Nim : E1A016202
Absen : 38
Hukum Sita dan Eksekusi
1. Bank Ampera dapat mengajukan eksekusi , kaarena PT Anugeraah telah lalai memenuhi
pembayaran hutang kepada PT AMPERA , sehingga atas benda jaminan tersebut dapat
diajukan eksekusi
2. Bagaimana eksekusi yang paling tepat untuk jaminan tanah dan gedung :
eksekusi ini seperti yang diatur dalam pasal 1178 (2) Parate eksekusi, terhadap obyek
jaminan/hipotik, sama penjualan tanpa melalui pengadilan
Hal ini bisa dilakukan selama ada kesepakatan/persetujuan antara pemberi (debitur) dan
pemegang hak tanggungan (kreditur), dan dengan cara tersebut akan diperloleh harga
tertinggi yang menguntungkan semua pihak. (lihat Pasal 20 ayat 2 UUHT)
Caranya, dengan mencantumkan dalam perjanjian utang-piutang, bahwa anda berwenang
menjual sendiri tanah tersebut secara di bawah tangan, atau minta debitur memberikan Surat
Kuasa Khusus yang memberikan kekuasaan kepada anda untuk dapat menjual sendiri tanah
tersebut secara di bawah tangan.
Sebagai tambahan, pelaksanaan eksekusi di bawah tangan hanya dapat dilakukan setelah
lewat 1 (satu) bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh pemberi dan/atau pemegang hak
tanggungan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan diumumkan sedikitnya-dikitnya
dalam 2 (dua) surat kabar yang beredar di daerah yang bersangkutan dan/atau media masa
setempat, serta tidak ada yang menyatakan keberatan (lihat Pasal 20 ayat 3 UUHT)
DASAR HUKUMNYA : Undang-Undang No. 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas
Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah (UUHT)
3. Apabila debitur cidera janji maka menurut Pasal 15 ayat (3) UU 42/1999 penerima
fidusia mempunyai hak untuk menjual benda yang menjadi obyek jaminan fidusia atas
kekuasaannya sendiri.
5. Terdapat kapal laut maka yang digunakan adalah parate eksekusi sama halnya seperti
objek sertifikat hak tanggungan dimana prosedurnya melalui permohonan ke pengadilan
dan adanya lelang
7. Ya dapat melakukan penarikan karena bank berhak mencairkan deposito nasabah guna
memenuhi pembayaran hutang sebagaimana pelunansan hutang sebagai akibat yang
timbul daei penjual objek HT yang tidak mencangkup dan tindakan itu sah tanpa
persetujuan dari pihak lain/debitur. Karena menurut hukum tanpa sepengetahuan dan
persetujuan pihak dengan sendirinya terjadinya kompensasi ( pasal 1425 KUHperdata)
namun kompensasinya tersebut dalamprakteknya perlu izin dari pengadilan untuk
menghindari gugatan
8. Tidak dapat, karena terdapat benda atau gadai dan hipotik yang dikuasai oleh pihak
ketiga yang dapat diajukan dengan eksekusi , apabila tanah tersebut diterima bukan
karena gadai maka tiidak dapat dieksekusi