Kasus 4 Preeklamsia
Kasus 4 Preeklamsia
KASUS 4
Di susun Oleh:
OTI NOVIANTI
433131490120062
Ibu Y usia 41 tahun saat ini dirawat di RS dengan kondisi gravid usia kehamilan 21 minggu dan
status obstetri G1P0A0. Tekanan darah 180/100 mmHg. Ini adalah kehamilan anak pertama
setelah menikah selama 11 tahun. Kondisi saar ini, kaki bengkak dan pasien merasa sakit kepala
dan pusing sekali bahkan seringkali pasien muntah tanpa sebab penglihatan mulai kabur. Kondisi
janin saat ini dengan DJJ 120x/menit, cairan amnion masih normal. Tentukan masalah
keperawatan pada ibu Y.
1. Biodata Pasien
Nama : Ny. Y
Usia : 41 tahun
Alamat : Sadamalun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
No.Reg : 41366
Tgl MRS : 27 Oktober 2020
Tgl Dikaji : 27 Oktober 2020
2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan merasa sakit kepala dan pusing sekali bahkan
seringkali muntah tanpa sebab, penglihatan mulai kabur dan kaki bengkak.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Composmentis
b. TTV : TD 180/100 mmHg
c. DJJ : 120x/menit
d. Cairan Amnion normal
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
Perfusi kejaringan
menurun
Aliran darah
berkurang
Oksigen menurun
Resiko perfusi
serebral tidak efektif
sistem pencernaan
Asam lambung
meningkat
Refluks sebagian
HCL
Sensasi asam
Nausea
(mual muntah)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
Terapeutik
- Pertahankan posisi
kepala dan leher
netral
- Bilas sitem
pemantauan, jika
perlu
- Atur interval
pemantauan sesuai
kondisi pasien
- Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur
pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
Pemantauan Tanda Vital
(I. 02060)
Observasi
- Monitor tekanan
darah
- Monitor nadi
(frekuensi, kekuatan,
irama)
- Monitor pernapasan
(frekuensi,
kedalaman)
- Monitor suhu tubuh
- Monitor oksimetri
nadi
- Monitor tekanan
nadi (selisih TDS
dan TTD)
- Identifikasi
penyebab perubahan
tanda vital
Terapeutik
- Atur interval
pemantauan sesuai
kondisi pasien
- Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
perosedur
pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
Terapeutik
- Kontrol faktor
lingkungan
penyebab muntah
(mis. Bau tak sedap,
suara, dan simulasi
visual yang tidak
menyenangkan)
- Kurangi atau
hilangkan keadaan
penyebab muntah
(mis. Kecemasan,
ketakutan)
- Atur posisi untuk
mencegah aspirasi
- Pertahankan
kepatenan jalan
napas
- Berikan dukungan
fisik saat muntah
(mis. Membantu
membungkuk atau
menundukan kepala)
- Berikan kenyamanan
saat muntah (mis.
Kompres dingin di
dahi, atau sediakan
pakaian kering dan
bersih)
- Berikan cairan yang
tidak mengandung
karbonasi minimal
30 menit setelah
muntah
Edukasi
- Anjurkan membawa
kantong plastik
untuk menampung
muntah
- Anjurkan
memperbanyak
istirahat
- Ajarkan penggunaan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengelola
muntah (mis.
Biofeedback,
hipnosis, relaksasi,
terapi musik,
akupresur)
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
antiemetik, jika
perlu