Anda di halaman 1dari 1

Pemanfaatan kain tenun ikat dalam kehidupan masyarakat, ada tiga fungsi kain yaitu:

1. Fungsi Sosial, merupakan harta benda yang bernilai tinggi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan yang
berfungsi sebagai pakaian sehari-hari, pakaian bertamu atau mengadakan kunjungan, pakaian pesta
adat perkawinan atau kematian, pakaian upacara ritual Marapu, sebagai cinderamata bagi tamu,
kenalan dan sahabat.

2. Fungsi Budaya. Dalam adat perkawinan, keluarga yang akan menikahkan anak gadisnya, wajib
menyiapkan sejumlah kain (hinggi) dan sarung (lawu) yang akan diberikan kepada pihak keluarga calon
suami sebagai imbalan atas mas kawin atau belis berupa kuda, sapi, kerbau, mas dan perak dan sebagai
"kamba ngandi" (kain/sarung bawaan) pengantin wanita. Dalam adat kematian, apabila seorang anggota
keluarga wafat, kewajiban keluarga adalah membawa selembar kain (hinggi) untuk laki-laki yang wafat
dan sarung (lawu) bagi perempuan yang wafat sebagai kain atau sarung pembungkus jenazah, yang
merupakan simbol ikut berduka cita.

3. Fungsi Ekonomi. Pemanfaatan tenun ikat sekarang, tidak lagi didominasi untuk keperluan adat.
Pemanfaatan untuk bahan pakaian seperti jas, gaun, pakaian resmi sipil sudah berkembang.
Pemanfaatan lainnya digunakan sebagai souvenir. Pemanfaatan masyarakat bervariasi seperti baju, tas,
ikat pinggang, dasi, bad cover, gorden, hiasan dinding, bantalan kursi, koleksi dan lain-lain. Tujuan
menenun dalam konteks sosial- budaya tetap menjadi orientasi pengrajin, tetapi tidak menjadi prioritas.
Sebagian besar penenun melakukan kegiatan dengan prioritas utama untuk dijual.

Anda mungkin juga menyukai