Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KEPENDUDUKAN

MIGRASI PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA

Disusun oleh:

 Amira Layyina 08211340000015

 Wiwid Rizki Amalia 08211740000018

 Fitria Alifia Rosa Asnawi 08211740000020

 Ardhana Ihza Satriagung 08211640000077

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2017
A. Pengertian Migrasi Penduduk
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas
politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai
perpindahan suatu penduduk dari satu tempat (negara Dan sebagainya) ke tempat (negara
dan sebagainya) lain untuk menetap.

B. Jenis-Jenis Migrasi Penduduk


Ada beberapa jenis migrasi penduduk, antara lain:
1. Migrasi masuk (in migration), yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan.
2. Migrasi keluar (out migration), yaitu perpindahan penduduk keluar dari daerah asal.
3. Migrasi neto (net migrastion), yaitu selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi
keluar. Apabila migrasi masuk lebih besar dibandingkan dengan migrasi keluar maka
disebut migrasi neto positif, sebaliknya disebut migrasi neto negatif.
4. Migrasi bruto (gross migration), yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
5. Migrasi total (total migration), yaitu semua orang yang pernah pindah.

C. Faktor Penyebab Terjadinya Migrasi Penduduk


Migrasi dipengaruhi oleh daya dorong (push factor) suatu wilayah  dan daya tarik (pull
factor) wilayah lainnya.  Daya dorong wilayah menyebabkan orang pergi ke tempat lain,
misalnya  karena di daerah itu tidak tersedia sumberdaya yang memadai untuk
memberikan jaminan kehidupan bagi penduduknya. Pada umumnya, hal ini tidak lepas dari
persoalan kemiskinan dan pengangguran yang terjadi di wilayah tersebut. Sedangkan daya
tarik wilayah adalah jika suatu wilayah mampu atau dianggap mampu menyediakan fasilitas
dan sumber-sumber penghidupan bagi penduduk, baik penduduk di wilayah itu sendiri
maupun penduduk di sekitarnya dan daerah-daerah lain.  Penduduk wilayah sekitarnya dan
daerah-daerah lain yang merasa tertarik dengan daerah tersebut kemudian bermigrasi
dalam rangka meningkatkan taraf hidup.

1. Faktor Pendorong (push factor)


a. Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya dukung
lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan
bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari
pertanian.
b. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk pertanian
di wilayah perdesaan yang makin menyempit).
c. Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku, sehingga mengganggu
hak asasi penduduk di daerah asal.
d. Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.
e. Tidak cocok lagi dengan adat,budaya, atau kepercayaan di tempat asal.
f. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim
kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.

2. Faktor Penarik
a. Kesempatan akan lapangan pekerjaan yang baik.
b. Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik.
c. Fasilitas pendidikan yang lebih tinggi dan merata.
d. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang layak, misalnya iklim, perumahan,
sekolah, dan fasilitas-fasilitas kemasyarakatan lainnya.
e. Adanya tempat-tempat hiburan dan atau pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi
penduduk di desa atau kota kecil.
f. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal.
g. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan.
h. Rintangan-rintangan yang menghambat. hal ini berbeda bagi masing-masing
individu,ada yang memandang ringan dan ada pula yang memandangnya sebagai
hal yang berat(tidak dapat diatasi), contohh : jarak yang jauh, dan biaya transport
sehingga menjadi penghalang bagi seseorang untuk bermigrasi.
i. Faktor-faktor pribadi yakni kepastian seseorang dalam mengambil keputusan untuk
bermigrasi kedaerah lain.

A. Migrasi Penduduk Provinsi Papua


Hasil survei penduduk pada tahun 2017 yang dilakukan oleh BPS memaparkan data
dimana Papua pada tahun 2017 memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.265.202 jiwa.
Jumlah tersebut tidak sebanding dengan luas wilayah Provinsi Papua yakni seluas
316.553,074 km², tentu saja hal ini menyebabkan tingkat kepadatan penduduk yang
rendah yaitu sebesar 10,13 jiwa per Km2 persegi, artinya dalam wilayah seluas 1 km 2 di
ditempati oleh 10 orang penduduk. Data BPS mengenai migrasi risen pada tahun 1980,
1985, 1990, 1995, 2000, 2005, 2010, 2015 menunjukkan bahwa telah ada antusiasme
warga Indonesia untuk melakukan migrasi ke tanah Papua. Tabel menunjukkan tentang
peningkatan jumlah penduduk yang masuk ke Papua dan yang keluar dari Papua

Data Migrasi Risen (Recent Migration) Papua Tahun 1980, 1985, 1990, 1995, 2000,
2005, 2010, dan 2015

1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015


Migrasi 33.420 52.771 73.776 53.298 49.736 38.996 66.562 61.203
Masuk
Migrasi 16191 18.760 31.631 26.496 24.329 25.117 38.803 47.849
Keluar
Migrasi 17229 34.011 42.145 26.802 25.407 13.879 27.759 13.354
Neto
Sumber: bps.go.id

Di tahun 2015 saja ada 61.203 orang yang memilih untuk melakukan migrasi ke Papua,
ha ini berbanding terbalik dengan migrasi keluar Papua yaitu sekitar 47,849 orang. Hal
ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah untuk menjaga agar Papua tidak kekurangan
penduduk telah berhasil, sedangkan jumlah penduduk yang keluar harus diminimalisir
terutama terhadap keluarnya penduduk asli Papua.

B. Faktor Penyebab Tearjadinya Migrasi Ke Papua


Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Migrasi baik masuk maupun keluar di
Provinsi Papua, antara lain:

1. Faktor Pendorong
Faktor Pendorong masyarakat Papua untuk melakukan migrasi keluar, yaitu:
a. Kurangnya lapangan pekerjaan untuk orang lokal, karena begitu banyaknya
migrasi masuk ke daerah Papua detiap tahunnya juga menimbulkan dampak bagi
masyarakat asli Papua sendiri. Dimana mereka merasa kalah bersaing dalam
mencari pekerjaan dengan orang pendatang, sehingga banyak diantara mereka
yang memutuskan untuk melakukan migrasi ke luar Papua untuk mendapatkan
pekerjaan. Mereka merasa kalah bersaing karena rendahnya pendidikan yang
mereka miliki, berdasarkan data dari BPS tahun 2016, Provinsi Papua memiliki
presentase penduduk miskin sebesar 28.54 % , angka tersebut meningkat dari
tahun sebelumnya yakni sebesar 28,17 %.
b. Kurangnya fasilitas pendidikan di Papua, banyak dari kalangan muda Papua yang
memilih untuk pergi keluar papua hanya untuk melanjutkan pendididkan. Karena
di Papua sendiri ketimpangan kualitas pendidikan disana sangat jauh berbeda
dengan kualitas pendidikan di luar Papua. Sehingga banyak golongan muda Papua
yang memilih untuk keluar dari pulaunya demi mendapatkan pendidikan yang
lebih baik.
c. Kekeamanan, gerakan radikal di tanah Papua masih berjalan sampai sekrang,
banyak penduduk yang telah menjadi korban kekerasan dari kelompok ini, situasi
seperti ini menyebabkan banyak masyarakat yang merasakan ketakutan sehingga
memilih untuk menjauhi daerah konflik tersebut.

2. Faktor Penarik
Faktor penarik yang menyebabkan banyak masyarakat melakukan migrasi ke Papua,
antara lain:
a. Potensi alam yang besar, sektor pertambangan sebagai penyumbang tertinggi
yakni sebanyak lebih dari 50 % perekonomian Papua. Selain itu, varietas tanaman
komersial yang terdapat di Papua juga sangat kaya, baik yang didapatkan di hutan
maupun melalui perkebunan. Tanah Papua sendiri 90 persennya terdiri dari hutan,
yang dipadati lebih dari 1.000 spesies tanaman dan 150 di antaranya merupakan
tanaman komersial. Hutan juga menyumbang kayu yang berperan dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah. Sektor lainnya yang juga menunjukkan
potensi signifikan adalah perkebunan, persawahan, perikanan, dan peternakan.
Tetapi dengan potensi alam sebanyak ini pemerintah dan masyarakatnya masih
belum sadar untuk memaksimalkan daya gunanya, sehingga banyak investor yang
datang ke Papua untuk mengolahnya.
b. Lapangan pekerjaan, karena tingkat pendidikan masyarakat lokal di Papua masih
tergolong rendah banyak masyarakat diluar pulau tersebut, tarutama masyarakat
yang berasall dari indonesia barat mencoba untuk mencari pekerjaan di Papua.
karrena masyarakat lokal banyak yang pergi keluar karena merasa tersaingi.
Akibat dari masyarakat asli keluarbanyak lowongan pekerjaan untuk ditempati.

C. Akibat Yang Diharapkan dari Migrasi Masuk Ke Papua


Kedatangan migrasi ke Pulau Papua diharapkan bukan sebagai pemicu kalahnya
warga lokal Papua dalam sektor apapun, diharapkan dengan datangnya Migrasi ke tanah
papua dapat membantu masyarakat lokal dalam meningkatkan kualitas mereka sebagai
sumber daya manusia. Diharapkan dengan datngnya masyarakat luar ke tanah Papua
menyebabkan masyarakat lokalnya memiliki rasa bersaing dengan kompetitor mereka,
sehingga ada keinginan dari masyarakat lokal untuk merasa tidak ingin kalah dari warga
pendatang, sehingga mereka akan melakukan segala cara untuk tetap bertaan di tanah
Papua.
Apabilah hal yang diharapkan terjadi, maka akan ada kesetaraan sumber daya
manusia di tanah Papua, bila sumber daya manusia meningkat maka sumber daya alam
yang begitu melimpah dapat digunakan secara maksimal, sehingga akan menimbulka
dampak positif baik bagi masyarakat pendatang, masyarakat lokal, pemerinta Papua, dna
daerah Papua sendiri. Selain dari amsyarakatnya pemerintah juga diharapkan untuk terus
mengkaji kebijakannya dan pembangunan yang ada di Papua.

D. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
 Migrasi adalah perpindahan suatu penduduk dari satu tempat (negara dan
sebagainya) ke tempat (negara dan sebagainya) lain untuk menetap
 Dengan adanya penduduk yang amsuk ke Papua diharapkan dapat meningkan
sumber daya manusia yang ada di Papua dan memaksimalkan potensi yang ada di
Papua bekerja sama dengan masyarakat lokal.
b. Saran
 Pengembangan sektor agraris, dapat menjadi salah satu cara untuk membuat
masyarakat lokal dapat merasa percaya diri akan kemampuannya. Karena sektor
agraris adalah salah satu hal yang telah dilakukan oleh warga lokal secara turun
temurun. Pemerintah hanya perlu untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur
dan teknologi menjadi lebih canggih, untuk membuat sektor agraris di papua tidak
tertinggal dari sektor lainnya.

Anda mungkin juga menyukai