Anda di halaman 1dari 16

Komunikasi Terapeutik Pada Anak Sakit

Di Susun Oleh :

WIWIN AGUSTINA N

Nim : 1611A0412

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES SURYA MITRA HUSADA

KEDIRI

2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam menjalani hidupnya memerlukan interaksi dengan orang lain. Untuk
berinteraksi diperlukan adanya suatu komunikasi yang baik. Anak adalah seorang lelaki atau
perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Masa remaja
merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak-anak
kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan
memasuki masa dewasa.
Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga
usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian
berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar. Sehingga para orang tua harus lebih
berhati-hati dalam berkomunikasi dengan anak, karena anak sangatlah cepat untuk mengingat
apa yang sedang dilihat dan yang didengarnya.
Menurut Hewitt (1981), tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik, yaitu,
mempelajari atau mengajarkan sesuatu, mempengaruhi perilaku seseorang, mengungkapkan
perasaan, menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain, berhubungan dengan orang
lain, menyelesaian sebuah masalah, mencapai sebuah tujuan, menurunkan ketegangan dan
menyelesaian konflik, menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain.
Dengan hal tersebut maka sangatlah penting seorang perawat untuk dapat melakukan
komunikasi secara efektif. Peran perawat dalam melakukan komunikasi pada anak dan
remaja adalah hubungan yang terapeutik antara perawat dan klien akan merupakan
pengalaman belajar dan juga merupakan pengalaman koreksi terhadap emosi klien. Disini
perawat sebagai tim pelaksana dalam melakukan penyusunan asuhan keperawatan secara
terapeutik, seperti realisasidiri, penerimaan diri, peningkatan penghormatan diri, kemampuan
membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling bergantung dengan orang
lain, peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan
yang realistis, asaidentitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu melakukan komunikasi pada anak dan remaja.
2. Tujuan khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan konsep komunikasi.
b. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi komunikasi pada anak dan remaja.
c. Mengetahui cara berkomunikasi sesuai tumbuh kembang
d. Memahami dan mengaplikasikan tahapan komunikasi pada anak dan remaja.
e. Menerapkan tehnik komunikasi pada anak dan remaja.
f. Mengaplikasikan komunikasi terapeutik pada anak dan remaja.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

A. Definisi Komunikasi
Ada beberapa pengertian komunikasi yang di kemukakan oleh beberapa para ahli, yaaitu :
1. Menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan
pesan yang disampaikan melalui lambang - lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan
oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.
2. Menurut James A.F. Stoner, komunikasi adalah proses dimana seorang berusaha
memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.
3. Menurut John R. Schemerhom, komunikasi adalah proses antara pribadi dalam mengirim
dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.
4. Menurut Dr. Phill Astrid Susanto, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang
yang mengandung arti.
5. Menurut Human Relation of Work, Keith Devis, komunikasi adalah proses lewatnya
informasi dan pengertian seseorang ke orang lain.
6. Menurut Oxtord Dictionary (1956), komunikasi adalah pengiriman atau tukar menukar
informasi, ide atau sebagainya.
7. Menurut Drs. Onong Uchjana Effendy, MA, komunikasi mencangkup ekspresi wajah,
sikap dan gerak-gerik suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf, telepon dan
lainnya.
Dari beberapa pengertian komunikasi di atas, dapat disimpulkan pengertian komunikasi
adalah penyampaian dari seseorang ke orang lain, dengan menyertakan kode atau lambang
penyampaiannya itu sendiri melalui suatu proses.

Pada umumnya komunikasi mempunyai tujuan, antara lain :


1. Supaya yang disampaikan dapat mengerti
2. Memahami orang lain, komunikator harus mengerti aspirasi orang lain, janngan
memaksakan kehendak.
3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain, melalui pendekatan persuasif bukan
memaksakan kehendak.
4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, kegiatan yang banyak mendorong
dengan cara yang baik
Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai
pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar
menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial yaitu sebagai
informasi, sosialisasi (pemasyarakatan), motivasi, perdebatan dan diskusi, pendidikan,
memajukan kehidupan, hiburan dan integrasi.
B. Menurut Mudjiti (1999) dalam teknik komunikasi menyatakan bahwa fungsi komunikasi
adalah :
1. Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga dapat mencapai tujuannya.
2. Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku pada suatu organisasi.
3. Komunikasi adalah alat untuk menyampaikan informasi kepada seluruh organisasi.
Berdasarkan fungsi komunikasi itu, maka komunikasi memegang peran penting dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan.
Komunikasi dianggap sebagai proses yang mempunyai unsur-unsur komunikasi sebagai
berikut :
1. Komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi
sumber dalam sebuah hubungan.
2. Komunikan adalah objek, sasaran atau audiens dari suatu sasaran dari kegiatan komunikasi
atau orang yang menerima pesan atau lambang.
3. Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator.
4. Saluran adalah saluran penyampaian pesan, disebut juga media.
5. Umpan balik adalah untuk mengetahui pesan tersebut berhasil atau gagal.
C. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
Komunikasi sering mengalami gangguan sehingga proses komunikasi tidak seperti yang
diharapkan. Banyak hal yang dapat mempengaruhi komunikasi diantaranya :
1. Latar Belakang Budaya
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya,
sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan
makakomunikasi semakin efektif.
2. Ikatan Kelompok atau Group
Nilai - nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.
3. Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan
yang diharapkan.
4. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi
pesanyang disampaikan.
5. Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan / situasi. Faktor situasi ini adalah:
a. Faktor ekologis ( iklim atau kondisi alam ).
b. Faktor rancangan dan arsitektural ( penataan ruang ).
c. Faktor temporal, misal keadaan emosi.
d. Suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara.
e. Teknologi.
f. Faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu.
g. Lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya.
h. Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.
BAB III

PEMBAHASAN

Cara Berkomunikasi Sesuai Dengan Tumbuh Kembang


1. Pada Anak
a. Masa Bayi ( 0-1 tahun)
Perkembangan komunikasi dengan bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk
melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespn untuk
mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai
pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk meliht objek atau cahaya,
kemudian pada minggu ke dua belas sudah mulai melakukan tersenyum.
Pada usia ke enam belas sudah menolehkan kepala pada suara asing pada dirinya. Pada
pertengahan tahun prtaa bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti baba, da-da,
dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap
namanya, mampu melihat beberapa gambaryang terdapat pada buku.
Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara
dua atau tiga kata. Selain melakukan komunikasi seperti diatas terdapat cara komunikasi yang
efektif pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan teknik
sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain. Mengungkapkan
kebutuhan dengan tingkah laku dan bersuara yang dapat diinterpretasikan oleh orang
sekitarnya, misal: menangis.
b. Toddler dan Pra Sekolah (1 – 2,5 tahun dan 2,5 – 5 tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan bahas anak
dengan kemapuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke
dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengar kata-kata ulangan. Pada anak usia ini
khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai sembilan ratus kata dan banyak kata-
kata yang digunkan seperti mengapa, apa, kapan, dan sebagainya.
Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu apa
yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat
pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak
dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap
mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktifitas saat
komunikasi, memberi mainan saat komunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak,
adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindarkan konfrontasi langsung, duduk yang
terlalu dekat dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan
dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak, bersalaman
dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis
atau berceriita dalam menggali perasaan dan fikiran anak di saat melakukan komunikasi.
c. Usia sekolah
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan anak
mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang dilaksanakan
oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca disini sudah muncul,
pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang
kehidupan.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih memperhatikan
tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik,
menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak
diketahui, pada usia ini keingin tahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek
tertentu yang sangat tinggi.
1). Teknik yang dapat dilakuakan adalah:
a) Gunakan kata sederhana yang spesifik
b) Jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak
c) Jelaskan arti fungsi dan prosedur tindakan
d) Jangan menyakiti atau mengancam
2. Usia Remaja
Masa remaja adalah pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa. Bila stress,
diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya dan keluarganya. Menolak orang yang
berusaha menjatuhkan harga dirinya dengan memberi support penuh perhatian.
a. Cara Membangun Hubungan Yang Harmonis Dengan Remaja
Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi
Dalam berkomunikasi, orang tua ingin segera membantu menyelesaikan masalah remaja, ada
hal-hal yang orang tua yang sering lakukan, seperti :
1) Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan,
2) Merasa tau lebih banyak dari pada remaja,
3) Cenderung memberi arahan dan nasihat,
4) Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami remaja,
5) Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat,
6) Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya,
7) Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan
terhadap remaja.
b. Kunci pokok berkomunikasi dengan remaja
Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua terhadap anaknya yang beranjak dewasa
seperti :
1) Mendengar supaya remaja mau berbicara,
2) Menerima dahulu perasaan remaja,
3) Bicara supaya didengar.
Oleh sebab itu orang tua harus mau belajar dan berubah dalam cara berbicara dan cara
mendengar
c. Mengenal Diri Remaja
1) Pahami Perasaan Remaja
Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang disebabkan karena orang
tua kurang dapat memahami perasaan anaknya yang diajak bicara. Agar komunikasi dapat
lebih efektif orang tua perlu meningkatkan kemampuannya dan mencoba memahami
perasaan anak sebagai lawan bicara.

2) Bagaimana memahami perasaan remaja


Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu perasaan dan ungkapan
remaja terutama ketika ia sedang mengalami masalah, agar ia merasa nyaman dan mau
melanjutkan pembicaraan dengan orang tua. Orang tua akan lebih mengerti apa yang
sebenarnya dirasakan remaja.
d. Membuat Remaja Mau Berbicara Pada Orang Tua Saat Menghadapi Masalah Dan
Membantu Remaja Menyelesaikan Masalah.
1). Pesan kamu dan pesan saya
Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat perilaku anak terhadap
orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak cenderung tidak membedakan antara anak dan
perilakunya sehingga membuat anak merasa disalahkan, direndahkan dan di sudutkan.
Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua sebagai akibat perilaku anak
sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku mempunyai akibat terhadap orang lain. Melalui
pesan saya akan mendorong semangat anak, mengembangkan keberaniannya, sehingga anak
akan merasa nyaman.
2). Menentukan masalah siapa
Ketika menghadapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah, kita perlu mengetahui
masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan karena :
a) Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan semua masalah.
b) Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam memecahkan
masalahnya sendiri.
c) Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang lain.
d) Anak perlu belajar mandiri
3). Apa yang harus dilakukan ?
Setelah kita mengetahui masalah siapa maka akibatnya siapa yang punya masalah harus
bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Bila masalah itu adalah masalah remaja maka
tekhnik yang digunakan adalah mendengar aktif. Bila masalah itu adalah masalah orang tua
maka tekhnik yang digunakan adalah pesan saya.
E. Komunikasi Terapeutik
1. Pada Anak
Dalam melakukan komunikasi pada anak perawat perlu memperhatikan berbagai aspek
diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak, cara berkomunikasi dengan anak, metode
berkomunikasi dengan anak. Peran orang tua dalam membantu proses komunikasi dengn
anak sehingga bisa di dapatkan informasi yang benar dan akurat.
a. Sikap Komunikasi Terapeutik Pada Anak
1). Sikap Kesejatian
Menghindari membuka diri yang terlalu dini sampai dengan anak menunjukkan kesiapan
untuk berespon positif terhadap keterbukaan, sikap kepercayaan kita kepada anak.
2). Sikap Empati
Bentuk sikap dengan cara menempatkan diri kita pada posisi anak dan orang tua.
3). Sikap Hormat
Bentuk sikap yang menunjukkan adanya suatu kepedulian/perhatian, rasa suka dan
menghargai klien. Seperti senyum pada saat yang tepat, melakukan jabat tangan atau
sentuhan yang lembut dengan seizin komunikan.
4). Sikap Konkret
Bentuk sikap dengan menggunakan terminologi yang spesifik dan bukan abstrak pada saat
komunikasi dengan kien seperti gambar, mainan, dll
2. Pada Remaja
a. Pola pikir dan tingkah laku
Peralihan dari anak ke dewasa
b. Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa Diluar keluarga
dan terbuka terhadap perawat.
c. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya
1). Beri support penuh perhatian
2). Jangan melakukan intrupsi
3). Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran
4). Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi)
F. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Anak Dan Remaja
1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung secara efektif.
2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung secara efektif.
3. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi. Bila komunikan bersifat pasif/tertutup maka
komunikasi tidak berlangsung secara efektif.
4. Usia tumbuh kembang status kesehatan anak
Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia agar komunikasi
tersebut berlangsung secara efektif.
5. Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan ke komunikan
dengan baik.
6. Lingkungan
G. Teknik Komunikasi Pada Anak Dan Remaja
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan
anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil bebrbagai data
yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya dapat diambil dalam menentukan masalah
keperawatan. Beberapa cara yang digunakan alam berkomunikasi dengan anak, antara lain :
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan diri
anak, denga menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara
langsung yang sedangbberada disamping anak. Selain itu dapat digunakan dengan cara
memberikan komentar tentang mainan, baju yang sedang dipakainya serta hal lainnya.
2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima, mengingat
anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai
dengan pesan yang akan disampaikan, yang akan diekspresikan melalui tulisan maupun
gambar.
3. Memfasilitas
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak atau respon anak
terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan
perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan yang
disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan mereflisikan
ungkapan negatif yang menunjukan kesan yang jelek pada anak.
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta anak untuk
menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan
tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat itu.
5. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau mengetahui
perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan yang
positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat anak.
6. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada
anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan
anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
7. Menulis
Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah
atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam. Cara
ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.
8. Menggambar
Seperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk mengungkapkan
ekspresinya, perasaan jengel, marah yang biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan
anak akan mengungkapkan perasaanya apabila perawat menanyakan maksud dari gambar
yang ditulisnya.
9. Bermain
Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini hubungan
interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan pesan-pesan
dapat disampaikan.
H. Tahapan Komunikasi Pada Anak Dan Remaja
1. Tahap Prainteraksi
Mengumpulkan data tentang klien dengan mempelajari status atau bertanya kepada orang tua
tentang masalah yang ada.
2. Tahap Perkenalan
Memberi salam dan senyum pada klien, melakukan validasi, mencari kebenaran data yang
ada, megobservasi, memperkenlakan nama dengan tujuan, waktu dan menjelaskan
kerahasiaan klien.
3. Tahap Kerja
Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu tentang hal yang
kurang dimengerti dalam komunikasi, menanyakan keluhan utama.
4. Tahap Terminasi
Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil, memberikan
reinforcement positif, tidak lanjut, kontrak, dan mengakhiri wawancara dengan cara yang
baik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan
melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan
ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi yaitu pesan yang disampaikan oleh
komunikator dapat dimengerti oleh si komunikan. Dalam melakukan komunikasi pada anak
dan remaja, perawat perlu memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah cara
berkomunikasi dengan anak, tehnik komunikasi, tahapan komunikasi dan faktor yang
mempengaruhi komuikasi.
Seperti pada anak dan remaja dalam berkomunikasinya sedang membentuk jati dirinya, dia
akan lebih diam dengan orang yang dianggapnya tidak sama dengan dia. Tidak sama di sini
bukan saja menyangkut masalah usia, kadang kala juga berkaitan dengan cara hidup.
Misalnya anak remaja yang baik, yang alim disuruh main dengan anak-anak yang lebih
badung, lebih nakal misalnya dia tidak mau, begitu juga kebalikannya anak - anak yang
merasa dirinya itu badung, dianggap anak nakal di sekolah, disuruh main dengan anak-anak
yang lain yang alim tidak mau. Jadi sering kali anak remaja itu akan menyempitkan lingkup
mereka dan memang itu adalah gejala yang wajar.
Masa remaja merupakan masa-masa panjang yang dialami seorang anak. Saat remaja mereka
mulai mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun non fisik dalam kehidupan mereka.
Dalam masa ini pula banyak orang tua yang khawatir dengan perkembangan anak mereka.
Tentu perlu pendekatan komunikasi yang intens dengan anak remaja Anda agar
perkembangan fisik dan non fisik mereka terarah dengan baik. Menurut papalia dan olds
(2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa
dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir
belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan
anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang
terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan
atau tindakan keperawatan. Dalam proses berkomunikasi dengan anak sangat perlu
memperhatikan prinsip-prinsip, strategi / tehnik, dan hambatan - hambatan yang mungkin
akan timbul / ada dalam komunikasi. Tehnik komunikasi dengan anak sangatlah bervariasi,
tergantung pada umur dari anak tersebut. Pembagian rentang umur dapat dibedakan atas bayi
(0-1), toddler (1-3), anak-anak pra sekolah (3-5), anak usia sekolah (5-12).
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dengan penulisan makalah ini yaitu :
1. Mahasiswa mampu berkomunikasi pada anak dan remaja lebih efektif karena telah
mengetahui bagaimana prinsip dan strategi berkomunikasi dengan anak dan remaja, serta
mengetahui hambatan yang akan ditemui pada saat akan berkomunikasi dengan anak.
2. Mahasiswa mampu menerapkan tehnik-tehnik komunikasi, cara berkomunikasi, tahapan
komunikasi serta faktor yang menghambat komunikasi pada anak dan remaja.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan komunikasi pada anak dan remaja.
DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. “Pengaruh Kemajuan Teknologi pada kehidupan remaja”. Style


Sheet.http:/www.anneahira.com (22 Febuari 2012).
Ardiana, Husada. “Teknik Komunikasi Terapeutik Pada Remaja”. Style
Sheet.http:/www.google.com(1 Mei 2012).
Ernawati Dalami, S.kp., et all. (2009). Komunikasi Keperawatan. Jakarta Timur :Trans Info
Media.
Revi Syatriani, Ira Puspitawati. (2008). Hubungan antara kemampuan komunikasi dan
kemandirian. Undergraduate Program, Faculty of Psychology. Gunadarma.
Wiryanto, DR., (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai