Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja di filosofi kan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja
pada khususnya dan pada umumnya sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan
guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja menurut American Society of safety and engineering
ketiga diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis
kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dari situasi kerja.

Berbagai aktivitas atau kegiatan masyarakat baik yang disadari maupun tidak disadari
dapat menimbulkan sumber kebisingan dengan intensitas yang berbeda-beda seiring
dengan perkembangan zaman atau di era globalisasi teknologi di bidang industri
semakin canggih dan berkembang secara karena diakibatkan oleh kebutuhan masyarakat
yang semakin meningkat manusia membutuhkan industri untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya kebanyakan aktivitas dalam suatu industri terutama proses produksi dapat
menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu masyarakat dan pekerja yang
terpapar dengan sumber kebisingan secara khusus maupun masyarakat sekitarnya secara
umum.

Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang berbeda-beda
dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi kemampuan manusia manusia
akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan mencapai hasil yang optimal
apabila lingkungan kerja yang mendukung salah satu aspek yang mendukung dalam
lingkungan kerja adalah penerapan yang baik beberapa tempat kerja telah membuktikan
bahwa penerangan memberikan dampak positif seperti peningkatan produksi yang
maksimal Tersedianya barang dan jasa serta perluasan lingkungan kerja penerapan
penerangan yang baik yaitu penerangan yang memungkinkan objek dapat terlihat
dengan jelas cepat dan tanpa upaya tidak perlu penerangan yang buruk yaitu penerangan
dimana objek yang dikerjakan Tidak dapat terlihat dengan jelas dan memungkinkan
dibantu oleh alat bantu penglihatan.

Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat sehingga peralatan sudah menjadi
kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan peralatan dan teknologi merupakan
penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis
pekerjaan dampak negatif akan timbul apabila kurang waspada bahaya potensial yang
mungkin dapat terjadi berbagai resiko tersebut adalah memungkinkan terjadinya
penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebabkan cacat
maupun kematian.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam
operasional di tempat kerja berkembangnya industrialisasi di Indonesia membuat
timbulnya berbagai dampak baik bagi tenaga kerja maupun pada masyarakat di
lingkungan sekitar dampak yang ditimbulkan salah satunya adalah penyakit akibat kerja
penyakit akibat kerja dapat digolongkan dengan berbagai beberapa jenis yaitu fisik
kimia fisiologis dan psikologis kebisingan yang termasuk dalam golongan fisik dapat
menyebabkan gangguan pendengaran atau tuli.

Kebisingan yang merupakan unsur berbahaya adalah semua suara yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat produksi dan alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran pencahayaan merupakan salah satu
faktor untuk mendapat keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat
dengan produktivitas manusia pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat
melihat objek yang dikerjakan secara jelas dan cepat.

Pencahayaan ruangan khususnya di tempat kerja yang kurang memenuhi persyaratan


tertentu dapat memper buruk penglihatan karena di tempat kerja yang kurang memenuhi
persyaratan tertentu dapat memper buruk penglihatan karena jika pencahayaan terlalu
besar atau lebih kecil Pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang diterima
oleh mata pupil akan mengecil jika menerima cahaya yang besar dan sebaliknya
sebaiknya hal ini merupakan salah satu penyebab mata cepat lelah.

Pengukuran di Bandar Udara perlu dilakukan karena keselamatan dan kesehatan kerja
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan di Bandar Udara contohnya mengenai
kebisingan dan pencahayaan karena menurut peraturan yang berkaitan mengenai
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi di lingkungan kerja kesehatan dan keselamatan di
lingkungan kerja harus terjamin dan telah diatur batasan-batasan mengenai nilai yang
membatasi di sekitar lingkungan kerja pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui
intensitas kebisingan dan dampak terjadi terhadap kesehatan pekerja terutama pada
indra pendengaran dilakukan pula pengukuran intensitas pencahayaan untuk mengetahui
dampak penjajahan yang cukup belum mencukupi dan yang yang melebihi nilai ambang
batas terhadap kesehatan indera penglihatan pekerja.

Pengukuran di PLTD perlu dilakukan untuk mengetahui dampak terhadap pekerja yang
terpapar langsung dari kebisingan yang berasal dari mesin dalam kurun waktu tertentu
dan mengetahui Penanganannya mengenai alat pelindung diri pengukuran intensitas
pencahayaan perlu dilakukan agar dalam menjalankan pekerjaan dengan ketelitian yang
tinggi diperlukan pencahayaan yang cukup agar tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan pekerjaan dampak yang dapat ditimbulkan dari kurangnya intensitas
pencahayaan atau lebihnya intensitas kebisingan dapat berakibat fatal bagi perusahaan.

Oleh karena itu praktikum keselamatan kesehatan kerja K3 dilaksanakan agar praktikan
dapat mengetahui intensitas kebisingan dan intensitas pencahayaan pada ruang kerja
yang terdapat di di PLTD Karang asam Samarinda Bandar Udara internasional Aji
Pangeran Tumenggung Pranoto Samarinda dan PT United Tractor serta mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kebisingan dan upaya pengendalian terhadap
intensitas pencahayaan serta dampak yang ditimbulkan.
1.2 Tujuan Praktikum

A. Mengetahui nilai minimum dan maksimum serta hasil pengukuran tingkat


kebisingan dan perbandingannya terhadap Nabi pada PLTD Karang asam
Samarinda Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto
Samarinda dan PT United Traktor Samarinda.

B. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebisingan pada PLTD Karang asam


Samarinda Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto
Samarinda dan PT United Traktor Samarinda

C. Mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat kebisingan serta penanggulangan yang


dapat dilakukan pada PLTD Karang asam Bandar Udara Internasional Aji Pangeran
Tumenggung Pranoto Samarinda dan PT United Tractor Samarinda

D. Mengetahui hasil pengukuran tingkat pencahayaan dan perbandingan yang terhadap


NAB pada PLTD Karang asam Samarinda Bandar Udara Internasional Aji Pangeran
Tumenggung Pranoto Samarinda dan PT United Tractor Samarinda

E. Mengetahui pengendalian dan pengelolaan terhadap dengan sistem pencahayaan


pada PLTD Karang asam Samarinda Bandar Udara Internasional Aji Pangeran
Tumenggung Pranoto Samarinda dan United Tractor Samarinda.

F. Mengetahui faktor yang mempengaruhi intensitas pencahayaan pada PLTD Karang


asam Samarinda, Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto
Samarinda dan PT United Tractor Samarinda
1.3 Prinsip Praktikum

1.3.1 Prinsip Praktikum Kebisingan

Prinsip pengukuran intensitas kebisingan adalah dilakukan pengukuran dengan alat


Sound Level Meter alat diarahkan ke sumber kebisingan yang akan diukur kemudian
gelombang suara yang ditangkap oleh sensor hasil dari gelombang suara tersebut akan
ditampilkan pada monitor pengukur intensitas kebisingan yang dilakukan selama 10
menit dan dicatat setiap 5 detik sekali pada tabel pengukuran data yang didapatkan ada
sebanyak 120 data intensitas kebisingan dari data tersebut kemudian diolah melalui
perhitungan agar didapatkan hasil intensitas kebisingan rata-rata

1.3.2 Prinsip Praktikum Pencahayaan

Prinsip pengukuran intensitas pencahayaan adalah melakukan pengukuran dengan


menggunakan alat lux meter prinsipnya sebelum digunakan meter dikali kalibrasi
terlebih dahulu sehingga stabil kemudian m diletakkan setinggi perut dan sensor
diarahkan ke sumber cahaya ditunggu hingga angka yang ditampilkan mengatur stabil
selama beberapa detik pengukuran yang dilakukan sebanyak 5 kali pada titik yang
berbeda-beda setiap titik dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali hasil yang didapatkan
dicatat pada tabel pengukuran data-data tersebut selanjutnya diolah melalui perhitungan
agar mendapatkan intensitas pencahayaan data rata-rata.
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum

3.1.1 PLTD Karang Asam Samarinda

3.1.1.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum Kebisingan pada PLTD Karang
Asam Samarinda
Waktu pelaksanaan praktikum keselamatan kesehatan kerja K3 tentang pengukuran
intensitas kebisingan dilakukan pada hari Jumat 18 Oktober 2019 pada pukul 13.30-
17.30 WITA tempat pelaksanaan praktikum keselamatan kesehatan kerja K3 tentang
pengukuran intensitas kebisingan dilakukan di PT PLN persero sektor pembangkit
Mahakam mengenai unit layanan PLTD, Karang asam, Samarinda, Jalan tengkawang
No. 1 Karanganyar, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda Kalimantan Timur.

3.1.1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum Pencahayaan pada PLTD Karang
Asam Samarinda

Praktikum keselamatan kesehatan kerja K3 tentang pengukuran intensitas pencahayaan


dilaksanakan pada hari Jumat 18 Oktober 2019 pada pukul jam 13.30-15.30 WITA
tempat pelaksanaan praktikum pencahayaan dilaksanakan di ruang kantor pembangkit
listrik tenaga diesel Karang asam PT PLN persero sektor Mahakam Jalan tengkawang
nomor 1 Karanganyar Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda Kalimantan Timur

3.1.2 Bandara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Samarinda

3.1.2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum Kebisingan Pada Bandar Udara
Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Samarinda
Waktu pelaksanaan praktikum keselamatan kesehatan kerja K3 tentang pengukuran
intensitas kebisingan yang dilakukan pada hari Jumat 25 Oktober 2019 pada pukul
12.00-18.30 WITA tempat pelaksanaan praktikum keselamatan dilakukan di ruang
PKP-PK Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Samarinda
Jalan Poros Samarinda Bontang, Kecamatan Sungai Siring, Samarinda, Kalimantan
Timur.

3.1.2.2 waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum encahayaan pada Bandar Udara
Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Samarinda
Waktu pelaksanaan praktikum keselamatan kesehatan kerja K3 mengenai pengukuran
intensitas pencahayaan dilakukan pada hari Jumat 25 Oktober 2019 pada pukul 15.00
sampai 16.00 WITA tempat pelaksanaan praktikum dilakukan di Bandar Udara
Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Jalan Poros Samarinda-Bontang,
Kecamatan Sungai Siring, Samarinda, Kalimantan Timur.

3.1.3 PT United Tractor Samarinda

3.1.3.1 waktu dan tempat pelaksanaan praktikum kebisingan pada PT United Tractor
Samarinda
3.1.3.2 waktu dan tempat pelaksanaan praktikum pencahayaan pada PT United Tractor
Samarinda

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 alat dan bahan pengukuran kebisingan
3.2.1.1 Alat
a. Sound level meter luxron sl-4011
b. sepatu safety
c. Safety vest
d. Earmuff atau earplug
e. Stopwatch
f. helm safety
g. meteran 50 meter
h. Kamera
i. Kalkulator
j. Payung
k. Papan scanner

3.2.1.2 Bahan
a. alat tulis
b. Baterai
c. form data pengukuran
d. modul K3

Anda mungkin juga menyukai