Anda di halaman 1dari 19

(SEJARAH

PERTEMUAN 2 SEMEN DAN


BETON)
PERMULAAN PENGGUNAAN (5600-300
SM)

Dalam ilmu geologi, sementasi (proses


pengikatan) dan pembetonan terjadi ketika
suatu proses yang disebut litifikasi
berlangsung, yang artinya partikel bantuan
lepas diikat bersama oleh suatu mineral
seperti Kalsium Karbonat (Calcite) atau
Oksida Besi (Limonite). M
Manusia mengenal fenomena alam ini dan
mulai mencoba (trial & error) untuk
membuat duplikasi proses tersebut.
PERMULAAN PENGGUNAAN (5600-300
SM)
 Bangunan beton tertua yang
ditemukan adalah dari tahun 5600
Sebelum Masehi (SM) di Tepian
Sungai Danube di Lepenski Vir, di
bekas Negara Yugoslavia. Lantai
yang berbentuk trapesium tebalnya
25 cm,
 Dibuat dari campuran kapur merah
(diangkut hamper 200 mil ke hulu),
pasir dan kerikil, lalu ditambahkan
air. Beton tersebut kemudian dituang
dan dipadatkan membentuk lantai.
 Lantai ini menjadi dasar untuk
gubuk dari sebuah desa para
pemburu dan pengail dari jaman
batu (Neolitik).
PERMULAAN PENGGUNAAN (5600-300
SM)
 Ada catatan bahwa bangsa Assyria dan Babilonia
kuno telah menggunakan tanah liat sebagai semen
pengikat. Bahkan ada kemungkinan bahwa api
ditemukan untuk tujuan mengubah batu kapur
menjadi gamping, yang memanas waktu dicampur
dengan air, dan secara lambat menjadi kaku.

 Dari sudut pandang yang lain, beton dapat


dikatakan sebagai material yang komposit.
Pengetahuan tentang material komposit ini
tampaknya sudah lama ada. Yang tertua yang
tercatat adalah kombinasi tanah liat dan jerami,
yaitu seperti yang disebutkan pada Kitab Keluaran
(Exodus) pada jaman Nabi Musa.
PERMULAAN PENGGUNAAN (5600-300
SM)
 Sekitar tahun 3000 SM tersebut, orang Mesir kuno
menggunakan tanah liat yang dikombinasikan
dengan jerami untuk mengikat batu bata yang
dikeringkan, dan membuahkan piramida-piramida
Ramses yang terkenal, mereka juga memakai
kapur sebagai semen pengikat pada bangunan
piramida di Giza.
 Beberapa peneliti mengatakannya sebagai beton
kapur, sedangkan penulis lain mengatakan
perekatnya dibentuk dari gamping (gypsum, kapur
yang dibakar). Pada masa yang sama, bahan
perekat digunakan untuk mengikat bambu pada
perahu dan Tembok Besar di Tiongkok Daratan.
PERMULAAN PENGGUNAAN (5600-300
SM)
 Ilustrasi proses pengecoran beton
yang paling dini terdapat pada
mural di Thebes, dari tahun 1950
SM. Gambar bagian atas
memperlihatkan para pekerja yang
sedang mengisi gentong (pottery
container) dengan air, yang
kemudian diaduk dengan kapur
dan dipakai sebagai mortar untuk
pasangan batu.
 Pada gambar bagian bawah
tampak dinding beton sedang
dibangun.
 Ada yang berhipotesis bahwa
piramida dibuat bukan dari batuan
yang ditumpuk, melainkan dari
beton yang dicor ditempat (in-situ)
secara monolit.
PENEMUAN SEMEN ALAMI (300 SM-500
M)
 Sekitar tahun 300 SM orang Romawi menyempurnakan
perekat pada era sebelumnya dengan memakai gamping
pada bangunan koloseum, jaringan aquaduct dan
berbagai struktur lainnya.
 Pada abad kedua Sebelum Masehi orang Romawi
menggali bahan seperti pasir berwarna merah jambu dari
sumber di Pozzuoli, dekat Gunung Vesuvius, Italia. Mereka
menduganya sebagai pasir sehingga dicampur dengan
kapur. Ternyata campuran tersebut malah lebih kuat.
 Penemuan ini sangat berpengaruh pada bangunan dalam
kurun waktu 400 tahun berikutnya karena material
tersebut bukanlah pasir tetapi abu gunung berapi yang
mengandung silika dan alumina, yang kombinasinya
secara kimiawi dengan kapur menghasilkan apa yang
dikenal sebagai semen pozzolan .
PENEMUAN SEMEN ALAMI (300 SM-500
M)

Salah satu bangunan besar yang menggunakan


materi ini adalah teater di Pompeii, yang dibangun
pada tahun 75 SM
PERMULAAN PENGGUNAAN (300 SM-500
M)
 Beton pada jaman tersebut,
yang disebut opus
caementicium, merupakan
kombinasi dari mortar dan
agregat (caementa) yang
dipasang pada lapisan-lapisan
mendatar.
 Agregatnya berukuran besar, 5-
15 cm. Beton dipakai sebagai
material pengisi dalam dinding
yang bagian luarnya terbuat dari
pasangan batu atau bata.
 Antara 15-25 lapisan bata
dipasang lapisan genteng datar
sebagai pengikat untuk
menyatukan struktur.
PERMULAAN PENGGUNAAN (300 SM-500
M)
 Orang Romawi berusaha memberi tulangan pada
bangunannya dengan strip dan batangan dari
kuningan. Usaha ini kurang berhasil karena
kuningan mempunyai kecepatan ekspnsi thermal
yang lebih tinggi dari beton sehingga menyebabkan
retak dan pecah.
 Karena gagal menggunakan kuningan, orang
Romawi membuat desain bangunan mereka untuk
menahan beban dalam tegangan tekan
(compression) dan hal ini menghasilkan struktur
dengan dinding tebal, terkadang bisa lebih dari 8
meter tebalnya .
PERMULAAN PENGGUNAAN (300 SM-500
M)
 Hal ini mendorong dikembangkannya
beton ringan. Per tama dicoba
meringankan beton dengan
menuangkan tempayan tanah liat ke
dalam dinding. Kemudian diikuti
oleh dimasukkannya batu apung
(pumice, batu vulkanis yang porus)
yang dihancurkan sebagai agregat.
 Sekitar tahun 200 M, beton ringan
dipakai pada beberapa lengkungan
pada bangunan Coloseum dan juga
pada kubah dari bangunan Pantheon
di Roma yang mampu ber tahan
hingga saat ini. Kubah Pantheon
dengan diameter 43,2 meter
menjadi yang terbesar di dunia.
PERMULAAN PENGGUNAAN (300 SM-500
M)
 Keberhasilan bangunan tersebut
disebabkan oleh 3 hal:
 Fondasi beton berbentuk cincin
yang kokoh, yang lebarnya 10,3 m
dan tebalnya 4,5 m.
 Kedua kualitas mor tar yang yang
disebut diatas, dan
 ketiga adalah pilihan yang teliti
dari seluruh bahan bangunan dari
bawah sampai atas.
 Gambar disamping menunjukkan
berbagai material yang dipakai
dalam pembangunan Pantheon,
mulai dari batuan basalt di fondasi
sampai pada pecahan batu apung
pada kubah.
MULAI DIBUATNYA SEMEN ARTIFISIAL

 Meskipun penggunaan material semen sudah


cukup lama, namun hanya sedikit yang
diketahui tentang susunan kimiawi semen, dan
tidak ada perkembangan yang dirasakan cukup
signifikan dalam kurun waktu antara 500 M
hingga 1700 M. Baru pada tahun 1756 dimana
John Smeaton yang ditugaskan untuk
membangun mercusuar ketiga di Eddystone,
Cornwall, di Selat Inggris.
 Dua mercusuar sebelumnya dibuat dari
struktur kayu. Yang satu telah terbakar dan
yang lain terbang ter tiup topan. Smeaton sadar
bahwa solusi satu-satunya yang praktis adalah
membangun dengan blok-blok batu
MULAI DIBUATNYA SEMEN ARTIFISIAL

 Smeaton lalu menyelidiki berbagai mortar dari seluruh


negeri. Mortar kapur akan mengeras di dalam air jika batu
kapurnya mengandung tanah liat. Akhirnya dia
menemukan suatu campuran kapur dan tanah liat yang
akan mengeras bila dibakar. Dia menemukan bahwa batu
kapur abu-abu menghasilkan mortar kapur yang lebih kuat
daripada batu kapur putih dan memiliki sifat hidrolis.
 Penemuannya ini memacu penyempurnaan semen dan
struktur pasangan batu bata. Smeaton membangun
mercusuar Eddystone pada tahun 1759. Bangunan
tersebut berdiri selama 126 tahun. Smeaton menuliskan
penemuannya pada sebuah buku yang kemudian salah
satu salinannya dibeli oleh Joseph Aspdin pada tahun
1813.
MULAI DIBUATNYA SEMEN ARTIFISIAL

 Pada tahun 1 824, hampir 70 tahun setelah


Smeaton, seorang tukang batu yang bernama
Joseph Aspdin mengajukan hak paten di
Inggris untuk pembuatan semen ar tificial
yang per tama, dengan membakar campuran
kapur dan tanah liat di tungku dapur
rumahnya, dan kemudian menggilingnya
hingga menjadi bubuk halus.
 Bubuk ini disebutnya Semen Por tland,
merupakan istilah generik karena warnanya
yang kelabu dan kekuatan yang dihasilkannya
menyerupai semen alami yang berasal dari
Pulau Por tland di Inggris.
 Apsdin membangun pabrik semen di
Wakefield, yang pada tahun 1828 dipakai
untuk membangun terowongan pada Sungai
Thames
MULAI DIBUATNYA SEMEN ARTIFISIAL

 Sementara itu, ilmuwan Eropa lainnya juga mulai menangani


semen. Louis Vicaat dari Perancis, misalnya, menyiapkan kapur
hidrolis buatan dengan kalsinasi campuran batu kapur dan
tanah liat. Vicaat menganalisis kualitas semen,
menyempurnakan pembuatan semen dan mengembangkan
teori baru tentang hidrolisis dan pembuatan klinker.
 20 tahun kemudian J.D. White membangun pabrik semen
Portland di Kent, yang kemudian berkembang pesat di Inggris.
Juga di Belgia dan Jerman. Semen Portland mulai digunakan
untuk membangun system selokan di London pada tahun 1859
sampai 1867.
 Baru tahun 1880, Ransome membuat kiln (tungku
pembakaran) bersambung yang pertama, sehingga biaya
pembuatan semen Portland lambat laun menjadi semakin
rendah.
PERKEMBANGAN SELANJUTNYA

 Beton bertulang
 Suatu kombinasi antara beton dan baja
di mana tulangan yang merupakan baja
ber fungsi menyediakan kuat tarik yang
tidak dimiliki pada beton. Tulangan baja
juga dapat dapat menahan gaya tekan
sehingga digunakan pada kolom dan
pada berbagai kondisi lain. Kelebihan
beton bertulang
 Beton bertulang dapat dikatakan sebagai
bahan konstruksi yang sangat penting.
Beton bertulang digunakan dalam
berbagai bentuk untuk hampir semua
struktur, seperti bangunan, jembatan,
pengerasan jalan, bendungan,
terowongan, dan sebagainya
PERKEMBANGAN SELANJUTNYA

 Beton prategang
 Penerapan per tama dari beton prategang
dimulai oleh P.H. Jackson dari California,
Amerika Serikat. Pada tahun 1 886 telah
dibuat hak paten dari kontruksi beton
prategang yang dipakai untuk pelat dan atap.
 Pada waktu yang hampir ber samaan yaitu
pada tahun 1 888 , C.E.W. Doehting dari Jerman
memperoleh hak paten untuk memprategang
pelat beton dari kawat baja.
 T. Eugen Freyssonet dari Perancis yang
per tama-tama menemukan pentingnya
kehilangan gaya prategang dan usaha untuk
mengatasinya.
 Kemudian pada tahun 1940 diperkenalkan
sistem prategang yang per tama dengan
bentang 47 meter di Philadelphia (Walnut
Lane Bridge) seper ti gambar disamping ini
PERKEMBANGAN SELANJUTNYA

 Beton pracetak
Sejarah Beton Pracetak Sistem beton pracetak adalah metode
konstruksi yang mampu menjawab kebutuhan di era millennium baru
ini. Pada dasarnya system ini melakukan pengecoran komponen di
tempat khusus di permukaan tanah (fabrikasi), lalu dibawa ke lokasi
(transpor tasi ) untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi).
Keunggulan system ini, antara lain mutu yang terjamin, produksi cepat
dan missal, pembangunan yang cepat, ramah lingkungan dan rapi
dengan kualitas produk yang baik

Anda mungkin juga menyukai