Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian Pengetahuan

Metodologi Ilmu Pengetahuan


Ilmu pengetahuan diambil dari kata science, yang berasal dari bahasa latin scientadari bentuk
kata scireyang berarti mempelajariatau mengetahui. Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia
rasional dan konegtif dengan metode berupa aneka dan prosedur dan tata langkah sehingga
menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman,
kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman,
memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.The Liang Gie (1987) memberikan
pengertiani lmu adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode
untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai
seginya, dan seluruh pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang
dimengerti manusia.
Ilmu pengetahuan selalu dicirikan sebagai suatu metode. Sebagai suatu metode, ilmu
pengetahuan haruslah memiliki serangklaian proses cara kerja dan langkah-langkah tertentu
yang mewujudkan model penyelidikan ilmiah tertentu dan tetap. Rangkaian cara kerja
tersebut dalam prosedur keilmiahan disebut sebagai metode ilmiah (scientificmethod) atau
metodologi keilmuawan. Selain sebagai sebuah proses kerja,metode harus menjadi semacam
pola berfikir atau penunjuk jalan bagi seorang ilmuwan.Seorang ilmuwan akan bekerja
dengan hasil yang memuaskan dalam penelitiannya apabila telah menentukan dengan tepat
metode apa yang akan digunakannya. Sebagai contoh, seseorang sedang meneliti suatu ritual
yang dilakukan oleh masyarakat Tengger, maka ia harus menguasai metode dan teknik
wawancara secara mendalam (depthinterview)agar mendapatkan data lengkap terkait
penelitiannya. Metode yang dilakukannya itu merupakan salah satu bagian dari metode yang
sifatnya kualitatif.

1. Penelitian Ilmiah.
Penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji suatu
masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsip yang
mendasar dan berlaku umum mengenai masalah tersebut. Atau dengan kalimat sederhana,
penelitian ilmiah adalah  suatu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan atau
berlandaskan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan yang bagi
terciptanya pengetahuan ilmiah. Metode ilmiah berlandaskan pada pemikira bahwa
pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh pancaindera, khususnya melalui
pengamatan dan pendengaran. Sehingga apabila suatu pernyataan mengenai gejala-gejala
harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala itu harus dapat diverifikasi secara
empirik. Dengan demikian, setiap hukum atau teori ilmiah harus dibuat berdasarkan atas
adanya bukti-bukti empiris.

1. Penelitian deduktif
Deduktif Deduktif merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-alasan
yang diajukan berdasarkan hasil analisis data. Proses pengambilan kesimpulan dengan cara
deduksi didasari oleh alasan yang benar dan valid. Proses pengambilan kesimpulan berdasar-
kan alasan yang valid atau menguji hipotesis dengan menggunakan data empiris disebut proses
deduksi (deduction process), metodenya disebut metode deduktif (deductive method), dan
penelitiannya disebut penelitian deduktif (deductive research). Proses deduksi selalu di-
gunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif (scientific). Deduksi
dikatakan tepat jika premis (alasan) dan konklusi benar dan sahih, hal ini berarti:
1. Alasan (premis) yang diberikan untuk kesimpulan harus sesuai dengan kenyataan (benar).
2. Kesimpulan harus diambil dari alasannya (sahih).

Berikut ini contoh sederhana tentang proses pengambilan kesimpulan berdasarkan deduksi:

1. Semua dosen yang telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian dapat membuat proposal
penelitian dengan baik (premis mayor).

2. Dewi adalah dosen yang telah mengiktui pelatihan metodollogi penelitian (premis mayor).
3. Dewi adalah dosen yang dapat membuat proposal penelitian dengan baik (konklusi).

Selanjutnya, Jujun S. Suriasumantri mengatakan, ketepatan penarikan kesimpulan tersebut


tergantung pada tiga hal yaitu: (1) kebenaran premis mayor; (2) kebenaran premis minor; dan
(3) keabsahan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, apabila salah satu dari ketiga unsur ini
tidak memenuhi persyaratan dengan kata lain, jika semua premis benar dan pengambilan
kesimpulan tidak salah, maka proses deduksi dianggap valid. Konklusi hanya dapat diterima jika
semua premisnya benar dan valid. Jika ada premisnya yang tidak sesuai dengan kenyataan,
maka deduksinya tidak dapat diterima. Dari contoh yang diberikan di atas, ternyata Dewi telah
mengikuti pelatihan metodologi penelitian tetapi dia bukan dosen, maka premisnya tidak benar
dan konklusinya ditolak.

2. Induktif
Induktif didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan (atau pembentukan hipotesis)
yang didasarkan pada satu atau dua fakta atau bukti. Pendekatan induksi sangat berbeda
dengan deduksi. Tidak ada hubungan yang kuat antara alasan dan konklusi. Proses
pembentukan hipotesis dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang diobservasi dan
dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses induksi (induction process), metodenya disebut
metode induktif (inductive method), dan penelitiannya disebut penelitian induktif (inductive
research). Dengan demikian, pendekatan induksi mengumpulkan data terlebih dahulu lalu
hipotesis dibuat jika diinginkan atau konķlusi langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan.
Proses induksi selalu digunakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif (naturalis).
Penalaran induksi merupakan proses berpikir yang berdasarkan kesimpulan umum pada kondisi
khusus. Kesimpulan menjelaskan fakta. Adapun faktanya mendukung kesimpulan. Misalnya,
Alex seorang manajer pemasaran PT “X" di Kota Medan. Hasil penjualan plastik di Medan paling
rendah di antara kota yang lain, kita dapat menarik kesimpulan sementara (hipotesis) bahwa
masalahnya adalah Alex kurang aktif dalam melakukan promosi. Tetapi kita dapat membuat
kesimpulan yang lain (berbeda) atas dasar bukti- bukti lain, seperti:

1. Kemampuan menjual Alex rendah sehingga efektivitas penjualan menurun.


2. Daerah pemasaran Alex tidak memiliki potensi pasar yang sama dengan daerah lain.
3. Alex kurang berbakat bekerja di bagian pemasaran produk plastik.
4. Pesaing di wilayahnya mampu memberi informasi bihan produk mereka sehingga konsumen
lebih memilih membeli produk pesaing.
Semua hipotesis merupakan induksi berdasarkan bukti catatan penjualan Alex. Dalam hal ini,
peneliti perlu mencari bukti yang diya- kini kebenarannya. Sebagian besar tugas peneliti adalah
menentukan jenis bukti yang diperlukan dan mengukur bukti-bukti.

2.Penelitian Non Ilmiah.


Penelitian non ilmiah adalah penelitian yang bercorak subyektif, yang mempunyai ciri-ciri :

1. dilakukan tidak sistematik.


2. data yang dikumpulkan dan cara pengumpulan data tersebut bersifat subyektif, yang
sarat dengan muatan emosi dan perasaan dari si peneliti.

Perbedaan Antara Penelitian Ilmiah dan Penelitian Non Ilmiah. Terdapat beberapa hal
yang membedakan antara penelitian ilmiah dan penelitian non ilmiah, yaitu sebagai berikut :

Penelitian Ilmiah :

1. menggunakan kaidah-kaidah ilmiah, dengan mengemukakan pokok-pokok pikiran,


menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan
pembuktian ilmiah.
2. perumusan masalah jelas dan spesifik.
3. masalah dapat diamati dan diukur secara empiris.
4. jawaban masalah berdasarkan pada data.
5. keputusan berdasarkan logika yang benar.
6. kesimpulan yang dihasilkan terbuka untuk diuji oleh orang lain.

Penelitian Non Ilmiah :

1. tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah.


2. masalah tidak selalu dapat diukur secara empiris.
3. jawaban tidak berdasarkan atas data.
4. keputusan tidak berdasarkan logika yang benar.
5. kesimpulan yang dihasilkan tidak untuk diuji ulang oleh orang lain.

Anda mungkin juga menyukai