Anda di halaman 1dari 24

Diagnosa

1. Kategori : Fisiologis
a. Subkategori : Respirasi
b. Diagnosis : Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
2. Kategori : Fisiologis
a. Subkategori : Respirasi
b. Dianosis : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif(D.0001)
3. Kategori : Psikologis
a. Subkategori : Nutrisi Dan Cairan
b. Diagnosa : Defisit Nutrisi (D.0019)
4. Kategori : Psikologis
a. Subkategori : Aktivitas / Istirahat
b. Diagnosa : Intoleransi Aktivitas (D.0056)
5. Kategori : Lingkungan
a. Subkategori : Keamanan Dan Proteksi
b. Diagnosa : Hipertermia (D.0130)
Tabel PES

Etiologi
Problem Symptom

Ds: Gangguan
- Klien mengeluh sesak Pertukaran Gas
Do : (D.0003)
- PCO2= 48
- HR = 100
- PH = 7,20
Ds: Bersihan Jalan
- Napas Tidak
Do: Efektif(D.0001)
- Batuk Berdahak
- Mengi

Ds: Defisit Nutrisi


- (D.0019)
Do:
- BB Turun Dari 78
Jadi 55
Ds: Intoleransi
- Aktivitas
Do: (D.0056)
- TD 140/100 mmHg

Ds: Hipertermia
- (D.0130)
Do:
- Suhu Tubuh = 39oC
3.1 Intervensi

No
SDKI SLKI SIKI Rasional
.
Status Nutrisi (L.03030) Menejemen Nutrisi (I.) Observasi
Definisi : Definisi : - Status nutrisi merupakan
Keadekuatan asupan nutrisi untuk Mengidentifikasidan mengelola hasil keseimbangan antara
memenuhi kebutuhan metabolisme. asupan nutrisi yang seimbang zat-zat gizi yang masuk
dalam tubuh dan
Kriteria Hasil : Tindakan : penggunaannya sehingga
1. Setelah dilakukan tindakan Observasi perlu adanya dilakukan
keperawatan selama 1x24 - Identifikasi status nutrisi pengidentifikasi status
jam masalah defisit nutrisi - Identifikasi alergi dan nutrisi klien untuk menjaga
teratasi dengan indicator : intoleransi makanan keseimbangan zat gizi dalam
1. Kekuatan otot mengunyah tubuh pasien.
- Identifikasi makanan yang
cukup meningkat - Alergi makanan merupakan
disukai
2. Kekuatan otot menelan reaksi alergi terhadap
- Monitor asupan makanan
cukup meningkat makanan tertentu umumnya
- Monitor berat badan
3. Serum albumin cukup dari protein yang ada dalam
meningkat Terapeutik
makanan sedangkan
4. Perasaan cepat kenyang - Lakukan oral hygiene
intoleransi makanan
sedang sebelum makan, jika perlu
merupakan reaksi negatif
5. Nyeri abdomen cukup - Sajikan makanan secara dari sistem pencernaan
menurun menarik dan suhu yang terhadap makanan yang
6. Sariawan cukup menurun sesuai tidak ada kaitannya dengan
7. Rambut rontok menurun - Berikan makanan tinggi antibodi. Sehingga perawat
8. Diare cukup menurun kalori dan tinggi protein harus mengidentifikasi
9. Berat badan cukup membaik Edukasi adanya alergi dan intoleransi
pasien terhadap makanan
- Anjurkan posisi duduk,
tertentu untuk membantu
jika mampu
keefektifan dalam
Kolaborasi
pemberian tindakan.
- Kolaborasi pemberian
- Perawat harus
medikasi sebelum makan
mengidentifikasi makanan
(mis. pereda nyeri,
yang disukai oleh pasien
antiemetik), jika perlu
untuk dapat membantu
- Kolaborasi dengan ahli gizi
menambah nafsu makan si
untuk menentukan jumlah
pasien.
kalori dan jenis nutrien
- Perawat harus memantau
yang dibutuhhkan, jika
asupan makanan yang
perlu
dikonsumsi oleh pasien
Promosi berat badan
untuk dapat menjaga
( I.03136)
keseimbangan nutrisi
Definisi didalam tubuh pasien.
Memfasilitasi peningkatan berat - Memantau berat badan
badan pasien merupakan salah satu
Tindaakan cara untuk dapat mengetahui
Observasi ada atau tidaknya
- Identifikasi kemungkinan peningkatan berat badan
BB berkurang. pasien setelah diberikan
- Monitor berat badan protein dan nutrisi.
- Monitor jumlah kalori Terapeutik
yang dikonsumsi sehari- - Oral hygiene adalah
hari melakukan kebersihan
Terapeutik rongga mulut, lidah, dari
- Sediakan makanan yang semua kotoran/sisa makanan
tepat sesuai dengan kondisi dengan menggunakan kain
pasien (mis. Makanan kasa atau kapas yang
dengan tekstur halus, dibasahi dengan air bersih.
makanan yang diblender,
- Penyajian makanan yang
makanan cair yang
menarik dan sesuai dengan
diberikan melalui NGT
keinginan pasien dapat
atau Gastrostomi, total
membuat pasien berselera
parenteral nutrition sesuai
untuk makan dan dapat
indikasi)
- Hidangkan makanan secara menambah nafsu makan dari
menarik pasien tersebut.
- Berikan suplemen, jika - Makanan yang tinggi kalori
perlu dan protein merupakan
- Berikan pujian pada pasien sumber tenaga bagi tubuh
atau keluarga untuk sehingga perawat perlu
peningkatan yang dicapai untuk memberikan makanan
Edukasi yang tinggi kalori dan
- Jelaskan jenis makanan protein pada pasien.
yang bergizi tinggi (namun Edukasi
tetap terjangkau) - Jikapasien mampu untuk
- Jelaskan peningkatan makan dalam keadaan duduk
asupan kalori yang sebaiknya pasien dianjurkan
dibutuhkan untuk duduk karena banyak
manfaat yang akan
didapatkan ketika makan
dengan duduk salah satunya
adalah untuk membantu
kerja otot perut sehingga
dapat menjaga sistem
pencernaan bekerja dengan
maksimal.
Kolaborasi
- Pemberian medikasi adalah
pemberian zat/obat yang
bertujuan untuk diagnosis,
pengobatan, terapi, atau
pereda gejala atau untuk
pencegahan penyakit.
Sehingga pemberian
medikasi sebelum makan
pada pasien itu diterapkan
jika diperlukan adanya
pemberian obat tambahan.
- Ahli gizi adalah tenaga
spesialis yang bertugas
memberikan saran dan
informasi kepada pasien
tentang penatalaksanaa gizi
dan masalah kesehatan yang
terkait gizi dan nutrisi
sehingga perawat harus
berkolaborasi dengan ahli
gizi untuk dapat
memberikan asupan
makanan yang bergizi dan
bernutrisi kepada pasien
sesuai dengan kebutuhan
pasien itu sendiri.
Intoleran Aktivitas (D.) 1. Toleransi Aktivitas (L.05047) Manajemen Energi (I.05178) 1. Manajemen Energi (I.05178)
Kategori : Fisiologis Definisi Definisi Observasi
Subkategori : Aktivitas/istirahat Respon fisiologis terhadap aktivitas Mengidentifikasi dan mengelola - Gangguan kesehatan mental
Definisi : yang membutuhkan tenaga. penggunaan energi untuk dapat menyebabkan
Ketidakcukupan energi untuk Kriteria hasil : mengatasi atau mencegah kelelahan dan salah satu dari
melakukan aktivitas sehari-hari. setelah di lakukan tindakan kelelahan dan mengoptimalkan gangguan kesehatan mental
Penyebab : keperawatan selama 3x24 jam proses pemulihan. berupa pola dan jalan tidur
1. Ketidakseimbangan antara masalah Toleransi Terhadap Tindakan mencakup kelatenan tidur,
suplai dan kebutuhan Aktivitas dapat teratasi dengan Observasi terbangun pada dini hari dan
oksigen. indikator : - Identifikasi gangguan peningkatan jumlah tidur
2. Tirah baring 1. Keluhan lelah cukup fungsi tubuh yang siang.
3. kelemahan. menurun mengakibatkan kelelahan Terapeutik
4. Imobilitas 2. Dispnea saat aktivitas cukup - Monitor pola dan jalan - Lingkungan yang nyaman
5. Gaya hidup monoton menurun tidur akan mendukung pasien
Gejala dan Tanda mayor 3. Dispnea setelah aktivitas Terapeutik untuk meningkatkan
Subjektif menurun. - Sediakan lingkungan yang seseorang bisa
1. Mengeluh lelah 4. Sianosis menurun nyaman dan rendah memanajemen energinya
Objektif 5. EKG Iskemia menurun stimulus (mis. Cahaya, dan dapat membantu
1. Frekuensi jantung 6. Tekanan darah sedang suara, kunjungan) pengalihan atau menjauhi
meningkat >20% dari - Berikan aktivitas distraksi perhatian terhadap sesuatu
kondisi istirahat. yang menyenangkan yang sedang dihadapi.
Gejala dan Tanda minor Edukasi Edukasi
Subjektif - Anjurkan melakukan - Aktivitas fisik dapat
1. Dipsnea saat/setelah aktivutas secara bertahap meningkatkan daya tahan
aktivitas - Ajarkan strategi coping tubuh terhadap penyakit
2. Merasa tidak nyaman unruk mengurangi infeksi, mengurangi strees
setelah beraktivitas kelelahan dan meningkatkan
3. Merasa lemah Kolaborasi produktivitas kerja dan di
Objektif - Kolaborasi dengan ahli gizi bantu dengan adanya
1. Tekanan darah berubah > tentang cara meningkatkan asupan Strategi koping. Dimana
dari 20% kondisi istrahat makanan. Strategi koping merupakan
2. Gambaran EKG menujukan suatu cara untuk mengatasi
aritmia saat/setelah atau mengendalikan situasi
aktivitas atau masalah yang dialami
3. Gambaran EKG dan dipandang sebagai
menunjukkan iskemia hambatan.
4. Sianosis
Kondisi klinis terkait Kolaborasi
1. Anemia - Agar pemenuhan pasien
2. Gagal jantung kongestif dapat terpenuhi sesuai energi
3. Penyakit jantung kororner yang dibutuhkan serta sesuai
4. Penyakit katup jantung juga dengan obat-obatan
5. Aritmia yang dikonsumsi pasien.
6. Penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK)
7. Gangguan metabolik
8. Gangguan muskuloskeletal
Nausea (D.) Tingkat Nausea 1 .Menejemen mual Menejemen mual :
Kategori :Psikologi Kriteria hasil: Observasi Observasi
Subkategori : Nyeri dan setelah dilakukan tindakan - identifikasi pengalaman - Mual psikologis terjadi
Kenyamanan keperawatan selama 1x24 jam mual sebelum kemoterapi mulai
Definisi masalah Nausea teratasi dengan Terapeutik secara umum tidak berespon
Perasaan tidak nyaman pada bagian indikator: - berikan makanan terhadap anti emetik.
belakang tenggorak atau lambung 1. perasaan asam dalam jumlah kecil Terapeutik
yang dapat mengakibatkan muntah. dimulut cukup dan menarik - Pasien dapat menerima
Penyebab menurun Edukasi makanan yang diberikan ahli
1. Gangguan biokimiawi 2. Sensasi panas cukup gizi meskipun makanan
- anjurkan istrahat dan tidur
(mis.uremia, ketoasidosis, menurun sedikit akan tetapi bergizi
yang cukup
diabetik) 3. Sensasi dingin serta menarik ketika dilihat.
Kolaborasi
2. Gangguan pada Esofagus sedang - pembrian anti emetik, jika Edukasi
3. Distensi lambung 4. Diaforesis cukup perlu - Istirahat adalah aktivitas dan
4. Iritasi lambung menurun 2.Menejmen Muntah bukan keadaan tidak
5. Gangguan pankreas 5. Takikardia cukup Observasi melakukan apa-apa.
6. Peregangan kapsul limpah menurun - periksa volume muntah Sedangkan tidur proses
7. Tumor terlokalisasi (mis. 6. Pucat cukup Terapeutik dimana mengembalikan
Neuroma akustik, tumor membaik energi yang hilang.
- kontrol faktor lingkungan
otak primer atau sekunder, 7. Dilatasi pupil cukup
penyebab muntah (mis. Kolaborasi
metastatis, tulang didasar membaik - Pemberian anti emetik
Bau tak sedap, suara)
tengkorak) 8. Jumlah saliva merupakan pemberian obat
Edukasi
8. Peningkatan tekanan membaik yang diberikan untuk
- anjurkan membawa
intraabdominal (mis. 9. Frekuensi menelan menghilangkan terjadinya
kantong plastik untuk
Keganasan intraabdomen) membaik mual.
menampung muntah
9. Peningkatan tekanan Menejemen muntah:
Kolaborasi
intrakranial Observasi
kolaborasi pemberian anti emetik
10. Peningkatan tekanan
jika perlu - untuk mengetahui jumlah,
intraorbital (mis. glaukoma)
kadar, dari muntah
11. Mabuk perjalanan
Terapeutik
12. Kehamilan
- Membantu pasien agar tidak
13. Aroma tidak sedap
kekurangan nutrisi
14. Rasa makanan/minuman
Edukasi
yang tidak enak
15. Stimulus penglihaan yang - Untuk mencegah tidak
tidak menyenangkan terjadinya refluks muntah
16. Faktor psikologis (mis. Kolaborasi
Kecemasan, ketakutan, - Untuk meminimalisirr
stress) terjadinya refluks
17. Efek agen farmakologis
18. Efek toksin
Gejala dan Tanda mayor
Subjektif
1. Mengeluh mual
2. Merasa ingin muntah
3. Tidak berminat makan
Objektif
(Tidak tersedia)
Gejala dan Tanda minor
Subjektif
1. Merasa asam dimulut
2. Sensasi panas/dingin
3. Sering menelan
Objektif
1. Saliva meningkat
2. Pucat
3. Diaforesis
4. Takikardi
5. Pupil dilatasi
Kondisi klinis terkait
1. Meningitis
2. Labiringitis
3. Uremia
4. Ketoasidosis diabetik
5. Ulkus peptikum
6. Penyakit esofagus
7. Tumor intraabdomen
8. Penyakit meniere
9. Nauroma akustik
10. Tumor otak
11. Kanker
12. Glaukoma
3.4 Implementasi dan Evaluasi

Hari/tangga
Diagnosa Implementasi Evaluasi
l
Defisit Nutrisi (D.00 Menejemen Nutrisi (I.) Subjektif : Pasien mengatakan
Definisi : demam yang ia rasakan sudah turun,
Mengidentifikasidan mengelola asupan
kondisi tubuhnya mulai fit meskipun
nutrisi yang seimbang
tetap sesekali merasakan lemah dan

Tindakan : keluhan gusi berdarah mulai


Observasi berkurang.
- Mengidentifikasi status nutrisi Objektif : setelah dilakukan
- Mengidentifikasi alergi dan intervensi pasien mulai dapat makan
intoleransi makanan meskipun tidak sampai dihabiskan
- Mengidentifikasi makanan yang karena kesulitan untuk menelan
disukai
masih dirasakan meskipun tidak
- Memonitor asupan makanan
separah sebelumnya. Selain itu berat
- Memonitor berat badan
badan pasien juga mulai naik kurang
Terapeutik
lebih 1 Kg. Hasil pemeriksaan Lab.
- Melakukan oral hygiene sebelum
Menunjukan bahwa setelah
makan, jika perlu
mendapatkan asupan cairan yang
- Menyajikan makanan secara cukup trombosit pasien mulai
menarik dan suhu yang sesuai meningkat.
- Memberikan makanan tinggi kalori Assessment : Kondisi pasien mulai
dan tinggi protein
menunjukan adanya perkembangan.
Edukasi
Planning : Lanjutkan intervensi.
- Menganjurkan posisi duduk, jika
a. Manajemen Nutrisi.
mampu
Kolaborasi b. Promosi berat badan.
- Berkolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
- Berkolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhhkan, jika perlu

Promosi berat badan


( I.03136)

Definisi
Memfasilitasi peningkatan berat badan
Tindaakan
Observasi
- Mengientifikasi kemungkinan BB
berkurang.
- Memonitor berat badan
- Memonitor jumlah kalori yang
Mengonsumsi sehari-hari
Terapeutik
- Menyediakan makanan yang tepat
sesuai dengan kondisi pasien (mis.
Makanan dengan tekstur halus,
makanan yang diblender, makanan
cair yang diberikan melalui NGT
atau Gastrostomi, total parenteral
nutrition sesuai indikasi)
- Menghidangkan makanan secara
menarik
- Memberikan suplemen, jika perlu
- Memberikan pujian pada pasien
atau keluarga untuk peningkatan
yang dicapai
Edukasi
- Menjelaskan jenis makanan yang
bergizi tinggi (namun tetap
terjangkau)
- Menjelaskan peningkatan asupan
kalori yang dibutuhkan
Intoleransi Aktivitas (D.00 Manajemen Energi (I.05178) Subjektif : Pasien mengatakan
Definisi sudah dapat melakukan aktivitas
Mengidentifikasi dan mengelola
meski hanya yang sederhana/ringan.
penggunaan energi untuk mengatasi atau
Objektif : setelah dilakukan
mencegah kelelahan dan mengoptimalkan
proses pemulihan. intervensi kadar Hb pasien mulai
Tindakan meningkat.
Observasi Assessment : Kondisi pasien mulai
- Mengidentifikasi gangguan fungsi menunjukan adanya perkembangan.
tubuh yang mengakibatkan
Planning : Lanjutkan intervensi.
kelelahan
a. Manajemen energy
- Memonitor pola dan jalan tidur
Terapeutik
- Menyediakan lingkungan yang
nyaman dan rendah stimulus (mis.
Cahaya, suara, kunjungan)
- Memberikan aktivitas distraksi
yang menyenangkan
Edukasi
- Menganjurkan melakukan
aktivutas secara bertahap
- Mengajarkan strategi coping unruk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Berkolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
Nausea (D.00 Menejemen mual Subjektif : Pasien mengatakan mual
Observasi muntah yang ia rasakan sudah
- Mengidentifikasi pengalaman mual berkurang meskipun sesekali tetap
Terapeutik
timbul.
- Memberikan makanandalam
Objektif : setelah dilakukan
jumlah kecil dan menarik
intervensi frekuensi mual muntah
Edukasi
- Menganjurkan istrahat dan tidur pasien berkurang
yang cukup Assessment : Kondisi pasien mulai
Kolaborasi menunjukan adanya perkembangan.
- Memberikan anti emetik, jika perlu Planning : Lanjutkan intervensi.
2.Menejmen Muntah a. Manajemen mual
Observasi b. manajemen muntah.
- Memeriksa volume muntah
Terapeutik
- Mengontrol faktor lingkungan
penyebab muntah (mis. Bau tak
sedap, suara)
Edukasi
- Menganjurkan membawa kantong
plastik untuk menampung muntah
Kolaborasi
- Berkolaborasi pemberian anti
emetik jika perlu
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang ditandai
dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel
leukemik. Salah satu manifestasi klinis dari leukemia adalah perdarahan yang disebabkan
oleh berbagai kelainan hemostasis. Kelainan hemostasis yang dapat terjadi pada leukemia
berupa trombositopenia, disfungsi trombosit, koagulasi intravaskuler diseminata, defek
protein koagulasi, fibrinolisis primer dan trombosis. Patogenesis dan patofosiologi
kelainan hemostasis pada leukemia tersebut terjadi dengan berbagai mekanisme.
(Rofinda, 2012).
Salah satu manifestasi klinis dari leukemia adalah perdarahan. Manifestasi perdarahan
yang paling sering ditemukan berupa ptekie, purpura atau ekimosis, yang terjadi pada 40
– 70% penderita leukemia akut pada saat didiagnosis. Lokasi perdarahan yang paling
sering adalah pada kulit, mata, membran mukosa hidung, ginggiva dan saluran cerna.
Perdarahan yang mengancam jiwa biasanya terjadi pada saluran cerna dan sistem saraf
pusat, selain itu juga pada paru, uterus dan ovarium. Manifestasi perdarahan ini muncul
sebagai akibat dari berbagai kelainan hemostasis. (Rofinda, 2012).

4.2 Saran
Dengan adanya PBLleukimia yang penulis buat ini semoga para pemabaca atau
masyarakat luas dapat menambah pemahaman serta mengetahui tanda dan gejala serta
pencegahan penyakit Leukimia. Karena kita ketahui bersama bahwa penyakit
Leukimiaitu dapat dialami oleh siapa saja dan sudah banyak kasus ini terjadi.
Sehingganya penulis berharap PBLLeukimiaini dapat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M. Dkk. 2016. Nursing Intervention Classification. Singapure: Elsevier
Global Rights

Fernandes A., 2019. Masalah Tidur Anak Dengan Leukemia Limfoblastik Akut Dalam
Menjalani Kemoterapi Fase Induksi. Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health
Journal) Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019. STIKes Perinti: Padang.

Lestari S.D ,dkk.,Analisis Potret Perawatan Paliatif Pasien Leukimia Anak Di Rsup
Sardjito.Pendidikan Matematika, Universitas PGRI Yogyakarta Jl. PGRI 1 No 117
Yogyakarta.

Moorhead, Sue. Dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification. Singapure: Elsevier Global
Rights

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, Jakarta: EGC

Permono, B. Urgrasena, S, dan IDG. (2010). Buku ajar Hematologi. Cetakan ke 3. Jakarta:
IDAL.

Rofinda, Zelly Dia. 2012. Kelainan Hemostasis pada Leukemia. Jurnal Kesehatan Andalas, 1
(2)

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan indikator
diagnositk. Jakarta Selatan: Dewan pengurus pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan tindakan
keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan pengurus pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luarani Keperawatan Indonesia Definisi dan kriteria
hasil keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan pengurus pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai