Ngapaina Terus Belajar Kalau Bermain Bikin Cerdas, Kretif dan Menyenangkan
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang senantiasa dilakukan di sekolah
tidak terkecuali di sekolah dasar disamping sisi masa sekolah di sekolah dasar adalah masa dimana dunia mereka untuk bermain. Bermain merupakan kegiatan yang paling disenangi oleh anak bahkan anak bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk bermain. Merupakan salah satu cara efektif untuk memasukkan pendidikan kepada anak di usia dini adalah dengan cara memasuki dunia anak-anak dengan bermain dengan cara memasuki dunia mereka kita bisa mempengaruhi, memotivasi dan memberikan inspirasi kepada anak di usia sekolah. Kegiatan belajar merupakan inti dari keseluruhan program pendidikan di sekolah. Di Sekolah Dasar kegiatan belajar mengajar ditekankan pada pembinaan pembelajaran membaca, menulis, dan berhuting. Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa kemampuan membaca, menulis dan menghitung merupakan tiga kemampuan dasar yang pertam kali harus diperkenalkan dan ditanamkan kepada siswa sekolah dasar, sehingga untuk selanjutnya dapat mengikuti proses pembelajaran yang lebih praktis dan nyata (Ibrahim Bafadal, 2006:21) Salah satu kriteria guru yang baik dalam kegiatan pembelajaran adalah jika guru itu dapat mengenal dan memahami krakteristik peserta didiknya. Krakteristik perkembangan pada siswa SD dapat pula dilihat pada tahap perkembangan kognitif. Dalam hal ini, ada empat tahapan perkembangan kognitif anak yaitu tahap sensorimotor (usia 0-2 th), pra-operasional (usia 2 th- 7 th), perasional konkret (usia 7-11 th), dan operasional formal (usia 11-dewasa). Adapun anak usia SD masuk pada tahap operasional konkret dimana anak sudah bisa bernalar secara konkret dan mampu mengklasifikasi objek ke dalam kelompok yang berbeda-beda. Demikian juga menurut Piagetian, bahwa tahap operational konkret dimulai dari sekitar umur 7-11 tahun, secara pemikiran bahwa anak diusia tersebut mencakup penggunaan operasi, penalaran logika menggantikan penalaran intuitif, tatapi dalam situasi konkret (Santrock, 2008: 42) Saat ini terjadi pergeseran pola bermain anak dari bermain secara kolektif, bermain aktif, bermain yang melibatkan semua indra anak kiri bergeser dengan permainan baru yang menggunakan HP atau gadget. HP atau gadget seperti halnya keping uang yang memiliki dua muka, satu muka positif satu muka negative. HP atau gadget telah menjangkit disemua kalangan mulai dari yang tua bahkan yang anak kecilpun tidak bisa lepas dari HP atau gadget. Kalau yang dewasa saja terkena dampak negative dari HP atau gadget, sekarang bagaimana dengan anak kecil yang secara pemikiran belum mampu secara optimal memilah dan memilih dampak positif atau dampak negative dari HP atau gadget. Dengan mengembalikan pada masa yang sesuai dengan umur anak di sekolah dasar yaitu masa bermain sebaiknya kita sebagai pendidik atau orang tua mampu menghadirkan permainan dalam kehidupan anak, dalam keseharian mereka. Apalagi sebagai seorang pendidik sejatinya seorang pendidik mampu memberikan suasana yang senang dalam belajar, memberikan, menyampaikan bahan ajar kepada siswa dan salah satu cara yang efektif dan menyenangkan dalam menyampaikan bahan ajar adalah dengan cara bermain. Dunia anak adalah dunia bermain, dengan bermain akan banyak manfaat yang didapatkan adalah kita mampu memasukkan bahan ajar kedalam permainan dengan menyenangkan, menjadikan individu social yang bisa bekerjasama dengan baik, mengajarkan sportivitas, Indonesaia yang terkenal dengan ragam suku, agama, ras dan budaya yang berbeda beda menjadikan Indonesia kaya akan bentuk permainan. Hampir setiap daerah memiliki bentuk permainan yang berbeda dan setiap permainan memiliki filosofi yang berbeda pula. Jika setiap pendidik bisa mngejarkan dan menerapkan permainan baik permianan moderenn terlebih lebih permainan kedunia pendidikan maka akan banyak potensi yang bisa dikembangkan oleh peserta didik Permainan tradisional memiliki berbagai jenis macam permainan, mulai dari permainan yang mengadu kekompakan, permainan yang mengadu kecerdasan, hingga permainan yang mengadu kreativitas anak ada di permainan tradisional. Maka dari itu tidak akan bisa menyebutkan permainan tradisi yang ada diIndonesia karena disetiap tempat diIndonesia selalu memiliki permainan tradisional Beberapa contoh permainan yang bisa dibawah kesekolah adalah dakon, gobak sodor, petak umpet, layang-layang, bermain gundu, dan masih banyak lagi tentang permainan tradisi.adalah permainan yang dimainkan dua orang, alat yang digunakan dari kayu atau plastik berbentuk mirip perahu yang dibagi menjadi dua sisi dan selalu ada lubang, sementara di dua ujungnya juga dikasih lubang yang menjadi lubang induk dalam permainan tersebut. Permainan congklak ini adalah permainan yang sangat bermanfaat untuk melatih konsentrasi, sportifitas sang anak, dan berhitung. Gobak Sodor adalah permainan yang dilakukan beregu sebanyak 3-5 orang perkelompok, dimainkan dalam lapangan berbentuk persegi panjang dan dikasih garis- gris, dan tujuan permainan ini adalah untuk menjaga lawan agar tidak bisa melewati lapangan permainan secara berkelompok. Permainan ini sangat berguna untuk melatih kekompakan, sportifitas, kecerdasan, dan kecerdikan. Sekarang mari kita bawah permainan ini kedalam dunia pendidikan. Peserta gobak sodor harus melewati lawan bolak balik. Pada putaran pertama sebagai seorang pendidik bisa memodifikasi permainan tersebut dengan memberikan soal-soal atau pengetahuan baru. Sehingga siapapun peserta yang dapat melewati tahap pertama kan mendapat ilmu atau pengetahuan baru. Cara ini menjadikan anak anak akan tertantang untuk melewati dan menjawab persoalan dengan senang. Petak Umpet adalah permainan yang dilakukan harus lebih dari satu orang yang dimainkan dimana saja dengan ada satu tempat atau satu petak yang dijaga oleh pemain yang menjadi penjaga dan harus bisa menemukan pemain yang lain sebelum pemain yang lain bisa sampai petak yang dijaga tersebut. Permainan ini sangat bermanfaat untuk melatih kecepatan, konsentrasi, daya ingat, dan kecerdikan. Permainan ini bisa dikembangkan dengan cara sang penjaga wajib menyiapakan soal untuk pemain yang ditemukan, dan pemain yang telah ditemukan wajib menjawab soal yang telah diberikan oleh sang penjaga. Ini mengajarkan peserta didik untuk membuat pertanyaan dan mengetahui jawaban dari soal tersebut. Layang-layang adalah permainan permainan yang dilakukan ditempat yang harus luas dan bisa dilakukan sendiri. Permainan ini sangt berguna untuk melatih kreativitas dalam pembuatanya, melatih kesabaran, dan melatih usaha keras untuk menerbangkanya. Bermain Gundu (kelereng) adalah permainan yang dilakukan harus lebih dari satu orang dan dimainkan di tempat yang memiliki halaman atau bertanah. Permainan ini sangat bisa untuk melatih kecerdasan, melatih ketajaman dan melatih konsentrasi serta emosi. Permainan layang-layang bisa digunakan untuk memehamkan anak-anak dalam penghitung bagian. Ini bisa dilakukan dimana anak-anak diminta untuk membuat layang- layang dengan membagi bagian kertasnya dengan beberapa warnah ayang berbeda, seperti contoh 2/3 bagian layang. Untuk dua bagian diberi warna kuning dan 3 bagian diberi warna merah. Dengan begini anak akan memahami pembagian bilangan. Permainan tradisional yang ada dan sering dimainkan oleh anak-anak dari kurun waktu ke waktu, dan merupakan permainan tradisi yang memang sangat berguna untuk perkembangan di masa usia kanak-kanak. Dan betapa sangat di sayangkan permainan tradisional telah jarang dimainkan oleh peserta didik di sekolah dasar bahwkan banyak dari peserta didik tidak tahu akan permainan tersebut. Kak Seto seorang pegiat anak mengatakan bahwa 70% anak usia sekolah dasar tidak mengenal permainan tradisional asli Indonesia padahal permainan asli Indonesia bisa dikembangkan untuk penimgkatan mutu pendidikan.