Anda di halaman 1dari 4

Nama : Liya Nur Fatimah

Nim : 1182060060
Semester/Kelas :VB
Mata kuliah : Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs.Muhammad Muttaqin, M.Pd

1. Boleh menambahkan dengan menemukan aliran filsafat pendidikan melalui sumber


lain dari yang 7 aliran di atas
Jawab : Nativisme, Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Positivisme, Empirisme,
Materialisme, Rasionalisme, Sosialisme, Komunisme, Kapitalisme, Naturalisme.
(Muhammad Kristiawan, 2016, hlm.205)
- Idealisme
Idealisme adalah salah satu aliran filsafat pendidikan yang berpaham bahwa
pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide. Semua bentuk realita adalah
manifestasi dalam ide. Karena pandangannya yang idealis itulah idealisme sering
disebut sebagai lawan dari aliran realisme. Aliran idealisme juga merpakan aliran
filsafat yang mengagungkan jiwa. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan
suatu angan-angan, yaitu dunia idea. Aliran ini juga memandang bawa kenyataan
(realita) yang ada dakam kehidupan alam bukanlah suatu kebenaran yang hakiki,
melainkan hanya gambaran dari ide-ide yang ada didalam jiwa atau spirit
manusia. (Muhammad Kristiawan, 2016, hlm.215)
- Realisme
Aliran filsafat realisme merupakan suatu aliran filsafat yang memandang bahwa
dunia materi sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Dunia ini mempunyai
hakikat realitas terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani. Konsep filsafat menurut
realisme adalah Metafisika-realisme, Humanologi-realisme, Epistemologi-
realisme, dan aksiologi realisme. (Muhammad Kristiawan, 2016, hlm.218)
- Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan,
perbuatan. Pragmatisme adalah sebuah aliran filsafat pendidikan yang
mengajarkan bahwa yang benar itu adalah sesuatu yang terbukti, dengan melihat
akibat atau manfaat yang hasilnya secara praktis. Aliran filsafat ini berpandangan
bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah, apakah sesuatu itu memiliki kegunaan
bagi kehidupan nyata. (Muhammad Kristiawan, 2016, hlm. 225)
- Positivisme
Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-
satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan
dengan metafisik. Positivisme tidak mengenal adanya spekulasi, semua harus
didasarkan pada data empiris. (Muhammad Kristiawan, 2016, hlm. 238)
- Empirisme
Empirisme merupakan suatu aliran filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan
bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika
dilahirkan. Aliran ini dipelopori oleh John Locke yang menyatakan bahwa
perkembangan anak tergantung kepada lingkungannya, sedangkan pembawaan
tidak dipentingkan. (Muhammad Kristiawan, 2016, hlm. 210)
2. Membuat rangkuman salah satu aliran filsafat yang saudara pilih dengan sistematika
rangkuman sebagai berikut : sejarah munculnya aliran filsafat pendidikan, para tokoh
pencetus aliran filsafat pendidikan, cara pandang aliran filsafat pendidikan tentang
pendidikan, dan bagaimana peluang pengaruh pada pelaksanaan pendidikan, daftar
pustaka (rujukan).
a. sejarah munculnya aliran filsafat pendidikan Empirisme
Perjalanan empirisme yang dimulai dari Plato sampai John Locke. Empirisme
lahir sebagai kritik dan ketidakpuasan metode yang dipakai rasionalisme dalam
mencari kebenaran. Salah satu kritikannya adalah bahwa tidak sepenuhnya benar apa
yang berasal dari akal, bahkan akal mungkin menipu dalam segala pembuktiannya.
Namun Rasionaisme pun tidak mau kalah, mereka menentang pamikiran kaum
empirisme dengan mengatakan bahwa akal merupakan faktor fundamental dalam
suatu pengetahuan. Menurut rasionalisme, pengalaman tidak mungkin dapat menguji
kebenaran hukum ”sebab- akibat”. Para pemikir Inggris bergerak ke arah yang
berbeda dengan tema yang di rintis oleh Descrates. Mereka lebih mengikuti
mengikuti jejak Francis Bacon, yaitu aliran empirisme. (Harun,Hadiwijono, 1993,
hlm: 31)
Orang pertama pada abad ke 17 yang mengikuti aliran empirisme di Inggris
adalah Thomas Hobes (1588- 1679). Jika Bacon lebih berarti dalam bidang doktrin
dan ajaran, Hobes telah menyusun suatu sistem yang lengkap berdasar kepada
empirisme secara konsekuen. Meskipun ia bertolak pada dasar- dasar empiris, namun
ia menerima juga metode yang dipakai dalam ilmu alam yang bersifat matematis. ia
telah mempersatukan empirisme dengan rasonalisme matematis. Ia menyatukannya
dalam bentuk suatu filsafat materialis yang konsekuen pada zaman modern. .
(Harun,Hadiwijono, 1993, hlm: 32)
Selanjutnya tradisi empirisme diteruskan oleh John Locke (1632- 1704) yang
untuk pertama kali menerapkan metode empiris kepada persoalan- persoala tentang
pengenalah- pengenalan / pengetahuan. Bagi Locke yang terpenting adalah
menguraikan cara manusia mengenal. Locke berusaha menggabungkan teori- teori
empirisme seperti yang di ajarkan Bacon dan Hobes dengan ajaran Rasionalisme
Descrates. Usaha ini untuk meperkuat ajaran empirismenya. Ia menentang teori
rasionalisme mengenai idea- idea dan asas- asas pertama yang di pandang sebagai
bawaan manusia. Menurut dia segala pengetahuan datang dari pengalaman dan tidak
lebih dari itu. Peran akal pasif pada waktu pengetahuan di dapatkan. Oleh karena itu
akal tidak melahirkan pengetahuan dari dirinya sendiri. (Harun,Hadiwijono, 1993,
hlm: 36)
Di tangan empirisme Locke, filsafat mengalami perubahan arah jika rasionalisme
Descrates mengajarkan bahwa pengetahuan yang paling berharga tidak berasal dari
pengalaman, maka menurut Locke, pengalamanlah yang menjadi dasar bagi segala
pengetahuan.( Bambang Q, 2003, hal: 314)
Pada abad ke-20 kaum empiris cenderung menggunakan teori makna mereka pada
penentuan apakah suatu konsep diterapkan dengan benar atau tidak, bukan pada asal-
usul pengetahuan. Salah satu contoh penggunaan empirisme secara pragmatis ini ialah
pada Charles Sanders Peirce dalam kalimat “Tentukanlah apa pengaruh konsep itu
pada praktek yang dapat dipahami kemudian konsep tentang pengaruh itu, itulah
konsep tentang objek tersebut”.( Ahmad Tafsir,2008, hal:174)

b. tokoh pencetus aliran filsafat pendidikan Empirisme


Tokoh-tokoh empirisme antara lain: Francis Bacon (1210-1292 M), Thomas
Hobbes (1588-1679 M), John Locke (1632-1704 M), dan David Hume (1711-
1776). (Muhammad Kristiawan, 2016, hlm.211-214)
c. cara pandang aliran filsafat pendidikan Empirisme

Menurut Uyyoh Sadullah (2003, hal:32) cara pandang aliran empirisme


menjadikan pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Aliran ini beranggapan
bahwa pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dengan cara observasi/
penginderaan. Pengalaman merupakan faktor fundamental dalam pengetahuan, ia
merupakan sumber dari pengetahuan manusia. Sehingga, tanpa adanya rangsangan
dan informasi dari indera maka manusia tidak akan memperoleh pengetahuan
apapun, karena inderalah yang merupakan sumber utama pengetahuan dalam
pandangan kaum empiris.

d. bagaimana peluang pengaruh aliran Empirisme pada pelaksanaan


pendidikan
Peluang dan pengaruh aliran empirisme, biasanya paham empirisme berusaha
untuk menjelaskan bahwa dalam proses belajar seseorang akan berlangsung
apabila diberi stimulus dan juga senantiasa mengetahui bahwa proses Pendidikan
terjadi dikarenakan adanya pengaruh dari luar individu serta lewat pesan dan
kesan yang diperoleh menambah pengetahuan seseorang. Pengalaman indera
merupakan sumber pengetahuan yang benar, karena faham empiris
mengedepankan fakta-fakta yang terjadi di lapangan.
Selain itu juga pengaruh aliran empirisme ini pada pendidikan biasanya
pendidik memegang peranan yang sangat penting, sebab pendidik menyediakan
lingkungan yang sangat ideal kepada anak-anak dan anak akan menerima
pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah
laku, sikap serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
Dalam pelaksanaannya juga segala kecakapan dan pengetahuan anak-anak
muncul dan teroptimalkan dibentuk karena pengalam yang diserap oleh indra
mereka melalui pendidikan. Anak akan dijadikan apapun tergantung guru yang
mendidiknya. Oleh karena itu, perkembangan anak 100% dipengaruhi atau
ditentukan oleh lingkungannya.

Daftar Pustaka
Anees, Bambang Q. dan Hanbali, Radea Juli A. 2003. Filsafat Umum Cet.I .Jakarta: Prenada
Media.
Hadiwijono, Harun. 1993. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Cet.IX. Yogyakarta: Kanisius.
Kristiawan, Muhammad. 2016. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Valia Pustaka.
Sadullah, Uyyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tafsir, Ahmad. 2008. Filsafat Umum, Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai