Anda di halaman 1dari 4

Nama : Andi Herawanto

Unit Kerja : SD Negeri 1 Sembayat

Ngapaina Terus Belajar Kalau Bermain Bikin Cerdas, Kretif dan Menyenangkan

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang senantiasa dilakukan di sekolah


tidak terkecuali di sekolah dasar disamping sisi masa sekolah di sekolah dasar adalah
masa dimana dunia mereka untuk bermain. Bermain merupakan kegiatan yang paling
disenangi oleh anak bahkan anak bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk
bermain. Merupakan salah satu cara efektif untuk memasukkan pendidikan kepada anak
di usia dini adalah dengan cara memasuki dunia anak-anak dengan bermain dengan cara
memasuki dunia mereka kita bisa mempengaruhi, memotivasi dan memberikan inspirasi
kepada anak di usia sekolah.
Kegiatan belajar merupakan inti dari keseluruhan program pendidikan di sekolah. Di Sekolah
Dasar kegiatan belajar mengajar ditekankan pada pembinaan pembelajaran membaca, menulis, dan
berhuting. Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa kemampuan membaca, menulis dan
menghitung merupakan tiga kemampuan dasar yang pertam kali harus diperkenalkan dan
ditanamkan kepada siswa sekolah dasar, sehingga untuk selanjutnya dapat mengikuti proses
pembelajaran yang lebih praktis dan nyata (Ibrahim Bafadal, 2006:21)
Salah satu kriteria guru yang baik dalam kegiatan pembelajaran  adalah jika guru itu dapat
mengenal dan memahami krakteristik peserta didiknya. Krakteristik perkembangan pada siswa SD
dapat pula dilihat pada tahap perkembangan kognitif. Dalam hal ini, ada empat tahapan
perkembangan kognitif anak yaitu tahap sensorimotor (usia 0-2 th), pra-operasional (usia 2 th- 7
th), perasional konkret (usia 7-11 th), dan operasional formal (usia 11-dewasa). Adapun anak usia
SD masuk pada tahap operasional konkret dimana anak sudah bisa bernalar secara konkret dan
mampu mengklasifikasi objek ke dalam kelompok yang berbeda-beda. Demikian juga menurut
Piagetian, bahwa tahap operational konkret dimulai dari sekitar umur 7-11 tahun, secara pemikiran
bahwa anak diusia tersebut mencakup penggunaan operasi, penalaran logika menggantikan
penalaran intuitif, tatapi dalam situasi konkret (Santrock, 2008: 42)
Saat ini terjadi pergeseran pola bermain anak dari bermain secara kolektif,
bermain aktif, bermain yang melibatkan semua indra anak kiri bergeser dengan
permainan baru yang menggunakan HP atau gadget. HP atau gadget seperti halnya
keping uang yang memiliki dua muka, satu muka positif satu muka negative. HP atau
gadget telah menjangkit disemua kalangan mulai dari yang tua bahkan yang anak
kecilpun tidak bisa lepas dari HP atau gadget. Kalau yang dewasa saja terkena dampak
negative dari HP atau gadget, sekarang bagaimana dengan anak kecil yang secara
pemikiran belum mampu secara optimal memilah dan memilih dampak positif atau
dampak negative dari HP atau gadget.
Dengan mengembalikan pada masa yang sesuai dengan umur anak di sekolah
dasar yaitu masa bermain sebaiknya kita sebagai pendidik atau orang tua mampu
menghadirkan permainan dalam kehidupan anak, dalam keseharian mereka. Apalagi
sebagai seorang pendidik sejatinya seorang pendidik mampu memberikan suasana yang
senang dalam belajar, memberikan, menyampaikan bahan ajar kepada siswa dan salah
satu cara yang efektif dan menyenangkan dalam menyampaikan bahan ajar adalah
dengan cara bermain.
Dunia anak adalah dunia bermain, dengan bermain akan banyak manfaat yang
didapatkan adalah kita mampu memasukkan bahan ajar kedalam permainan dengan
menyenangkan, menjadikan individu social yang bisa bekerjasama dengan baik,
mengajarkan sportivitas,
Indonesaia yang terkenal dengan ragam suku, agama, ras dan budaya yang
berbeda beda menjadikan Indonesia kaya akan bentuk permainan. Hampir setiap daerah
memiliki bentuk permainan yang berbeda dan setiap permainan memiliki filosofi yang
berbeda pula. Jika setiap pendidik bisa mngejarkan dan menerapkan permainan baik
permianan moderenn terlebih lebih permainan kedunia pendidikan maka akan banyak
potensi yang bisa dikembangkan oleh peserta didik
Permainan tradisional memiliki berbagai jenis macam permainan, mulai dari
permainan yang mengadu kekompakan, permainan yang mengadu kecerdasan, hingga
permainan yang mengadu kreativitas anak ada di permainan tradisional. Maka dari itu
tidak akan bisa menyebutkan permainan tradisi yang ada diIndonesia karena disetiap
tempat diIndonesia selalu memiliki permainan tradisional
Beberapa contoh permainan yang bisa dibawah kesekolah adalah dakon, gobak
sodor, petak umpet, layang-layang, bermain gundu, dan masih banyak lagi tentang
permainan tradisi.adalah permainan yang dimainkan dua orang, alat yang digunakan dari
kayu atau plastik berbentuk mirip perahu yang dibagi menjadi dua sisi dan selalu ada
lubang, sementara di dua ujungnya juga dikasih lubang yang menjadi lubang induk dalam
permainan tersebut. Permainan congklak ini adalah permainan yang sangat bermanfaat
untuk melatih konsentrasi, sportifitas sang anak, dan berhitung.
Gobak Sodor adalah permainan yang dilakukan beregu sebanyak 3-5 orang
perkelompok, dimainkan dalam lapangan berbentuk persegi panjang dan dikasih garis-
gris, dan tujuan permainan ini adalah untuk menjaga lawan agar tidak bisa melewati
lapangan permainan secara berkelompok. Permainan ini sangat berguna untuk melatih
kekompakan, sportifitas, kecerdasan, dan kecerdikan.
Sekarang mari kita bawah permainan ini kedalam dunia pendidikan. Peserta
gobak sodor harus melewati lawan bolak balik. Pada putaran pertama sebagai seorang
pendidik bisa memodifikasi permainan tersebut dengan memberikan soal-soal atau
pengetahuan baru. Sehingga siapapun peserta yang dapat melewati tahap pertama kan
mendapat ilmu atau pengetahuan baru. Cara ini menjadikan anak anak akan tertantang
untuk melewati dan menjawab persoalan dengan senang.
Petak Umpet adalah permainan yang dilakukan harus lebih dari satu orang yang
dimainkan dimana saja dengan ada satu tempat atau satu petak yang dijaga oleh pemain
yang menjadi penjaga dan harus bisa menemukan pemain yang lain sebelum pemain yang
lain bisa sampai petak yang dijaga tersebut. Permainan ini sangat bermanfaat untuk
melatih kecepatan, konsentrasi, daya ingat, dan kecerdikan.
Permainan ini bisa dikembangkan dengan cara sang penjaga wajib menyiapakan
soal untuk pemain yang ditemukan, dan pemain yang telah ditemukan wajib menjawab
soal yang telah diberikan oleh sang penjaga. Ini mengajarkan peserta didik untuk
membuat pertanyaan dan mengetahui jawaban dari soal tersebut.
Layang-layang adalah permainan permainan yang dilakukan ditempat yang harus
luas dan bisa dilakukan sendiri. Permainan ini sangt berguna untuk melatih kreativitas
dalam pembuatanya, melatih kesabaran, dan melatih usaha keras untuk menerbangkanya.
Bermain Gundu (kelereng) adalah permainan yang dilakukan harus lebih dari satu orang
dan dimainkan di tempat yang memiliki halaman atau bertanah. Permainan ini sangat bisa
untuk melatih kecerdasan, melatih ketajaman dan melatih konsentrasi serta emosi.
Permainan layang-layang bisa digunakan untuk memehamkan anak-anak dalam
penghitung bagian. Ini bisa dilakukan dimana anak-anak diminta untuk membuat layang-
layang dengan membagi bagian kertasnya dengan beberapa warnah ayang berbeda,
seperti contoh 2/3 bagian layang. Untuk dua bagian diberi warna kuning dan 3 bagian
diberi warna merah. Dengan begini anak akan memahami pembagian bilangan.
Permainan tradisional yang ada dan sering dimainkan oleh anak-anak dari kurun
waktu ke waktu, dan merupakan permainan tradisi yang memang sangat berguna untuk
perkembangan di masa usia kanak-kanak. Dan betapa sangat di sayangkan permainan
tradisional telah jarang dimainkan oleh peserta didik di sekolah dasar bahwkan banyak
dari peserta didik tidak tahu akan permainan tersebut. Kak Seto seorang pegiat anak
mengatakan bahwa 70% anak usia sekolah dasar tidak mengenal permainan tradisional
asli Indonesia padahal permainan asli Indonesia bisa dikembangkan untuk penimgkatan
mutu pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai