Anda di halaman 1dari 2

Prolog

Senja selalu mengingatkanku tentang dirimu

Saat bagaimana hadirmu bisa terasa begitu berarti

Meski hanya sesaat namun mampu membuatku rindu

Rindu akan dirimu yang bersinar hangat bagai ilusi

Cahaya jingga membentang luas sejauh mata memandang, desiran ombak


pantai menyapu lembut pasir dan kerang-kerang yang indah. Tak lama lagi sang
mentari akan tenggelam dalam lautan cahaya jingga dan meninggalkan kegelapan.
Kegelapan yang akan menimbulkan rasa dingin dan sepi. Pemandangan ini sudah
tidak terasa asing lagi bagi Resyiela, seorang gadis pengagum sejati senja. Senja
selalu menjadi saat yang paling ia nantikan juga ia mimpikan, dan senja di mimpinya
entah kenapa bisa begitu terasa nyata dan senja yang ia saksikan dengan nyata
entah kenapa seolah terasa mimpi.

Resyiela tak ingin mengalihkan pandangannya sedetik pun dari


pemandangan senja yang berlangsung sangat singkat namun penuh kesan itu,
mimpi atau bukan ia sudah merasa tidak terlalu menghiraukannya, senja selalu bisa
membuatnya bahagia dan ia sangat menyukai senja. Sampai sebuah suara lembut
yang ia dengar mampu membuatnya menoleh dan berpaling dari senja, astaga yang
benar saja apakah dia nyata?

Resyiela mencoba menyipitkan matanya untuk bisa melihat lebih jelas dan
memastikan bahwa seseorang yang baru saja dia lihat ini benar-benar nyata. Kini ia
mencoba mengalihkan kembali perhatiannya pada sang mentari yang telah
terbenam dan lantas suasana sekelilingnya berubah gelap berganti malam. Ia
kembali memandang seorang anak laki-laki yang ada di hadapannya sambil
bertanya tanya dalam hati, bagaimana bisa dia bersinar begitu seolah olah dia
adalah bintang yang jatuh.

Anda mungkin juga menyukai