Anda di halaman 1dari 6

Tugas Farmasi Fisika II

Nama : Dilla Fitri Salsabila


NIM : F1F119014
Kelas : Farmasi B

Hidrolisis adalah penguraian akibat interaksi obat dengan pelarut nukleofilik. Hidrolisis adalah
reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O) menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH-
) melalui suatu proses kimia. Proses ini biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu,
terutama yang dibuat melalui polimerisasi tumbuh bertahap.

A. Reaksi kimia Obat yang Terjadi Secara Hidrolisis


1. Atropin
Atropin merupakan golongan ester alkaloid yang absorpsinya lambat sekitar 13 jam. Atropine
sensitive terhadap cahaya, sebaiknya disimpan dalam suhu ruang. Hidrolisis atropine terjadi
pada pH minimal 3,5. Golongan ester alkaloid mengalami hidrolisis dengan adanya
pemanasan dalam suasana basa, contohnya atropine dan kokain. Gugus ini biasanya dibentuk
dari asam karboksilat, karbomat, sulfomat dengan berbagai jenis alkohol. Gugus ini
terhidrolisis melalui reaksi nukleofilik attack dari ion hidroksida di dalam air.

Gambar 1. Struktur kimia atropine

Gambar 2. Reaksi hidrolisis golongan ester

Laju hidrolisis tergantung gugus-gugus pada R dan R’, dimana grup gugus akseptor-
elektron akan meningkat laju hidrolisis sedangkan gugus donor-elektron akan menghambat
laju hidrolisis. Penggantian atom hidrogen dengan halogen akseptor-elektron seperti Cl, juga
meningkatkan laju dekomposisi. Ikatan ester yang berdekatan dengan muatan negatif kurang
reaktif untuk menyebabkan serangn ion hidroksida daripada gugus ester yang berjauhan
dengan muatan negatif karboksilat.

2. Paracetamol
Paracetamol merupakan salah satu obat golongan amida. Ikatan amida kurang rentan
mengalami hidrolisis dibanding ikatan ester karena karbon karbonil pada amida kurang
elektrofilik (ikatan karbon dengan nitrogen dianggap sebagai ikatan ganda). Hidrolisis
paracetamol menghasilkan p-aminofenol dan asam asetat.

Gambar 3. Reaksi hidrolisis paracetamol

p-aminofenol merupakan hasil degradasi parasetamol melalui reaksi hidrolisis parasetamol yang
dikatalisis asam. Senyawa p-aminofenol merupakan senyawa toksik yang dapat menyebabkan
methemoglobin. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi hidrolisis antara lain adalah
konsentrasi, temperatur (semakin tinggi semakin cepat terdekomposisi), solven, katalis, dan cahaya
langsung mempercepat reaksi, dan Parasetamol dalam bentuk sediaan larutan bersifat tidak stabil
(mudah terhidrolisis). Penyimpanan dilakukan di tempat tertutup dan tidak terkena cahaya
matahari langsung (suhu kamar).

3. Benzokain
Benzokain merupakan salah satu contoh obat yang termasuk ke dalam golongan ester
asam karboksilat. Benzocaine mudah terhidrolisis. Dapat tereduksi jika terkena air dan basa.
Factor yang dapat menghambat hidrolisis benzokain adalah penambahan propilen glikol.
Hidrolisis benzokain menghasilkan etanol dan asam para amino benzoate. Cara yang tepat
untuk menyimpan benzocaine adalah dengan menyimpan pada suhu ruangan jauh dari
cahaya dan kelembaban.
Gambar 4. Stuktur benzocaine

Gambar 5. Hidrolisis benzokain

4. Sulfasetamid
Sulfasetamida merupakan turunan dari N-tersubstitusi dari senyawa sulfanilamide dan
merupakan golongan amida, berkompetisi dengan p-amino benzoate dalam sintesis enzimatik
asam folat. Sulfacetamida dikenal menghasilkan amina dan asam melalui reaksi hidrolisis.
Sulfacetamide stabil dibawah suhu dan tekanan normal. Pada suhu yang lebih tinggi, larutan
sulfasetamid terdegredasi menjadi produk terhidrolisisnya, sulfanilamide dengan konstanta
laju orde pertama. Larutan sulfasetamida mengalami hidrolisis oleh pemanasan, akan
mengubah sulfasetamid menjadi sulfanilamide yang dapat mengkristal dan mengendap.

Gambar 6. Struktur kimia sulfasetamida

Gambar 7. Degradasi sulfacetamide oleh diperiodatocuperate

Karena sulfasetamid merupakan golongan amida yang memiliki suatu nitrogen trivalent yang
terikat pada satu gugus karbonil. Amida sendiri dapat terhidrolisis dalam larutan asam maupun
basa. Reaksi hidrolisisnya berlangsung tidak reversibel. Larutan sulfasetamid mengalami
hidrolisis oleh pemanasan, akan mengubah sulfasetamid menjadi sulfanilamida yang dapat
mengkristal dan mengendap. Ikatan amida kurang rentan mengalami hidrolisis disbanding ikatan
ester. Faktor penyebabnya yaitu, karbon karbonil pada amida kurang elektrofilik (ikatan karbon
sebagai ikatan ganda) dan gugus amin sebagai leaving group lemah. Disimpan pada suhu ruangan,
jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap karena akan mempercepat reaksi
hidrolisis.
5. Klindamisin

Klindamisin merupakan turunana semisintetik dari linkomisin yang tersubstitusi klorin, antibiotic
yang bekerja dengan cara menghambat sintesis protein bakteri. Klindamisin dimetabolisme oleh hati
dan metabolit aktifnya akan diekskresikan ke dalam empedu dan urin. klindamisin merupakan
senyawa golongan amida. . Untuk menghindari terjadinya hidrolisis klindamisin dapat disimpan di
tempat yang kering dengan suhu 20 – 250C dan terhindar dari sinar matahari.

Gambar 8. Hidrolisis klindamisin

6. Klorambusil
Klorambusil (C14H19Cl2NO2) merupakan bubuk kristal putih sedikit berbau dengan berat
molekul 304,23. Memiliki titik lebur berkisar antara 64oC - 69oC. Klorambusil hampir tidak larut
dalam air tetapi larut dalam alkali hidroksida encer, alkohol, aseton, dan kloroform. Klorambusil
mengalami hidrolisis dengan adanya air. Laju hidrolisisnya berlangsung paling cepat.

Gambar 10. Struktur kimia klorambusil


Klorambusil termasuk pada golongan alkil halida (senyawa yang terdapat ikatan karbon
halogen). Reaksi alkilasi suatu nukleofil biasa berlangsung dalam dua tahap, yaitu
pembentukan karbokation berlangsung lambat dan reaksi karbokation dengan nukleofil
berlangsung cepat. Reaktifitas kimia karbokation berhubungan erat dengan konstanta laju
reaksi kimianya. Penyimpanannya harus ditempat tertutup, terhindar dari cahaya matahari
dan di suhu kamar.

Gambar 11. Reaksi hidrolisis klorambusil

Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Hidrolisis

Kecepatan reaksi hidrolisis dipengaruhi oleh faktor intrinsik seperti struktur molekuler,
dan faktor lingkungan meliputi suhu (apabila suhu naik 10 oC maka hidrolisis naik dua kali lipat),
pH larutan (H+ dan OH- bersifat mengkatalis atau mempercepat putus rantai. pH kestabilan suatu
obat adalah pada titik minimum saat log K minimum), jenis buffer, kekuatan ionik, cahaya,
oksigen, kelembaban dan bahan tambahan.

Cara Mencegah Hidrolisis

a. Mengetahui pH dimana stabilitas maksimumnya


b. Penggunaan larutan dapar pada konstanta seminimal mungkin
c. Penyimpanan dilakukan pada temperatur kamar
d. Menggunakan pelarut bahan air
Solusi Hidrolisis

a. Formulasi obat pada pH stabilitas optimum


b. Penambahan pelarut non air
c. Mengontrol kadar air
d. Obat dibuat dalam bentuk sediaan solid (padat)

Anda mungkin juga menyukai