Anda di halaman 1dari 5

DINAMIKA KEPENDUDUKAN YANG DIPENGARUHI OLEH

PERKEMBANGAN SEKTOR ANDALAN BUMI MAJAPAHIT

Disusun Oleh:

Fendri Hisbullah Febrianto 08211740000001


Mayang Puspita Salim 08211740000006
Khairun Nisa Abdilla 08211740000027

Dosen Pembimbing:
ARWI YUDHI KOSWARA, ST., MT.

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2017
Dinamika Kependudukan yang Dipengaruhi Oleh Perkembangan
Sektor Andalan Bumi Majapahit
Indonesia merupakan negara ke – 4 dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia
setelah (China, India , dan Amerika Serikat). Hal tersebut mengindikasikan bahwa
pertumbuhan penduduk di Indonesia masih sangat tinggi. Pertumbuhan penduduk merupakan
salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi dan masalah kependudukan.
Pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa
faktor demografi , yaitu : mortalitas, fertilitas , dan migrasi . Jawa Timur merupakan salah
satu Provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang cukup tinggi sebesar
37.565.706 jiwa ( BPS Provinsi Jawa Timur, 2010 ), yang menyebabkan berbagai masalah
kependudukan. Salah satu Kabupaten yang memiliki permasalahan akibat dinamika
penduduk adalah Kabupaten Mojokerto.
Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu wilayah penyangga di wilayah
GERBANGKERTOSUSILA, khususnya pada sektor industri. Akan tetapi Kabupaten
Mojokerto juga memilki 2 sektor andalan lainnya disamping sektor industri yaitu, pertanian
dan perdagangan. Berikut adalah peran sektor industri , pertanian , perdagangan terhadap
PDRB Kabupaten Mojokerto (Sumber : BPS Jawa Timur 2015)

Dari data PDRB Kabupaten Mojokerto diatas dapat diketahui bahwa sektor yang
berperan dalam menyumbang pendapatan terbesar daerah adalah Sektor Pertanian dengan
jumlah 2.030.419,74 pada tahun 2015, Sektor Industri Pengolahan dengan jumlah
3.532.797,63 merupakan sektor kedua terbesar penyumbang PDRB Kabupaten Mojokerto. Di
ikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran menyumbang PDRB sebanyak
2.527.892,41.
Ketiga sektor tersebut sebenarnya dapat menimbulkan masalah kependudukan
ataupun mengatasi masalah kependudukan tergantung bagaimana masyarakat di Kabupaten
Mojokerto menyikapinya. Di Kabupaten Mojokerto sektor industri sangatlah berkembang
pesat baik sektor industri formal maupun informal. Jumlah perusahaan industri sedang dan
besar di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 mencapai 183 unit usaha yang terdiri dari 51
perusahaan industri besar dan 132 perusahaan industri sedang. Dan yang paling banyak
adalah usaha pada sub makanan, minuman dan tembakau yakni sebesar 39 perusahaan.
Penyerapan tenaga kerja pada sub makanan, minuman dan tembakau mencapai 7.529 orang.
Begitu pula pada perusahaan industri mikro, kecil, menengah, bahwa yang paling banyak
usaha pada sub makanan, minuman dan tembakau yaitu 1.802 unit. Penyerapan lapangan
pekerjaan pada usaha sub makanan,minuman dan tembakau sekitar 3.783 orang. Dari sektor
industri dapat diartikan bahwa banyaknya lapangan pekerjaan yang terbuka dapat menyerap
sekitar 11.312 tenaga kerja dan dapat dijadikan sebagai peluang untuk masyarakat Kabupaten
Mojokerto mencari lapangan pekerjaan pada sektor industri. Sehingga dengan kurangnya
angka pengangguran dengan banyaknya yang bekerja dapat mengurangi masalah kemiskinan
dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. ( BPS Kabupaten Mojokerto Dalam Angka
2015)
Kondisi geografis di Kabupaten Mojokerto tergolong subur sehingga dapat
mendorong peningkatan hasil produksi pertanian yang beraneka ragam dan nantinya akan
dijadikan input produksi sektor agroindustri. Komoditas yang ada di Kabupaten Mojokerto
adalah Padi, Jagung dan Ubi Jalar. Dengan berkembangnya agroindustri akan
mengoptimalkan fungsi kawasan pertanian,mengingkatkan produktivitas lahan pertanian dan
membuka lapangan pekerjaan sehingga perekonomian masyarakat juga baik dan pertumbuha
nekonomi akan sesuai dengan potensi daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Mojokerto.
Karena banyaknya peluang pekerjaan yang diakibatkan oleh ketiga sektor andalan
tersebut menyebabkan migrasi di Kabupaten Mojokerto sempat meningkat antara tahun 2011
sampai 2012,yaitu sebesar 6.718 jiwa menjadi 19.286 jiwa. ( BPS Kabupaten Mojokerto
dalam Angka 2014)
Selain migrasi faktor fertillitas juga merupakan dampak dari adanya ketiga sektor
unggulan tersebut sehingga mempengaruhi dinamika kependudukan di Kabupaten Mojokerto.
Angka fertilitas di Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2012 tingkat fertilitas di Kabupaten Mojokerto sebesar 23.582 jiwa dan pada tahun
2013 fertilitas penduduk sebesar 44.431 jiwa sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
Kabupaten Mojokerto mengalami fertlitas penduduk yang cukup tinggi yaitu sebesar 20.849
jiwa ( BPS Kabupaten Mojokerto ,2013 ). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas pada pekerja wanita di kabupaten Mojokerto
dengan variabel antara yaitu umur kawin pertama,hubungan antara usia kawin pertama istri
dengan fertilitas yakni, semakin rendah usia kawin pertama maka semakin tinggi tingkat
fertilitasnya. Usia kawin pertama istri yang berada pada kelompok umur antara 16-19 tahun
mempunyai rata-rata fertilitas yang paling tinggi yaitu sebesar 3 jiwa, sedangkan pada usia
kawin 28-30 memiliki rata-rata fertilitas 1 jiwa . Hal tersebut sesuai dengan penelitian Nur
Hamidah (2001) yang berjudul Hubungan Antara Faktor-Faktor Demografi dan Non
Demografi dengan Fertilitas Penduduk di Mojosari Kabupaten Mojokerto. menyatakan
bahwa perempuan yang menikah pada usia relatif muda (< 15 tahun) akan memunyai anak
relatif lebih banyak daripada mereka yang menikah pada usia lebih dewasa (20 tahun). Faktor
yang kedua adalah lama periode reproduksi, hubungan antara lama periode reproduksi
dengan fertilitas yakni semakin lama periode reproduksinya maka semakin tinggi fertilitas
begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Daldjoeni (dalam Hamidah 2001:16)
yang menyatakan terdapat kecenderungan bahwa pada waktu perkawinan yang lebih panjang,
rata-rata jumlah anak yang dilahirkan hidup lebih besar, sehingga dapat disimpulkan semakin
lama periode reproduksinya maka akan semakin besar kesempatan untuk memiliki banyak
anak. Ketiga adalah mortalitas, hubungan (korelasi) yang signifikan antara jumlah anak lahir
hidup terhadap mortalitas. Hal ini berarti semakin tinggi angka mortalitas bayi semakin tinggi
pula fertilitas. Hasil penelitian Lesmana (2010) juga memberikan fakta bahwa tingkat
mortalitas bayi mempunyai hubungan positif terhadap fertilitas. Semakin tinggi tingkat
mortalitas bayi maka semakin tinggi tingkat fertilitasnya. Hal ini disebabkan karena adanya
kekhawatiran bila anak mati maka harus ada cadangan anak yang masih hidup. Dan yang
terakhir adalah lama pemakaian alat kontrasepsi, hubungan yang signifikan antara lama
penggunaan alat kontrasepsi dengan fertilitas yakni semakin panjang waktu pemakaian alat
kontrasepsi maka semakin tinggi tingkat fertilitasnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Murtini (2000:52) bahwa wanita yang memakai alat kontrasepsi mempunyai anak lebih
banyak karena ibu-ibu menggunakan alat kontrasepsi setelah mereka memiliki anak lebih dari
tiga
Oleh karena itu perlu dilakukannya upaya untuk mengatasi dinamika kependudukan
yang disebabkan karena berbagai faktor yaitu seperti angka migrasi dan fertilitas yang terlalu
tinggi yang akhirnya menyebabkan permasalahan seperti kemiskinan,kesenjangan sosial dan
lain sebagainya. Maka upaya yang perlu dilakukan adalah :
1. Mendorong pendidikan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusianya. Yang
nantinya SDM yang berkualitas baik akan meningkatkan daya saing industri sehingga
meskipun banyak jumlah penduduk yang diakibatkan oleh migrasi ataupun fertilitas
tidak menimbulkan masalah karena mereka memiliki kemampuan yang baik sehingga
mereka tetap dapat bekerja dan mengurangi angka kemiskinan.
2. Mengembangkan sektor pertaniannya yakni menjadikan lahan di Kabupaten
Mojokerto yang subur sebagai agroindustri yang lebih baik dan menjadikannya
sebagai pusat agropolitan sehingga dapat mendorong pertumbuhan kawasan
pedesaan,.
3. Kartu indonesia pintar
Kebijakan ini diberlakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
ada di Kabupaten Mojokerto, sehingga angka migrasi di Kabupaten Mojkerto dapat
turun, karena sumber daya manusia Kabupaten Mojokerto dapat bersaing dan mengisi
lapangan kerja yang dibutuhkan.
Dengan dilakukannya upaya tersebut diharapkan dapat mengurangi tingginya angka kelahiran
di Mojokerto.

Anda mungkin juga menyukai