organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. suatu kemampuan untuk mengenal suatu zat sebagai asing terhadap dirinya, yang selanjutnya tubuh akan mengadakan tindakan dalam bentuk netralisasi, melenyapkan atau memasukkan dalam proses metabolisme yang dapat menguntungkan dirinyaatau menimbulkan kerusakan jaringan tubuh sendiri tubuh (respons imun), adalah kemampuan sistem limforetikuler untuk Respo mengenali bahan itu asing atau tidak. n imun adalah cara tubuh merespon masuknya antigen ke dalam tubuh.Respon imun terbagi Imunisasi : Imunisasi berasal dari kata “imun” menjadi:1)Respon imun non-spesifik, tidak yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi mem-beda-bedakan antigen yang merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap diserang.2)Respon imun spesifik, menyerang suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke antigen tertentu dan dapat mengenali kembali dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit jika sewaktu-sewaktu antigen yang sama yang sedang mewabah atau berbahaya bagi menyerang kembali. seseorang (Lisnawati, 2011). Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan Bayi dan anak yang mendapat imunisasi dasar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau lengkap akan terlindung dari beberapa penyakit hanya mengalami sakit ringan. berbahaya dan akan mencegah penularan ke adik, kakak dan teman-teman disekitarnya. System imun : Sistem imun adalah sistem yang Imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh membentuk kekebalan tubuh dengan menolak bayi dan anak sehingga mampu melawan berbagai benda asing yang masuk ke penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tubuh.Fungsi sistem imun:1)Pembentuk tersebut. Anak yang telah diimunisasi bila kekebalan tubuh.2)Penolak dan penghancur terinfeksi oleh kuman tersebut maka tidak akan segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam menularkan ke adik, kakak, atau teman-teman tubuh.3)Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi disekitarnya. Jadi, imunisasi selain bermanfaat dan patogen yang membahayakan.4)Penjaga untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.Sistem imun membentuk beberapa lapisan mencegah penyebaran ke adik, kakak dan anak- kematian atau kecacatan. anak lain disekitarnya. Imunisasi DPT untuk mencegah 3 penyakit : Difteri, Pertusis dan Tetanus. Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan nafas, serta mengeluarkan racun Bahaya kalau tidak diimunisasi yang dapat melumpuhkan otot jantung. Penyakit Kalau anak tidak diberikan imunisasi dasar Pertusis berat dapat menyebabkan infeksi lengkap, maka tubuhnya tidak mempunyai saluran nafas berat (pneumonia). Kuman kekebalan yang spesifik terhadap penyakit Tetanus mengeluarkan racun yang menyerang tersebut. Bila kuman berbahaya yang masuk syaraf otot tubuh, sehingga otot menjadi kaku, cukup banyak maka tubuhnya tidak mampu sulit bergerak dan bernafas. Penyakit campak melawan kuman tersebut sehingga bisa berat dapat mengakibatkan radang paru berat menyebabkan sakit berat, cacat atau meninggal. (pneumonia), diare atau menyerang otak. Anak yang tidak diimunisasi akan menyebarkan kuman-kuman tersebut ke adik, kakak dan teman Imunisasi Hib dan Pneumokokus dapat lain disekitarnya sehingga dapat menimbulkan mencegah infeksi saluran nafas berat wabah yang menyebar kemana-mana (pneumonia) dan radang otak (meningitis). menyebabkan cacat atau kematian lebih banyak. Imunisasi influenza dapat mencegah influenza Oleh karena itu, bila orangtua tidak mau berat. Imunisasi demam tifoid dapat mencegah anaknya diimunisasi berarti bisa membahayakan penyakit demam tifoid berat. Imunisasi MMR keselamatan anaknya dan anak-anak lain dapat mencegah penyakit : Mumps (gondongan, disekitarnya, karena mudah tertular penyakit radang buah zakar), Morbili (campak) dan berbahaya yang dapat menimbulkan sakit berat, Rubela (campak Jerman). Imunisasi cacar air cacat atau kematian. (varisela) untuk mencegah penyakit cacar air. Imunisasi Hepatitis A untuk mencegah radang hati karena virus hepatitis A. Imunisasi HPV Penyakit-penyakit yang dapat dicegah untuk mencegah kanker leher rahim. dengan Imunisasi Imunisasi yang sudah disediakan oleh Bila bayi / anak tidak diimunisasi maka pemerintah untuk imunisasi rutin meliputi : risikonya lebih besar tertular penyakit - penyakit Hepatitis B, Polio, BCG, DPT, Campak dan tersebut. vaksin untuk jemaah haji. Imunisasi yang belum Setelah diimunisasi kadang-kadang timbul disediakan oleh pemerintah antara lain : Hib, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) Pneumokokus, Influenza, Demam Tifoid, MMR, Setelah imunisasi kadang-kadang timbul Cacar air, Hepatitis A dan Kanker Leher Rahim kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) demam (HPV). ringan sampai tinggi, bengkak, kemerahan, agak Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah virus rewel. Itu adalah reaksi yang umum terjadi Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak setelah imunisasi. Umumnya akan hilang dalam hati, bila berlangsung sampai dewasa dapat 3-4 hari, walaupun kadang-kadang ada yang menjadi kanker hati. Imunisasi Polio untuk berlangsung lebih lama. mencegah serangan virus polio yang sapat Boleh diberikan obat penurun panas tiap 4 jam, menyebabkan kelumpuhan. Imunisasi BCG dikompres air hangat, pakaian tipis, jangan untuk mencegah tuberkulosis paru, kelenjar, diselimuti, sering minum ASI, jus buah atau tulang dan radang otak yang bisa menimbulkan susu. Bila tidak ada perbaikan, atau bertambah berat segera kontrol ke dokter. Sangat jarang terjadi KIPI berat. Kemungkinan KIPI berat 1 kejadian dalam: 2 juta dosis. Kalau ada 22 juta balita, kemungkinan terjadinya KIPI Berita kejadian ikutan pasca imunisasi berat sekitar 11 anak. (KIPI) harus di konfirmasi oleh ahlinya Lebih banyak korban kecelakaan lalu lintas Adanya berita di media masa tentang kejadian akibat sepeda motor, bus, mobil, pesawat ikutan pasca imunisasi yang berat, perlu terbang dibanding KIPI berat karena imunisasi. dikonfirmasi kepada ahli-ahli di bidangnya. Oleh karena itu masyarakat harusnya lebih takut Contoh kasus Sinta Bela (SB) yang menurut pada kecelakaan lalu lintas ketimbang karena orangtuanya lumpuh setelah diimunisasi, imunisasi. dilakukan sidang di Polda Metro Jaya. Berdasarkan pemeriksaan oleh dokter-dokter Setelah diimunisasi masih bisa terkena ahli dibidangnya, dari foto tulang belakang penyakit, tetapi jauh lebih ringan terbukti kelumpuhannya karena tuberkulosis di Perlindungan imunisasi memang tidak 100 %, tulang belakang yang sudah berlangsung lama, artinya setelah diimunisasi, bayi dan anak masih bukan karena imunisasi. bisa terkena penyakit-penyakit tersebut, tetapi Ketika wabah polio di Jawa Barat, beberapa kemungkinannya hanya kecil (5 - 15 %), jauh anak lumpuh setelah mendapat vaksin polio. lebih ringan dan tidak berbahaya. Bukan berarti Dengan pemeriksaan virus (virologi) terbukti imunisasi itu gagal atau tidak berguna, karena bahwa kelumpuhan tersebut diakibatkan virus perlindungan imunisasi memang sekitar 80 - 95 polio liar yang sudah menyerang anak tersebut %. sebelum ia mendapat imunisasi polio. Penelitian epidemiologi di Indonesia dan negara-negara lain, ketika ada wabah campak, Autisme yang dulu diduga akibat merkuri atau difteri atau polio, anak yang sudah mendapat vaksinasi MMR, ternyata berbagai lembaga imunisasi dasar lengkap sangat jarang yang penelitian resmi di luar negeri menyatakan tidak tertular, bila tertular umumnya hanya ringan, ada hubungan MMR dengan autisme atau sebentar dan tidak berbahaya. kandungan merkuri di dalam tubuhnya ternyata Tetapi anak yang tidak mendapat imunisasi, tidak tinggi ketika ada wabah, lebih banyak yang sakit berat, meninggal atau cacat. Berarti imunisasi terbukti Beberapa KIPI berat lain, setelah diperiksa oleh effektif mencegah sakit berat, kematian atau ahli-ahli di bidangnya terbukti bahwa KIPI cacat akibat penyakit-penyakit tersebut. tersebut akibat penyakit lain yang sudah ada sebelumnya, bukan oleh imunisasi. Imunisasi, ASI dan perbaikan lingkungan Oleh karena itu setiap berita KIPI harus di kaji bersama-sama lebih effektif mencegah secara ilmiah oleh ahli-ahlinya, antara lain di penyakit dan kematian Komisariat Daerah (Komda) KIPI yang ada di Pemberian ASI, perbaikan gizi dan lingkungan Propinsi atau Komisariat Nasional (Komnas) memang turut membantu menurunkan angka KIPI di Jakarta. kematian akibat penyakit-penyakit tersebut. Tetapi perbaikan gizi dan lingkungan membutuhkan waktu yang lebih lama dan usaha Lebih banyak kecelakaan lalu lintas daripada yang lebih sulit dibanding imunisasi. Dengan KIPI berat imunisasi dasar lengkap angka kematian bayi lebih cepat turun. 48 negara, ( sumber : Oleh karena itu dengan imunisasi dasar lengkap, www.devinfo.info/immunization). ASI dan perbaikan lingkungan bersama-sama Negara maju dengan tingkat gizi dan lingkungan akan lebih effektif mencegah penyakit dan yang baik tetap melakukan imunisasi rutin pada menurunkan angka kematian bayi dan balita. semua bayinya, karena terbukti bermanfaat untuk bayi yang diimunisasi dan mencegah penyebaran ke anak di sekitarnya. Vaksin terbukti aman, effektif sehingga Setiap tahun sekitar 85 -95 % bayi di negara- dipakai lebih 100 negara negara tersebut mendapat imunisasi rutin, Vaksin yang digunakan untuk program sedangkan sisanya belum terjangkau imunisasi imunisasi di Indonesia dibuat oleh PT Bio karena menderita penyakit tertentu, sulitnya Farma Bandung yang sudah berdiri sejak jaman akses terhadap layanan imunisasi, hambatan Belanda dan telah puluhan tahun memproduksi jarak, geografis, keamanan, sosial- ekonomi dan vaksin. lain-lain. Merkuri (tiomersal, timerosal) dalam jumlah yang sangat sedikit perlu untuk mengawetkan vaksin agar kualitasnya tetap baik. Karena Bayi yang belum imunisasi lengkap rawan jumlahnya sangat sedikit, maka masih jauh dari sakit berat dan menjadi sumber penularan ambang batas yang berbahaya, yang ditentukan oleh berbagai ahli-ahli di badan-badan Bayi -bayi di Indonesia yang di imunisasi setiap pengawasan internasional. Tidak ada larangan tahun sekitar 90 % dari sekitar 4,5 juta bayi yang penggunaan merkuri dalam vaksin asal lahir. Hal itu karena masih ada hambatan jumlahnya sesuai dengan ketentuan internasional geografis, jarak, jangkauan layanan, transportasi, tersebut. ekonomi dll. Artinya setiap tahun ada 10 % bayi (sekitar 450.000 bayi) yang belum mendapat Kualitas vaksin PT Bio Farma selalu diawasi imunisasi, sehingga dalam 5 tahun menjadi 2 oleh badan internasional WHO dan dinyatakan juta anak yang belum mendapat imunisai dasar aman serta effektif untuk digunakan di seluruh lengkap. dunia. Oleh karena itu vaksin Pt Bio Farma digunakan oleh Unicef untuk lebih dari 100 Bila terjadi wabah, maka 2 juta balita yang negara di dunia antara lain di ekspor ke : belum mendapat imunisasi dasar lengkap akan Malaysia, Pakistan, Bangladesh, Mesir, Iran, mudah tertular penyakit berbahaya tersebut, Jordania, Lebanon, Afganistan, Turki, Libya, akan sakit berat, meninggal atau cacat. Selain itu Kuwait, Syria, Nigeria, India, Filipina, mereka dapat menyebarkan penyakit tersebut Vietnam, Kambodja, Korea, China dll. kemana-mana bahkan sampai ke negara lain, seperti kasus polio yang sangat merepotkan dan Hampir semua bayi di seluruh dunia menghebohkan seluruh dunia. diimunisasi setiap tahun Sampai saat ini menurut data WHO sekitar 194 Sistem imun adalah sistem yang membentuk negera maju maupun sedang berkembang tetap kemampuan tubuh untuk melakukan imuniasi rutin pada bayi dan melawan bibit penyakit dengan menolak balitanya. Di Eropa imunisasi rutin dilakukan di berbagai benda asing yang masuk ke tubuh 43 negara, Amerika 37 negara, Australia dan agar terhindar dari penyakit (Irianto, 2012). sekitarnya 16 negara, Afrika di 53 negara, Asia Menurut Fox (2008), sistem imun mencakupi d. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi semua struktur dan proses yang tubuh. menyediakan pertahanan tubuh untuk melawan Fox (2008) mengatakan bahwa sel-sel fagosit bibit penyakit dan dapat di dalam innate immunity terdiri kelompokkan menjadi dua kategori yaitu; sistem atas tiga kelompok besar, yaitu; neutrofil, sel-sel imun bawaan (innate) yang bersifat mononuclear fagosit sistem yang non-spesifik dan sistem imun adaptif yang terdiri atas monosit di dalam darah dan bersifat spesifik. makrofag di jaringan ikat, serta organ fagosit Daya tahan tubuh non-spesifik yaitu daya tahan yang spesifik seperti hati, spleen, limpa, paru- terhadap berbagai bibit paru, dan otak (mikroglia). penyakit yang tidak selektif, artinya tubuh Neurofil dan monosit merupakan jenis sel seseorang harus mengenal dahulu jenis leukosit yang berperan dalam bibit penyakitnya dan tidak harus memilihnya aktivitas pertahanan tubuh terhadap benda asing satu bibit penyakit tertentu saja untuk yang masuk ke tubuh secara dihancurkannya. Adapun daya tahan tubuh fagositosis. Menurut Irianto (2012), sel leukosit spesifik yaitu daya tahan tubuh yang memiliki warna yang bening dan khusus untuk jenis bibit penyakit tertentu saja. terdapat di dalam darah manusia, bentuknya Hal ini mencakup pengenalan dahulu lebih besar bila dibandingkan dengan sel terhadap bibit penyakit, kemudian memproduksi darah merah (eritrosit), tetapi jumlahnya lebih antibodi atau T-limfosit khusus yang sedikit. hanya akan bereaksi terhadap bibit penyakit Sel darah putih berumur sekitar 12 hari dan tersebut (Irianto, 2012). keluar dari pembuluh kapiler Daya tahan tubuh non-spesifik mencakup apabila ditemukan antigen. Proses keluarnya rintangan mekanis (kulit), rintangan leukosit ini disebut diapedesis. Leukosit kimiawi (lisozim dan asam lambung), sistem yang berperan dalam melawan penyakit yang komplemen (opsinon, histamin, masuk ke dalam tubuh disebut sebagai kemotoksin, dan kinin), interferon, fagositosis, antibodi. Sel darah putih dibuat dalam sumsum demam, dan radang. Sedangkan daya tulang merah (Irianto, 2012). tahan tubuh spesifik atau imunitas dibagi Menurut Ganong (2003), pada keadaan normal menjadi imunitas humoral yang terdapat 4000-11.000 sel menyangkut reaksi antigen dan antibodi yang leukosit/mL darah manusia. Dari jumlah komplementer di dalam tubuh dan tersebut, jenis terbanyak adalah granulosit. imunitas seluler yang menyangkut reaksi sejenis Sel granulosit muda memiliki inti berbentuk sel (T-limfosit) dengan antigen di sepatu kuda, yang akan berubah menjadi dalam tubuh (Irianto, 2012). multilobuler dengan meningkatnya umur sel. Menurut Irianto (2012), secara umum sistem Sebagian besar sel tersebut mengandung imun memiliki fungsi sebagai granula netrofilik (netrofil), sedangkan sebagian berikut: kecil mengandung granula yang a. pembentuk kekebalan tubuh. dapat diwarnai dengan zat warna asam b. Penolak dan penghancur segala bentuk benda (esoinofil), dan sebagian lagi mengandung asing yang masuk ke dalam tubuh. granula basofilik (basofil). c. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan Dua jenis sel lain yang lazim ditemukan dalam patogen yang membahayakan. darah tepi adalah limfosit, yang memiliki inti bulat besar dan sitoplasma Selain itu, basofil juga melepaskan histamine sedikit, serta monosit yang banyak yaitu, suatu senyawa yang dibebaskan mengandung sitoplasma, tidak bergranula, dan sebagai reaksi terhadap antigen yang sesuai. Sel mempunyai inti berbentuk menyerupai basofil menyerap pewarna basa dan ginjal. Kerjasama sel-sel tersebut menyebabkan menjadi kelihatan berwarna biru (Irianto, 2012). tubuh memiliki sistem pertahanan Sel eosinofil berbentuk hamper seperti bola, yang kuat terhadap berbagai tumor dan infeksi berukuran 9 µm dalam keadaan virus, bakteri serta parasit (Ganong, segar. Eosinofil memiliki nukleus yang terdiri 2003). dari dua lobus dan bersifat fagosit Neutrofil disebut juga sebagai polimorfonuklear dengan daya fagositosis yang lemah. Eosinofil (PMN), karena inti memiliki mempunyai kecenderungan untuk berbagai jenis bentuk dan bersegmen. Neutrofil berkumpul dalam suatu jaringan yang berupa sel bundar dengan diameter 12 mengalami reaksi alergi. Eosinofil juga µm, memiliki sitoplasma yang bergranula halus dianggap dapat mendetosifikasi toksin yang dan di tengah terdapat nukleus menyebabkan radang. Eosinofil ini bersegmen. Neutrofil matang/dewasa yang dilepaskan oleh sel basofil atau jaringan yang berada dalam peredaran darah perifer rusak. Sel eosinofil hanya sedikit memiliki bentuk inti yang terdiri dari dua dijumpai pada sel darah putih dan menyerang sampai lima segmen, sedangkan neutrofil pewarna yang bersifat asam (eosin) dan yang belum matang (neutrofil band) akan kelihatan merah (Irianto, 2012). memiliki bentuk inti seperti ladam kuda Menurut Irianto (2012), monosit memiliki satu (Colville & Bassert, 2008). nukleus besar dan berbentuk Menurut Colville dan Bassert (2008), neutrofil bulat telur atau seperti ginjal. Diameter monosit dikenal sebagai garis berukuran 9-12 µm. Monosit dapat pertahanan pertama (first line of defense). berpindah dari aliran darah ke jaringan. Di Neutrofil bersama dengan makrofag dalam jaringan, monosit membesar dan memiliki kemampuan fagositosis untuk menelan bersifat fagosit menjadi makrofag. Makrofag ini organisme patogen dan sel debris. bersama neutrofil merupakan Neutrofil merupakan sistem imun bawaan, dapat leukosit fagosit utama, paling efektif, dan memfagositosis dan membunuh berumur panjang. bakteri. Neutrofil akan mengejar organisme Limfosit membentuk 25 persen dari seluruh patogen dengan gerakan kemotaksis. jumlah sel darah putih. Limfosit Kemampuan neutrofil untuk membunuh bakteri berbentuk seperti bola dengan ukuran diameter berasal dari enzim yang terkandung 6-8 µm. Limfosit dibentuk di dalam dalam granul yangdapat menghancurkan bakteri kelenjar limpa dan sumsum tulang, sedangkan maupun virus yang sedang difagosit. pada janin dibuat di hati. Terdapat dua Granul neutrofil tersebut sering disebut dengan jenis sel limfosit, yaitu limfosit B dan limfosit T. lisosom. Limfosit yang tetap berada di sumsu Basofil memiliki nukleus berbentuk S dan tulang berkembang menjadi limfosit B. bersifat fagosit. Basofil sedangkan limfosit yang berasal dari sumsum melepaskan heparin ke dalam darah. Heparin tulang dan pindah ke timus berkembang menjadi adalah mukopolisakarida yang banyak sel T. limfosit B berperan dalam terdapat di dalam hati dan paru-paru. Heparin pembentukan antibodi, sebaliknya limfosit T dapat mencegah pembekuan darah. tidak menghasilkan antibodi (Irianto, 2012). Menurut Irianto (2012), dari kelima jenis leukosit di atas, neutrofil merupakan sel-sel yang paling banyak menyusun leukosit. Presentase bermacam-macam leukosit menurutnya adalah sebagai berikut; neutrofil 62 persen, eosinofil 2,3 persen, basofil 0,4 persen, monosit 5,3 persen, dan limfosit 30 persen. Adapun perbedaan kelima sel- sel tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: