Anda di halaman 1dari 44

AK0043

SEMINAR AKUNTANSI
KEUANGAN
CHAPTER 12
AKUNTANSI FORENSIK DAN
KECURANGAN (FRAUD AND
FORENSIC ACCOUNTING)
ACCOUNTING PROGRAM
Objectives
Mahasiswa diharapkan mampu untuk:

1. Memahami bidang-bidang akuntansi yang telah dipelajari


melalui mata kuliah-mata kuliah akuntansi, teori akuntansi
dan asumsi-asumsi dasar dari pengetahuan akuntansi
yang telah diberikan pada kuliah terdahulu, terutama
pemahaman yang berhubungan dengan Akuntansi
Forensik dan Kecurangan.

2. ahasiswa mampu memahami cara menyelidiki lebih lanjut


terhadap perkembangan ilmu akuntansi melalui penelitian
akuntansi dengan memberikan kritik dan alternatif yang
dikaitkan dengan keadaan yang ada di masyarakat
sehubungan dengan perkembangan Akuntansi Forensik
dan praktik kecurangan.
Contents
1. Tinjauan Umum
2. Definisi Akuntansi Forensik
3. Ruang Lingkup Akuntansi Forensik
4. Pengertian Fraud
5. Klasifikasi Fraud
6. Penyebab Terjadinya Fraud
7. Fraud Examination
8. Kejahatan Akuntansi
Tinjauan Umum
Munculnya istilah Forensik dalam dunia akuntansi
menakjubkan banyak pihak, karena memang keahlian ini
sebelumnya banyak ditemukan pada dunia medis dan
kedokteran yang dijakan sebagai bahan (bukti) kesaksian
saat terjadi sengketa di pengadilan.
Pusat Bahasa mendefinisikan forensik secara terbatas yaitu:
1. forensik merupakan cabang ilmu kedokteran yang
berhubungan pemaparan fakta medis pada masaalah
hukum,
2. ilmu bedah yang bekaitan dengan penentuan identitas
mayat seseorang yang ada kaitannya dengan kehakiman
dan peradilan.
Forensik dalam Akuntansi
Namun Merriam Webster’s Collegiate Dictionary forensik
dalam bidang akuntansi diartikan sebagai penerapan
disiplin akuntansi pada masalah hukum.
Merupakan akibat dari perkembangan pesat dalam dunia
ekonomi dan bisnis, ruang lingkup perusahaan yang
semakin tidak terbatas dan tidak terkendali yang diikuti
tindak tindakan-tindakan yang perugikan perusahaan yang
sampai kasusnya dibawa dalam ranah hukum.
Karena bukti yang dibawa ke pengadilan juga bersifat
keuangan yang merupakan produk dari akuntan maka
muncullah istilah akuntansi forensik sebagai kesaksian ahli
dibidang akuntansi.
Definisi Akuntansi Forensik
Akuntansi forensik dengan penerapan disiplin akuntansi
dalam arti luas, termasuk auditing pada masalah hukum
untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar
pengadilan.
Secara sederhana yang tahan uji dalam kancah
perseteruan selama proses pengadilan, atau dalam proses
peninjauan yudisial, atau tinjauan administratif akuntansi
forensik dapat dikatakan sebagai akuntansi yang akurat
untuk tujuan hukum, atau akuntansi
Ukuran dari akuntansi forensik adalah ketentuan hukum
dan perundang-undangan, berbeda dari akuntansi yang
sesuai dengan GAAP (Generally Accepted Accounting
Principles).
Definisi Akuntansi Forensik
Akuntansi forensik diartikan sebagai penerapan disiplin
ilmu akuntansi dalam penyelesaian masalah hukum baik di
dalam dan di luar pengadilan.
Istilah akuntansi forensik dalam definisi tersebut dapat
digunakan dalam pengertian yang luas, termasuk audit.
Hal yang membedakan akuntansi dan audit adalah
akuntansi berkaitan dengan perhitungan sedangkan audit
berkaitan dengan adanya penelusuran untuk memastikan
kepastian atau kewajaran dari apa yang dilaporkan.
Jadi, akuntansi forensik memayungi segala macam
kegiatan akuntansi untuk kepentingan hukum.
Segitiga Akuntansi Forensik
Segitiga akuntansi forensik yang merupakan model yang
mengaitkan disiplin ilmu hukum, akuntansi dan auditing
yang dijelaskan sbb:
Pada sektor publik maupun swasta akuntansi forensik
berurusan dengan kerugian.
Pada sektor publik negara mengalami kerugian
negara dan kerugian keuangan negara.
Sementara itu pada sektor swasta kerugian juga
terjadi akibat adanya ingkar janji dalam suatu
perikatan.
Segitiga Akuntansi Forensik
Segitiga akuntansi forensik dari kondisi tersebut terdisi
dari:
Titik pertama dalam segitiga adalah kerugian.
Titik kedua adalah perbuatan melawan hukum. Tanpa
adanya perbuatan melawan hukum, tidak ada yang
dapat dituntut untuk mengganti kerugian.
Titik ketiga adalah hubungan kausalitas antara
kerugian dan perbuatan melawan hukum. Hubungan
kausalitas antara kerugian dan perbuatan melawan
hukum merupakan ranahnya para ahli dan praktisi
hukum dalam menghitung besarnya kerugian dan
mengumpulkan barang bukti.
Ruanglingkup Akuntansi Forensik
Akuntansi forensik mempunyai ruang lingkup yang
spesifik untuk lembaga yang menerapkannya atau
untuk tujuan melakukan audit investigatif.
Penerapan tersebut terbagi menjadi:
1. Praktik di Sektor Swasta
2. Praktik di Sektor Pemerintahan
Ruanglingkup Akuntansi Forensik
Praktik di Sektor Swasta
• Bologna dan Lindquist perintis mengenai akuntansi forensik
dalam Tuanakotta (2010) menekankan beberapa istilah dalam
perbendaraan akuntansi, yaitu: fraud auditing, forensik
accounting investigative support, dan valuation analysis.
• Litigation support merupakan istilah dalam akuntansi forensik
bersifat dukungan untuk kegiatan ligitasi.
• Akuntansi forensik dimulai sesudah ditemukan indikasi awal
adanya fraud.Audit investigasi merupakan bagian awal dari
akuntasi forensik.
• Adapun valuation analysis berhubungan dengan akuntansi
atau unsur perhitungan. Misalnya dalam menghitung kerugian
negara karena tindakan korupsi.
Ruanglingkup Akuntansi Forensik
Praktik di Sektor Pemerintahan
• Akuntansi forensik pada sektor publik di Indonesia lebih
menonjol daripada akuntansi forensik pada sektor
swasta.
• Secara umum akuntansi forensik pada kedua sektor
tidak berbeda, hanya terdapat perbedaan pada tahap-
tahap dari seluruh rangkaian akuntansi forensik terbagi-
bagi pada berbagai lembaga seperti lembaga
pemeriksaan keuangan negara, lembaga pengawasan
internal pemerintahan, lembaga pengadilan, dan
berbagai lembaga LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat) yang berfungsi sebagai pressure group.
Perbandingan AF di Sektor Publik dan Swasta
Dimensi Sektor Publik Sektor Swasta
Landasan Amanat Undang-Undang Penugasan tertulis secara
Penugasan spesifik
Imbalan Lazimnya tanpa imbalan Fee dan Biaya
Hukum Pidana umum dan khusus, Perdata, Arbritase, administratif
hukum administrasi negara aturan intern perusahaan.
Ukuran Memenangkan perkara pidana Memulihkan kerugian
Keberhasilan dan memulihkan kerugian
Pembuktian Dapat melibatkan instransi lain Bukti intern, dengan hasil bukti
di luar lembaga bersangkutan ekstern yang terbatas
Teknik Audit Sangat bervariasi karena Relatif lebih sedikit dibandingkan
Investigasi kewenangan yang relatif besar di sektor publik. Kreativitas
dalam pendekatan.
Akuntansi Tekanan pada kerugian negara Penilaian Bisnis
dan kerugian keuangan negara
Pengertian Fraud
Fraud atau yang sering dikenal dengan istilah
kecurangan merupakan hal yang sekarang banyak
dibicarakan di Indonesia.
Pengertian fraud itu sendiri merupakan penipuan yang
sengaja dilakukan, yang menimbulkan kerugian pihak lain
dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan
dan atau kelompoknya. (Sukanto, 2009)
Definisi lain dari fraud adalah sebagai representasi
tentang fakta material yang palsu dan sengaja atau
ceroboh sehingga diyakini dan ditindaklanjuti oleh korban
dan kerusakan korban. Dalam bahasa aslinya fraud
meliputi berbagai tindakan melawan hukum. (Albrecht,
2003)
Pengertian Fraud
“Fraud is criminal deception intended to financially
benefit the deceiver” yaitu kecurangan adalah penipuan
kriminal yang bermaksud untuk memberi manfaat
keuangan kepada si penipu. (Bologna dalam
Amrizal,2004)
Kriminal disini berarti setiap tindakan kesalahan serius
yang dilakukan dengan maksud jahat. Ia memperoleh
manfaat dan merugikan korbannya secara financial dari
tindakannya tersebut.
Biasanya kecurangan mencakup tiga langkah yaitu:
1. tindakan/the act.,
2. penyembunyian/the concealment dan
3. konversi/the conversion.
Pengertian Fraud
Menurut the Association of Certified Fraud
Examiners (ACFE),
Fraud adalah: Perbuatan-perbuatan yang melawan
hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan
tertentu (manipulasi atau memberikan laporan keliru
terhadap pihak lain) dilakukan orang-orang dari
dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan
keuntungan pibadi ataupun kelompok secara
langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain.
Pengertian Fraud
Dengan demikian fraud adalah mencangkup segala
macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang
diupayakan oleh seseorang untuk mendapatkan
keuntungan dari orang lain, dengan saran yang
salah atau pemaksaan kebenaran, dan
mencangkup semua cara yang tidak terduga,
penuh siasat atau tersembunyi, dan setiap cara
yang tidak wajar yang menyebabkan orang lain
tertipu atau menderita kerugian.
Klasifikasi Fraud
• The Association of Certified Fraud Examiners
(ACFE) atau Asosiasi Pemeriksa Kecurangan
Bersertifikat, merupakan organisasi profesional bergerak
di bidang pemeriksaan atas kecurangan yang
berkedudukan di Amerika Serikat
• Mempunyai tujuan untuk memberantas kecurangan,
mengklasifikasikan fraud(kecurangan) dalam beberapa
klasifikasi, dan dikenal dengan istilah “ The Fraud Tree”
yaitu Sistem Klasifikasi Mengenai Hal-hal Yang
Ditimbulkan Sama Oleh Kecurangan (Uniform
Occupational Fraud Classification System.
Klasifikasi Fraud
• ACFE membagi fraud (kecurangan) dalam 3 (tiga) jenis atau
tipologi berdasarkan perbuatan, yaitu:
1. Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Statement)
Kecurangan Laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai
kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk
salah saji material Laporan Keuangan yang merugikan
investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat finansial
atau kecurangan non finansial.
2. Penyimpangan atas Aset (Asset Misappropriation)
Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian
aset atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan
bentuk fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya
yang tangible atau dapat diukur/dihitung (defined value).
Klasifikasi Fraud
• ACFE membagi fraud (kecurangan) dalam 3 (tiga) jenis
atau tipologi berdasarkan perbuatan, yaitu: (lanjutan...)
3. Korupsi (Corruption)
Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut
kerja sama dengan pihak lain seperti suap dan korupsi, di
mana hal ini merupakan jenis yang terbanyak terjadi di
negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya
lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang
baik sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan.
Klasifikasi Fraud

Fraud jenis korupsi sering kali tidak dapat dideteksi karena para
pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan
(simbiosismutualisme).
Termasuk didalamnya adalah:
1. Penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of
interest),
2. Penyuapan (bribery),
3. Penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities) dan
4. Pemerasan secara ekonomi (economic extortion).
Penyebab Terjadinya Fraud
Pemicu perbuatan fraud pada umumnya merupakan gabungan
dari motivasi dan kesempatan. Motivasi dan kesempatan saling
berhubungan. Semakin besar kebutuhan ekonomi seseorang
yang bekerja di suatu organisasi yang pengendaliannya
internnya lemah, maka semakin kuat motivasinya untuk
melakukan fraud.
Terdapat empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan
fraud, yang sering disebut teori GONE (Pusdiklatwas BPKP)
yaitu sebagai berikut:
1) Greed (keserakahan)
2) Opportunity (kesempatan)
3) Need (kebutuhan)
4) Expossure (pengungkapan)
Faktor greed dan need merupakan faktor yang berhubungan
dengan pelaku fraud atau disebut faktor individu. Adapun
faktor opportunity dan exposure merupakan faktor yang
berhubungan dengan organisasi sebagai korban
Faktor Generik (Penyebab Terjadinya Fraud)

Faktor generik yang meliputi opportunity (kesempatan)


dan exposure(pengungkapan) merupakan faktor yang
berada pada pengendalian organisasi.
Pada umumnya kesempatan melakukan fraud selalu ada
pada setiap kedudukan, hanya saja adanya kesempatan
besar maupun kecil tergantung kedudukan pelaku
menempati kedudukan pada manajemen atau pegawai
biasa..
Faktor Individu (Penyebab Terjadinya Fraud)
Faktor individu yang meliputi greed (keserakahan)
dan need (kebutuhan) merupakan faktor yang ada pada diri
masing-masing individu, dengan arti berada diluar
pengendalian organisasi. Faktor ini terdiri atas dua unsur
yaitu:
1. Greed factor, yaitu moral yang meliputi karakter,
kejujuran dan integritas yang berhubungan dengan
keserakahan.
2. Need factor, yaitu motivasi yang berhubungan
dengan kebutuhan seperti terlilit hutang atau bergaya
hidup mewah.
Fraud Examination
Cara pencegahan fraud dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Membangun struktur pengendalian yang baik
2. Mengefektifkan aktivitas pengendalian
3. Meningkatkan kultur organisasi
4. Mengefektifkan fungsi internal audit
Fraud Examination
Membangun struktur pengendalian yang baik.
Dalam memperkuat pengendalian intern di perusahaan,
COSO (The Committee of Sponsoring Organizations of The
Treadway Commission) pada bulan September 1992
memperkenalkan suatu rerangka pengendalian yang lebih
luas daripada model pengendalian akuntansi yang tradisional
dan mencakup manajemen risiko, yaitu pengendalian intern
terdiri atas 5 (lima) komponen yang saling terkait yaitu:
1. Lingkungan pengendalian (control environment)
2. Penaksiran risiko (risk assessment)
3. Standar Pengendalian (control activities)
4. Informasi dan komunikasi (information and communication)
5. Pemantauan (monitoring)
Fraud Examination
Mengefektifkan aktivitas pengendalian.
Mengefektitifkan aktivitas pengendalian melalui penerapan
kegiatan sebagai berikut:
a. Review kinerja
b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian fisik
d. Pemisahan tugas
Fraud Examination
Meningkatkan kultur organisasi.
Meningkatkan kultur organisasi dapat dilakukan dengan
mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG).Saifuddien Hasan (2000) dalam Amrizal
(2004) mengemukakan GCG meliputi:
1. Keadilan (Fairness)
2. Transparansi
3. Akuntabilitas (Accountability)
4. Tanggung jawab (Responsibility)
5. Moralitas
6. Kehandalan (Reliability)
7. Komitmen
Skandal Korporasi dan Akuntan
Skandal akuntansi (accounting scandals) atau skandal
akuntansi perusahaan (corporate accounting scandals)
adalah skandal politik dan bisnis yang muncul dengan
pengungkapan kelakuan buruk para eksekutif perusahaan
publik.
Kejahatan tersebut biasanya melibatkan metode yang
kompleks untuk menyalahgunakan dana atau
menyesatkan, melebih-lebihkan pendapatan, mengecilkan
biaya, melebih-lebihkan nilai aset perusahaan atau
mengurangi pelaporan terhadap besarnya kewajiban,
terkadang mereka juga melakukan kerjasama dengan
pejabat di perusahaan lain atau afiliasinya.
Skandal Korporasi dan Akuntan
Jika mengacu pada pengertian skandal akuntansi tersebut di atas
maka kejahatan akuntansi cenderung lebih dekat dengan
istilah fraudulent statement (fraud yang berkenaan dengan
penyajian laporan keuangan).
Fraudulent statement atau financial statement fraud itu sendiri
didefinisikan berbeda-beda. Association of Certified Fraud
Examiners (ACFE) mendefinisikanfinancial statement
fraud sebagai “Salah saji atau pengabaian atas fakta-fakta
yang material yang disengaja, atau data akuntansi yang
menyesatkan.
Ketika mempertimbangkan dengan semua informasi yang tersedia,
akan menyebabkan pembaca laporan mengganti atau mengubah
penilaian atau keputusannya.” Sedangkan TheTreadway
Commission mendefiniskan sebagai “melakukan tindakan secara
sengaja atau ceroboh, apakah (oleh) perbuatan atau kelalaian,
yang menghasilkan materi laporan keuangan yang menyesatkan”
Bentuk Kejahatan Akuntansi
Hakekatnya kejahatan akuntansi bermuara pada pelaporan
keuangan yang menyesatkan bagi penggunanya, termasuk
aktivitas yang tidak benar atau ilegal pada proses
pengidentifikasian dan pengukuran transaksi-transaksi
keuangan.
Adapun beberapa bentuk kejahatan akuntansi, diantaranya
adalah:
1. Manajemen Laba yang Tidak Sah (illegal earnings
management)
2. Pendapat (opini) Auditor yang Tidak Benar
3. Kejahatan Perbankan
4. Kejahatan Akuntansi di Pasar Modal
5. Transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan
istimewa (Related-Party Transactions)
Bentuk Kejahatan Akuntansi
Manajemen Laba yang Tidak Sah
Manajemen Laba adalah suatu intervensi atas tujuan dalam proses
pelaporan keuangan eksternal yang dimaksudkan untuk
memperoleh keuntungan pribadi (Schipper, 1989).
Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan penilaian dalam
pelaporan keuangan dan dalam penataan transaksi untuk mengubah
laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder tentang kinerja
ekonomi perusahaan, atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang
bergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan (Healy dan Wahlen,
1999).
Manajemen laba dapat dikategorikan sebagai kejahatan akuntansi jika
laporan keuangan yang disajikan ditujukan untuk menyesatkan pengguna
laporan keuangan dan mengabaikan atau melanggar PABU (Prinsip-
prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum).
Bentuk Kejahatan Akuntansi
Pendapat (opini) Auditor Eksternal yang Tidak Benar
• Auditor eksternal diberi wewenang untuk melakukan audit
keuangan pada perusahaan publik. Auditor dianggap
melakukan kejahatan jika dalam menjalankan profesinya
mengabaikan atau melanggar Standar Pemeriksaan Akuntan
Publik (SPAP).
• Salah satu contohnya adalah memberikan pendapat Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan suatu
perusahaan padahal auditor tersebut mengetahui dan
menemukan adanya pelanggaran dan kesalahan yang material
pada laporan keuangan yang diaudit tersebut.
• Hal ini terjadi jika terdapat persekongkolan jahat atau kolusi
antara auditor dengan manajemen perusahaan.
Bentuk Kejahatan Akuntansi
Kejahatan Perbankan
• Kejahatan akuntansi di perbankan diantaranya dilakukan
dengan mengambil dana nasabah tanpa sepengetahuan
nasabah, memanipulasi data nasabah, memalsukan
rekening nasabah dan pemalsuan tanda-tangan
nasabah yang dilakukan oleh pelaku kejahatan.
• Kejahatan ini termasuk dalam kategori penggelapan.
Bentuk Kejahatan Akuntansi
Kejahatan Akuntansi di Pasar Modal
• Kejahatan akuntansi di pasar modal mencakup
pelanggaran penyajian informasi yang tidak benar atau
menyesatkan (missleading information).
• Hal ini terjadi jika emiten tidak menjalankan kewajiban
pelaporan dan keterbukaan informasi dan isi laporan
tersebut mengandung informasi yang tidak benar atau
dapat menyesatkan bagi investor dalam mengambil
keputusan ketika hendak menjual atau membeli saham
emiten tersebut.
• Kejahatan akuntansi di pasar modal lainnya adalah
manipulasi pasar. Manipulasi pasar ini merupakan modus
kejahatan yang menggunakan teknik dan mekanisme
pasar sebagai alat untuk menciptakan pembentukan
harga.
Bentuk Kejahatan Akuntansi
Transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa
(related-party transations)
Bentuk pelanggaran ini mencakup transaksi yang material atau
dalam jumlah yang tidak biasa dengan pihak yang memiliki
hubungan istimewa, yang meliputi:
1. penjualan fiktif pada pihak yang memiliki hubungan istimewa
2. pinjaman kepada atau dari pihak yang memiliki hubungan
istimewa dimana tingkat bunganya lebih rendah dibandingkan
pasar
3. transaksi lainnya dengan pihak yang memiliki hubungan
istimewa dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan
transaksi normal, dan
4. pengungkapan yang tidak memadai atas transaksi dengan pihak
yang memiliki hubungan istimewa.
Penggolongan Kejahatan Akuntansi
dalam Kriminologi
Kejahatan akuntansi atau skandal akuntansi melibatkan
kaum elit bisnis dan kaum profesional.
Contoh kasus yang populer adalah kasus Enron dimana
harga saham perusahaan tersebut anjlok karena ulah
pendiri Enron, mantan CEO, eksekutif Enron lainnya serta
Kantor Akuntan Publik Arthur Anderson yang bersekongkol
memanipulasi laporan keuangan Enron.
Kejahatan akuntansi di perbankan dan di pasar modal juga
melibatkan kaum profesional.
Dalam kaitannya dengan hukum positif yang berlaku di
Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
dan Undang-Undang yang terkait menyebutkan beberapa
pasal yang terkait dengan kejahatan akuntansi, dijelaskan
sebagai berikut.
Penggolongan Kejahatan Akuntansi
dalam Kriminologi
Berkaitan dengan manajemen laba ilegal, dapat dikenakan
pasal 390 KUHP yaitu “Barang siapa dengan maksud
untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, dengan menyiarkan kabar bohong yang
menyebabkan harga barang- barang dagangan, dana-
dana atau surat-surat berharga menjadi turun atau naik
diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan”.
Penggolongan Kejahatan Akuntansi
dalam Kriminologi
Berkaitan dengan pemberian opini auditor yang
menyesatkan, dapat dikenakan pasal 416 KUHP yaitu
“Seorang pejabat atau orang lain yang diheri tugas
menjalankan suatu jabatan umum terus-menerus atau
untuk sementara waktu, yang sengaja membuat secara
palsu atau memalsu buku buku-buku daftar-daftar yang
khusus untuk pemeriksaan administrasi, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun”.
Penggolongan Kejahatan Akuntansi
dalam Kriminologi
Berkaitan dengan kejahatan perbankan yang merupakan
kategori penggelapan, dapat dikenakan pasal 372 KUHP
yaitu “Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum
memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian
adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam
kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena
penggelapan, dengan pidana penjara paling lama empat
tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus
rupiah”.
Penggolongan Kejahatan Akuntansi
dalam Kriminologi
Berkaitan dengan kejahatan perbankan sehubungan
pemalsuan rekening nasabah, dapat dikenakan pasal 49 ayat
(1) huruf c UU Perbankan No 10 Tahun 1998 yaitu:
“mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus,
atau menghilangkan adanya suatu pencatatan dalam
pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam dokumen
atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening
suatu bank, atau dengan sengaja mengubah, mengaburkan,
menghilangkan, menyembunyikan atau merusak catatan
pembukuan tersebut, diancam dengan pidana penjara
sekurangkurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima
belas) tahun serta denda sekurang-kurangnya
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling
banyak Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah)”.
Penggolongan Kejahatan Akuntansi
dalam Kriminologi
Berkaitan dengan kejahatan akuntansi di pasar modal
yang berupa manipulasi pasar, dapat dikenakan pasal 91
Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
yaitu: ”Setiap pihak dilarang melakukan tindakan, baik
langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk
menciptakan gambaran semu atau menyesatkan
mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar atau
harga efek di Bursa Efek.
Pembahasan Artikel
Questions and Answers

Anda mungkin juga menyukai