Disusun Oleh:
Dosen Pembimbing:
ARWI YUDHI KOSWARA, ST., MT.
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1. Data
Berikut adalah data jumlah penduduk di Sidoarjo di tahun 2015 dan 2016. Dapat
dilihat dari tabel dibawah bahwa jumlah penduduk di Sidoarjo pada tahun 2015 ke 2016
mengalami kenaikan, yaitu dari 2.161.659 jiwa menjadi 2.222.996 jiwa.
Tabel Data Jumlah Penduduk di Sidoarjo Tahun 2015-2016
Tahun Jumlah Penduduk
2015 2.161.659
2016 2.222.996
Sumber : Sidoarjo Dalam Angka 2017
Berikut dibawah ini adalah data CBR atau angka kelahiran hidup tiap tengah
tahun dan CDR atau angka kematian tiap tengah tahun. Dari sini dapat dilihat bahwa
CBR dari tahun 2014 ke 2015 mengalami penurunan, yaitu dari kelahiran per tahun
sebesar 33.070 jiwa menjadi 21.115 jiwa atau CBR dari 15,7 menjadi 9,9. Dan
sebaliknya, CDR dari tahun 2014 ke 2015 mengalami kenaikan yaitu dari kematian per
tahun sebesar 4.940 jiwa menjadi 6.772 jiwa atau CDR dari 2,3 menjadi 3,2.
Tabel Data Jumlah Penduduk, Kelahiran, Kematian, CBR, CDR
Berikut dibawah ini adalah data perguruan tinggi yang terdapat di Sidoarjo.
Terdapat empat belas perguruan tinggi yang tercatat dalam BPS Tahun 2016.
Data Nama Perguruan Tinggi di Sidoarjo
1. Universitas Muhammadiyah
2. Akper - Kerta Cendekia
3. Institut Agama Islam Al-Khoziny Al-Ghoziny
4. Sekolah Tinggi Teologi dan Kitab Injil
5. Poltekkes Kemenkes
6. Poloteknik Kelautan dan Perikanan
7. Akbid – Siti Khodijah
8. Akbid – Mitra Sehat
9. Stikes Insan Unggul
10. STKIP PGRI Sidoarjo
11. Akbid – Wahana Sehat
12. Universitas Sunan Giri
13. Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA)
14. Universitas Nahdlatul Ulama
Sumber : Sidoarjo Dalam Angka 2017
Berikut adalah jumlah mahasiswa di Sidoarjo tahun 2016 yaitu terdapat 3.434
mahasiswa yang melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi di Sidoarjo.
Berikut adalah jumlah perusahaan Industri dan Tenaga Kerja di Sidoarjo Tahun
2016. Dapat dilihat bahwa di Sidoarjo sudah terdapat 215 Industri Besar yang sudah
menampung 103.899 tenaga kerja, dan juga sudah terdapat 416 Industri Sedang yang
menampung 16.958 tenaga kerja.
Tabel Jumlah Perusahaan Industri dan Tenaga Kerja di Sidoarjo Tahun 2016
Jenis Industri Jumlah Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja
Industri Besar 215 103.899
Industri Sedang 416 16.958
631 120.857
Sumber : Sidoarjo Dalam Angka 2017
Dibawah ini adalah jumlah jenis industri di Sidoarjo Tahun 2016. Dari data ini
dapat dilihat bahwa industri terbanyak dan yang mampu menampung banyak tenaga
kerja ialah industri makanan dengan jumlah industri sebanyak 179 dan dapat
menampung 26.348 tenaga kerja. Dan menempati tempat kedua dengan tenaga kerja
terbanyak ialah industri barang logam, walaupun jumlah perusahannya hanya 72, namun
dapat menampung hingga 24.816 tenaga kerja.
Dibawah ini adalah data jumlah pelayanan kesehatan yang terdapat di Sidoarjo tahun
2016. Dapat dilihat bahwa Kabupaten Sidoarjo sudah memiliki beberapa sarana kesehatan
namun masih perlu ditingkatkan.
Di Sidoarjo juga sudah memiliki berbagai sentra industri besar dan sedang.
Industri makanan dan minuman ialah industri yang berkembang pesat di kota ini, dengan
total 179 industri yang dapat menampung 26.348 tenaga kerja (BPS, 2017). Hal ini tentu
dapat dimaksimalkan sebagai penunjang ekonomi di Sidoarjo. Sumber daya alam di
Sidoarjo ini sendiri juga dapat dimanfaatkan sebagai potensi wisata. Beberapa wisata
yang terdapat di Sidoarjo namun belum begitu terekspose ialah Candi Sumur dan Candi
Pari, serta wisata alam berupa dusun terpencil yang sangat menarik bernama Kepetingan
yang hanya bisa dilalui dengan perahu sambil menikmati keindahan alam, dan lain
sebagainya.
Dikabupaten Sidoarjo ini juga telah ada bermacam fasilitas kesehatan yang
mampu menangani permasalahan kesehatan masyarakat. Dengan adanya penigkatan
SDM di Sidoarjo maka bidang kesehatan secara tidak langsung juga akan meningkat dan
tak perlu bergantung lagi ke Kota Surabaya.
Oleh karena itu, bukan tidak mungkin bagi Sidoarjo untuk menjadi kota yang
mandiri, dengan jumlah penduduk yang memadai, dengan adanya beberapa perguruan
tinggi yang ada, adanya industri yang dapat dikembangkan serta sumber daya alam dan
potensi wisata, ini semua dapat digunakan sebagai bekal menuju Sidoarjo yang mandiri.
Sebagaimana fakta yang ada di lapangan saat ini, bahwa Sidoarjo merupakan
daerah satelit pendukung Kota Surabaya yang tergabung dalam “Gerbangkertosusila”.
Hal tersebut dikarenakan sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur,lahan yang ada di
Surabaya sudah sangat padat dan tidak lagi strategis untuk membangun tempat ataupun
fasilitas umum yang membutuhkan wilayah yang luas. Sehingga dibutuhkan adanya
peran dari daerah lain di sekitar Kota Surabaya untuk membantu permasalahan tersebut,
salah satunya yaitu Kabupaten Sidoarjo. Sidoarjo telah menyediakan berbagai fasilitas
untuk Surabaya, seperti halnya fasilitas umum berupa terminal bis Bungurasih, bandar
udara Juanda, perumahan, dan masih banyak lagi. Sebagian penduduk bahkan belum
mengetahui bahwa letak fasilitas-fasilitas umum tersebut bukan lagi berada dalam daerah
Surabaya, melainkan sudah masuk dalam kawasan Sidoarjo. Sehingga secara tidak
langsung, dapat dikatakan bahwa sebenarnya Sidoarjo telah memberikan pengaruh besar
terhadap keberlangsungan Kota Surabaya.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, saat ini jumlah
penduduk di Sidoarjo setiap tahunya selalu mengalami peningkatan dan dalam angka
yang cukup besar. Padahal Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten dengan luas
wilayah terkecil di Provinsi Jawa Timur, namun nyatanya telah mengalami pertumbuhan
penduduk dan perkembangan teknologi yang lebih cepat.Di tahun 2016 saja jumlah
penduduknya sebanyak2.222.996 jiwa dengan luas wilayah hanya 634.38 km2. Hal
tersebut mengartikan bahwa dampak dari salah satu daerah penyokong Surabaya adalah
pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang terus meningkat seiring berjalannya waktu.
Jika dampak tersebut secara terus menerus terjadi, maka tidak menutup kemungkinan
bahwa Sidoarjo akan menjadi kota mandiri dan bukan lagi sebagai daerah penyokong
bagi Kota Surabaya. Suatu daerah dapat menjadi kota mandiri ketika daerah tersebut
memiliki jumlah penduduk yang banyak dan mampu mengolah daerahnya secara
mandiri tanpa bergantung pada daerah lain sebagai penyokongnya. Kota mandiri paling
tidak memiliki jumlah penduduk 1 juta jiwa hingga 5 juta jiwa, dan Sidoarjo telah
memenuhi persyaratan tersebut. Namun hingga saat ini Sidoarjo sendiri masih
membutuhkan SDM yang lebih banyak dan memumpuni untuk dapat mengolah
daerahnya seoptimal mungkin.
Banyak sekali potensi berupa sumber daya yang dimiliki oleh Sidoarjo, baik
sumber daya manusia, alam, maupun buatan yang seharusnya dapat dimanfaatkan secara
optimal. Sehingga nantinya potensi tersebut diharapkan mampu menjadi faktor-faktor
penguat keberadaan kota mandiri Sidoarjo. Pertama, kekuatan utama Sidoarjo
berada pada potensi SDA dan kebudayaan lokal yang sangat melimpah. Pada
potensi disektor pertanian, terdapat berbagai komoditas yang patut dijadikan sebagai
unggulan karena akan memberikan dampak besar bagi perekonomian di Sidoarjo,
komoditas pertanian tersebut antara lain padi, tebu, jagung, kedelai, dan masih banyak
lagi. Menurut RTRW tahun 2009 hingga 2029 yang telah dirancang oleh Pemerintah
Sidoarjo,letak sektor pertanian mendominasi di bagian barat daya, yaitu Kecamatan
Wonoayu, Tulangan, Krembung, Prambon, dan Tarik. Dimana daerah-daerah tersebut
cenderung memiliki jumlah penduduk yang lebih sedikit daripada daerah-daerah lain di
Sidoarjo. Sehingga, masih banyak lahan-lahan kosong yang dapat dimanfaatkan dan
diolah secara optimal sebagai lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan
penduduk sekitar dan luar daerah. Jika pangan terpenuhi dengan baik, maka tingkat
kesehatan penduduk dapat terjamin dan akan meningkatkan angka fertilitas serta
menurunkan angka mortalitas dengan pasokan pangan yang memadai. Selanjutnya,
Kabupaten Sidoarjo berbatasan langsung dengan Selat Madura sehingga selain memiliki
potensi di sektor pertanian, Sidoarjo juga memiliki potensi pengembangan di sektor
perikanan. Dalam mendukung pengembangan sektor perikanan telah ditetapkan kawasan
minapolitan, yang terdiri dari 6 kecamatan yaitu Kecamatan Candi, Sidoarjo, Sedati,
Waru, Buduran, dan Jabon. Minapolitan sendiri merupakan kawasan yang
dikembangkan/dibangun dengan menitikberatkan pada sektor perikanan dengan
mengedepankan prinsip efisien, kualitas, percepatan, dan berkesinambungan. Pada
sektor perikanan, Kabupaten Sidoarjo mengandalkan udang dan bandeng sebagai
komoditas unggulan yang dijadikan lambang Kabupaten Sidoarjo. Dengan luas tambak
15.530.409 Ha memberikan kesejahteraan bagi 3.277 petani tambak dan 3.281 pendega,
yaitu orang yang berusaha dengan cara bagi hasil dengan pemilik tambak. Wilayah
tambak di Sidoarjo membentang dari utara ke selatan sepanjang pantai Timur, dimulai
dari Kecamatan Waru sampai Kecamatan Jabon. Jadi tidak heran bahwa Sidoarjo sangat
kaya akan kekayaan laut dan perairannya. Selain itu juga terdapat beberapa sektor
pariwisata yang memanfaatkan kekayaan tersebut, seperti Wisata Bahari Tlocor dan
Pemancingan Delta Fishing. Potensi-potensi itu lah yang dapat menjadi daya tari
penduduk luar daerah terhadap Kabupaten Sidoarjo. Kedua, keberadaan Sidoarjo
tentu tidak terlepas dari sektor perindustrian hingga Sidoarjo dikenal sebagai kota
UKM Indonesia karena disana terdapat berbagai jenis bisnis jasa dan perdagangan
berbasis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sampai beraneka industri yang
tentunya akan membutuhkan banyak tenaga kerja. Maka dari itu sektor industri dan
UMKM mampu dijadikan sebagai pendorong terbesar untuk menarik minat penduduk
daerah lain terutama bagi penduduk usia produktif yang sedang mencari pekerjaan agar
datang dan menetap di Sidoarjo. Menurut RTRW tahun 2009 hingga 2029 yang telah
dirancang oleh Pemerintah Sidoarjo, sektor perindustrian terletak di bagian utara, yaitu
daerah Balongbendo, Krian, Taman, Waru, Sedati, Gedangan, dan Buduran. Daerah-
daerah itu secara langsung berbatasan dengan Gresik dan Surabaya, dengan tujuan
mendekatkan dan memudahkan akses antara Sidoarjo dengan kedua daerah besar
tersebut bagi penduduk yang bekerja di sana. Apabila penduduk daerah lain tertarik
untuk bekerja di Sidoarjo karena banyaknya lapangan pekerjaan terutama bagi usia
produktif, tentu akan sangat membantu peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan
semakin banyak pula SDM yang lebih memumpuni untuk membangun Sidoarjo menjadi
kota mandiri. Tidak hanya itu, penduduk daerah lain yang datang dan bekerja di sana
terutama usia produktif, bisa saja memutuskan bahwa setelah berkeluarga akan menetap
di Sidoarjo hingga beranak cucu. Hal tersebut akan semakin menambah jumlah generasi
muda yang dilahirkan Sidoarjo dan diharapkan nantinya dapat ikut berperan dalam
menyongsong Sidoarjo menjadi kota mandiri melalui ide-ide kreatif. Ketiga,
pendidikan merupakan hal utama yang saat ini wajib didapat oleh setiap individu
di segala usia, terutama usia produktif. Selain potensi alam yang besar, kota mandiri
juga harus memiliki SDA yang memumpuni untuk mengolah segala potensi daerah yang
dimiliki. Namun sayangnya, kualitas dari fasilitas pendidikan di Sidoarjo belum
semuanya dapat dikatakan bagus. Seperti halnya penduduk usia SMA di daerah Taman,
Waru, dan Sedati yang memiliki jumlah penduduk lebih banyak dibandingkan daerah
lain, cenderung memilih bersekolah di Kota Surabaya dibandingkan di Kabupaten
Sidoarjo. Hal itu dikarenakan daerah-daerah tersebut belum memiliki SMA yang favorit
sebagai tujuan utama. Sehingga para orang tua dan anak-anaknya berpandangan untuk
bersekolah di sekolah-sekolah favorit Surabaya untuk mendapat pendidikan yang lebih
baik. Contoh lainnya, Sidoarjo masih belum memiliki perguruan tinggi negeri/swasta
dan institut yang dianggap unggulan. Hal tersebut menjadikan para generasi mudanya
memilih menuntut ilmu keluar daerah. Pemerintah memang sudah berusaha sedikit demi
sedikit untuk membangun pendidikan yang baik di Kabupaten Sidoarjo, salah satunya
dengan membangun Akademi Perikanan Sidoarjo yang merupakan perguruan tinggi
lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan.Namun sangat sedikit sekali perguruan
tinggi semacam itu. Sehingga, masih diperlukan adanya peningkatan pembangunan
kualitas serta sarana dan prasarana pendidikan yang baik dan layak bagi penduduk
Sidoarjo secara merata. Dengan tujuan agar tidak seluruh penduduk di Kabupaten
Sidoarjo berlarian ke Kota Surabaya untuk mecari pendidikan. Keempat,
pembangunan fasilitas kesehatan dan peningkatan layanan kesehatan masih sangat
diperlukan. Pada tahun 2013 lalu, pemerintah Kabupaten Sidoarjo memang sedang
gencar-gencarnya melakukan renovasi fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas. Sayangnya, program tersebut hanya berlaku di kecamatan-kecamatan besar
dan pusat pemerintahan saja, sedangkan kecamatan-kecaman kecil masih belum
diperhatikan. Seperti halnya penduduk di Kecamatan Jabon, yang harus pergi keluar
untuk mencari rumah sakit untuk mendapat fasilitas kesehatan dengan peralatan yang
memadai. Padahal kesehatan merupakan faktor utama untuk meningkatkan fertilitas dan
meminimalisir mortalitas. Tidak hanya fasilitas kesehatan, pelayanan kesehatan pun
masih banyak yang kurang baik. Banyak penduduk yang complain di beberapa rumah
sakit mengenai tenaga medis yang kurang ramah dan kurang cekatan dalam menindak
pasien. Jika kedua permasalahan tersebut masih terus berlangsung, maka dapat
mengancam angka jumlah dan kepadatan penduduk di Sidoarjo.
2.4. Kebijakan
2.4.5. Pembuatan laman tersendiri sebagai wadah promosi UMKM ke daerah lain
PENUTUP
1.3.1. Kesimpulan
Jika dilihat dari data diatas peningkatan penduduk dapat menjadi potensi
Kabupaten Sidoarjo. Karena peningkatan penduduk akan menimbulkan kebutuhan
masyarakat dan untuk dapat memenuhinya maka diperlukan pembangunan
infrastruktur. Dengan kondisi seperti ini, maka akan terjadi pembangunan
berkelanjutan. Kabupaten Sidoarjo juga memiliki fasilitas pendidikan yang mampu
meningkatkan SDM masyarakatnya. Banyaknya industri serta beberapa tempat wisata
di Kabupaten Sidoarjo telah menandakan bahwa daerah ini memiliki SDA yang
melimpah dan jika hal ini dimanfaatkan dengan optimal maka Sidoarjo nantinya
mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Semua hal itu juga semakin lengkap dengan
adanya fasilitas penunjang kesehatan yang cukup memadai di Sidoarjo. Oleh karena
itu, bukan tidak mungkin bagi Sidoarjo untuk menjadi kota yang mandiri, dengan
jumlah penduduk yang memadai, dengan adanya beberapa perguruan tinggi yang ada,
adanya industri yang dapat dikembangkan serta sumber daya alam dan potensi wisata,
ini semua dapat digunakan sebagai bekal menuju Sidoarjo yang mandiri.
Terdapat beberapa isu yang mampu mendorong Sidoaro menjadi kota mandiri
yaitu yang petama, kekuatan utama Sidoarjo berada pada potensi SDA dan
kebudayaan lokal yang sangat melimpah. Kedua, keberadaan Sidoarjo tentu tidak
terlepas dari sektor perindustrian hingga Sidoarjo dikenal sebagai kota UKM
Indonesia karena disana terdapat berbagai jenis bisnis jasa dan perdagangan berbasis
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sampai beraneka industri yang tentunya akan
membutuhkan banyak tenaga kerja. Ketiga, pendidikan merupakan hal utama yang
saat ini wajib didapat oleh setiap individu di segala usia, terutama usia produktif.
Keempat, pembangunan fasilitas kesehatan dan peningkatan layanan kesehatan masih
sangat diperlukan.
1.3.2. SARAN
1. Untuk Pembaca
2. Untuk Pemerintah