Anda di halaman 1dari 7

.

Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

Bagi pendatang baru yang akan memasuki suatu industri tertentu, tentunya tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Hal ini dikarenakan adanya reaksi dari pemain-pemain lama dari
industri tersebut.

Pendatang baru ke suatu industri membawa masuk kapasitas baru sehingga ada keinginan untuk
merebut bagian pasar, biasanya perusahaan baru kadang-kadang masuk ke dalam industri dengan
produk yang lebih tinggi, yang lebih rendah dan sumber pemasaran yang luas. Biasanya ancaman
yang masuk bergantung pada hambatan masuk yang ada dan pada reaksi dari peserta persaingan
yang sudah ada menurut calon pendatang baru.

Ada 6 (enam) sumber utama hambatan masuknya pesaing antara lain :

• Skala ekonomis
• Diferensiasi produk
• Kebutuhan modal
• Hambatan biaya bukan karena skala
• Akses saluran distribusi
• Kebijakan pemerintah

Skala ekonomi

ini memaksa pendatang baru harus memikul biaya tinggi (cost disadvantage) terutaman dalam
produksi, riset, pemasaran dan layanan serta distribusi.

Skala ekonomis berhubungan dengan penurunan biaya untuk memproduksi satu unit produk
dikarenakan bertambahnya jumlah produk yang diproduksi per periode.Skala ekonomis selain
dinyatakan dalam level produksi perusahaan secara keseluruhan, juga dapat digambarkan dari
tiap – tiap fungsi dalam perusahaan, misalnya skala ekonomis bagian logistik, riset dan
pengembangan, pemasaran, jaringan pelayanan dan distribusi. Sebagai contoh, pada industri
komputer mainframe, skala ekonomis dari sisi produksi, riset, pemasaran dan pelayanan
kemungkinan menjadi barrier to entry yang utama.

Faktor – faktor lain lain yang harus diperhatikan dalam menganalisa skala ekonomis pada
sebuah industri adalah skala ekonomis untuk memproduksi masing – masing bagian produk,
joint cost (biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk memproduksi lebih dari
satu jenis produk) dan ada tidaknya integrasi vertikal (vertical integration) dalam sebuah
industri baik diantara perusahaan – perusahaan yang ada maupun fungsi – fungsi dalam sebuah
perusahaan

Diferensiasi produk

terjadi karena adanya identifikasi merek dimana dikaitkan dengan iklan, layanan, distribusi dan lain
sebagainya.

Perusahaan – perusahaan yang sudah lama berada dalam sebuah industri, merek produknya
telah dikenal masyarakat dan mendapat loyalitas konsumen. Kedua hal ini diperoleh sebagai
hasil aktivitas promosi yang telah dilakukan, pelayanan kepada pelanggan,dan keunikkan
produk

Deferensiasi produk membentuk barrier to entry bagi calon pendatang baru dengan memaksa
mereka mengeluarkan biaya besar untuk mempengaruhi konsumen meninggalkan loyalitasnya
pada produk perusahaan – perusahaan lama. Hal ini bisa menyebabkan kerugian di awal usaha
(start-up loses) dan seringkali memerlukan waktu yang relatif lama. Investasi untuk
membangun merek produk beresiko tinggi karena nilainya dapat hilang begitu saja apabila
usaha memasuki industri gagal.

Kebutuhan modal

yang cukup besar juga merupakan hambatan utama, karena adanya beberapa modal yang tidak
kembali seperti iklan rintisan, riset pengembangan, sediaan dan juga penutup kerugian awal.

Semakin besar sumber daya finansial yang dibutuhkan untuk masuk ke sebuah industri semakin
besar barrier to entry, khususnya jika modal tersebut dibutuhkan untuk periklanan garis depan yang
tidak dapat kembali atau untuk kegiatan penelitian dan pengembangan yang penuh resiko. Modal
tidak saja digunakan untuk membangun fasilitas produksi namun juga untuk hal – hal seperti
inventori, menutup kerugian awal dan memberikan kredit pada konsumen. Walaupun di pasar
modal terdapat banyak modal, memasuki sebuah industri yang memerlukan modal besar tetap
merupakan usaha beresiko besar. Hal ini tercermin dari tingginya tingkat bunga yang dikenakan pada
pendatang bar

Hambatan biaya bukan karena skala

yang dimaksud adalah biaya yang dikarenakan perjalanan usaha perusahaan, teknologi rahasia,
akses bahan baku, subsidi pemerintah dan lain sebagainya.

Akses ke saluran distribusi

dari perusahaan yang mapan merupakan hambatan bagi pendatang baru. Karena nya dibutuhkan
usaha yang keras dan modal yang cukup besar untuk dapat mengamankan distribusinya.

Untuk menjual produknya, perusahaan – perusahaan baru harus memiliki jaringan distribusi.
Di sisi lain jaringan distribusi yang sudah ada telah dikuasai oleh perusahaan – perusahaan
lama. Dengan demikian pesaing – pesaing baru harus mampu mempengaruhi titik – titik
distribusi supaya mau menerima produknya dengan memberi potongan harga , kerjasama
periklanan dan sebaginya yang pada prinsipnya akan mengurangi laba.

Makin terbatas pedagang besar dan pengecer untuk suatu produk dan seamakin banyak pesaing
yang telah memanfaatkan saluran distribusi ini, akan semakin berat usaha untuk memasuki
industri. Barrier to entry dari sisi jaringan distribusi semakin besar jika perusahaan –
perusahaan lama memiliki hubungan erat dengan jaringan distribusinya. Seringkali hambatan
– hambatan ini memaksa perusahaan – perusahaan yang akan masuk dalam industri harus
membuat jaringan distribusi baru.
Kebijakan pemerintah

merupakan batu sandungan bagi pendatang baru, ini dikarenakan pendatang baru belum
memahami seluk beluk regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sehingga terkesan memihak
pada industri yang sudah mapan.

Pemerintah dapat membatasi bahkan menutup kesempatan masuknya pesaing baru dalam
sebuah industri. Pembatasan ini dilakukan dengan kebijakan perijinan atau membatasi akses
terhadap bahan baku. Pemerintah melakukan pembatasan masuknya pesaing baru dikarenakan
alasan – alasan sosial masyarakat secara keseluruhan.

Untuk sebuah industri yang secara umum memang lebih baik apabila hanya dijalankan oleh
beberapa perusahaan saja, pemerintah memiliki peranan besar. Salah satu jenis industri
semacam ini adalah industri ketenagalistrikan. Untuk melayani kebutuhan tenaga listrik di
sebuah daerah akan lebih efisien apabila diberikan kepada satu saja perusahaan tenaga listrik
dibanding apabila mengijinkan banyak perusahaan tenaga listrik berkompetisi satu sama lain.

Pertumbuhan industri

Pertumbuhan industri yang lambat menyebabkan perusahaan – peusahaan bertarung untuk


mendapatkan pangsa pasar yang ada. Jika pertumbuhan pasar tinggi, perusahaan dapat
memperoleh pangsa pasar dengan mudah karena memang pangsa pasar semakin besar.
ngembanganpariwisataberbasisbudayadenganmengendepankan wisata
minat khusus ini banyak sekali berkembang diwilayah Indonesia,
khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta. BasisBudaya
yangdimaksuddisini adalah sebagai salah
satu"cerukpasar"potensialyangkitanamakanNicheMarketDestination.Peman
lahandilingkunganDesaWisatakhususnya
faatan
diKabupatenSlemalnmasihperluditanganilebihjauh.
Wisata MinatKhusus{SpecialInterest)menipakandaya tarik wisata
yangdikembangkanlebih banyak
berbasispadaaktivitasuntukpemenuhankeinginanwisatawansecaraspesi
fikdiantaranyasepertipengamatansatwatertentu{birdwatching),meman
cing(/M'/i//ig^),berbelanja{shopping, kesehatan dan
badan{spaandrejouvenation),aru
penyegaran

ngjeram,wisataagro,MICE^meeting,incent
ive,conferenceandexebition)danaktivitas-
aktivitasmina:khususlainnyayangbiasanyaterkaitdenganhobi
ataukegemaranseseorangwisatawanDesa Wisata yang sedang berkembang
pesat
sebagaihara])anbaikberkembangnyapariwisatadiwilayahKabupatenSle
man,khususnya menjadikanpotensipasarselaind
arihotel-
hotelyangmarakberliembangselamaini.Harapanp
engembanganwisatadenganminatkhususini
dapatdikemassebagaibagianpotensipengembanganwisatadandapattur
utmelestarikan budaya tradisonal warisan leluhur pusakaNusanakan
menjadi salah satu pendorong pertumbuhan
perekonomianaradandisuatudaerah denganmengkolaborasikanwisata
dengan potensi yangtelah"'2141
LastianiWarihWulandari,PengembanganPariwisatadimilikiolehmasing-
masingdesawisatadengankarakteristiknyamenjadikanpotensipasaruniksebagai
keunggulanbersaingnya.DaerahIstimewaYogyakartasendirisaratdenganbuday
a,sebagaikotabudayadanpendidikandalamhalinipariwisataberbasisbudayadeng
andukungankeragamanobyekdan dayatarikwisatamenjadibagianterpenting
sasaran pembangunan Yogyakarta sendiri,makaperlustrategidalam
memasarkanlebihspesifik denganmemilikidaya saing tinggiuntuk
menghasilkannilaitambah(value added) padaterwujudnyakotaYogyakarta
sebagai pariwisata berbasis budaya,khususnyaWisata
MinatKhusus{SpeciallnterstTourism).Salahsatujasausahapariwisatainijugam
enjadibagianterpentinguntuk pengembangan potensi dan daya saing
destinasi wisata denganmelakukanjejaringbermanfaat
antarjasausahapariwisataimtukmeningkatkan perekonomian masyarakat
dengan menggali ceruk pasaryang unik sebagai strategi pengembangan
daya saing destinasi wisataberupa Wisata Minat Khusus yang Berbasis
Budaya.Sebagaibagiandestinasi yanghamsdi
Niche market adalah target pasar yang fokus pada pasar kecil tapi unik. Kecil tapi
memiliki potensi besar untuk berkembang dan sustainable. Untuk memilih niche
market, kita harus memilih potensi yang ada. Banyuwangi memiliki potensi alam yang
banyak seperti Sukamade, Pulau merah, pantai Blambangan, Blimbing Sari,
Rowobayu, Taman Nasional Baluran dan serta nuansa pegunungan yang khas. Niche
market yang dipilih adalah mereka yang ingin merasakan kesejukan, adventure dan
berharap value lebih dari keunikan yang ditawarkan.
Pariwisata yang bisa sustainable adalah pariwisata yang bisa melihat pasar
dengan kreatif yaitu dengan mentransformasi dari “ what to offer” menjadi “how to
offer”. What to offer berbasis pada potensi yang dimilki baik alam ataupun buatan,
dimana berbagai daerah lain sudah memilkinya. How to offer berbasis pada
bagaimana kita menawarkan potensi yang kita miliki dengan lebih berorientasi pada
proses dan pemberian layanan untuk menciptakanvalue (nilai) yang berbeda. Pada
intinya, dalam menawarkan pariwisata, Banyuwangi tidak hanaya bergantung pada
potensi alam tapi bagaimana menawarkan potensi alamnya. Misalnya Cafe gumitir
yang tidak hanya menawarkan kopi tapi memberi nilai lebih dengan fasilitas tambahan
dan layanan. Ijen tidak hanya menawarkan kawahnya, tapi membungkusnya dengan
proses ekstra seperti adventure, hiking dan event “tour de ijen”.
Potensi pariwisata Banyuwangi yang menurut saya memiliki potensi besar ke
depannya adalah wisata natureseperti pegunungan, danau, kuliner khas daerah yang
bernuansa keluarga dan wisata yang menawarkan alam untuk“event-event
adventure”.. Dengan menciptakan wisata nuansa keluarga dan alam, kita bisa
membuat segmentasi kelas memengah ke atas. Wisata keluarga biasanya dilakukan
oleh orang-orang kaya yang mereka rindu akan nuansa alam yang menawarkan
ketenangan dan bernuansa kekeluargaan. Wisata “ adventure” b iasanya diincar bagi
mereka yang ingin merasakan pengalaman yang berbeda dari dunia pertama mereka
yang membosankan. Hal ini berpeluang besar untuk menarik investor. Jika kita
mampu bergerak di dua bidang ini, kita bisa memilki diferensiasi tinggi dan bisa
memberikan value yang berbeda dari daerah lain, dengan begitu pengunjung akan
merasa puas dan akan berlakulah hukum word of moutch, mereka akan menceritakan
pengalamannya pada komunitasnya.
Untuk memajukan pariwisata, perlu adanya fasilitas pendukung seperti
kemudahan akses trasportasi untuk menuju ke tujuan wisata, adanya
fasilitas pendukung seperti rumah makan, hotel dan tempat berbelanja oleh-oleh khas
daerah. Selain itu, pariwisata Banyuwangi akan maju jika
masyarakatnya knowledgeable. Mereka memilki wawasan yang luas dan tetap
memegang teguh nilai-nilai agama dan nilai etika dalam masyarakat karena mereka
akan kedatangan pengunjung dari luar daerah yang itu akan membawa budaya yang
berbeda sehingga masyarakat harus meemilki filter yang kuat untuk menyaring
budaya tersebut. Bali semakin kebingungan ketika banyaknya tourist asing yang
masuk dengan membawa budaya yang beragam sedangkan massyarakat kurang
bisa memfilter hingga akhirnya justru masyarakat mulai terbiasa dengan
budaya tourist . Dampak pertama yang terasa adalah pergaulan remaja. Di Bali masih
bisa ditoleransi karena memang mayoritas masyarakat Bali adalah penganut Hindu.
Bali masih terus berusaha memperkuat nilai-nilai luhurnya. Banyuwangi dengan
mayoritas penduduk islam, akan beresiko besar jika pariwisata Banyuwangi
dikembangkan dengan konsep yang sama dengan Bali terutama konsep wisata pantai
dan tempat hiburan sebagai pendukung.
Wisata memang seharusnya membawa impact yang baik untuk mendokrak
pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar tanpa melunturkan nilai-nilai yang dianut
masyarakat. Masyarakat harus menjadi pemain utama dalam pariwisata seperti
dengan penyediaan akomodasi trasnportasi dan penginapan, penyediaan food and
beverage, serta penyediaan kerajinan tangan atau oleh-oleh khas Banyuwangi.

Anda mungkin juga menyukai