Anda di halaman 1dari 8

 Manajemen sumber daya dan motivasi dalam kewirausahaan

Faktor-faktor motivasi berwirausaha

Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke
mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus
dilakukan oleh pengusaha tersebut.
Inisiatif dan selalu proaktif.Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha
tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari
peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi
yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang
diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala
aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding
sebelumnya.
Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki
seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun
waktu.
Kerja keras.Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada
peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur
waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu
mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak
ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik
sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak
hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
Komitmen pada berbagai pihak.: merupakan ciri yang harus dipegang teguh
dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan
kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai
pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun
tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain kepada: para pelanggan,
pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

 Manajemen pemasaran bagaimana mempromosikan usaha


Berikut proses manajemen menurut Philip Kotler1994, sbb :

Berikut proses pemasaran secara sistematis :

1. Analisis peluang pasar

Analisis lingkungan pemasaran sangatlah penting sekali untuk meraih segala peluang-

peluang dari setiap perubahan-perubahan yang terjadi.

2. Meneliti dan memilih pasar sasaran dan upaya memposisikan pasar

Kisi-kisi produk atau pasar harus dapat diperkirakan dari masing-masing kelompok pasar
sasaran. Selain itu perusahaan harus dapat mengembangkan strategi penempatan
(positioning strategis) pada pasar sasarannya.

3. Mengembangkan strategi pemasaran


Perusahaan harus mengembangkan suatu perbedaan-perbedaan dan strategi penempatan
pada pasar sasarannya. Perusahaan harus mampu memberikan keistimewaan-keistimewaan
yang lain dari pesaingnya dan mampu memenuhi keinginan para pelanggan.

Perusahaan harus mampu mengembangkan sebuah peta kedudukan produknya, agar


menduduki posisi yang lebih baik dari pesaing-pesaingnya.

4. Perencanaan program pemasaran

Strategi pemasaran terdiri atas pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran, bauran
pemasaran, dan alokasi pemasaran.

5. Pengorganisasian , pelaksanaan, dan upaya pengendalian pemasaran

Pengorganisasian berarti membentuk struktur, personalia pemasaran, dan menetapkan


tugas secara jelas serta terkoordinir. Selain itu bagaimana personalia itu dilatih, diarahkan,
dimotivasi, dan dievaluasi. Manajer perusahaan juga menganalisa secara berkala
profitabilitas nyata dari berbagai produk, kelompok pelanggan, saluran distribusi.

 Keterampilan menjual dan bernegosiasi

, level kemampuan untuk menawarkan suatu produk kepada prospek


(salesmanship level) terdiri dari 4, yaitu
 Memaksa atau meminta – level yang kurang etis dari salesmanship atu
disebut pusher salesmanship
 Merayu atau manipulate- level ini kurang etis, karena dengan merayu
terkadang calon pembeli tidak menyukainya, sehingga bisa terjadi
sedikit faktor pemaksaan secara halus dan terlihat (manipulate).
Disebut juga manipulate salesmanship.
 Bergaining atau barter – level ini sudah memiliki unsur keterbukan
hanya saja masih terbentur dengan tawar menawar bahwa anda
membutuhkan produk ini. Misalnya faktor harga menjadi faaktor
utama ataau disebut transaction salesmanship.
 Motivation – level ini sedikit membutuhkan waktu karena anda
memerlukan transfer keyakinan anda ke calon pelanggan, memotivasi,
dan mengekplorasi segala hal tentang calon pembeli agar barang anda
cocok dengan motif,, manfaat untuk membeli atu disebut motivational
salesmanship.
2.1 Jenis Motif Membeli Seseorang
Secara spesifik, jenis motif membeli seseorang berdasarkan alasannya
secara emosional bisa diuraikan lagi lebih terinci seperti yang tampak berikut
ini:
1. Kebanggaan (Pride)
Motif membeli seseorang bisa dilakukan karena alasan kebanggaan
(pride) dan ingin dihargai (recognition) dengan beberapa faktor
seperti status, desain khusus, kekuasaan, kemewahan, ingin
dihargai, ingin dianggap penting, memiliki gengsi, dan
keterbatasan akan produk tersebut (limited edition).
2. Untuk mencintai seseorang (love to)
Motif ini digunakan untuk membeli produk dengan tujuan akan
dihadiahkan kepada orang yang dicintai, seperti anak, istri, pacar,
cucu, dan bahkan kepada teman atau kolega bisnis.
3. Ingin lebih dikenal dari sebelumnya (recognition)
Alasan atau motivasi ini muncul karena ingin dikenal, lebih
populer, dan lebih percaya diri dari sebelumnya.
4. Kenyamanan (comfort)
Sekilas hampir sama dengan motif membeli kebanggaan (pride)
dan motif ingin dikenal dari sebelumnya (recognition), tetapi motif
pembelian karena alasan kenyamanan lebih menitikberatkan pada
imajinasi dan visualisasi dari manfaat produk secara nyata
(fungsional) bukan secara emosional.
5. Keamanan (safety)
Sama halnya dengan motif membeli kenyamanan (comfort),
namun motif ini lebih berfokus pada hal keamanan. Motif
pembelian ini sering dimanfaatkan saat menjual mobil-mobil
mewah, dan lain-lain.
6. Bagian dari sebuah komunitas/kelompok (affiliation)
Motif membeli di mana pembelian dihubungkan dengan hal-hal
menyangkut afilisasi secara konsep sama dengan motif
kebanggaan, namun motif ini lebih mengarah pada aspek status
sosial kelompok bukan aspek sosial individu.
Motif-motif pembelian di atas bisa digolongkan sebagai motif membeli
secara emosional. Berikut ini merupakan motif membeli karena alasan
rasional, yaitu:
1. Efisiensi (fungsi produknya).
2. Layanan yang lebih baik, cepat, dan cukup 24 jam.
3. Harga murah tetapi mutunya bagus atau keuntungan dari produk
tersebut.
4. Kualitas yang didukung dengan data teknis, uji laboratorium, testimoni
dari orang yang sudah memakainya.
5. Atribut (attribute) atau faktor pendukung dari produk utama.
6. Kecepatan (speed), kecepatan yang dihasilkan dari sebuah produk.
7. Akurasi dan presisinya.
8. Kesederhanaan proses membukanya.
9. Kemudahan pemakaiannya.
10. Efektivitasnya.
Ditinjau dari posisi calon pelanggan dalam fungsi sebuah organisasi,
maka motif pembelian dikelompokkan dalam 5 kategori, yaitu:
1. Motif membeli untuk pengambilan keputusan (decision making), motif
ini lebih mengarah pada faktor keuntungan perusahaan. Contoh:
owner, direksi, manager dan lain-lain.
2. Motif membeli untuk kepentingan bagian pembelian, misalnya ke arah
efisiensi biaya, kualitas yang dihasilkan, jangka waktu pemakaian,
jaminan, dan lain-lain.
3. Motif membeli untuk menggunakan (user) produk tersebut, misalnya
fungsi, manfaat, ketahanan, efisensi, efektivitas, dan kecepatan
penggunaan produk tersebut.
4. Motif membeli untuk orang yang menyetujui (appproval) penggunaan
produk tersebut, misalnya aspek teknis, data pendukung, dan lain-lain.
Contoh: QC, engineering, dan lain-lain.
5. Motif membeli dari orang yang memengaruhi (influencer)
pengambilan keputusan (decision making) perusahaan untuk meminta
dan membeli produk tersebut.
Jenis-jenis motif membeli seseorang bisa dipengaruhi dan dilihat dari
beberapa faktor, yaitu:
1. Jabatan
2. Usia
3. Demografi
4. Sikap
5. Jenis kelamin
6. Waktu, musim
7. Suku/ras
8. Tingkat pendapatan
9. Budaya
10. Kelompok

2.2 Tahapan- Tahapan Proses Menjual


Sama halnya dengan proses menjual, kita memerlukan tahapan-tahapan
perencanaan menjual yang akan ditindaklanjuti dalam aktivitas menjual.
Dalam aktivitas menjual itu kemudian akan diperoleh data dan umpan balik
(feedback) yang dapat digunakan untuk melakukan analisis sehingga
kunjungan berikutnya akan lebih baik lagi. Tahap-tahapan menjual secara
profesional itu adalah sebagai berikut:
1. Propecting : Menemukan calon pelanggan
2. On call : Melakukan perencanaan kunjungan
3. Pre-approach : Melakukan eksplorasi, pengumpulan data, dan
pen- dekatan awal
4. Approach : Mengadakan pendekatan berikutnya untuk
mengetahui motif pembelian
5. Presentation : Melakukan presentasi produk dan rencana
penjualan berupa penawaran
6. Questioning : Melakukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengarah pada penutupan penjualan
7. Handling response : Mengatasi keluhan calon pelanggan atas
produk untuk diubah menjadi keyakinan dan kepercayaan diri pada
konsumen
8. Negotiation : Kadang terjadi negosiasi dengan calon
pelanggan untuk dapat menutup penjualan dan mempertahankan
margin keuntungan
9. Closing : Menutup penjualan
10. Postcall : Kunjungan setelah terjadi pembelian untuk
memelihara pelanggan dengan baik
11. Relationship : Mengadakan dan menjalin hubungan yang erat
setelah pembelian pertama agar terjadi pembelian dan penjualan
yang berkelanjutan.

Kewirausahaan Wara laba


1. Tipe-tipe Franchising (waralaba)

Dalam praktek pelaksanaannya, dapat dijumpai beberapa tipe franchising, yaitu :

a. Trade name franchising

Dalam tipe ini franchisee memperoleh hak untuk memproduksi, sebagai contoh, PT. Great
River memiliki hak untuk memproduksi pakaian dalam Triumph dengan lisensi dari jerman.

b. Product distribution franchising

Dalam tipe ini, franchisee memperoleh hak untuk distribusi di wilayah tertentu, misalnya
soft drink, cosmetics.

c. pure franchising/ bisiness format

Dalam tipe ini franchisee memperoleh hak sepenuhnya, mulai dari trademark, penjualan,
peralatan, metode operasi, strategi pemasaran, bantuan manajemen dan teknik,
pengendalian kualitas, dan lain-lain. Contohnya adalah restaurant, fash food, pendidikan,
dan konsultan.

Anda mungkin juga menyukai