Oleh :
NAMA : Ikrima Mutiara
NPM : 1614201110083
KELAS/SEMESTER : B/III
Pembelahan zigot
2) Implantasi/nidasi
3) Tahap embrio
E
M
n
A
sY
cLp
S
b
iU
P
rm
e
G
o
lC
Lapisan germ primer terdiri dari:
a
k
d
a. Endoderm: saluran pencernaan, usus, hati, dan paru.
b. Mesoderm: jantung, genetalia, oto, tulang, dan
ginjal.
c. Ekstroderm: rambut, kuli, mata, dan sistem saraf.
4) Tahap perkembangan janin
p
a
h
T
m
e
P
kb
r n
a
m
u
v
J
p
h
a
O
T
n
a
i
m
0
4
-
g
8
T
h
a
p
b
m
E a
i
n
u
g
n
r
o
i
p
e
s
n
o
(
ksi
-
8
-
5
k
r
1
H
e u
g
n
i
m
e
u
a
r
t
I
n
14
e
k
r
h)r
e
n
i
Tahap dan perkembangan janin
1) Usia kehamilan 0-4 minggu
Pada minggu-minggu awal, janin memiliki panjang tubuh kurang
lebih 2mm. Perkembangan janin pun ditandai dengan munculnya
otak, sumsum tulang belakang yang masih sederhana, dan tanda-
tanda wajah yang akan terbentuk.pada akhir minggu ke-3 atau awal
minggu ke-4, mulai terbentuk ruas-ruas badan (somit) sebagai
karakteristik pertumbuhan periode ini.
2) Usia kehamilan 4-8 minggu
Ketika mencapai usia 4 minggu, jantung janin mulai berdetak dan
semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang
belakang wajah, mata, kaki, dan tangan.
3) Usia kehamilan 8-12 minggu
Organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya
berukuran lebih besar dari pada badannya, sehingga dapat
menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Dagu,
hidung, dan kelopak mata mulai terbentuk dan terlihat jelas.
Didalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat
melakukan aktivitas seperti menendang dengan lembut.
4) Usia kehamilan 12-16 minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat
didengar melalui ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat
menunjukkan ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu
mata. Janin sudah mukai dapat memutar kepalanya dan membuka
mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna.
5) Usia kehamilan 16-20 minggu
Janin sudah bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar tetap telah
muncul dibelakang gigi susu. Tubuhnya ditumbuhi rambut halus
yang disebut lanugo. Janin dapat menghisap jempol dan bereaksi
terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indra pengecap mulai
berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik
jari mulai tampak.
6) Usia kehamilan 20-24 minggu
Besar tubuh janin mulai sebanding dengan badannya. Alat kelamin
mulai terbentuk, cuping hidungnya mulai terbuka, dan mulai
melakukan gerakan pernafasan. Pusat-pusat tulangnya mulai
mengeras. Selain itu, janin mulai memiliki wkatu-waktu tertentu
untuk tidur.
7) Usia kehamilan 24-28 minggu
Dibawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan pada
kulit kepalanya, rambut mulai bertumnbuhan, kelopak mata
membuka, dan otaknya mulai aktif. Janin dapat mendengar, baik
suara dari dalam maupun dari luar (lingkunagn). Janin dapat
mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika
ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan pada mas aini merupakan
masa-masa bagi sang janin mempersiapkan diri menghadapi
kelahirannya.
8) Usia kehamilan 28-36 minggu walaupun gerakannya sudah mulai
terbatas karena beratnya semakin bertambah, namun matanya
sudah mulai berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut
ibunya, kepalanya sudah mengarah kebawah. Paru-parunya belum
sempurna.
9) Usia kehamilan 38 minggu
Kepalanya sudah berada pada rongga panggul, seolah-olah
mempersiapkan diri bagi kelahirannya. Ia kerap berlatih bernafas,
menghisap, dan menelan. Rambut-rambut hakus di sekujur
tubuhnya mulai menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada
bayi baru lahir) yang biasa akan dikeluarkan dua hari setelah lahir.
Saat ini persalinan sudah dekat dan bisa terjadi kapan saja.
B. Definisi
Perawatan antenatal adalah asuhan yang diberikan oleh perawat atau
tenaga medis mulai dari konsepsi sampai persalinan. Asuhan diberikan
berdasarkan fisik, emosional, kebutuhan sosial dan ibu, janin, pasangan
dan anggota keluarga. Asuhan keperawatan pada ibu hamil sangat
diperlukan untuk menjamin kesehatan ibu dan janin.
Kunjungan ibu hamil dengan tenaga kesehatan dilakukan untuk
mendapatkan pelayan ANC sesuai standar yang ditetapkan. Istilah
kunjungan tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung
ke fasilitas pelayanan. Namun setiap kontak tenaga kesehatan, baik
posyandu, polindes, atau kunjungan rumah dapat dianggap sebagai
kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2008).
Perawatan kehamilan adalah perawatan yang ditujukkan kepada ibu hamil,
yang bukan hanya apabila ibu sakit dan memerlukan perawatan, melainkan
juga pengawasan dan penjagaan wanita agar tidak terjadi kelainan
sehingga mendapatkan ibu dan anak sehat (Kusmiyati, 2009)
Pemeriksaan kehamilan sangat penting dan wajib dilakukan oleh para ibu
hamil karena dalam pemeriksaan tersebut dilakukan monitoring secara
menyeluruh baik mengenai kondisi ibu maupun janin yang sedang
dikandungnya.
Tujuan utama pelayanan ANC di Indonesia adalah:
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,
sosial ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, obstetric, dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mekumpersiapkan ibu supaya masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI ekslusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi supaya dapat tumbuh kembang secara normal.
Kenbijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai
standar yaitu 14T yaitu:
1) Timbang berat badan (T1)
Ukur berat badan dalam kilo tiao kali kunjungan. Kenaikan
berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu
mulai trimester kedua.
2) Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 hingga 140/90 mmHg,
bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya
preeklamsi.
3) Ukur tinggi fundus uteri (T3)
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan
(T4)
5) Pemberian imunisasi TT (T5)
6) Pemberian Hb (T6)
7) Pemeriksaan VDR (T7)
8) Perawatan payudara, senam payudara, dan pijat tekan
payudara (T8)
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9)
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13) Pemeriksaan terapi kapsul yodium untuk daerah endemis
gondok (T13)
14) Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis
malaria (T14)
C. Etiologi
Etiologi Kehamilan
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona
pellusida oleh kromosom radiata. 12
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak
cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di
tuba fallopii.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
(Mochtar, 2011).
1.Sistem kerja hormon
a. Sistem endokrin
Kelenjar dari sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang
mempengaruhi seluruh tubuh. Selama kehamilan, banyak perubahan yang
terjadi pada kelenjar ini.
Kelenjar tyroid
Selama masa kehamilan, basal metabolik rate (BMR) meningkat hampir
20% dan kelenjar tyroid membesar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan
tetap sama. Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar, dan
meningkatnya metabolic rate disebabkan karena oksigen yang digunakan
lebih banyak.
Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat selama kehamilan, terutama
selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium dan vitamin
D janin lebih besar. Hormon paratiroid penting untuk mempertahankan
kecukupan kalsium dalam darah, tanpa hormon tersebut metabolisme
tulang dan otot terganggu.
Pankreas
Insulin dihasilkan oleh kelompok sel-sel kecil yang disebut pulau
langerhans, yang terjadi di seluruh jaringan pankreas. Selama masa
kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk
memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun demikian, karena
keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat yang hamil kurang
mampu mengatasi jumlah gula yang lebih banyak, sehingga beberapa dari
mereka mengeluarkannya ke dalam urine. Bagi ibu yang diabetes,
kehamilan merupakan hal yang riskan dan membutuhkan pengawasan
medis yang berkelanjutan.
Kelenjar pituitari
Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran
selama kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropik, tetapi
juga dengan jumlah yang sedikit berbeda. Follicle stimulating hormone
(FSH) ditekan oleh chorionic gonadotropin (hCG) yang dihasilkan dalam
plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropok
meningkat, menyebabkan peningkatan pigmentasi puting susu, wajah, dan
abdomen. Pembentukan prolaktin meningkat dan berlanjut setelah
persalinan selama menyusui.
Sebagaimana bayi telah matur, pembentukan prolaktin oleh lobus posterior
meningkat dan menyiapkan perannya menstimulasi kontraksi otot uterus
dalam proses persalinan.
Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian
kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam
darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi
epinephrin, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah
ukuran atau fungsi bagian medula.
Tabel 1. Perbandingan ukuran uterus wanita hamil dan tidak hamil pada
minggu ke- 40
Tidak
Ukuran Hamil
hamil
Panjang 6,5 cm 32 cm
Lebar 4 cm 24 cm
Kedalaman 2,5 cm 22 cm
Berat 60-70 gram 1100-1200
Volume ≤ 10 ml gram
5000 ml
5. Serviks
Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama serviks
menjadi lebih lunak sebagai akibat meningkatnya suplay darah (tanda
Goodell’s). Kanalis servikalis dipengaruhi oleh mukus yang kental
disebut operkulum.
6. Payudara
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil
adalah rasa kesemutan, nyeri tekan pada payudara, yang secara
bertahap mengalami pembesaran karena peningkatan pertumbuhan
jaringan alveolar dan suplay darah. Puting susu menjadi lebih
menonjol dan keras, dan pada awal kehamilan keluar cairan jernih,
(kolostrum). Area berpigmen disekitar puting, areola, tumbuh lebih
gelap, dan kelenjar-kelenjar montgomery menonjol keluar.
7. Sistem perkemihan
Di bawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan
darah bagi ibu dan janin yang tumbuh tidak membuat ginjal dan ureter
bekerja ekstra. Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik ureter
menurun. Sebagai akibat, gerakan urine ke kandung kemih lebih
lambat. Stasis urine ini meningkatkan kemungkinan pielonefritis.
8.Sistem pernapasan
Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas,
bentuk dan ukuran rongga dada, berubah tetapi tidak membuatnya lebih
kecil. Kapasitas paru terhadap udara inspirasi tetap sama seperti
sebelum hamil atau mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan
pernapasan dan kapasitas vital tidak berubah. Volume tidal, volume
ventilasi permenit, dan ambilan oksigen meningkat. Karena bentuk dari
rongga thoraks berubah dan karena bernapas lebih cepat, sekitar 60%
wanita hamil mengeluh sesak napas.
10.Muskuloskeletal
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga
kalsium dan fosfor. Dengan diet yang seimbang kebutuhan tersebut
terpenuhi dengan baik. Caries gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi,
sejak kalsium gigi telah terbentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang
asam pada saat hamil membantu aktivitas penghancuran email yang
menyebabkan caries.
Di lain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak.
Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena
janin membesar dalam abdomen. Untuk mengkompensasi penambahan
berat ini, bahu lebih tertari ke belakang dan tulang belakang lebih
melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan
nyeri punggung pada beberapa wanita.
D. Patofisiologi
Positio
Uterus tidak terletak pada sumbu panggul, bisa lebih ke kiri (sinistro), ke
kanan (dextro), ke depan (antero) dan bisa lebih ke belakang (dorso
positio).
Torsio
Tuba Fallopi ini terdapat pada tepi atas lig. Latum, berjalan ke arah
lateral, mulai dari kornu uteri kanan kiri. Panjangnya “12 cm, diameter 3-8
cm.
1. Dugaan Hamil
Gejala
a. Amenorea
Berhentinya menstruasi disebabkan oleh kenaikan kadar estrogen dan
progresteron yang dihasilkan oleh karpus luteun.
b. Mual dan muntah
50% diderita oleh ibu hamil, mecapai puncak pada 8-12
minggu.
Keluhan semakin berat pada pagi hari .
Hiperemesis gravidarum: mual muntah disertai dengan
dehidrasi dan ketonuria sehingga mengganggu aktivitas
keseharian pasien. Keadaan ini memerlukan perawatan intensif
dirumah sakit.
Keluhan mual disebabkan oleh kenaikan kadar hCG dimana
pada trimester I kadar hCG dapat mecapai 100 mIU/mL.
c. Perubahan pada payudara
Rasa tegang pada payudara (Mastodinia).
Pembesaran pada kelenjar sebaseus airkumlakteal pada
kahamilan 6-8 minggu akibat stimulasi hormonal.
Sekresi kolostrum setalah kehamilan 16 minggu
d. Perubahan pada traktus urinarius
Iritabilitas vesika urinaria, sering berkemih, dan nokturia.
Infeksi traktus urinarius.
Tanda
a. Perubahan pada kulit
Chloasma gravidarum:
Setelah kehamilan 16 minggu kulit di daerah muka
menjadi gelap dan menjadi semakin gelap bila terkena
sinar matahari.
Linea nigra
Warna puting susu dan linea alba menjadi gelap akibat
adanya rangsangan oleh melanophore akibat
peningkatan kadar stimulating hormone.
2. Kemungkinan Hamil
Gejala
Gejala sama dengan dugaan kehamilan yang sudah dijelaskan.
Tanda
a. Pada organ panggul
Tanda chadwick
Kongesti pembuluh darah yang menyebabkan perubahan warna serviks dan
vagina yang kebiruan.
Leukorea
Peningkatan sekresi vagina terdiri dari sel epitel dan peningkatan sekresi lendir
serviks akibat rangsangan hormon.
Tanda ladin
Pada minggu ke-6 terjadi pelunakan uterus di bagian mid-line anterior seoanjang
uteroservisal junction.
Tanda hegar
Meluasnya daerah isthmus yang menjadi lunak, sehingga pada pemeriksaan
vaginal korpus uteri seolah “terpisah” dari bagian serviks. Keadaan ini dijumpai
oada kehamilan 6-8 minggu.
Tanda von fernwald
Pelunakan fundus uteri yang ireguker di atas lokasi implantasi pada kehamilan 4-5
minggu.
a. Perubahan pada tulang dan ligamentum panggul
Selama kehamilan tulang panggul dan struktur ligamen sedikit
berubah. Terjadi relaksasi ringan oada sendi simfisis pubis.
b. Pembesaran abdomen
Terjadi pembesaran abdomen secara progresif dari kehamilan 7-28
minggu. Pada minggu 16-22, perubahan terjadi secra cepat dimana
uterus keluar panggul dan mengisi rongga abdomen.
c. Kontraksi uterus
Kontraksi uterus tanpa rasa sakit mulai muncul pada kehamilan 28
minggu dan biasanya menghilang bila dibawa berjalan-jalan.
Kontraksi uterus tersebut menjadi semakin kuat mendekati saat
persalinan.
d. Ballotement
e. Pada kehamilan 16-20 minggu, dengan pemeriksaan bimanual dapat
terasa adanya benda yang melenting dalam uterus (tubuh janin).
3. Pasti Hamil
a. Detak jantung janin
Detak jantung janin dapat terdengar menggunakan fetoskop pada
ibu pada kehamilan 17-18 minggu.
Dengan teknik doppler, detak jantung janin dapat terdengar pada
kehamilan 10 minggu.
b. Palpasi bagian janin
Bentuk tubuh janin sering dapat diperiksa melalui palpasi abdomen
pada kehamilan lebih dari 28 minggu.
Gerakan janin dapat dirasakan setelah kehamilan 18 minggu.
c. Ultrasomografi
Aktivitas jantung dapat dilihat pada kehamilan 5-6 minggu.
Ekstremitas janin terlihat pada kehamilan 7-8 minggu
Gerakan jari tangan terlihat pada kehamilan 9-10 minggu.
G. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan pada ibu hamil secara keseluruhan meliputi
komponen-komponen sebagai berikut :
1. Informasi yang dapat diberikan kegiatan fisik dapat dilakukan
dalam batas normal.
Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga
karena selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat.
Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau
tenaga medis lainnya. Wanita perokok atau peminum alkohol harus
menghentikan kebiasaannya. Suami perlu diberi pengertian tentang
keadaan istrinya yang sedang hamil.
2. Anamnesis
Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan
hari pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat
ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur + 28
hari dengan menggunakan rumus Naegele. Bila ibu lupa HPHT,
tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin. Untuk primigravida
gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan
multigravida 16 minggu. Nausea biasanya hilang pada
kehamilannya 12-14 mingggu.
Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya
serta berat bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat
penyakit yang pernah diderita seperti penyakit jantung, paru, ginjal,
diabetes melitus. Selain itu ditanyakan riwayat menstruasi,
kesehatan, keluarga, sosial, obstetri, kontrasepsi, dan faktor risiko
yang mungkin ada pada ibu.
3. Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian
keadaan umum, status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada
tidaknya konjungtiva pucat, sklera ikterik, edema kelopak mata,
dan kloasma gravidarum. Periksa gigi untuk melihat adanya infeksi
lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae, abdomen, anggota
gerak secara lengkap.
4. Pemeriksaan Obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum
pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta
berbaring terlentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.
5. Pemeriksaan luar
Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi,
harus ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa
dengan teliti. Agar tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat
perbedaan suhu dengan tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua
tangan pemeriksa digosokkan dahulu. Cara pemeriksaan yang
umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap. Pada
pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke arah
muka ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan
Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga usia
kehamilan dapat diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus
uteri dapat ditentukan dengan pita pengukur. Bandingkan usia
kehamilan yang didapat dengan hari pertama haid terakhir. Selain
itu, tentukan pula bagian janin pada fundus uteri: Kepala teraba
sebagai benda keras dan bulat, sedangkan bokong lunak dan tidak
bulat.
Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping uterus
dan posisi punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang
ditentukan kepala. Pemeriksaan Leopold III menentukan bagian
janin yang berada di bawah.
Leopold IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah,
juga bagian kepala yang telah masuk pintu atas panggul (PAP).
Bila kepala belum masuk PAP teraba balotemen kepala.
Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop
monoaural atau doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ
terdengar pada kehamilan 18-20 minggu, sedangkan dengan
Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu.
Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak
janin, persentase janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin,
Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson
Toshack. Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan
rencana persalinan pervaginam secara spontan. Rumus tersebut:
Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N)
X 155.
- N = 13 bila kepala belum melewati PAP
- N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika
- N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika.
6. Pemeriksaan dalam
Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan
perineum dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina
apakah terdapat luka, varises, radang, atau tumor. Selanjutnya
lakukan pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan warna porsio,
dinding, dan sekret vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina
dengan memasukan telunjuk dan jari tengah. Raba adanya tumor
atau pembesaran kelenjar di liang vagina. Periksa adanya massa di
adneksa dan parametrium. Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran
uterus serta periksa konsistensi, arah, panjang, porsio, dan
pembukaan servik. Pemeriksaan dalam ini harus dilakukan dengan
cara palpasi bimanual.
Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur
ayam. Pada kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu
sebesar telur angsa, dan 16 minggu sebesar kepala bayi atau tinju
orang dewasa.
7. Pemeriksaan panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36
minggu karena jaringan dalam rongga panggul lebih lunak,
sehingga tidak menimbulkan rasa sakit. Masukkan telunjuk dan jari
tengah ke dalam liang vagina. Arahkan ujung kedua jari ke
promontorium, coba untuk merabanya. Bila teraba, tentukan
panjang konjugata diagonalis. Dengan ujung jari menelusuri linea
inominata kiri dan kanan sejauh mungkin, tentukan bagian yang
teraba. Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah spina iskiadika
kiri dan kanan menonjol ke dalam. Raba dinding pelvik, apakah
luruh atau konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia
interspinarum. Arahkan bagian palmar jari-jari tangan ke dalam
simfisis dan tentukan besar sudut yang dibentuk antara os pubis kiri
dan kanan.
8. Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah,
hematokrit, dan hitung leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG,
protein, dan glukosa.
H. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat, efek hormonal.
Mayor: individual mengungkan adanya penurunan nafsu makan selam periode
hamil.
Minor: ditemukan adanya mual dan muntah, hipersalivasi, jalan kalori yang
masuk kurang, pembengkakan gusi (epulis), nyeri ulu hati, kondisi kadar gula
darah meningkat, berat badan menurun, conjungtiva anemis, Hb kurang dari
12, albumin dibawah nilai normal, ukuran LILA kuarng dari 23cm, TFU tidak
sesuai dengan usia kehamilan, edema.
2) Perubahan pola nafas berhubungan dengan ketidakefektifan pergeseran
diafragma karena pembesaran uterus.
Mayor: individual mengungkapkan adanya perubahan pola nafas saat
beraktivitas.
Minor: ditemukan adanya kelelahan, penignkatan frekuensi nafas, nafas agak
cepat, fundus uterus tampak semakin membesar mendekati diafragma.
3) Perubahan curah jantung berhubungan dengan kebutuhan sirkulasi,
perubahan preload (penurunan aliran balik vena) dan after load (peningkatan
tahanan perifer), hipertrofi ventrikel sekunder perubahan fisiologis sistem
kardiovaskuler selama hamil.
Mayor: individual mengungkapkan merasakan detak jantung sedikit lebih
cepat dari sebelumnya.
Minor: ditemuakn adanya heart rate meningkat, peningkatan tahanan vena
jugularis, Hb kurang dari 12, odema, penyingkatan TFU.
4) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan postur body alligment
sekunder pertambahan ukuran uterus, efek hormon-hormon kehamilan.
Mayor: individual mengungkapkan perubahan tubuh selama hamil yang
berdampak terhadap rasa tidak nyaman.
Minor: ditemukan adanya salah satu gejala tersebut pada klien antara lalin :
perubahan postur tubuh (lordosis), edema, nyeri punggung dan pinggul.
5) Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan penekanan dinding
vesika sekunder terhadap pertambahan ukuran uterus, efek hormonal.
Mayor: individual mengatakan pengalamnnya sering buang air kecil.
Minor: ditemukan adanya pola BAK meningkat, mengalami inkontinensia,
urgensi. Uterus berada di rongga panggul atau uterus sudah turun kerongga
panggul III.
6) Perubahan pola eliminasi BAB berhubungan dengan penurunan motilitas
usus sekunder dengan efek hormonal.
Mayor: individual mengungkapkan adanya perubahan pola eliminasi BAB.
Minor: ditemukan adnyaa frekuensi bising usus menurun, asupan nutrisi yang
mengandung serat berkurang, konsistensi feses mengeras, adanya upaya
mengedan saat BAB, adanya rasa begah dan penuh pada abdoemn.
7) Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan konflik mengenai
perubahan hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera fisik pada janin.
Mayor: individual mengungkapkan perasaan takut dan hati-hati saat
melakukan senggama.
Minor: ditemukan adanya pola hubungan seksual berubah dari sebelumnya,
ungkapan akan ketidaktahuan posisi yang nyaman dan aman bagi bayi selama
melakukan hubungan senggama, menurunnya keinginan untuk bersenggama
dengan pasangan.
8) Gangguan citra tubuh beruhubngan dengan persepsi perubahan biofisik
dan respon orang lain terhadap penerimaan akan dirinya.
Mayor: individual mengungkapkan penampialn dirinya yang berdampak
terhadap menurunnya rasa percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain.
Minor: ditemukan adanya perasaan merasakan dirinya tidak menarik, tidak
mendapat pujian dari orang disekitarnya (lingkungan kerja), menarik diri.
1. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat, efek hormonal.
Kriteria hasil:
Mengacu kepada penampilan karakteristik antara lain :
Klien memperlihatkan faktor-faktor resiko dapat dicegah: mual dan
muntah dapat diatasi, hipersalivasi berkurang bahkan tidalk dijumpai,
epulis tidak ditemukan, intake nutrisi dapat terpenuhi sesuai kebutuhan
usia kehamilan, kadar gula darah normal antara 60-100mg/dl dan 2 jam
sesudah mkaan tidak lebih dari 140mg/dl.
Mandiri Kolaborasi
a. Terapeutik 1. Rujuk pada ahli gizi
1. Bina hubungan terapeutik pada 2. Observasi kadar gula darah.
awal interaksi
2. Pertahankan komunikasi terapeuitk
setiap berinteraksi
3. Berikan penghargaan atas
kterbukaan klien dalam
memberikan informasi.
4. Motivasi klien dan keluarga untuk
memberikan dukungan dalam
memnuhi nutrisi ibu
b. Diagnostik
1. Timbang berat badan setiap
kunjungan prenatal.
2. Kaji masukan kalori dan pola
makan dalam 24 jam.
3. Tinjau ulang berikan informasi
mengenai perubahan yang
diperlukan pada penatalaksanaan
diabetic.
4. Observasi adanya mual dan
muntah, khusunya pada trimester
pertama.
5. Kaji pemahaman stress pada
diabetik kehamilan.
6. Pantau adanya edema dan tentukan
tinggi fundus uteri.
c. Edukasi
1. Ajarkan klien tentang kebutuhan
nutrisi selam hamil dan cara
memilih nutrisi yang tepat bagi ibu
sesuai usia kehamilan.
Mandiri Kolaborasi
1. Terapeutik 1. Rujuk kedokter kebidanan
2. Bina hubngan terapeutik pada awal jika ditemukan masalah
interaksi pernafasan semakin berat.
3. Pertahankan komunikasi terapeutik
setiap berinteraksi
4. Anjurkan pentingnya mengkonsumsi
fero sulfat atau zat penambah darah.
5. Tinjau ulang tindakan yang dapat
dilakukan klien untuk mengurangi
maslaah pernafasan misalnya postur
yang baik, hindari merokok, makan
sedikit tapi sering.
6. Diagnostik
7. Kaji status pernafasan
8. Dapatkan riwayat dan pantau masalah
medis yang terjadi sebelumnya, misal
alergi, asma, tuberkulosis, jantung.
9. Kaji hasil pemeriksaan laboratorium
terhadap kadar Hb dan Ht.
10. Edukasi
11. Beri informasi tentang rasional
kesulitan pernafsan yang dialami
selama kehamilan dan program
latihan yang realistis.
12. Anjurkan ibu memilih posisi yang
nyaman saat tidur miring kekiri.
Mandiri Kolaborasi
a. Terapeutik 1. Kolaborasi pemeriksaan
1. Bina hubungan terapeutik laboratorium terhadap
pada awal interaksi fungsi jantung dan darah
2. Pertahankan komunikasi perifer lengkap jika ada
terapeutik setiap indikasi.
berinteraksi 2. Rujuk kasus yang bersifat
3. Ajnjurkan klien untuk patologi misalnya klien
menyilangkan kaki saat dengan penyakit
duduk, kaki terjuntai saat hipertensi kronis,
duduk dan berdiri dalam dekompensasi kordis.
waktu yang lama, pasang
kaus kaki penyokong
sebelum bangun di pagi
hari, menggunakan pakaian
yang longgar dan tidak
ketat, meninggikan kaki,
panggul dan vulva vertikal
ke dinding tiga kali sehari
selama 20menit, dan
membalikkan telapak kaki
keatas dalam posisi
dorsofleksi bila duduk
selama periode lama.
4. Anjurkan klien untuk
menghindari perubahan
posisi dengan cepat.
b. Diagnostik
1. Tinjau ulang proses
fisiologis dan perubahan
normal dan abnormal,
tanda-tanda, dan gejala.
2. Perhatikan riwayat yang
ada sebelumnya atau
potensial masalah jantung/
ginjal/ diabetik.
3. Laporkan jika peningktan
sistolik lebih dari 30mmHg
dan diastolik lebih dari
15mmHg
4. Auskulitasi bunyi jantung,
catat adanya murmur.
5. Kaji adanya edema
pergelangan kaki dan
varises kaki, vulva dan
rektum. Bedakan antara
edema fisiologis dan
potensial berbahaya.
c. Edukasi
1. Ajarkan klien dan keluarga
terhadap perubahan
fisiologis yang dialami ibu
dan cara penanganan untuk
mengurangi keluhan atau
masalah.
Mandiri Kolaborasi
a. Terapeutik 1. Beri suplemen kalsium
1. Bina hubungan terapeutik dan aluminium dalam
pada awal interaksi bentuk jeli dengan
2. Pertahankan komunikasi cepat.
terapeuitk setiap berinteraksi
3. Berikan penghargaan atas
kterbukaan klien dalam
memberikan informasi.
4. Anjurkan mengurangi
masukan produk susu dan
menggunakan aluminium
laktat atau melanjutkan
dengan 1 quart susu setiap
hari dan menggunakan
aluminium hidroksida, bila
kram kaki semakin berat atau
menetap.
5. Hindari penggunaan
bikarbonat sebagai
penetralisir produk kalsium
jika diperlukan.
b. Diagnostik
1. Perhatikan adanya masalah
yang berhubungan dengan
curah jantung atau kesuliatan
pernafasan dan rujuk pada
diagnosa keperawatan yang
tepat dalam upaya
penanganannya.
2. Kaji ulang adanya perubahan
BAB dan hemoroid yang
memicu ketidaknyamanan
klien.
3. Observasi postur klien saat
duduk berdiri dan
mengangkat beban.
c. Edukasi
1. Demonstrasikan latihan
postur body mekanik serta
ajarkan penggunaan peralatan
tubuh tepat.
2. Kaji ulang adanya kram pada
kaki dan ajarkan klien untuk
meluruskan kaki dan
dorssofleksikan telapak kaki.
Mandiri Kolaborasi
a. Terapeutik 4. Kolaborasi pemeriksaan
1. Bina hubungan terapeutik urinalisis : berat jenis
pada awal interaksi urin, darah, gula.
2. Pertahankan komunikasi
terapeuitk setiap
berinteraksi
3. Berikan penghargaan atas
kterbukaan klien dalam
memberikan informasi.
4. Anjurkan ibu untuk
membatasi mengkonsumsi
cairan di malam hari.
b. Diagnostik
1. Kaji ulang perubahan
fisiologis terhadap pola
eliminasi urin dan dampak
yang dirasakan terhadap sistem
urinaria.
2. Evaluasi proses adaptasi klien
terhadap perubahan pola
eliminasi urin selama periode
kehamilan.
3. Evaluasi kemampuan klien
dalam mengatasi perubahan
eliminasi urin.
c. Edukasi
1. Berikan informasi proses
perubahan pola eliminasi
urin yang dialami klien
selama periode kehamilan.
2. Ajarkan cara penanganan
perubahan pola eliminasi
urin.
Mandiri Kolaborasi
a. Terapeutik 1. Rujuk pada perawat
1. Bina hubungan terapeutik klinis spesialis maternitas
pada awal interaksi atau tim kesehatan yang
2. Pertahankan komunikasi terjangkau, tersedia dan
terapeutik setiap berikan konseling sesuai
berinteraksi indikasi.
3. Berikan penghargaan atas
keterbukaan klien dalam
memberikan informasi.
4. Diskusikan dampak
kehamilan terhadap pola
koitus yang normal.
b. Diagnostik
1. Evaluasi apa yang dirasakan
oleh pasangan dan
diskusikan kemungkinan
pilihan dalam peningkatan
kontak fisik melalui
berpelukan dan bercumbu
daripada melakukan koitus
secara aktual.
2. Kaji ulang perubahan posisi
yang mungkin dilakukan
dalam aktifitas seksual yang
membantu pasangan untuk
mempertimbangkan/
membuat pilihan
c. Edukasi
1. Berikan edukasi tekhnik
dan pemilihan posisi koitus
yang aman bagi pasangan
yang sedang hamil
Mandiri Kolaborasi
a. Terapeutik Rujuk pada perawat spesialis
1. Diskusikan perubahan aspek maternitas/tim kesehatan yang
fisiologis, dan respon klien tersedia dan berikan konseling.
terhadap perubahan fisik
tubuh.
2. Anjurkan tetap
mempertahankan gaya
dilingkungan kerja atau
dimana saja dengan
memanfaatkan sumber yang
tersedia.
3. Diskusikan metoda
perawatan kulit, berhias,
pemilihan alas kaki,
menggunakan kaos kaki
penyokong, pemeliharaan
body alligment dan program
latihan prenatal.
4. Atur jadwal latihan prenatal.
b. Diagnostik
1. Kaji sikap terhadap
kehamilan, perubahan
bentuk tubuh.
c. Edukasi
1. Berikan informasi tentang
perubahan postur tubuh
adalah suatu hal yang
fisiologis selama kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA