Anda di halaman 1dari 3

Tidak hanya pada kesehatan, obesitas dapat berdampak pada hidup anak secara

keseluruhan.

Dampak secara fisik

Berikut ini adalah kondisi-kondisi kesehatan yang dapat dipicu oleh obesitas:

Tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi. Keduanya berisiko menimbulkan plak
yang menyebabkan penyempitan pembuluh arteri pada anak, sehingga dapat
memicu stroke dan serangan jantung di kemudian hari.

Diabetes tipe 2. Gaya hidup yang kurang aktif bergerak, ditambah dengan kondisi
obesitas, dapat memicu risiko diabetes tipe 2 yang memengaruhi metabolisme
glukosa dalam tubuh Si Kecil.

Penyakit pernapasan. Bobot tubuh anak yang berlebihan bisa mengakibatkan


saluran pernapasan anak menyempit, membengkak, dan membuatnya kesulitan
bernapas sehingga berisiko menderita penyakit pernapasan seperti asma.

Gangguan pola tidur. Akibat obesitas, pernapasan anak bisa menjadi tidak normal,
misalnya mendengkur saat sedang tidur. Kualitas istirahat atau tidur anak tersebut
dapat menurun akibat gangguan pada pernapasannya. Hal ini dapat menyebabkan
prestasi belajar di sekolah menurun karena anak sulit konsentrasi di kelas dan sering
mengantuk di siang hari.

Penyakit perlemakan hati non-alkoholik (Non-Alcoholic Fatty Liver Disease/NAFLD).


Obesitas dapat menyebabkan penumpukan lemak yang membahayakan organ hati.

Gangguan pada tulang yang menyangga kelebihan berat pada tubuh.

Dampak secara sosial dan emosional

Gangguan pada perilaku. Anak yang menderita obesitas cenderung lebih sulit untuk
bersosialisasi dan lebih mudah khawatir mengenai pendapat orang lain terhadap
berat badannya.

Tidak percaya diri. Tubuh dengan berat berlebihan kerap membuat seseorang
menjadi tidak percaya diri dalam pergaulan

Depresi. Rasa tidak nyaman dan percaya diri membuat anak rentan mengalami
depresi
Obesitas pada anak dapat dicegah. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan
orang tua untuk membuat tubuh anak tetap sehat dan terhindar dari obesitas:

Jadikan gaya hidup sehat sebagai kebiasaan di dalam keluarga. Jadwalkan


berenang bersama tiap dua pekan sekali, piknik di taman, dan memasak makanan
sehat bersama-sama.

Berikan contoh dengan mempraktikkan gaya hidup sehat secara pribadi, misalnya
dengan tidak merokok, memilih makanan sehat, dan berolahraga teratur.

Periksakan diri secara berkala ke dokter untuk menjalani penghitungan IMT guna
mendeteksi risiko obesitas, terutama jika anak Anda terlihat mengalami kelebihan
berat badan.

Pastikan anak Anda memiliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas. Kurang tidur
merupakan faktor utama penyebab obesitas dan masalah kesehatan lainnya.
Menempatkan TV di luar kamar tidur dapat membuat anak tidur lebih nyaman dan
cepat. Berikut ini durasi tidur yang disarankan untuk tiap usia:

12-18 tahun: 8,5 jam per hari.

5-12 tahun: 10 hingga 11 jam per hari.

3-5 tahun: 11 hingga 13 jam per hari.

1-3 tahun: 12 hingga 14 jam per hari.

Ingatkan anak bahwa Anda mencintainya tanpa syarat, bagaimanapun bentuk tubuh
atau apapun yang dikatakan orang lain tentangnya. Ini akan membuat anak merasa
diterima dan mendorongnya untuk terbuka tentang semua masalah yang
dihadapinya dan berpotensi memicu obesitas.

Mengatasi obesitas pada Anak sangat bergantung dari peran dan pola asuh orang
tua dalam hidupnya. Untuk menumbuhkan motivasi dan mendorong anak untuk
hidup sehat, harus dimulai dari perilaku hidup sehat orang tua. Anak yang gemuk
memang tampak lucu dan menggemaskan, namun dapat menjadi berbahaya jika
kondisi ini menyebabkan penyakit di kemudian hari karena obesitas tidak ditangani
sedini mungkin.

Anda mungkin juga menyukai