OLEH :
Disebuah Desa Sehat Selalu hiduplah kelurga kecil. Keluarga tersebut berjumlah empat anggota
keluarga yang terdiri dari Nenek N. (60 tahun) Ny X (35 tahun), An. Z (12 tahun) dan An. W (10 tahun).
An. Z (12 tahun) kini sedang duduk dibangku sekolah dasar kelas 6, sedangkan An. W (10 tahun) sedang
duduk dibangku sekolah dasar kelas 4. Sang Nenek sehari-hari hanya berada dirumah dengan kegiatan
memasak dan bersih-bersih rumah, sedangkan Ny X bekerja sebagai pembantu rumah tangga di seorang
tetangganya. Keluarga Ny X mempunyai kebiasaan memasak sayur blendrang. Di Desa Sehat Selalu
tersebut warga desanya sudah turun temurun memasak dan memakan sayur blendrang tersebut. Sayur
blendrang ini merupakan sayur yang sering dipanasi berhari-hari hingga menimbulkan rasa gurih dan
menjadi bubur. Setiap hari Nenek N sering sekali memasak sayur blendrang tersebut. Keluarga tersebut
tidak mengetahui tentang dampak dari memasak sayur blendrang terlalu sering bisa menyebabkan
Penyakit gondongan akibat kekurangan yodium. Hal tersebut bisa terjadi karena proses pengolahan
makanan yang lama dan proses pemanasan berulang-ulang membuat manfaat yodium dalam garam
hilang. An. Z mengeluh sakit pada bagian lehernya dan merasa lehernya mengalami bengkak disertai
demam. An Z mengeluh sakit sudah beberapa hari namun keluhan dari An Z tersebut dianggap sebagai
hal biasa. Gejala An Z bertambah disertai susah makan karena leher dan pipinya membengkak. Ny X
sebagai ibu memeriksakan anaknya ke mantri terdekat dari rumahnya untuk mengetahui sakitnya tersebut.
Dari beberapa keluhan diatas, keluarga tidak memahami atau kurangnya pengetahuan penyakit apa yang
sedang terjadi pada An Z dan apa penyebab dari sakit dari An Z tersebut.
Pengkajian
1. Defisit Pengetahuan
Perkembangan teknologi yang semakin canggih dapat membawa masyarakat ke kehidupan yang labih
baik lagi. Namun beda halnya bagi orang yang tidak memanfaatkan teknologi dengan benar ataupun
orang yang tidak mengenal teknologi memiliki fungsi yang berbeda dari yang diharapkan. Keluarga Ny.
X merupakan keluarga yang masih Gaptek atau gagap teknologi sehingga tidak dapat mengakses
teknologi tersebut. Hal ini juga mempengaruhi pada informasi yang di dapat oleh keluarga Ny. X kurang
uptodate atau informasi yang terbaru. Dalam keluarga Ny. X hanya ada ibu dari Ny. X dan kedua anak
dari Ny. X yang masih Sekolah Dasar. Ibu dari Ny. X berumur 60 tahun dan ibu tidak dapat
menggunakan alat teknologi contohnya Hp begitupun dengan Ny. X yang masih gagap dalam
menggunakan alat teknologi. Hal yang perlu dikaji:
Sosial yang sangat tinggi pada Desa Sejahtera yang sangat kuat dan keterikatan keluarganya juga erat
mempengaruhi kebiasaan memakan makanan blendrang. informasi dari antar warga tentang rasa dari
blendrang terus menerus dibicarakan sehingga semua warga juga menerapkan masakan yang diceritakan
oleh warga yang lain. Dari hal ini makanan blendrang semakin banyak dikonsumsi oleh warga di desa
Sejahtera tersebut tanpa memikirkan apakah makanan tersebut masih layak dikonsumsi atau tidak. Hal
yang perlu dikaji:
Budaya yang masih kental dalam keluarga Ny. X mempengaruhi kebiasaan yang dilakukan oleh keluarga
Ny. X . kebiasaan menghangatkan makanan secara terus-menerus yang dilakukan oleh Ny. X merupakan
kebiasaan dari ibu nya yang juga sering memasak dengan cara demikian sehingga Ny. X menirunya.
Kebiasaan-kebiasaan ini diturunkan dari keluarga ke keluarga yang lain dan menjadi suatu warisan resep
makanan sehingga menjadi kebiasaan di daerah tersebut. Hal yang perlu dikaji:
1. Bagaimana kebiasaan keluarga
Keluarga Ny. X dalam perekonomian tergolong dalam menengah ke bawah, dan faktor ekonomi memicu
untuk melakukan penghangatan makanan berkali-kali atau yang disebut dengan blendrang. Menurut
kelurga makanan blendrang yang enak dan juga menghemat makanan dengan cara menghangat kembali
makanan-makanan sebelumnya. Hal yang perlu dikaji:
Salah satu warga yang sering memanaskan makanan terlalu sering atau yang disebut dengan blendrang
merupakan keluarga dari Ny. X, yang mana pendidikan terakhir yang dietmpuh oleh Ny. X yaitu SD kelas
IV. Dalam keluarga tersebut terdiri dari ibu dari Ny. X dan kedua orang anaknya sedangkan suami dari
Ny. X sedang merantau di luar kota. Ibu dari Ny. X (Ny. N) buta huruf atau tidak dapat membaca
sedangkan pendidikan dari anak Ny. X masih duduk di kelas VI dan IV SD. Dilihat dari pendidikan
terakhir Ny. X dapat diketahui bahwa pada keluarga tersebut masih minim mengetahui informasi terkini
dari berbagai media.
Pekerjaan dari Ny. X yaitu sebagai pembantu rumah tangga yang hanya bermodal praktek tanpa didasari
ilmu dengan penghasilan tak menentu. Ny. X yang berperan sebagai kepala rumah tangga dalam
keluarganya membuat Ny. X bekerja keras dan hanya terbantu oleh gaji suami yang tidak menentu kapan
datangnya. Ny. X setiap harinya dari lagi hingga sore menjelang maghrib dan hanya libur hari minggu
saja sehingga memiliki waktu dengan keluarga hanya sehari dalam seminggu. Ibu dari Ny. X hanya
mengurus rumah dan memasak untuk Ny. X dan kedua cucunya, Ny. N yang tidak mengikuti
perkembangan zaman begitupun dengan Ny. X hanya melakukan kegiatan sehari-hari dengan kebiasaan
yang dilakukan oleh Ny. N disaat dahulu. Keputusan yang diambil dalam keluarga Ny. X adalah Ny. N
Sehingga Ny. X tidak dapat mengambil keputusan sendiri tanpa adanya persetujuan dari Ny. N. Sehingga
peraturan dan kebiasaan yang dilakukan oleh Ny. N menurun pada kebiasaan Ny. X dan juga kedua
cucunya. Dalam artian, pada keluarga Ny. X pendidikan sangat mempengaruhi kebiasaan yang
dilakukannya hal ini berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gaya hidup yang benar dan sehat dan
juga tidak dapat mengakses media informasi sehingga menimbulkan keminimalan pengetahuannya
tentang dunia luar. Hal yang perlu dikaji:
Diagnosa Keperawatan
2. Defisit pengetahuan keluarga b.d ketidaktahuan keluarga dalam proses pengolahan makanan.
Rencana Keperawatan
2. Cultural care
accomodation atau
negosiation
a. Gunakan bahasa
yang mudah dipahami
oleh keluarga saat
melakukan pendekatan
keperawatan
b. Libatkan semua
anggota keluarga dalam
perencanaan perawatan
terkait dengan
pemahaman tentang
proses pengolahan
makanan
c. Lakukan
negoisasi dengan
keluarga mengenai tata
cara proses pengolahan
yang benar
d. Apabila konflik
tidak terselesaikan,
lakukan negoisasi di
mana kesepakatan
berdasarkan
pengetahuan, pandangan
keluarga dan standar
etik.
3. Cultural care
repartnering atau
recontruction
a. Beri kesempatan
pada keluarga untuk
memahami informasi
yang diberikan dan
melaksanakannya
b. Tentukan tingkat
perbedaan keluarga dari
budaya kelompok
c. Terjemahkan
terminologi gejala
keluarga ke dalam
bahasa kesehatan yang
dapat dipahami oleh
keluarga
2. Cultural care
accomodation atau
negosiation
a. Gunakan bahasa
yang mudah dipahami
oleh keluarga saat
melakukan pendekatan
keperawatan
b. Libatkan semua
anggota keluarga dalam
perencanaan perawatan
terkait pengobatan
masalah kekuranagn
yodium
c. Apabila konflik
tidak terselesaikan,
lakukan negoisasi di
mana kesepakatan
berdasarkan
pengetahuan, pandangan
keluarga dan standar
etik.
3. Cultural care
repartnering atau
recontruction
a. Beri kesempatan
pada keluarga untuk
memahami informasi
yang diberikan dan
melaksanakannya
b. Tentukan tingkat
perbedaan keluarga dari
budaya kelompok
3.5 Implementasi Keperawatan
2. Ketidakpatuhan pengobatan b.d budaya keluarga Cultural care perservation atau maintenance
yang dianut a. Keluarga sedikit paham mengenai
manfaat pelayanan kesehatan
b. Keluarga sudah mengerti tentang
pengobatan untuk menangani masalah
kekurangan yodium
c. Perawa dan keluarga dapat menoleransi
budaya masing-masing
2. Cultural care accomodation atau
negosiation
a. Perawat dan keluarga sama-sama paham
akan bahasa yang digunakan saat melakukan
pendekatan keperawatan
b. Semua keluarga turut hadir dalam
melakukan intervensi keperawatan
c. Konflik anatara keluarga dan perawat
terselesaikan, walaupun membutuhkan waktu
yang lumayan lama
3. Cultural care repartnering atau
reconstruction
a. Keluarga paham akan informasi tentang
tata cara pengolahan makanan yang benar
b. Keluarga sudah mau dan mampu
melakukan proses pengolahan makanan secara
benar
3.6 Evaluasi