair sebelum limbah cair dibuang ke lingkungan
c) Bebas serangga, tidaqk ditemukan serangga atau inatang pengganggu lainnya
Persyaratan limbah padat adalah:
a) Sarana pembuangan limbah padat memenuhi syarat, sarana penampung limbah padat
terbuat dari bahan kedap air dan tertutup
b) Bebas serangga dan tikus, tidak ditemukan serangga dan tikus atau binatang pengganggu
lainnya
Fasilitas pengolah air limbah itu biasanya menjernihkan 'black water'. Setelah diproses, air
limbah yang sudah bersih dan aman itu dilepas ke laut lepas setidaknya berjarak 12 mil atau 19
km dari pantai, jarak yang disyaratkan dalam hukum. Pemilik kapal, operator kapal, dan/atau
pihak ketiga yang melakukan kegiatan pembersihan tangki kapal wajib menyerahkan limbah
bahan berbahaya dan beracun dari kegiatannya kepada penanggungjawab usaha dan/atau
kegiatan fasilitas pengumpulan dan penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun.
Pemilik dan/atau operator kapal bertanggung jawab terhadap limbah bahan berbahaya dan
beracun dari kegiatan kapalnya sampai limbah bahan berbahaya dan beracun tersebut diterima
seluruhnya oleh penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan fasilitas pengumpulan, penyimpanan
limbah bahan berbahaya dan beracun atau fasilitas pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun lainnya.
Setiap pelabuhan umum dan pelabuhan khusus wajib menyediakan fasilitas pengumpulan
dan penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun yang berasal dari kegiatan kapal. Selain
menyediakan fasilitas pengumpulan dan penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun,
pelabuhan umum dan pelabuhan khusus dapat menyediakan fasilitas pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun lainnya.
Fasilitas pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun lainnya adalah:
a. Pelabuhan tempat di mana minyak mentah dimuat ke dalam kapal tanker minyak yang
mempunyai prioritas untuk segera melakukan ballas tidak lebih dari 72 (tujuh puluh dua)
jam dan/atau lego jangkar pada Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Laut dan
Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan Laut dan/atau yang menempuh perjalanan minimal
1.200 (seribu dua ratus) mil laut;
b. Pelabuhan tempat di mana minyak selain minyak mentah curah dimuat ke dalam kapal
pada tingkat rata-rata lebih dari 1.000 (seribu) metrik ton perhari;
c. pelabuhan yang mempunyai sarana dan prasarana perbaikan kapal dan/atau jenis
pengusahaan tank cleaning kapal tanker pengangkut minyak dan/atau pengangkut bahan
kimia;
d. pelabuhan yang mempunyai sarana dan prasarana untuk menangani kapal yang
dilengkapi dengan tangki sludge;
e. pelabuhan yang menangani air kotor berminyak dan jenis-jenis residu lainnya yang
tidak dapat dibuang ke media lingkungan; dan/atau
f. semua pelabuhan untuk pemuatan kargo curah dan yang kegiatannya terkait dengan
residu minyak yang tidak dapat dibuang ke media lingkungan hidup.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sanitasi kapal merupakan salah satu usaha yang ditujukan terhadap faktor risiko
lingkungan dikapal untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit guna
memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan. Sanitasi kapal mencakup seluruh
aspek penilaian kompartemen kapal antara lain: dapur, ruang penyediaan makanan,
palka, gudang, kamar anak buah kapal.
2. Penyehatan Makanan dan Minuman
a) Sumber bahan makanan dari pemasok resmi
b) Cara penyimpanan makanan kering/basah disimpan terpisah dalam lemari es
/freezer/rak-rak
c) Cara penyiapan makanan/penjamah makanan memenuhi syarat
d) Pelayanan/penyajian makanan tidak melebihi 4 jam
3. Persyaratan limbah antara lain:
a) Sarana pembuangan limbah cair memenuhi syarat, sarananya berupa saluran
tertutup, tidak bocor dan dialirkan ke tempat khusus
b) Dilakukan pengolahan limbah cair sebelum limbah cair dibuang ke
lingkungan
c) Bebas serangga, tidaqk ditemukan serangga atau inatang pengganggu lainnya
Persyaratan limbah padat adalah:
a) Sarana pembuangan limbah padat memenuhi syarat, sarana penampung
limbah padat terbuat dari bahan kedap air dan tertutup
b) Bebas serangga dan tikus, tidak ditemukan serangga dan tikus atau binatang
pengganggu lainnya
3.2 Saran.
1. Sebaiknya penjamah makanan Berperilaku hidup bersih dan sehat agar tidak terjadi
kontaminasi silang antara penjamah makanan dan makanan yang akan diolah.
2. Sebaiknya Limbah Pada Kapal tidak dibuang langsung ke laut, karena akan
menyebabkan pencemaran dan merusak ekostistem laut.
DAFTAR PUSTAKA

1.https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjanrbhrM3sAh
XQ4XMBHcrfB9sQFjAGegQIChAC&url=https%3A%2F%2Fwww.slideshare.net
%2FYoggaHaw%2Fbab-ii-tinjauan-pustaka-transportasi-laut&usg=AOvVaw2hk1i-
IQSgRk2KIeqp3t76
2. http://repository.unimus.ac.id/1077/
3.https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjYwMemrc3s
AhVh6nMBHYPfAlQQFjAEegQICxAC&url=http%3A%2F%2Frepository.unimus.ac.id
%2F1077%2F&usg=AOvVaw1kF05GoqBIcl9Da-7U34sS

Anda mungkin juga menyukai