SEMINAR AKUNTANSI
KEUANGAN
CHAPTER 14
TEORI KEAGENEAN
(AGENCY THEORY)
ACCOUNTING PROGRAM
Objectives
Mahasiswa diharapkan mampu untuk:
1. Pendekatan Deduktif
2. Pendekatan Induktif
3. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan-pendekatan dalam
Agency Theory
1. Pendekatan Deduktif
Dalam metode ini perumusan teori dimulai dari
perumusan dalil dasar akuntansi (postulat dan
prinsip akuntansi) dan selanjutnya dari rumusan
dasar ini diambil kesimpulan logis tentang teori
akuntansi mengenai hal yang dipersoalkan.
Jadi perumusan dimulai dari dalil umum kepada dalil
khusus
Pendekatan-pendekatan dalam
Agency Theory
1. Pendekatan Deduktif (contd.)
Pendekatan ini dilakukan dalam penyusunan struktur
akuntansi dimana dirumuskan dahulu tujuan laporan
keuangan, rumuskan postulat, kemudian prinsip, dan
akhirnya lebih khusus menyusun teknik akuntansi.
Dalam hai ini, teori diuji dari posisinya dalam
menampung keinginan praktik. Jika pemakai dalam
praktik diterima, dianggap teori ini diterima atau
verified, sebaliknya jika teori ini tidak diterima disebut
falsified.
Beberapa pendukung metode ini adalah: Paton,
Caaning, Sweeney, Macneal, Alexander, Edward and
Bell, Moonitz, dan Sprouse and Moonitz.
Pendekatan-pendekatan dalam
Agency Theory
2. Pendekatan Induktif (contd.)
Dalam metode ini, penyusunan teori akuntansi
didasarkan pada beberapa observasi dan
pengukuran khusus dan akhirnya dari berbagai
sample dirumuskan fenomena yang seragam
atau berulang (informasi akuntansi) dan diambil
kesimpulan umum (postulat dan prinsip
akuntansi).
Pendekatan-pendekatan dalam
Agency Theory
2. Pendekatan Induktif (contd.)
Tahap yang dilalui adalah:
a. Mengumpulkan semua observasi
b. Analisis dan golongkan observasi berdasrkan
hubungan yang berulang-ulang dan sejenis,
seragam, mirip.
c. Ditarik kesimpulan umum dan prinsip akuntansi
yang menggambarkan hubungan yang berulang-
ulang tadi.
d. Kesimpulan umum diuji kebenarannya.
Pendekatan-pendekatan dalam
Agency Theory
2. Pendekatan Induktif (contd.)
Tidak seperti pendekatan deduktif, dalam
pendekatan induktif ini kebenaran dan kepalsuan
dalil tidak tergantung pada dalil lainnya, tetapi
harus melalui pengujian empiris.
Dalam pendekatan induktif, kebenaran suatu dalil
tergantung pada pengamatan terhadap contoh
yang cukup dari hubungan kasus yang berulang-
ulang dan seragam.
Para teoritisi yang menggunakan pendekatan ini
adalah Hatfield, Gilman, Littlelton, Paton and
Littlelton, dan Ijiri.
Pendekatan-pendekatan dalam
Agency Theory
3. Pendekatan Sosiologis
Dalam pendekatan ini, yang menjadi perhatian utama
dalam perumusan teori akuntansi adalah dampak
sosial dari teknik akuntansi. Jadi yang menjadi
perhatian bukan pemakai langsung akuntansi tetapi
juga masyarakat secara keseluruhan.
Pendekatan inilah sebagai embrio socio economic
accounting atau social responsibility accounting.
Pendekatan ini seolah merupakan perluasan dari
konsep etik dimana yang menjadi fokus perhatian
adalah kesejahteraan seluruh masyarakat bukan saja
pemilik.
Pendekatan-pendekatan dalam
Agency Theory
3. Pendekatan Sosiologis (contd.)
Menurut konsep ini, prinsip akuntansi dinilai dari
penerimaan dari seluruh pihak terhadap laporan
keuangan, khususnya yang melaporkan tentang
damapak perusahaan terhadap masyarakat.
Akuntansi dalam model ini harus dapat memberikan
pertimbangan dalam mengambil kesimpulan
terhadap kesejahteraan masyarakat.
Para penulis yang mengkaji isu ini adalah Belkaoi
dan Beams dan Fertig, Ladd, Littlelton, dan
Zimmerman.
Agency Theory dalam Praktik Akuntansi
Teori keagenan memberikan peranan penting bagi
akuntansi terutama dalam menyediakan informasi
setelah suatu kejadian yang disebut sebagai peranan
pasca keputusan.
Peranan ini sering diasosiasikan dengan peran
pengurusan (stewardship) akuntansi, dimana seorang
agen melapor kepada prinsipal tentang kejadian-
kejadian dimasa lalu.
Inilah yang memberi akuntansi nilai umpan baliknya
selain nilai prediktifnya.
Agency Theory dalam Praktik Akuntansi
Nilai umpan balik menjelaskan bahwa informasi juga
mempunyai peran penting dalam menguatkan atau
mengoreksi harapan-harapan sebelumnya.
Akuntansi idealnya menyediakan jasa yang sama
bagi investor, dengan memungkinkan mereka untuk
menyesuaikan strategi investasi mereka sepanjang
waktu.
Masalah Asimetri Informasi
Asimmetric Information (AI), yaitu informasi yang tidak
seimbang yang disebabkan karena adanya distribusi
informasi yang tidak sama antara prinsipal dan agen.
Dalam hal ini prinsipal seharusnya memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat hasil
yang diperoleh dari usaha agen, namun ternyata
informasi tentang ukuran keberhasilanyang diperoleh
oleh prinsipal tidak seluruhnya disajikan oleh agen.
Akibatnya informasi yang diperoleh prinsipal kurang
lengkap sehingga tetap tidak dapat menjelaskan kinerja
agen yang sesungguhnya dalam mengelola kekayaan
prinsipal yang dipercakan kepada agen.
Masalah Asimetri Informasi
Akibatnya adanya informasi yang tidak seimbang
(asimetri) ini, dapat menimbulkan 2 (dua)
permsalahan yang disebabkan adanya kesulitan
prisipal untuk memonitor dan melakukan kontrol
terhadap tindakan-tindakan agen.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan
permasalahan tersebut adalah :
1. Moral Hazard
2. Adverse Selection
Masalah Asimetri Informasi
1. Moral Hazard
Yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak
melaksanakan hal-hal yang telah disepakati
bersama dalam kontrak kerja.
2. Adverse Selection
Yaitu suatu keadaan dimana prinsipal tidak dapat
mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil
oleh agen benar-benar didasarkan atas informasi
yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai
sebuah kelalaian dalam tugas.
Pembahasan Artikel
Questions and Answers