Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT karena limpahan rohmat serta
anugerah darinya sehingga kami mampu untuk merampungkan makalah dengan judul
“PERPETAAN” ini. Sholawat dan salam selalu kita ucapkan dan curahkan untuk junjungan nabi
agung kita, Nabi Muhammad SAW yang sudah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita
semua, sebuah petunjuk paling benar yakni syariah agama islam yang sempurna dan satu satunya
karunia paling besar kepada seluruh alam semesta.

Penulis benar benar berterima kasih sebab mampu menyelesaikan makalah yang
termasuk dari tugas Mata Kuliah Perpetaan. Selain itu, kami menyampaikan terima kasih yang
banyak terhadap seluruh pihak yang sudah membantu kami selama berlangsungnya penyelesaian
makalah ini sampai bisa terselesaikan makalah ini.

Begitulah yang bisa kami haturkan, kami berharap supaya makalah ini bisa berguna
kepada setiap pembaca. Kami memohon kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
makalah ini supaya selanjutnya bisa kami revisi kembali. Karena kami menyadari dengan sangat,
bahwa makalah yang kami tulis ini masih banyak kekurangannya.

Kendari, Januari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2

C. Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAAN

A. Pengertian Peta dan Jenis-Jenisnya............................................................................ 3

B. Sistem Proyeksi Peta ................................................................................................. 11

C. Pengertian sistem koordinat ....................................................................................... 16

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 19

B. Saran .......................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah peta berasal dari bahasa Inggris, yaitu map. Adapun kata map berasal dari
bahasa Yunani, yaitu mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun, secara
umum Pengertian Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada
bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Ilmu yang mempelajari
tentang peta disebut kartografi.

Pengetahuan peta telah dikenal manusia sejak sebelum masehi. Benda bersejarah
yang berhubungan dengan pembuatan peta adalah berupa lempengan tanah liat
peninggalan bangsa Babilonia, Mesir, dan Cina. Benda tersebut saat ini dapat disaksikan
di Museum Semit Harvard, Amerika Serikat.

Saat ini orang dapat menggambarkan letak suatu tempat dengan gambar yang
lebih baik, antara lain dengan melakukan perbandingan antara keadaan sebenarnya dan
gambar yang dibuat. Perbandingan itu disebut skala. Misalnya, untuk menggambarkan
jalan yang panjangnya 10 km cukup digambar sepanjang 10 cm. Oleh karena itu, skala
merupakan komponen yang sangat penting dalam penggambaran peta.

Proyeksi peta adalah suatu sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-
titik di bumi dan di peta. Karenapermukaan bumi secar a fisik tidak teratur, sehingga sulit
untuk melakukan perhitungan-perhitungan dari hasil ukuran (pengukuran). Untuk itu
dipilih suatu bidang yang teratur yang mendekati bidang fisis bumi yaitu bidang Elipsoida
dengan besaran-besaran tertentu. Karena Peta merupakan gambaran permukaan bumi
pada bidang datar dalam ukuran yang lebih kecil, dimana posisi titik-titik pada peta
ditentukan terhadap system siku-siku X dan Y, sedang posisi titik-titik pada muka bumi
ditentukan oleh bujur dan lintang. Di dalam konstruksi suatu proyeksi peta, bumi
biasanya digambarkan sebagai bola (dengan jari-jari R = 6370,283 km) dimana volume
elipsoida sama dengan volume bola. Bidang bola inilah yang nantinya akan diambil
sebagai bentuk.

1
Koordinat adalah pernyataan besaran geometrik yang menentukan posisi satu
titik dengan mengukur besar <ektor terhadap satu Posisi &cuan yang telah
dide;inisikan.Posisi acuan dapat ditetapkan dengan asumsi atau ditetapkan dengan suatu
kesepakatan matematis yang diakui secara uni<ersal dan baku. Fika penetapan titik acuan

koordinat itu disebut koordinat yang mempunyai sistim kesepakatan dasar matematisnya.

B. Rumusan Masalah

A. Pengertian Peta dan Jenis-jenisnya


B. Sistem Proyeksi Peta
C. Pengertian sistem koordinat

C. Tujuan

A. Untuk mengetahui Pengertian Peta dan Jenis-jenisnya


B. Untuk mengetahui Proyeksi Peta
C. Untuk mengetahui sistem koordinat

2
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Pengertian Peta dan Jenis-jenisnya

Peta adalah suatu gambaran permukaan bumi yang ada pada bidang datar dengan
skala tertentu, melalui suatu sistem proyeksi. Istilah peta ini sendiri berasal dari bahasa
Yunani, yakni mappa, yang memiliki arti taplak atau kain penutup meja. Akan tetapi,
secara umum, pengertian peta adalah lembaran mengenai seluruh atau sebagian dari
permukaan bumi yang disajikan dalam bidang datar yang diperkecil dengan
menggunakan skala tertentu. Sebuah peta bisa juga dikatakan sebagai representasi 2
dimensi dari suatu ruang 3 dimensi. Sementara itu, ilmu yang mempelajari mengenai
pembuatan peta disebut dengan nama kartografi. Banyak peta yang mempunyai skala.
Dengan skala inilah yang bisa menentukan seberapa besar objek yang ada di dalam peta
dengan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang sesungguhnya, nyata. Sementara itu,
kumpulan dari beberapa peta disebut dengan nama atlas.

1. Syarat-syarat Peta

 Conform. Yaitu bentuk dari sebuah peta yang digambar, serta harus sebangun
dengan keadaan asli yang ada atau yang sebenarnya di wilayah asal atau di
lapangan.
 Equidistance. Yaitu jarak yang ada pada peta, apabila dikalikan dengan skala yang
sudah ditentukan, sesuai dengan jarak yang ada di lapangan.
 Equivalent. Yaitu daerah atau bidang yang digambar pada peta, setelah dihitung
dengan skalanya, maka akan sama dengan keadaan yang ada di lapangan.

3
2. Jenis Peta Berdasarkan Isinya

Peta Umum, via saga-sigi.blogspot.com

a. Peta Umum
Peta Umum menggambarkan seluruh atau sebagian dari permukaan bumi
secara umum, baik itu akan kenampakan alamnya, ataupun buatan manusia. Peta
umum dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

Peta Topografi

Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi,


lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi di dalam peta
digambar dengan bentuk garis kontur.

Garis kontur adalah garis yang ada pada peta, yang bisa menghubungkan
tempat yang memiliki ketinggian sama.

Karakteristik yang cukup unik, yang mampu membedakan antara peta


topografi dengan jenis peta yang lain ialah, peta ini mampu menunjukkan kontur
topografi atau bentuk tanah di samping fitur yang lain, seperti jalan, danau,
sungai, dan masih banyak lagi yang lain.

Karena peta topografi ini mampu menunjukkan kontur dari bentuk tanah,
maka jenis peta ini menjadi salah satu jenis peta yang paling cocok digunakan
dalam kegiatan outdoor dari peta kebanyakan.

4
Tujuan dibuatnya peta topografi ini agar bisa memberikan informasi
mengenai keberadaan, lokasi, serta jarak, contohnya meliputi lokasi rumah
penduduk, rute perjalanan, hingga komunikasi. Di dalamnya juga bisa
menampilkan variasi daerah, ketinggian kontur, serta tingkat tutupan vegetasi.

Peta pilihan bagi para navigator ialah peta topografi yang memiliki skala
1:50.000. Saat sedang beroperasi di tempat yang asing, kita mungkin akan
menemukan jika produk peta memang belum diproduksi untuk bisa mencakup
daerah tertentu yang ada di lokasi operasi kita, atau malah mungkin saja tidak
tersedianya unit di saat kita sedang benar-benar membutuhkannya.

Maka dari itu, sebisa mungkin kita harus siap menggunakan peta yang
diproduksi oleh pemerintah asing, yang mana mungkin juga tidak memenuhi
standar akurasi yang telah ditetapkan. Peta-peta ini sering menggunakan simbol
yang hampir sama, atau malah mirip seperti yang ada pada peta negara kita
produksi. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan, simbol tersebut ternyata malah
memiliki makna yang berbeda.

Peta Korografi

Peta korografi merupakan suatu peta yang menggambarkan seluruh atau


sebagian permukaan bumi yang bercorak umum.Pada peta korografi ini, biasanya
memiliki skala sedang hingga kecil, yakni antara 1:250.000 hingga di atas
1:1.000.000.

Perbedaan antara peta korografi dan topografi itu sendiri lebih condong
terhadap penggunaan garis-garis kontur, karena pada peta topografi itu lebih
kepada penggambaran bentuk relief alias tinggi rendahnya permukaan bumi, dan
skala yang digunakan itu juga skala besar.

Jika pada peta korografi, cakupannya jauh lebih luas, seperti provinsi,
negara, atau bahkan hingga benua. Contoh peta korografi yang mudah kita temui
ada pada atlas.
5
Sudah jelas terlihat jika skala yang digunakan pada peta korografi adalah
skala kecil, dan penggambaran kenampakan yang ada pada suatu wilayah tersebut
juga terlihat dengan jelas, walaupun hanya dengan menggunakan simbol saja.

Peta Dunia

Peta dunia merupakan peta permukaan bumi yang bisa dibuat dengan
menggunakan berbagai macam proyeksi peta. Peta dunia ini juga bisa berupa
seperti peta politik maupun fisik.

Tujuan utama dari adanya peta politik untuk menunjukkan batas-batas


teritorial. Sementara itu, tujuan dari adanya peta fisik untuk menampilkan suatu
fitur geografi, seperti contohnya pegunungan, jenis tanah, hingga penggunaan
tanah.

Dalam artian yang lain, peta dunia ini menggambarkan segala macam
sesuatu yang ada pada permukaan bumi secara menyeluruh atau secara
keseluruhan, dari utara, hingga selatan, serta dari barat, hingga ke timur, tanpa ada
yang tertinggal satupun.

Di dalam peta dunia, hanya menggambarkan permukaan bumi secara


sepintas saja, jadi tidak menyeluruh, seperti menggambarkan adanya letak dari
sebuah benua, hingga letak dari samudera dan pulau-pulau yang besar. Sementara
itu, jika pulau-pulau kecil tak akan bisa digambarkan dengan jelas, karena skala
yang digunakan tidak cukup.

6
b. Peta Khusus (Tematik)

Peta Khusus, via pengayaangeografi.blogspot.com

Peta khusus merupakan suatu peta yang di dalamnya hanya menggambarkan 1


aspek saja dari gejala yang ada pada permukaan bumi. Dengan kata lain, peta khusus ini
juga disebut dengan nama peta tematik, karena hanya menggambarkan tema tertentu yang
ada pada permukaan bumi.
Contoh dari penggunaan peta khusus ini, antara lain :

1. Kepadatan penduduk
2. Persebaran hasil tambang
3. Arus laut
4. Angin muson di Indonesia
5. Penggunaan lahan
6. Jaringan jalan
7. Persebaran hewan di Indonesia
8. Persebaran Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia

Beberapa Kartografer Tematik Awal

 Edmond Halley. Walaupun sosok orang ini terkenal dari adanya penemuan kometnya,
Halley juga diakui sebagai salah satu orang yang membuat peta tematik pertama,
dengan keahlian kartografik yang diakui. Pada tahun 1686 tepatnya, Halley telah

7
berhasil menghasilkan peta ukiran tembaga kecil yang mana di dalamnya
menggambarkan arah angin perdagangan yang terjadi di Samudera Atlantik.
 John Snow. Salah satu contoh terkenal dari peta tematik awal berasal dari ahli medis
dari London, yang bernama John Snow. Meskipun penyakit sudah dipetakan menjadi
tematik, map kolera Snow di tahun 1855 merupakan salah satu contoh terbaik dalam
penggunaan peta tematik dalam kegiatan analisis. Teknik dan metodogoli yang ada
menggambarkan prinsip dari sistem informasi geografis.

c. Jenis Peta Berdasarkan Sumbernya (Data)

Peta Induk, via bphmigas.go.id

1. Peta Induk (Basic Map)


Peta induk adalah peta yang dihasilkan dari adanya survei yang dilakukan
secara langsung di lapangan.
Peta induk ini sendiri bisa dengan mudah digunakan menjadi dasar pembuatan
peta topografi, sehingga bisa dikatakan juga sebagai peta dasar. Peta dasar inilah yang
menjadi acuan dalam pembuatan peta yang lain.
2. Peta Turunan (Derived Map)
Peta turunan adalah peta yang memang dibuat berdasarkan dari adanya acuan
peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan adanya survei langsung di lapangan.
Sementara itu, peta turunan ini tak bisa digunakan sebagai peta dasar.

8
d. Peta Berdasarkan Bentuknya (Simetris)

Peta Timbul, via news.okezone.com

1. Peta Datar (Peta Planimetri)


Peta datar adalah sebuah peta yang dibuat pada bidang yang datar, seperti
contohnya pada kain, kertas, kanvas, hingga triplek.
Seperti pada peta-peta yang lain, peta ini mempunyai berbagai macam simbol
yang digambarkan dengan bentuk serta warnanya yang berbeda-beda.
2. Peta Timbul (Peta Relief)
Peta timbul atau yang biasa disebut dengan nama peta relief merupakan peta
yang dibuat secara 3 dimensi, sehingga sesuai dengan bentuk dari permukaan bumi
yang nyata, yang sebenarnya.
Peta ini mempunyai beragam kontur-kontur dan permukaan bumi yang terlihat
dengan jelas, seperti sebagaimana contohnya pegunungan tampak menjulang,
perbedaan dari dataran tinggi dan dataran rendah, dan lain sebagainya.
3. Peta Digital
Peta Digital adalah peta yang proses pembuatannya dengan menggunakan
sebuah komputer. Data-data kenampakan pada permukaan bumi yang ada pada peta
biasanya akan disimpan pada sebuah disket, harddisk, atau pada CD. Penampilan
dari gambar peta ini nantinya akan ditayangkan dengan melalui layar monitor
komputer, dengan menggunakan program seperti map info dan arc info.
4. Peta Foto

9
9
Peta foto adalah peta yang dihasilkan dari adanya mozaik foto udara, yang
dilengkapi dengan garis kontur, legenda, hingga nama.

10
10
5. Peta Garis
Peta garis adalah peta yang menyajikan data alam serta kenampakan buatan
dari manusia, yang disertai dalam bentuk garis, titik, dan luasan.

e. Peta Berdasarkan Tingkat Skala/Kedetailannya

Peta Kadaster, via farid-rizky.blogspot.com

1. Peta Kadaster
Peta kadaster memiliki skala 1:100 hingga 1:5000. Pada umumnya, peta jenis
ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah, atau peta yang ada pada sertifikat
tanah.
2. Peta Skala Besar
Peta skala besar memiliki skala 1:5000 hingga 1:250.000. Biasanya, peta skala
besar digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah atau daerah yang memang
sempit. Salah satu contohnya seperti peta kelurahan, hingga peta kecamatan suatu
daerah.
3. Peta Skala Menengah/Sedang
Peta skala menengah atau sedang memiliki skala 1:250.000 hingga 1:500.000.
Peta ini biasanya akan digunakan untuk menggambarkan suatu daerah yang cukup
luas, biasanya mencakup hingga suatu provinsi.

11
11
4. Peta Skala Kecil
Peta skala kecil memiliki skala 1:500.000 hingga 1:1.000.000 atau bahkan
lebih. Peta skala kecil ini biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu daerah
atau wilayah yang luas, semisal peta dari sebuah negara.
5. Peta Geografis
Peta geografis memiliki skala >1:1.000.000 yang berarti bisa menampakkan
atau menampilkan wilayah dari sebuah benua, samudera, hingga dunia.

B. Sistem Proyeksi Peta


1. Proyeksi Peta Mercator
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh
muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpitdengan bola
bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar.

Alasan mengapa mempertahankan dan mengembangkan proyeksi Mercator dapat


dilihat dari sifat-sifat yang dimiliki oleh system proyeksi tersebut. Sifat-sifat graticule
dalam proyeksi Mercator yaitu:
 Garis proyeksi meridian dan paralel berupa garis lurus
 Interval jarak antara 2 garis meridian yang berurutan adalah sama/tetap, sehingga
pada proyeksi mercator tidak terdapat konvergensi meridian dan pada ekuator
pembagian vertikal benar menurut skala

12
12
 Interval jarak antara 2 garis paralel tidak sama, yaitu interval jarak membesar
semakin menjauh dari ekuator, baik ke arah kutub selatan maupun utara

13
13
 Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi
makin membesar bila makin dekat dengan kutub

Dari sifat-sifat tersebut dapat diketahui bahwa proyeksi Mercator sangat baik
untuk menggambarkan daerah equator, dengan kondisi geografi negara Indonesia
yang membujur di sekitar Garis Khatulistiwa atau garis lingkar Equator dari Barat
sampai ke Timur yang relatif seimbang, sehingga sistem proyeksi Mercator adalah
yang paling ideal karena memberikan hasil dengan distorsi minimal.

Sistem proyeksi ini lebih mudah digunakan untuk menggambarkan wilayah


Indonesia karena menggunakan meridian Jakarta sebagai meridian nol dan satuan
yang digunakan meter sehingga kita dapat mengetahui lokasi dan jarak dengan lebih
mudah.

2. Proyeksi TM (Transverse Mercator)


Proyeksi Tranverse Mercator adalah proyeksi yang memiliki ciri-ciri silinder,
tranversal, conform dan menyinggung. Pada proyeksi ini secara geografis silindernya
menyinggung bumi pada sebuah meridian yang disebut meridian sentral. Pada
meridian sentral, faktor skala (k) adalah 1 (tidak terjadi distorsi). Perbesaran
sepanjang meridian akan semakin meningkat pada meridian yang semakin jauh dari
meridian sentral kearah timur maupun kearah barat.
Perbesaran sepanjang paralel semakin akan meningkat pada lingkaran paralel
yang semakin mendekati equator. Dengan adanya distorsi yang semakin membesar,
maka perlu diusahakan untuk memperkecil distorsi dengan membagi daerah dalam
zone-zone yang sempit (daerah pada muka bumi yang dibatasi oleh dua meridian).
Lebar zone proyeksi TM biasanya sebesar 3º. Setiap zone mempunyai meridian
sentral sendiri. Jadi seluruh permukaan bumi tidak dipetakan dalam satu silinder.
Selain itu, proyeksi Tranverse Mercator ini cocok dipergunakan untuk topografi dan
baik digunakan untuk daerah yang membujur utara-selatan.

12
3. Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator)
Proyeksi UTM ini hampir sama dengan proyeksi Mercator, yakni sama-sama
menggunakan bidang proyeksi silinder dengan posisi sumbu tegak lurus dengan
sumbu Bumi dan baik untuk menggambarkan daerah equator. Perbedaan UTM
dengan Mercator antara lain, dari persinggungannya proyeksi UTM memotong
bidang proyeksi (secantial), sehingga daerah kutub utara maupun selatan tidak
tergambarkan, garis proyeksi meridiannya berupa garis lengkung yang menghadap ke
meridian tengah, garis proyeksi paralel berupa garis lengkung yang menghadap
kearah proyeksi kutub utara untuk yang berada di belahan Bumi utara dan menghadap
ke proyeksi kutub selatan untuk yang berada di Bumi belahan selatan, dan semua
koordinat geodetic dihitung terhadap Meridian Greenwich sebagai bujur nol dan
terhadap lingkaran equator sebagai lintang nol.
UTM ini pada sebuah peta, yaitu terdapatnya garis lintang (Latitude) dan garis
bujur (Longitude). Keuntungan peta ini adalah menggunakan sistem koordinat global
(seluruh dunia), sehingga apabila menggambarkan suatu daerah yang diketahui
Latitude dan Longitude-nya, maka apabila ingin menggabungkan satu peta dengan
peta yang lainnya tidak akan sulit.
Proyeksi UTM adalah proyeksi yang memiliki mercator yang memiliki sifat-sifat
khusus. Sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh proyeksi UTM adalah:

1. Proyeksi : Transvere Mercator dengan lebar zone 6°


2. Sumbu pertama (ordinat / Y) : Meridian sentral dari tiap zone
3. Sumbu kedua (absis / X) : Ekuator
4. Satuan : Meter

13
5. Absis Semu (T) : 500.000 meter pada Meridian sentral
6. Ordinat Semu (U) : 0 meter di Ekuator untuk belahan bumi bagian utara dan
10.000.000 meter di Ekuator untuk belahan bumi bagian selatan
7. Faktor skala : 0,9996 (pada Meridian sentral)
8. Penomoran zone : Dimulai dengan zone 1 dari 180° BB s/d 174° BB,Tzone 2 dari
174° BB s/d 168° BB, dan seterusnya sampai zone 60 yaitu dari 174° B s/d 180°
BT
9. Batas Lintang : 84° LU dan 80° LS dengan lebar lintang untuk masing-masing zone
adalah 8°, kecuali untuk bagian lintang X yaitu 12°
10. Penomoran bagian derajat lintang : Dimulai dari notasi C , D, E, F sampai X (notasi
huruf I dan O tidak digunakan)

14 14
Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone UTM, dimulai dari meridian 90° BT
sampai meridian 144° BT dengan batas lintang 11° LS sampai 6° LU. Dengan
demikian, wilayah Indonesia terdapat pada zone 46 sampai dengan zone 54.
4. Proyeksi Polyeder
Proyeksi Polyeder adalah proyeksi kerucut normal konform. Pada proyeksi ini,
setiap bagian derajat dibatasi oleh dua garis paralel dan dua garis meridian yang
masing-masing berjarak 20′. Diantara kedua paralel tersebut terdapat garis paralel
rata-rata yang disebut sebagai paralel standar dan garis meridian rata-rata yang
disebut meridian standar.
Titik potong antara garis paralel standar dan garis meridian standar disebut
sebagai „titik nol‟ (ϕ0, λ0) bagian derajat tersebut. Setiap bagian derajat proyeksi
Polyeder diberi nomor dengan dua digit angka. Digit pertama yang menggunakan
angka romawi menunjukan letak garis paralel standar (ϕ0), sedangkan digit kedua
yang menggunakan angka arab menunjukan garis meridian standarnya (λ0).
Untuk wilayah Indonesia, penomoran bagian derajatnya adalah :

 Paralel standar : dimulai dari I (ϕ0=6°50′ LU) sampai LI (ϕ0=10°50′ LU)


 Meridian standar : dimulai dari 1 (λ0=11°50′ BT) sampai 96 (λ0=19°50′ BT)

Proyeksi Polyeder beracuan pada Ellipsoida Bessel 1841 dan meridian nol Jakarta
(λjakarta=106°48′ 27′′,79 BT)

15 15
Proyeksi Polyeder tidak cocok untuk daerah yang luasan besar (ekuator), hanya
sesuai untuk daerah yang luasnya tidak kurang dari 20‟x 20‟. Dalam artian cocok
untuk pemetaan daerah yang kecil. Penggunaan terbaik terhadap proyeksi ini adalah
untuk daerah sekitar lintang pertengahan yang memilki orientasi timur-barat.
C. SISTEM KOORDINAT
Jika membicarakan proyeksi kita sering membicarakan Sistem Koordinat. Sistem
koordinat merupakan suatu parameter yang menunjukkan bagaimana suatu objek
diletakkan dalam koordinat. Ada tiga system koordinat yang digunakan pada pemetaan
yakni :
1. Sistem Koordinat 1 Dimensi : satu sumbu koordinat

2. Sistem Koordinat 2 Dimensi.

3. Sistem Koordinat 3 Dimensi.

1616
Kalau kita memperhatikan sebuah peta, kita akan melihat garis-garis membujur
(menurun) dan melintang (mendatar) yang akan membantu kita untuk menentukan posisi
suatu tempat di muka bumi.Garis-garis koordinat tersebut memiliki ukuran (dalam bentuk

1716
angka) yang dibuat berdasarkan kesepakatan. Perpotongan antara garis bujur dan garis
lintang yang disebut dengan koordinat peta.
Sistem Koordinat merupakan kesepakatan tata cara menentukan posisi suatu
tempat di muka bumi ini. Dengan adanya sistem koordinat, masyarakat menjadi saling
memehami posisi masing- masing di permukaan bumi. Dengan sistem koordinat pula,
pemetaan suatu wilayah menjadi lebih mudah.
Saat ini terdapat dua sistem koordinat yang biasa digunakan di Indonesia, yaitu
system koordinat BUJUR- LINTANG dan sistem koordinat UTM (Universal
TransverseMercator). Tidak semua sistem koordinat cocok untuk dipakai di semua
wilayah. Sistem koordinat bujur-lintang tidak cocok digunakan di tempat-rempat yang
berdekatan dengan kutub sebab garis bujur akan menjadi terlalu pendek. Tetapi, kedua
sistem koordinat tersebut cocok digunakan di Indonesia.
Sistem koordinat bujur-lintang (atau dalam bahasa Inggris disebut Latitude-
Longitude), terdiri dari dua komponen yang menentukan, yaitu :
1. Garis dari atas ke bawah (vertikal) yang menghubungkan kutub utara dengan kutub
selatan bumi, disebut juga garis lintang (Latitude).
2. Garis mendatar (horizontal) yang sejajar dengan garis khatulistiwa, disebut juga garis
bujur (Longitude).

Sistem Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator)

Koordinat Universal Transverse Mercator atau biasa disebut dengan UTM, memang tidak
terlalu dikenal di Indonesia karena lebih sering menggunakan koordinat bujur-lintang.

a. Pembagian Zona Dalam Koordinat UTM


Seluruh wilayah yang ada di permukaan bumi dibagi menjadi 60 zona bujur. Zona
1 dimulai dari lautan teduh (pertemuan antara garis 180 Bujur Barat dan 180 Bujur
Timur), menuju ke timur dan berakhir di tempat berawalnya zona 1. Masing-masing
zona bujur memiliki lebar 6 (derajat) atau sekitar 667 kilometer. Garis lintang UTM
dibagi menjadi 20 zona lintang dengan panjang masing-masing zona adalah 8
(derajat) atau sekitar 890 km. Zona lintang dimulai dari 80 LS - 72 LS diberi nama
zona C dan berakhir pada zona X yang terletak pada koordinat 72 LU - 84 LU. Huruf

1816
(I) dan (O) tidak dipergunakan dalam penamaan zona lintang. Dengan demikian
penamaan setiap zona UTM adalah koordinasi antara kode angka (garis bujur) dan
kode huruf (garis lintang). Sebagai contoh kabupaten Garut terletak pada zona 47M
dan 48M, Kabupaten Jember terletak di zona 49M.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Koordinat UTM Berikut ini adalah beberapa
kelebihan koordinat UTM :

 Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6 .
 Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang
sama untuk setiap zona di seluruh dunia.
 Penyimpangannya cukup kecil, antara... -40 cm/ 1000m sampai dengan 70 cm/
1000m.
 Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang (kecuali pada lintang 72 LU-84 LU
memiliki ukuran 6 bujur X 12 lintang).

18
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan
skala tertentu. Peta dapat digolongkan berdasarkan isi (content), skala (scale) dan
tujuannya (purpose). Berdasarkanisinya peta dibedakan menjadi peta umum dan peta
khusus. Berdasarkan skalanya peta dibedakan menjadi pet a kad ast er/ teknik , p
et a skal a b es ar , p et a sk ala se da n g da n p eta sk ala k ec i l.
S e dan gk an ber da sa rk antuju an n ya ad a p eta pe ndidik an (ed uc atio n
ma p), pet a ilm u pen get ahu an (s cie nc e map ), p et a in form asi umum (
gen e ral i nf or mation m ap ), pet a navi gasi ( na vi ga tion map ) dan s eb a ga
in ya b erd as ar ka n tuju an pembuatan peta itu. S ec a ra umum fun gsi p et a a
dal ah u ntuk m enunj ukk an l o kasi, uku r an (lua s, ja ra k dan s ud u t), be
ntuk, kondisi fisik, karakter daerah, alat perencana dan lainnya.
B. Saran
Ada pun sa ra n s a ya d a lam p embu at an m ak al ah ini P et a ya n g b
aik ha rus dilen gka pi d en gan kompo nen -ko mpon en k el en gk ap an
p eta a ga r si pem aka i mudah membacanya. Komponen-komponen tersebut
adalah: judul peta, skala peta, legenda, tanda arah,sumber peta, tahun pembuatan,
proyeksi peta, simbol-simbol, warna, garis tepi (border), garis lintang dangaris bujur,
inset peta.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pelajaran.co.id/2016/18/pengertian-peta-fungsi-jenis-dan-komponen-komponen-
peta.html

http://www.habibullahurl.com/2017/02/pengertian-peta-dan-jenisnya.html

https://www.scribd.com/document/342689225/Rangkuman-Sistem-Proyeksi-Peta-Sundarinita

http://adhipakumpulantugas.blogspot.co.id/2017/02/sistem-proyeksi-peta.html

http://geografientrepreneur.yolasite.com/drs-iwan-teaching-geography.php

Anda mungkin juga menyukai