Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

HUKUM INTERNASIONAL

Nama : LUCKY YUDA TAMA

NPM :181010250

Dosen Pembimbing : S. Parman. S.H., M.H

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2020
A. Pengertian Hukum Internasional

Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas


berskala internasional. Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan
sebagai perilaku dan hubungan antarnegara namun dalam perkembangan pola
hubungan internasional yang semakin kompleks pengertian ini kemudian meluas
sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi
internasional dan pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan individu.

Hukum internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa


atau hukum antarnegara. Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk
menunjukkan pada kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam hubungan
antara raja-raja zaman dahulu. Hukum antarbangsa atau hukum antarnegara
menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas yang mengatur hubungan antara
anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara.

Prof Dr. Mochtar Kusumaatmaja mengatakan bahwa Hukum Internasional


adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas-batas negara antara negara dengan negara, negara
dengan subjek hukum internasional lainnya.
Hukum internasional terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Hukum Perdata Internasional, adalah hukum internasional yang mengatur


hubungan hukum antara warga negara di suatu negara dengan warga
negara dari negara lain (hukum antar bangsa)
2. Hukum Publik Internasional, adalah hukum internasional yang mengatur
negara yang satu dengan lainnya dalam hubungan internasional (Hukum
Antarnegara)

Perbedaan dan persamaan

Hukum Internasional publik berbeda dengan Hukum Perdata Internasional.


Hukum Perdata Internasional ialah keseluruhan kaedah dan asas hukum yang
mengatur hubungan perdata yang melintasi batas negara atau hukum yang
mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku hukum yang masing-
masing tunduk pada hukum perdata (nasional) yang berlainan. Sedangkan Hukum
Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan internasional)
yang bukan bersifat perdata.

Persamaannya adalah bahwa keduanya mengatur hubungan atau persoalan


yang melintasi batas negara(internasional). Perbedaannya adalah sifat hukum atau
persoalan yang diaturnya (obyeknya).

B. Bentuk Hukum Internasional


Hukum Internasional terdapat beberapa bentuk perwujudan atau pola
perkembangan yang khusus berlaku disuatu bagian dunia (region) tertentu:
Hukum Internasional Regional 
Hukum Internasional yang berlaku/terbatas daerah lingkungan berlakunya,
seperti Hukum Internasional Amerika / Amerika Latin, seperti konsep
landasan kontinen (Continental Shelf) dan konsep perlindungan kekayaan
hayati laut (conservation of the living resources of the sea) yang mula-mula
tumbuh di Benua Amerika sehingga menjadi hukum Internasional Umum.
Hukum Internasional Khusus 
Hukum Internasional dalam bentuk kaedah yang khusus berlaku bagi
negara-negara tertentu seperti Konvensi Eropa mengenai HAM sebagai
cerminan keadaan, kebutuhan, taraf perkembangan dan tingkat integritas
yang berbeda-beda dari bagian masyarakat yang berlainan. Berbeda dengan
regional yang tumbuh melalui proses hukum kebiasaan.

Hukum Internasional merupakan keseluruhan kaedah dan asas yang


mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antara:

1. negara dengan negara


2. negara dengan subyek hukum lain bukan negara atau subyek hukum
bukan negara satu sama lain.
C. Asas-Asas Hukum Internasional
Asas-asas yang berlaku dalam hukum internasional, adalah :
1. Asas Teritorial, Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi
semua orang dan semua barang yang berada dalam wilayahnya.
2. Asas Kebangsaan, menurut asas ini setap warganegara dimanapun dia
berada, tetap mendapat perlakuan hukum dari nearanya. asas ini
memiliki kekuatan ekstrateritorial, artinya hukum negara tetap berlaku
bagi seorang warganegara walaupun ia berada di negara lain.
3. Asa Kepentingan Umum, menurut asas ini negara dapat menyesuaikan
diri dengan dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut
paut dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-
batas wilayah suatu negara.

D. Subjek Hukum Internasional


Subjek hukum Internasional terdiri dari :

1. Negara
2. Individu
3. Tahta Suci / vatican
4. Palang Merah Internasional
5. Organisasi Internasional

Sebagian Ahli mengatakan bahwa pemberontak pun termasuk bagian dari subjek
hukum internasional.
E. Sumber Hukum Internasional
Sumber hukum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Sumber hukum materil, yaitu segala sesuatu yang membahas dasar


berlakunya hukum suatu negara.
2. Sumber hukum formal, yaitu sumber darimana kita mendapatkan atau
menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional.

Menurut pasal 38 Piagam mahkamah Internasional, sumber hukum formal terdiri


dari :

 Perjanjian Internasional, (traktat/Treaty)


 Kebiasaan-kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktek umum dan
diterima sebagai hukum
 Asas-asas umum hukum yang diakui oleh negara-negara beradab
 Yurisprudency, yaitu keputusan hakim hukum internasional yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap
 Doktrin, yaitu pendapat para ahli hukum internasional.

F. Masyarakt Dan Hukum Internasional

 Adanya masyarakat-masyarakat Internasional sebagai landasan sosiologis


hukum internasional.

1. Adanya suatu masyarakat Internasional. Adanya masyarakat


internasional ditunjukkan adanya hubungan yang terdapat antara
anggota masyarakat internasional, karena adanya kebutuhan yang
disebabkan antara lain oleh pembagian kekayaan dan perkembangan
industri yang tidak merata di dunia seperti adanya perniagaan atau
pula hubungan di lapangan kebudayaan, ilmu pengetahuan,
keagamaan, sosial dan olah raga mengakibatkan timbulnya
kepentingan untuk memelihara dan mengatur hubungan bersama
merupakan suatu kepentingan bersama. Untuk menertibkan, mengatur
dan memelihara hubungan Internasional inilah dibutuhkan hukum
dunia menjamin unsur kepastian yang diperlukan dalam setiap
hubungan yang teratur. Masyarakat Internasional pada hakekatnya
adalah hubungan kehidupan antar manusia dan merupakan suatu
kompleks kehidupan bersama yang terdiri dari aneka ragam
masyarakat yang menjalin dengan erat.
2. Asas hukum yang bersamaan sebagai unsur masyarakat hukum
internasional. Suatu kumpulan bangsa untuk dapat benar-benar
dikatakan suatu masyarakat Hukum Internasional harus ada unsur
pengikat yaitu adanya asas kesamaan hukum antara bangsa-bangsa di
dunia ini.Betapapun berlainan wujudnya hukum positif yang berlaku
di tiap-tiap negara tanpa adanya suatu masyarakat hukum bangsa-
bangsa merupakan hukum alam (naturerech) yang mengharuskan
bangsa-bangsa di dunia hidup berdampingan secara damai dapat
dikembalikan pada akal manusia (ratio) dan naluri untuk
mempertahankan jenisnya.

 Kedaulatan Negara : Hakekat dan Fungsinya Dalam Masyarakat


Internasional.

Negara dikatakan berdaulat (sovereian) karena kedaulatan merupakan


suatu sifat atau ciri hakiki negara. Negara berdaulat berarti negara itu
mempunyai kekuasaan tertentu. Negara itu tidak mengakui suatu kekuasaan
yang lebih tinggi daripada kekuasaannya sendiri dan mengandung 2 (dua)
pembatasan penting dalam dirinya:

1. Kekuasaan itu berakhir dimana kekuasaan suatu negara lain


mulai.
2. Kekuasaan itu terbatas pada batas wilayah negara yang memiliki
kekuasaan itu.

Konsep kedaulatan, kemerdekaan dan kesamaan derajat tidak


bertentangan satu dengan lain bahkan merupakan perwujudan dan
pelaksanaan pengertian kedaulatan dalam arti wajar dan sebagai syarat
mutlak bagi terciptanya suatu masyarakat Internasional yang teratur.

 Masyarakat Internasional dalam peralihan: perubahan-perubahan dalam


peta bumi politik, kemajuan teknologi dan struktur masyarakat
internasional.

Masyarakat Internasional mengalami berbagai perubahan yang besar


dan pokok ialah perbaikan peta bumi politik yang terjadi terutama
setelah Perang Dunia II. Proses ini sudah dimulai pada permulaan abad XX
mengubah pola kekuasaan politik di dunia. Timbulnya negara-negara baru
yang merdeka, berdaulat dan sama derajatnya satu dengan yang lain
terutama sesudah Perang Dunia

 Perubahan Kedua ialah kemajuan teknologi.


Kemajuan teknologi berbagai alat perhubungan menambah mudahnya
perhubungan yang melintasi batas negara. Perkembangan golongan ialah
timbulnya berbagai organisasi atau lembaga internasional yang mempunyai
eksistensi terlepas dari negara-negara dan adanya perkembangan yang
memberikan kompetensi hukum kepada para individu.

Kedua gejala ini menunjukkan bahwa disamping mulai terlaksananya


suatu masyarakat internasional dalam arti yang benar dan efektif
berdasarkan asas kedaulatan, kemerdekaan dan persamaan derajat antar
negara sehingga dengan demikian terjelma Hukum Internasional sebagai
hukum koordinasi, timbul suatu komplek kaedah yang lebih
memperlihatkan ciri-ciri hukum subordinasi.

G. Ciri-ciri Masyarakat Internasional

1. Negara merupakan satuan teritorial yang berdaulat.


2. Hubungan nasional yang satu dengan yang lainnya didasarkan atas
kemerdekaan dan persamaan derajat.
3. Masyarakat negara-negara tidak mengakui kekuasaan di atas mereka
seperti seorang kaisar pada zaman abad pertengahan dan Paus sebagai
Kepala Gereja.
4. Hubungan antara negara-negara berdasarkan atas hukum yang banyak
mengambil alih pengertian lembaga Hukum Perdata, Hukum Romawi.
5. Negara mengakui adanya Hukum Internasional sebagai hukum yang
mengatur hubungan antar negara tetapi menekankan peranan yang
besar yang dimainkan negara dalam kepatuhan terhadap hukum ini.
6. Tidak adanya Mahkamah (Internasional) dan kekuatan polisi
internasional untuk memaksakan ditaatinya ketentuan hukum
Internasional.
7. Anggapan terhadap perang yang dengan lunturnya segi-segi
keagamaan beralih dari anggapan mengenai doktrin bellum justum
(ajaran perang suci) kearah ajaran yang menganggap perang sebagai
salah satu cara penggunaan kekerasan.
H. Tokoh Hukum Internasional
- Hugo Grotius mendasarkan sistem hukum Internasional atas
berlakunya hukum alam. Hukum alam telah dilepaskan dari pengaruh
keagamaan dan kegerejaan. Banyak didasarkan atas praktik negara
dan perjanjian negara sebagai sumber Hukum Internasional disamping
hukum alam yang diilhami oleh akal manusia, sehingga disebut Bapak
Hukum Internasional.
- Fransisco Vittoria (biarawan Dominikan – berkebangsaan Spanyol
Abad XIV menulis buku Relectio de Indis mengenai hubungan
Spanyol dan Portugis dengan orang Indian di AS. Bahwa negara
dalam tingkah lakunya tidak bisa bertindak sekehendak hatinya. Maka
hukum bangsa-bangsa ia namakan ius intergentes.
- Fransisco Suarez (Yesuit) menulis De legibius ae Deo legislatore (on
laws and God as legislator) mengemukakan adanya suatu hukum atau
kaedah obyektif yang harus dituruti oleh negara-negara dalam
hubungan antara mereka.
- Balthazer Ayala (1548-1584) dan Alberico Gentilis mendasarkan
ajaran mereka atas falsafah keagamaan atau tidak ada pemisahan
antara hukum, etika dan teologi.

Anda mungkin juga menyukai