DIANAYU LESTARI
P2500215005
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
i
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini
hasil karya orang lain, saya sendiri siap menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Dianayu Lestari
ii
IDENTIFIKASI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI – OBAT LAIN :
EFEK INTERAKSI OBAT TERHADAP TERCAPAINYA TARGET
TEKANAN DARAH PADA PASIEN STROKE ISKEMIK
Tesis
Program Studi
Farmasi
DIANAYU LESTARI
kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah, SWT atas segala limpahan rahmat dan
dukungan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan
1. Prof. Dr. Elly Wahyudin, DEA, Apt. selaku komisi penasehat I dan Dr.
2. Dr. Aliyah, M.S., Apt., Prof. Dr. Rer.nat. Marianti Manggau, Apt., dan
Firzan Nainu, M. Biomed. Sc., Ph.D., Apt selaku komisi penguji yang
v
4. Ibunda tercinta Anastasia Taha dan ayahanda tercinta H. Muhammad
Makassar.
Dianayu Lestari
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN iv
PRAKATA v
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
A. Stroke 8
B. Obat Antihipertensi 18
C. Interaksi Obat 26
ix
D. Identifikasi Interaksi Obat Menggunakan Program
E. Kerangka Teori 38
F. Kerangka Konsep 39
A. Rancangan Penelitian 40
E. Prosedur Penelitian 42
F. Defenisi Operasional 43
A. Kesimpulan 64
B. Saran 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Nomor halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor halaman
1. Alur penelitian 66
obat antihipertensi 73
tekanan darah 74
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Interaksi obat telah dikenali selama lebih dari 100 tahun. Hingga
semakin besar dan telah menjadi suatu penyebab penting dalam reaksi
(Smith et al., 1969). Dalam kelompok berisiko tinggi pada unit gawat
darurat, risiko potensial yang merugikan akibat interaksi obat adalah 13%
pada pasien yang memakai 2 (dua) obat-obatan dan 82% pada mereka
lebih dari 40 tahun. pDDIs dari rejimen yang terdiri atas terapi multi-obat
peningkatan risiko rawat inap dan biaya perawatan kesehatan yang lebih
Sekitar tiga dari setiap empat orang (75%) yang mengalami stroke
terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu. Tanpa darah yang kaya
sebagai iskemik. Stroke iskemik terjadi ketika gumpalan atau blok massa
(AHA/ASA, 2016).
saat tidur adalah beberapa faktor risiko pada stroke yang dapat
Hipertensi adalah faktor risiko yang paling umum dan penting pada
stroke iskemik. Ketika terjadi stroke, tekanan darah sering naik karena
secara etiologi. Semakin tinggi tekanan darah semakin besar risiko stroke.
apakah tekanan darah turun secara spontan. Hanya tekanan arteri rata-
rata yang persisten lebih dari 130 mm Hg atau tekanan darah sistoliklebih
stroke 30-40% (Furie KL, 2011). Pasien dengan tekanan darah tinggi
harus tetap tidak diobati kecuali tekanan darah mereka melebihi 220/120
mm Hg, atau mereka memiliki bukti diseksi aorta, infark miokard akut
darah mungkin terlalu tinggi. Jika tekanan darah hendak diobati, obat
terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan
interaksi dan efek dari interkasi obat sedini mungkin untuk menjamin
RI, 2014).
B. Rumusan Masalah
stroke iskemik ?
6
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
penggunaan obat.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stroke
1. Definisi
dengan infark, membuat TIA dan stroke ringan secara klinis tidak
2. Epidemiologi
tenaga kesehatan sebesar tujuh per mil dan yang terdiagnosis oleh
tenaga kesehatan (nakes) atau gejala sebesar 12,1 per mil. Jadi,
(Goldszmidt, 2003).
a. Stroke Hemoragik
b. Stroke Iskemik
otak atau cerebral blood flow (CBF). Nilai normal CBF adalah 50–
2001).
a. Stroke Trombotik
b. Stroke embolik
4. Patofisiologi
kronis, dan cedera akut, seperti stroke. Ketika aliran darah lokal
otak yang iskemik terdiri dari bagian inti (core) dengan tingkat
nekrotik dalam waktu singkat jika tidak ada reperfusi. Di luar daerah
mengalami kematian.
6. Manifestasi Klinik
2008).
tahun, berupa:
sarafpusat
glomerulus
7. Faktor Risiko
dua kali lipat risiko untuk setiap dekade untuk pasien yang lebih tua
Kaukasia. Pria berada pada risiko stroke yang lebih tinggi daripada
8. Penatalaksanaan Terapi
Hess, 2008 ).
kerusakan otak agar tidak berkembang lebih berat akibat adanya area
perdarahan. Hal ini disebabkan kandungan terlarut tidak hanya fibrin yang
menyumbat pembuluh darah, tetapi juga fibrin cadangan yang ada dalam
pembuluh darah. Selain itu, tPA hanya bermanfaat jika diberikan sebelum
18
lain, seperti CT scan, MRI, jumlah trombosit, dan tidak sedang minum obat
b. Antiplatelet
yang dimaksud meliputi tekanan darah, kadar lemak, dan kadar gula.
B. Obat Antihipertensi
dengan tekanan darah sistolik >220mmHg dan diastolik > 120 mmHg
perlu mendapat terapi, namun batasan tekanan darah untuk pasien yang
19
(Widyati, 2014).
Hg, atau mereka memiliki bukti diseksi aorta, infark miokard akut (AMI),
Tingkat tekanan darah mungkin terlalu tinggi, dan sejumlah uji klinis
akut. Jika tekanan darah hendak diobati, obat parenteral bekerja cepat
dkk, 2012).
1. Diuretik
urinasi. Golongan ini adalah yang paling tua dan paling banyak digunakan
Efek samping antara lain keletihan, keram kaki, lemah, encok (jarang),
(Kowalski, 2010).
dimetabolisme dihati.
Efek diuretik tiazid terjadi dalam waktu 1‐2jam setelah pemberian dan
sehari.
Efek samping yang mungkin adalah kemerahan pada kulit atau reaksi
2010).
Mengganggu jalan masuk kalsium menuju sel otot jantung dan arteri. Ini
lebih lancar untuk menurunkan tekanan darah. Golongan obat ini juga
22
yang disebut sebagai angina pektoris (biasanya disebut angina saja). Efek
ruam, konstipasi, sakit kepala, dan pening. Setiap obat dalam golongan ini
dan hipertensi genetik, tapi kurang efektif pada hipertensi dengan aktivitas
yang diusulkan oleh Boutitie et al dalam uji klinik, ARB dapat memberikan
(Wang, 2009).
5. Beta-blocker
Gormer, 2007).
Gormer, 2007) .
Gormer, 2007).
26
C. Interaksi Obat
1. Defenisi
Interaksi obat terjadi ketika efek dari satu obat diubah oleh
suatu efek yang aditif atau diperkuat dari salah satu atau lebih obat,
antagonism dari efek satu atau lebih obat, atau perubahan lain dalam efek
dari satu atau lebih obat. Interaksi yang signifikan secara klinis mengacu
suatu antagonis opioid bisa digunakan untuk membalik efek dari overdosis
(Fradgley, 2003)
27
2. Epidemiologi
mekanisme farmakokinetik.
a. Interaksi farmakokinetik
lain. Hal ini paling sering diukur dengan perubahan dalam satu atau lebih
(Tatro, 2009).
molekul yang terikat dan yang tidak. Hanya molekul tidak terikat
glikoprotein. Protein ini secara aktif membawa obat keluar dari sel-
sel ketika obat berdifusi secara pasif. Obat yang termasuk inhibitor
30
tidak demikian, banyak obat yang akan bertahan dalam tubuh dan
i. Perubahan pH urin
yang tidak dapat berdifusi ke dalam sel tubulus maka akan tetap
ditubulus ginjal dapat bersaing satu sama lain dalam hal ekskresi.
(Baxter, 2008).
33
b. Interaksi farmakodinamik
dengan obat anti ansietas dan hipnotik atau antihistamin), adalah bentuk
tersebut tidak interaksi obat, dan memang sebagian besar tidak kecuali
2012).
a. Keparahan minor
b. Keparahan moderate
c. Keparahan major
Pada Mei 1995, Medscape, Inc diluncurkan di New York Silicon Alley
bulan dan Medscape dijual untuk WebMD pada bulan Desember 2001.
Pada tahun 2009, WebMD merilis aplikasi iOS dari Medscape CME, diikuti
a. Berita medis termasuk berita asli dan komentar ahli, ditambah artikel
di setiap bidang
topik
suplemen
Directory(Medscape, 2017).
38
E. Kerangka Teori
Terapi Farmakologi :
Pasien strok iskemik Alteplase
dengan tekanan darah
Trombolitik
sistolik >220 mmHg dan
diastolik > 120 mmHg Neuroprotektan
Obat Antihipertensi
Interaksi
obat antihipertensi -
obat lain.
F. Kerangka Konsep
Tekanan
darah Interaksi OAH-
OAH
Identifikasi Obat lain
interaksi obat
• Tercapai
target • Efek sinergis
• Obat terhadap tekanan
antihipertensi + tekanan
darah darah
obat lain
(neuroprotektan, • Hipotensi • Efek antagonis
antiplatelet, anti • Hipertensi terhadap tekanan
dislipidemia, dll) menetap darah
Faktor--faktor yang
mempengaruh
mempengaruhi
penilaian interaksi obat :
- Insufisiensi ginjal
- Insufisiensi hati
Variabel Penelitian :
- Variabel terikat
terika : interaksi obat antihipertensi – obat lain
lain.