Anda di halaman 1dari 21

MEWUJUDKAN SIDOARJO MENJADI KOTA MANDIRI

DENGAN MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN


SUMBER DAYA ALAM

Disusun Oleh:

FATHIMAH ASH SHARFINA 08211740000005


DELLA KUSUMANING PUTRI 08211740000024
RIO ARDIANTO 08211740000025
AISSYAH NABILA ANJANI 08211740000031

Dosen Pembimbing:
ARWI YUDHI KOSWARA, ST., MT.

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2017
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kabupaten Sidoarjo adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa
Timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik di
utara, Selat Madura di timur, Kabupaten Pasuruan di selatan, serta Kabupaten
Mojokerto di barat. Bersama dengan Gresik, Sidoarjo merupakan salah satu penyangga
utama Kota Surabaya, dan termasuk dalam kawasan Gerbangkertosusila.
Kabupaten Sidoarjo terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah
desa dan kelurahan. Kota kecamatan lain yang cukup besar di Kabupaten Sidoarjo di
antaranya Taman, Krian, Wonoayu, Candi, Porong, Gedangan, Tarik, Sidoarjo dan
Waru. Kecamatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo adalah Sidoarjo, Balongbendo,
Buduran, Candi, Gedangan, Jabon, Krembung, Krian, Prambon, Porong, Sedati,
Sukodono, Taman, Tanggulangin, Tarik, Tulangan, Waru, dan Wonoayu.
Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu penyangga Ibukota Provinsi Jawa Timur
merupakan daerah yang mengalami perkembangan pesat. Keberhasilan ini dicapai karena
berbagai potensi yang ada di wilayahnya seperti industri dan perdagangan, pariwisata,
serta usaha kecil dan menengah dapat dikemas dengan baik dan terarah. Dengan adanya
berbagai potensi daerah serta dukungan sumber daya manusia yang memadai, maka
dalam perkembangannya Kabupaten Sidoarjo mampu menjadi salah satu daerah strategis
bagi pengembangan perekonomian regional. Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112o5’
dan 112o9’ Bujur Timur dan antara 7o3’ dan 7o5’ Lintang Selatan.
Bandara Internasional Juanda dan Terminal Bus Purabaya yang dianggap sebagai
"milik" Surabaya, berada di wilayah kabupaten ini. Terminal Purabaya merupakan
gerbang utama Surabaya dari arah selatan, dan salah satu terminal bus terbesar di Asia
Tenggara. Kereta komuter Surabaya Gubeng-Sidoarjo-Porong menghubungkan kawasan
Sidoarjo dengan Surabaya. Sidoarjo juga segera memiliki sistem transportasi massal
BRT (Bus Rapid Transit) yaitu Trans Sidoarjo yang menjadi kebanggaan warga Sidoarjo.
Sistem ini menggunakan shelter tetapi tanpa jalur khusus seperti halnya Transjakarta.
Rute bus Trans Sidoarjo adalah Terminal Porong-Terminal Purabaya.
Selain itu Kabupaten Sidoarjo juga memiliki banyak jenis pariwisata yang
menjadi salah satu destinasi yang patut dikunjungi antara lain Monumen Jayandaru,
Wisata Lumpur Lapindo, Gelanggang Olahraga Sidoarjo, Delta Fishing, Wisata Sungai
Karanggayam, Masjid Agung Sidoarjo, Kampung Batik Jetis, Museum Mpu Tantular,
Candi Dermo, Candi Mendalem, Candi Pari, Candi Sumur, Candi Tawangalun, Kawasan
Pemancingan Kalanganyar (Cemandi), Kampung Krupuk Desa Kedungrejo (Jabon), dan
Sentra tas dan koper Tanggulangin. Tak kalah dengan kota lainnya, Kabupaten Sidoarjo
juga memiliki kuliner khas, antara lain Kupang lontong, Sate kerang, Otak otak bandeng,
Ote-Ote Khas Porong, Lontong Balap, Kerupuk udang, Bandeng asap, Bandeng presto,
Petis.
Sidoarjo memang unik, memiliki keunggulan tersendiri dalam penanaman
modal investasi. Kekayaan alam yang ditunjang dengan letak strategis menjadikan
Sidoarjo memiliki banyak potensi sumber daya alam maupun sumber daya lainnya
yang dapat dikembangkan. Salah satu contohnya adalah perikanan, dimana Sidoarjo
memiliki luasan perairan yang luas sekitar 15.539 hektar. Sektor perikanan menjadi
sektor investasi unggulan dan khas di Sidoarjo. Berbagai kekayaan perikanan dapat
diperoleh di Sidoarjo mulai dari berbagai ikan terutama bandeng dan udang.
Lebih menarik lagi, Sidoarjo menjadi daerah strategis jalur perhubungan di
beberapa kota besar Jawa Timur, salah satunya adalah Surabaya. Hal ini ditunjukkan
dengan keberadaan terminal Purabaya di daerah waru dan Bandara Juanda di daerah
Sedati. Jalur strategis ini menjadikan Sidoarjo memiliki sektor unggulan lain selain
dari Sumber Daya Alamnya, misalkan perdagangan, perindustrian, dan perhubungan.
Perdagangan yang disokong oleh keberadaan UMKM menjadi fokus utama
pemerintah Sidoarjo untuk meningkatkan gairah investasi dengan memanfaakan
lokasi strategisnya.
Potensi Sidoarjo yang sedang dibangun pada saat ini adalah potensi
pariwisata dan kebutuhan pemukiman. Dua potensi tersebut saling berkaitan satu
sama lain yang disebabkan oleh meningkatnya penduduk yang bermukim di
Sidoarjo, bahkan dari luar kota yang notabene bekerja juga di luar kota tapi
bermukim di Sidoarjo. Pembangunan di  dua sektor tersebut menjadi melejit
ditunjukkan dengan pembangunan kawasan pemukiman serta perbaikan dan
pembangunan lokasi wisata.
Dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki Kabupaten Sidoarjo terutama
sumber dayanyasangat memungkinkan sekali bagi Kabupaten Sidoarjo untuk menjadi
kota mandiri. Berkaca pada Kota Bogor yang awalnya menjadi penyokong Provinsi
Jakarta, namun sekarang menjadi kota mandiri. Kabupaten Sidoarjo yang menjadi
penyokong Kota Surabaya tentunya juga memiliki potensi untuk menjadi kota mandiri
seperti Kota Bogor.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana kompilasi dan analisis data di Kabupaten Sidoarjo?
1.2.2. Apa isu permasalahan yang mendominasi di Kabupaten Sidoarjo?
1.2.3. Apa saja kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan di Kabupaten Sidoarjo untuk
menjadi kota mandiri?
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui kompilasi dan analisis data di Kabupaten Sidoarjo
1.3.2. Mengetahui isu permasalahan yang mendominasi di Kabupaten Sidoarjo
1.3.3. Mengetahui kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan di Kabupaten Sidoarjo
untuk menjadi kota mandiri
1.4. Manfaat
1.4.1. Membantu pemerintah sidoarjo dalam mengetahui masalah kependudukannya
1.4.2. Membantu pemerintah sidoarjo dalam mengetahui potensi daerahnya
1.4.3. Membantu pemerintah sidoarjo dalam membangun daerahnya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Data

Berikut adalah data jumlah penduduk di Sidoarjo di tahun 2015 dan 2016. Dapat
dilihat dari tabel dibawah bahwa jumlah penduduk di Sidoarjo pada tahun 2015 ke 2016
mengalami kenaikan, yaitu dari 2.161.659 jiwa menjadi 2.222.996 jiwa.
Tabel Data Jumlah Penduduk di Sidoarjo Tahun 2015-2016
Tahun Jumlah Penduduk
2015 2.161.659
2016 2.222.996
Sumber : Sidoarjo Dalam Angka 2017

Berikut dibawah ini adalah data CBR atau angka kelahiran hidup tiap tengah
tahun dan CDR atau angka kematian tiap tengah tahun. Dari sini dapat dilihat bahwa
CBR dari tahun 2014 ke 2015 mengalami penurunan, yaitu dari kelahiran per tahun
sebesar 33.070 jiwa menjadi 21.115 jiwa atau CBR dari 15,7 menjadi 9,9. Dan
sebaliknya, CDR dari tahun 2014 ke 2015 mengalami kenaikan yaitu dari kematian per
tahun sebesar 4.940 jiwa menjadi 6.772 jiwa atau CDR dari 2,3 menjadi 3,2.
Tabel Data Jumlah Penduduk, Kelahiran, Kematian, CBR, CDR

Tahun Jumlah Penduduk Kelahiran CBR Kematian CDR


Pertengahan Tahun
2014 2.109.660 33.070 15,7 4.940 2,3
2015 2.142.699 21.115 9,9 6.772 3,2
Sumber : Sidoarjo Dalam Angka 2017

Berikut ini adalah jumlah lembaga pendidikan di Sidoarjo di tahun 2015-2016.


Dapat dilihat bahwa sudah tersedianya lembaga pendidikan di Sidoarjo dalam berbagai
jenjang, seperti pendidikan sebelum SD, MI, MTs, dan MA.
Tabel Data Jumlah Lembaga Pendidikan di Sidoarjo Tahun 2015-2016
Tahun Sebelum SD MI MTs MA
2016 272 227 62 37
2017 271 227 62 37
Sumber : Sidoarjo Dalam Angka 2017

Berikut dibawah ini adalah data perguruan tinggi yang terdapat di Sidoarjo.
Terdapat empat belas perguruan tinggi yang tercatat dalam BPS Tahun 2016.
Data Nama Perguruan Tinggi di Sidoarjo

1. Universitas Muhammadiyah
2. Akper - Kerta Cendekia
3. Institut Agama Islam Al-Khoziny Al-Ghoziny
4. Sekolah Tinggi Teologi dan Kitab Injil
5. Poltekkes Kemenkes
6. Poloteknik Kelautan dan Perikanan
7. Akbid – Siti Khodijah
8. Akbid – Mitra Sehat
9. Stikes Insan Unggul
10. STKIP PGRI Sidoarjo
11. Akbid – Wahana Sehat
12. Universitas Sunan Giri
13. Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA)
14. Universitas Nahdlatul Ulama
Sumber : Sidoarjo Dalam Angka 2017

Berikut adalah jumlah mahasiswa di Sidoarjo tahun 2016 yaitu terdapat 3.434
mahasiswa yang melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi di Sidoarjo.

Tabel Jumlah Mahasiswa di Sidoarjo Tahun 2016


Tahun Jumlah Mahasiswa
Tahun 2016
2017 3.434
Sumber : Sidoarjo Dalam Angka 2017

Berikut adalah jumlah perusahaan Industri dan Tenaga Kerja di Sidoarjo Tahun
2016. Dapat dilihat bahwa di Sidoarjo sudah terdapat 215 Industri Besar yang sudah
menampung 103.899 tenaga kerja, dan juga sudah terdapat 416 Industri Sedang yang
menampung 16.958 tenaga kerja.

Tabel Jumlah Perusahaan Industri dan Tenaga Kerja di Sidoarjo Tahun 2016
Jenis Industri Jumlah Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja
Industri Besar 215 103.899
Industri Sedang 416 16.958
631 120.857
Sumber : Sidoarjo Dalam Angka 2017

Dibawah ini adalah jumlah jenis industri di Sidoarjo Tahun 2016. Dari data ini
dapat dilihat bahwa industri terbanyak dan yang mampu menampung banyak tenaga
kerja ialah industri makanan dengan jumlah industri sebanyak 179 dan dapat
menampung 26.348 tenaga kerja. Dan menempati tempat kedua dengan tenaga kerja
terbanyak ialah industri barang logam, walaupun jumlah perusahannya hanya 72, namun
dapat menampung hingga 24.816 tenaga kerja.

Tabel Jumlah Jenis Industri di Sidoarjo Tahun 2016


Jenis Perusahaan Jumlah Jumlah Tenaga
Perusahaan Kerja
Batu bara dan Migas 1 32
Makanan dan Minuman 179 26.348
Pengolahan Tembakau 16 4.003
Tekstil dan Pakaian Jadi 21 2.632
Kulit, Barang dr Kulit 40 13.243
dan Alas Kaki
Kayu, Barang dari Kayu 16 1.566
dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu,
Rotan dan Sejenisnya
Kertas, Barang dr Kertas, 43 5.645
Percetakan dan Repro
Rekaman
Kimia, Farmasi dan Obat 49 8.638
Farmasi
Karet, Barang dari Karet 80 12.782
dan Plastik
Barang Galian Bukan 24 3.980
Logam
Logam Dasar 12 1.046
Barang dr Logam, 72 24.816
Komputer, Elektronik,
Optik dan Peralatan
Listrik
Alat mesin dan 15 679
perlengkapan YTDL
Alat angkutan 25 2.848
Industri Furnitur 24 6.200
Industri Pengolahan 14 6.399
lainnya
631 120.857
Sumber : Sidoarjo Dalam Angka 2017

Dibawah ini adalah data jumlah pelayanan kesehatan yang terdapat di Sidoarjo tahun
2016. Dapat dilihat bahwa Kabupaten Sidoarjo sudah memiliki beberapa sarana kesehatan
namun masih perlu ditingkatkan.

Tabel Jumlah Jenis Industri di Sidoarjo Tahun 2016


Jenis Sarana Jumlah Sarana
Rumah Sakit Umum 17
Rumah Sakit Khusus 9
Puskesmas Perawatan Poned 6
Puskesmas Perawatan Non Poned 7
Puskesmas Non Perawatan 13
Puskesmas Kelilng 76
Puskesmas Pembantu 58
Rumah Bersalin 25
Balai Pengobatan/Klinik 116
Praktik Dokter Bersama 0
Praktik Dokter Perseorangan 1591
Praktik Batra 160
Poskesdes 347
Posyandu 1783
Apotek 446
Toko Obat 35
GFK 1
Industri Ruta Makanan(PM-IRT) 2588
Pedagang Besar Farmasi (PBF) 53
Penyalur Alat Kesehatan (PAK) 55
Cabang PAK -
Ind. Farmasi 12
Ind. Obat Tradisional 3
Ind. Obat Kecil Tradisional 28
Ind. Alat Kesehatan 6
Ind. Perbekalan Kes. Ruta (PKRT) 20
Ind. Kosmetika 35
Total 5707
Sumber : Sidoarjo Dalam Angka 2017

2.2. Analisis Data


Sidoarjo adalah daerah dengan jumlah penduduk yang melimpah, dapat dilihat
dari data diatas bahwa jumlah penduduk Sidoarjo dari tahun 2015 ke 2016 mengalami
peningkatan. Hal ini dikarenakan adanya fertilitas dan dan migrasi penduduk di
Kabupaten Sidoarjo. Dengan adanya hal ini, secara tidak langsung peningkatan
penduduk akan menimbulkan kebutuhan masing-masing masyarakat, baik itu kebutuhan
pokok maupun kebutuhan penunjang. Sehingga secara tidak langsung perkembangan itu
membutuhkan adanya infrastruktur dibidangnya sebagai penunjang pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Hal ini akan terus berjalan secara dinamis sehingga kedepannya
pembangunan Infrastruktur di Kabupaten Sidoarjo akan berkelanjutan hingga Sidoarjo
mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dan akan menjadi kota yang mandiri, tidsk lagi
berpatokan pada Kota Surabaya.

Kabupaten Sidoarjo juga memiliki sumber daya manusia yang melimpah.


Sumber daya manusia ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin agar dapat mencapai
kota Sidoarjo yang mandiri. Menurut Prof. Ir. Eko Budihardjo dan Prof. Dr. Ir. Djoko
Sujarto, yang salah satunya adalah guru besar Program Studi Perencanaan Wilayah dan
Kota ITB, definisi kota mandiri dilihat dari segi ekonomi dan sosial adalah ketika kota
tersebut mampu memenuhi kebutuhannya sendiri atau paling tidak sebagian besar
penduduknya, sebagian besar aktivitas dari masyarakat dilakukan didalam kota tersebut,
hanya sedikit pergerakan yang terjadi keluar wilayah karena keterjangkauan jarak dalam
pencapaian fasilitas-fasilitas yang ada.Sebagai daerah yang berdekatan dengan Ibu Kota
Jawa Timur, tentu Sidoarjo akan sangat sulit untuk menjadi mandiri karena terkena efek
dari kota Surabaya yang notabene adalah kota metropolitan. Namun hal ini bukanlah
menjadi tidak mungkin, dikarenakan Sidoarjo memiliki sumber daya manusia yang
melimpah serta sumber daya alam yang cukup memadai. Di Sidoarjo terdapat lembaga
pendidikan yang cukup, berupa pendidikan sebelum SD, MI, MTs, dan MA serta
memiliki empat belas perguruan tinggi dan terdapat sekitar 3.434 mahasiswa yang ada di
Sidoarjo.

Di Sidoarjo juga sudah memiliki berbagai sentra industri besar dan sedang.
Industri makanan dan minuman ialah industri yang berkembang pesat di kota ini, dengan
total 179 industri yang dapat menampung 26.348 tenaga kerja (BPS, 2017). Hal ini tentu
dapat dimaksimalkan sebagai penunjang ekonomi di Sidoarjo. Sumber daya alam di
Sidoarjo ini sendiri juga dapat dimanfaatkan sebagai potensi wisata. Beberapa wisata
yang terdapat di Sidoarjo namun belum begitu terekspose ialah Candi Sumur dan Candi
Pari, serta wisata alam berupa dusun terpencil yang sangat menarik bernama Kepetingan
yang hanya bisa dilalui dengan perahu sambil menikmati keindahan alam, dan lain
sebagainya.

Dikabupaten Sidoarjo ini juga telah ada bermacam fasilitas kesehatan yang
mampu menangani permasalahan kesehatan masyarakat. Dengan adanya penigkatan
SDM di Sidoarjo maka bidang kesehatan secara tidak langsung juga akan meningkat dan
tak perlu bergantung lagi ke Kota Surabaya.

Oleh karena itu, bukan tidak mungkin bagi Sidoarjo untuk menjadi kota yang
mandiri, dengan jumlah penduduk yang memadai, dengan adanya beberapa perguruan
tinggi yang ada, adanya industri yang dapat dikembangkan serta sumber daya alam dan
potensi wisata, ini semua dapat digunakan sebagai bekal menuju Sidoarjo yang mandiri.

2.3. Isu Permasalahan

Sebagaimana fakta yang ada di lapangan saat ini, bahwa Sidoarjo merupakan
daerah satelit pendukung Kota Surabaya yang tergabung dalam “Gerbangkertosusila”.
Hal tersebut dikarenakan sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur,lahan yang ada di
Surabaya sudah sangat padat dan tidak lagi strategis untuk membangun tempat ataupun
fasilitas umum yang membutuhkan wilayah yang luas. Sehingga dibutuhkan adanya
peran dari daerah lain di sekitar Kota Surabaya untuk membantu permasalahan tersebut,
salah satunya yaitu Kabupaten Sidoarjo. Sidoarjo telah menyediakan berbagai fasilitas
untuk Surabaya, seperti halnya fasilitas umum berupa terminal bis Bungurasih, bandar
udara Juanda, perumahan, dan masih banyak lagi. Sebagian penduduk bahkan belum
mengetahui bahwa letak fasilitas-fasilitas umum tersebut bukan lagi berada dalam daerah
Surabaya, melainkan sudah masuk dalam kawasan Sidoarjo. Sehingga secara tidak
langsung, dapat dikatakan bahwa sebenarnya Sidoarjo telah memberikan pengaruh besar
terhadap keberlangsungan Kota Surabaya.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, saat ini jumlah
penduduk di Sidoarjo setiap tahunya selalu mengalami peningkatan dan dalam angka
yang cukup besar. Padahal Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten dengan luas
wilayah terkecil di Provinsi Jawa Timur, namun nyatanya telah mengalami pertumbuhan
penduduk dan perkembangan teknologi yang lebih cepat.Di tahun 2016 saja jumlah
penduduknya sebanyak2.222.996 jiwa dengan luas wilayah hanya 634.38 km2. Hal
tersebut mengartikan bahwa dampak dari salah satu daerah penyokong Surabaya adalah
pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang terus meningkat seiring berjalannya waktu.
Jika dampak tersebut secara terus menerus terjadi, maka tidak menutup kemungkinan
bahwa Sidoarjo akan menjadi kota mandiri dan bukan lagi sebagai daerah penyokong
bagi Kota Surabaya. Suatu daerah dapat menjadi kota mandiri ketika daerah tersebut
memiliki jumlah penduduk yang banyak dan mampu mengolah daerahnya secara
mandiri tanpa bergantung pada daerah lain sebagai penyokongnya. Kota mandiri paling
tidak memiliki jumlah penduduk 1 juta jiwa hingga 5 juta jiwa, dan Sidoarjo telah
memenuhi persyaratan tersebut. Namun hingga saat ini Sidoarjo sendiri masih
membutuhkan SDM yang lebih banyak dan memumpuni untuk dapat mengolah
daerahnya seoptimal mungkin.

Banyak sekali potensi berupa sumber daya yang dimiliki oleh Sidoarjo, baik
sumber daya manusia, alam, maupun buatan yang seharusnya dapat dimanfaatkan secara
optimal. Sehingga nantinya potensi tersebut diharapkan mampu menjadi faktor-faktor
penguat keberadaan kota mandiri Sidoarjo. Pertama, kekuatan utama Sidoarjo
berada pada potensi SDA dan kebudayaan lokal yang sangat melimpah. Pada
potensi disektor pertanian, terdapat berbagai komoditas yang patut dijadikan sebagai
unggulan karena akan memberikan dampak besar bagi perekonomian di Sidoarjo,
komoditas pertanian tersebut antara lain padi, tebu, jagung, kedelai, dan masih banyak
lagi. Menurut RTRW tahun 2009 hingga 2029 yang telah dirancang oleh Pemerintah
Sidoarjo,letak sektor pertanian mendominasi di bagian barat daya, yaitu Kecamatan
Wonoayu, Tulangan, Krembung, Prambon, dan Tarik. Dimana daerah-daerah tersebut
cenderung memiliki jumlah penduduk yang lebih sedikit daripada daerah-daerah lain di
Sidoarjo. Sehingga, masih banyak lahan-lahan kosong yang dapat dimanfaatkan dan
diolah secara optimal sebagai lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan
penduduk sekitar dan luar daerah. Jika pangan terpenuhi dengan baik, maka tingkat
kesehatan penduduk dapat terjamin dan akan meningkatkan angka fertilitas serta
menurunkan angka mortalitas dengan pasokan pangan yang memadai. Selanjutnya,
Kabupaten Sidoarjo berbatasan langsung dengan Selat Madura sehingga selain memiliki
potensi di sektor pertanian, Sidoarjo juga memiliki potensi pengembangan di sektor
perikanan. Dalam mendukung pengembangan sektor perikanan telah ditetapkan kawasan
minapolitan, yang terdiri dari 6 kecamatan yaitu Kecamatan Candi, Sidoarjo, Sedati,
Waru, Buduran, dan Jabon. Minapolitan sendiri merupakan kawasan yang
dikembangkan/dibangun dengan menitikberatkan pada sektor perikanan dengan
mengedepankan prinsip efisien, kualitas, percepatan, dan berkesinambungan. Pada
sektor perikanan, Kabupaten Sidoarjo mengandalkan udang dan bandeng sebagai
komoditas unggulan yang dijadikan lambang Kabupaten Sidoarjo. Dengan luas tambak
15.530.409 Ha memberikan kesejahteraan bagi 3.277 petani tambak dan 3.281 pendega,
yaitu orang yang berusaha dengan cara bagi hasil dengan pemilik tambak. Wilayah
tambak di Sidoarjo membentang dari utara ke selatan sepanjang pantai Timur, dimulai
dari Kecamatan Waru sampai Kecamatan Jabon. Jadi tidak heran bahwa Sidoarjo sangat
kaya akan kekayaan laut dan perairannya. Selain itu juga terdapat beberapa sektor
pariwisata yang memanfaatkan kekayaan tersebut, seperti Wisata Bahari Tlocor dan
Pemancingan Delta Fishing. Potensi-potensi itu lah yang dapat menjadi daya tari
penduduk luar daerah terhadap Kabupaten Sidoarjo. Kedua, keberadaan Sidoarjo
tentu tidak terlepas dari sektor perindustrian hingga Sidoarjo dikenal sebagai kota
UKM Indonesia karena disana terdapat berbagai jenis bisnis jasa dan perdagangan
berbasis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sampai beraneka industri yang
tentunya akan membutuhkan banyak tenaga kerja. Maka dari itu sektor industri dan
UMKM mampu dijadikan sebagai pendorong terbesar untuk menarik minat penduduk
daerah lain terutama bagi penduduk usia produktif yang sedang mencari pekerjaan agar
datang dan menetap di Sidoarjo. Menurut RTRW tahun 2009 hingga 2029 yang telah
dirancang oleh Pemerintah Sidoarjo, sektor perindustrian terletak di bagian utara, yaitu
daerah Balongbendo, Krian, Taman, Waru, Sedati, Gedangan, dan Buduran. Daerah-
daerah itu secara langsung berbatasan dengan Gresik dan Surabaya, dengan tujuan
mendekatkan dan memudahkan akses antara Sidoarjo dengan kedua daerah besar
tersebut bagi penduduk yang bekerja di sana. Apabila penduduk daerah lain tertarik
untuk bekerja di Sidoarjo karena banyaknya lapangan pekerjaan terutama bagi usia
produktif, tentu akan sangat membantu peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan
semakin banyak pula SDM yang lebih memumpuni untuk membangun Sidoarjo menjadi
kota mandiri. Tidak hanya itu, penduduk daerah lain yang datang dan bekerja di sana
terutama usia produktif, bisa saja memutuskan bahwa setelah berkeluarga akan menetap
di Sidoarjo hingga beranak cucu. Hal tersebut akan semakin menambah jumlah generasi
muda yang dilahirkan Sidoarjo dan diharapkan nantinya dapat ikut berperan dalam
menyongsong Sidoarjo menjadi kota mandiri melalui ide-ide kreatif. Ketiga,
pendidikan merupakan hal utama yang saat ini wajib didapat oleh setiap individu
di segala usia, terutama usia produktif. Selain potensi alam yang besar, kota mandiri
juga harus memiliki SDA yang memumpuni untuk mengolah segala potensi daerah yang
dimiliki. Namun sayangnya, kualitas dari fasilitas pendidikan di Sidoarjo belum
semuanya dapat dikatakan bagus. Seperti halnya penduduk usia SMA di daerah Taman,
Waru, dan Sedati yang memiliki jumlah penduduk lebih banyak dibandingkan daerah
lain, cenderung memilih bersekolah di Kota Surabaya dibandingkan di Kabupaten
Sidoarjo. Hal itu dikarenakan daerah-daerah tersebut belum memiliki SMA yang favorit
sebagai tujuan utama. Sehingga para orang tua dan anak-anaknya berpandangan untuk
bersekolah di sekolah-sekolah favorit Surabaya untuk mendapat pendidikan yang lebih
baik. Contoh lainnya, Sidoarjo masih belum memiliki perguruan tinggi negeri/swasta
dan institut yang dianggap unggulan. Hal tersebut menjadikan para generasi mudanya
memilih menuntut ilmu keluar daerah. Pemerintah memang sudah berusaha sedikit demi
sedikit untuk membangun pendidikan yang baik di Kabupaten Sidoarjo, salah satunya
dengan membangun Akademi Perikanan Sidoarjo yang merupakan perguruan tinggi
lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan.Namun sangat sedikit sekali perguruan
tinggi semacam itu. Sehingga, masih diperlukan adanya peningkatan pembangunan
kualitas serta sarana dan prasarana pendidikan yang baik dan layak bagi penduduk
Sidoarjo secara merata. Dengan tujuan agar tidak seluruh penduduk di Kabupaten
Sidoarjo berlarian ke Kota Surabaya untuk mecari pendidikan. Keempat,
pembangunan fasilitas kesehatan dan peningkatan layanan kesehatan masih sangat
diperlukan. Pada tahun 2013 lalu, pemerintah Kabupaten Sidoarjo memang sedang
gencar-gencarnya melakukan renovasi fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas. Sayangnya, program tersebut hanya berlaku di kecamatan-kecamatan besar
dan pusat pemerintahan saja, sedangkan kecamatan-kecaman kecil masih belum
diperhatikan. Seperti halnya penduduk di Kecamatan Jabon, yang harus pergi keluar
untuk mencari rumah sakit untuk mendapat fasilitas kesehatan dengan peralatan yang
memadai. Padahal kesehatan merupakan faktor utama untuk meningkatkan fertilitas dan
meminimalisir mortalitas. Tidak hanya fasilitas kesehatan, pelayanan kesehatan pun
masih banyak yang kurang baik. Banyak penduduk yang complain di beberapa rumah
sakit mengenai tenaga medis yang kurang ramah dan kurang cekatan dalam menindak
pasien. Jika kedua permasalahan tersebut masih terus berlangsung, maka dapat
mengancam angka jumlah dan kepadatan penduduk di Sidoarjo.
2.4. Kebijakan

Untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada di Kabupaten Sidoarjo sebagai


salah satu langkah menuju kota mandiri, tentu diperlukan kebijakan-kebijakan yang
mampu medorong langkah tersebut antara lain :

2.4.1. Pembangunan perairan berkelanjutan

Sumber daya perairan Sidoarjo memang sangat melimpah, sampai-sampai


sebagai contoh Sidoarjo sendiri dijuluki sebagai kota udang. Hal itu dikarenakan
salah satu penyumbang terbesar dari hasil perairan seperti tambak di Sidoarjo
adalah udang. Apabila perairan tersebut dapat terus dikembangkan dengan lebih
baik maka hasilnya akan semakin berlimpah dan dapat meningkat.
Pengembangan tersebut dilakukan dengan cara melakukan pembangunan bidang
perairan seperti memperbanyak sektor tambak dengan membudidayakan sektor
perikanan, seperti udang, lele, mujair, bandeng, dsb. Saat ini sektor tambak dan
perikanan dapat menjadi potensi besar untuk meningkatkan pendapatan daerah.
Pada RTRW yang telah disusun, pemerintah memang telah memberikan ruang
tersendiri untuk tambak dan harusnya dapat direalisasikan.

2.4.2. Pengembangan pariwisata berbasis kelautan

Potensi wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran


wisatawan ke suatu daerah tertentu.Selain perairannya, Sidoarjo juga terkenal
dengan lautnya. Sehingga pengembangan potensi laut juga dapat dilakukan salah
satunya dari sektor pariwisata. Sebenarnya terdapat potensi garis pantai yang
memanjang yang bisa digunakan sebagai tempat alternatif pembangunan wisata
di Kabupaten Sidoarjo dengan pengembangan wisata pantai dan minapolitannya
layaknya di Pulau Lombok. Contohnya saja dengan pembangunan wisata laut,
taman laut, tempat makan dengan view laut, dll. Sehingga potensi lautnya dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin.

2.4.3. Penataan dan pengembangan sektor perindustrian

Kabupaten Sidoarjo merupakan penyangga utama Kota Surabaya.


Pentingnya keberadaan Sidoarjo bagi Jawa Timur, juga terbukti dari
bergabungnya Sidoarjo dalam Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) Jawa Timur
yang dikenal sebagai Gerbangkertasusila.Hal inilah yang membuat Sidoarjo lebih
dikenal sebagai kawasan industri dibandingkan dengan kota wisata layaknya Kota
Batu. Dari beberapa sektor ekonomi, jasa, dan perikanan merupakan sumber
perekonomian utama Sidoarjo. Selain itu, ada pula industri besar, jasa dan
industri kecil yang berkembang baik, menjadi sumber kemakmuran
masyarakatnya. Jadi sektor-sektor perindustrian yang ada patut dikembangkan
semaksimal mungkin, terlebih lagi jika penataannya dapat diperhatikan dengan
baik. Sebisa mungkin pemerintah memperhatikan penataan dan letak industri di
Sidoarjo aetidaknya hampir atau bahkan sesuai dengan RTRW yang ada. Karena
mengingat lagi bahwa industri juga memiliki dampak yang negatif seperti polusi
dan limbah, sehingga letaknya perlu diperhatikan untuk menghindari dampak
yang mungkin akan ditimbulkan.

2.4.4. Pemberdayaan masyarakat lokal untuk tergabung dalam UMKM

Sebagai daerah penyokong Kota Surabaya, tentunya Sidoarjo menjadi


daerah yang dilalui jalan arteri Malang-Surabaya. Tidak heran jika banyak sekali
penduduk yang melakukan mobilitas melalui Sidoarjo. Dengan begitu secara
tidak langsung Sidoarjo menjadi daerah lalu lalang yang padat, dan berpotensi
menjadi daerah untuk singgah atau istirahat. Hal tersebut dapat dimanfaatkan
dengan pembentukan UMKM yang bertujuansebagai salah satu bentuk
pemberdayaan masyarakat setempat melalui keterampilan yang dimiliki dengan
mempromosikan barang hasil tangan mereka. Pemberdayaan ini terutama
diperuntukan bagi masyarakat usia kerja yang memiliki pendidikan kurang
sehingga mereka dapat memanfaatkan tenaga mereka melalui pengajaran
keterampilan menghasilkan barang dalam UMKM. Nantinya diharapkan hal
tersebut juga dapat meningkatkan jumlah pendapatan individu dan daerah.

2.4.5. Pembuatan laman tersendiri sebagai wadah promosi UMKM ke daerah lain

Jika pemberdayaan untuk masyarakat lokal melalui UMKM telah


dilakukan, maka diperlukan adanya tindak lanjut berupa promosi dan distribusi
barang ke daerah lain. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengembangkan usaha
yang telah ada dan mengenalkannya ke dunia luar. Sehingga barang yang telah
diproduksi tidak hanya dikenal di Sidoarjo, tetapi nantinya juga dapat dikenal di
daerah lain. Saat ini internet sudah menjadi konsumsi public sehari-hari. Oleh
karena itu, melalui internet dengan penyediaan laman khusus UMKM Sidoarjo
dapat mempermudah akses promosi ke daerah lain secara lebih cepat dan efisien.
Hal tersebut juga dapat menambah tingkat pendapatan UMKM itu sendiri serta
daerah.

2.4.6. Peningkatan kuatlitas pedidikan dan tenaga pengajar

Sidoarjo memang menjadi daerah penyokong dari kota metropolis


Surabaya. Seharusnya dengan keadaan tersebut dapat membuat Sidoarjo tumbuh
dan berkembang dengan baik, salah satunya di bidang pendidikan. Namun
kenyataan yang ada di lapangan menunjukan bahwa kualitas pendidikan di
Sidoarjo tidak sebaik di Surabaya. Bahkan penduduk usia sekolah yang ada di
sana, tertama pada daerah yang berbatasan langsung dengan Surabaya lebih
memilih untuk bersekolah di Surabaya. Hal tersebut dikarenakan sekolah-sekolah
yang ada di Sidoarjo tidak memiliki kualitas sebaik Surabaya yang terkenal
dengan sekolah-sekolah favoritnya. Selain itu juga Sidoarjo belum memiliki
universitas yang menjadi andalan bahkan belum memiliki institute. Sehingga mau
tidak mau penduduk usia akan lebih memilik untuk pergi ke Surabaya mencari
universitas dan institute yang diinginkan. Karena itu, perlu adanya peningkatan
kualitas pendidikan dan tenaga pengajar yang nantinya dapat meminimalisir
keinginan penduduk usia sekolah untuk memilih mencari ilmu di Surabaya.

2.4.7. Pembangunan fasilitas kesehatan yang merata

Diperlukan pembangunan fasilitas kesehatan bagi penduduk terutama di


daerah pinggiran Sidoarjo. Hal tersebut untuk memudahkan pemberian pelayanan
kesehatan dengan mudah agar penduduk di daerah pinggiran juga dapat terjamah
kesehatannya dan tidak perlu susah-susah pergi ke kota mencari layanan
kesehatan. Dengan tersedianya fasilitas kesehatan yang mudah dijangkau, maka
akan semakincepat penanganan masalah kesehatan penduduk yang nantinya akan
berdampak padaberkurangnya tingkat mortalitas. Sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan dalam hal kesehatan penduduknya.

2.4.8. Peningkatan layanan kesehatan

Selain pembangunan fasilitas kesehatan, diperlukan juga adanya


peningkatan layanan kesehatan seperti contohnya tenaga medis. Tenaga medis
harus memiliki kemampuan yang memumpuni karena berkaitan dengan nyawa
orang. Sehingga pemerintah perlu memberika penyuluhan dan peraturan kepada
pelayan kesehatan untuk melakukan perawatan pada pasien secepat dan sebaik
mungkin sehingga tidak merenggut nyawa orang. Disamping itu, pelayan
kesehatan juga harus ramah dalam menyambut pasien agar memberikan
kenyamanan tersendiri bagi pasien saat melakukan pengobatan atau perawatan.
BAB 3

PENUTUP

1.3.1. Kesimpulan

Kabupaten Sidoarjo adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa


Timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik di
utara, Selat Madura di timur, Kabupaten Pasuruan di selatan, serta Kabupaten
Mojokerto di barat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Kabupaten
Sidoarjo memiliki jumlah penduduk yang meningkat di setiap tahunnya, terlihat di
tahun 2015 – 2016 penduduk Sidoarjo naik dari 2.161.659 jiwa menjadi 2.222.996
jiwa. Di tahun 2014 – 2015 terjadi penurunan kelahiran dan peningkatan kematian
penduduk di Kabupaten Sidoarjo. Tetapi hal ini tidak 100% berpengaruh pada
pertumbuhan penduduk Sidoarjo karena letak Sidoarjo yang berdekatan dengan Kota
Surabaya sehingga peningkatan migrasi mampu menstabilkan peningkatan jumlah
penduduk. Dalam peningkatan Sumber Daya Manusia di Kabupaten Sidoarjo juga
telah didukung dengan adanya sekolah dari jenjang sebelum SD hingga MA/SMA,
selain sekolah juga ada Perguruan Tinggi yang dapat meningkatkan SDM Sidoarjo
yaitu sebanyak 14 PT pada tahun 2016 baik Negeri maupun Swasta dengan jumlah
mahasiswa sebanyak 3.434 jiwa. Disamping itu Kabupaten Sidoarjo juga memiliki
industri besar dan sedang yang terbagi dalam beberapa bidang pertambangan,
makanan dan minuman, pengolahan tembakau dan lain sebagainya yaitu dengan
jumlah perusahaan seluruhnya yaitu 631 dan menampung tenaga kerja sebanyak
120.857 jiwa. Di Kabupaten Sidoarjo juga telah didukung oleh fasilitas-fasilitas
seputar dunia kesehatan dan farmasi yaitu dengan total sebanyak 5.707.

Jika dilihat dari data diatas peningkatan penduduk dapat menjadi potensi
Kabupaten Sidoarjo. Karena peningkatan penduduk akan menimbulkan kebutuhan
masyarakat dan untuk dapat memenuhinya maka diperlukan pembangunan
infrastruktur. Dengan kondisi seperti ini, maka akan terjadi pembangunan
berkelanjutan. Kabupaten Sidoarjo juga memiliki fasilitas pendidikan yang mampu
meningkatkan SDM masyarakatnya. Banyaknya industri serta beberapa tempat wisata
di Kabupaten Sidoarjo telah menandakan bahwa daerah ini memiliki SDA yang
melimpah dan jika hal ini dimanfaatkan dengan optimal maka Sidoarjo nantinya
mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Semua hal itu juga semakin lengkap dengan
adanya fasilitas penunjang kesehatan yang cukup memadai di Sidoarjo. Oleh karena
itu, bukan tidak mungkin bagi Sidoarjo untuk menjadi kota yang mandiri, dengan
jumlah penduduk yang memadai, dengan adanya beberapa perguruan tinggi yang ada,
adanya industri yang dapat dikembangkan serta sumber daya alam dan potensi wisata,
ini semua dapat digunakan sebagai bekal menuju Sidoarjo yang mandiri.

Terdapat beberapa isu yang mampu mendorong Sidoaro menjadi kota mandiri
yaitu yang petama, kekuatan utama Sidoarjo berada pada potensi SDA dan
kebudayaan lokal yang sangat melimpah. Kedua, keberadaan Sidoarjo tentu tidak
terlepas dari sektor perindustrian hingga Sidoarjo dikenal sebagai kota UKM
Indonesia karena disana terdapat berbagai jenis bisnis jasa dan perdagangan berbasis
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sampai beraneka industri yang tentunya akan
membutuhkan banyak tenaga kerja. Ketiga, pendidikan merupakan hal utama yang
saat ini wajib didapat oleh setiap individu di segala usia, terutama usia produktif.
Keempat, pembangunan fasilitas kesehatan dan peningkatan layanan kesehatan masih
sangat diperlukan.

Beberapa kebijakan yang diperlukan untuk dapat mewujudkan kota mandiri


yaitu Pembangunan perairan berkelanjutan, Pengembangan pariwisata berbasis
kelautan, Penataan dan pengembangan sektor perindustrian, Pemberdayaan
masyarakat lokal untuk tergabung dalam UMKM, Pembuatan laman tersendiri
sebagai wadah promosi UMKM ke daerah lain, Peningkatan kuatlitas pedidikan dan
tenaga pengajar, Pembangunan fasilitas kesehatan yang merata, dan Peningkatan
layanan kesehatan.

1.3.2. SARAN
1. Untuk Pembaca

Jika pembaca ingin melanjutkan makalah ini sebaiknya didukung dengan


penelitian yang matang sehingga perumusan analisa, isu, kebijakan dan hal
lainnya dapat bejalan dan mendapat hasil yang baik.

2. Untuk Pemerintah

Kami menyarankan untuk merespon dan menjalankan beberapa kebijakan


yang telah kami berikan sehingga dapat bermanfaat kedepannya kepada
kabupaten Sidoarjo.
1.3.3. Lesson Learn

Kabupaten Sidoarjo adalah daerah penyokong Kota Surabaya yang memiliki


letak yang sangat strategis. Kabupaten Sidoarjo memiliki kondisi kependudukan yang
unik, banyak potensi yang ada di sektor kependudukannya. Jika dilihat dari data yang
ada, Sidoarjo dapat menjadi kota yang mandiri dengan memanfaatkan sektor
kependudukannya dan SDA. Hal ini dikarenakan Kabupaten Sidoarjo memiliki SDA
yang melimpah, memiliki sektor industri yang besar, SDM yang semakin berkembang
dan pembangunan fasilitas kesehatan yang masih diperlukan. Jika hal tersebut
didukung dengan kebijakan pemerintah yang tepat dalam bidangnya maka Kabupaten
Sidoarjo benar dapat menjadi kota mandiri.
DAFTAR PUSTAKA

 Sidoarjo Dalam Angka 2017 (BPS, 2017)


 www.visioner.id/opini/10277/menggagas-pengembangan-potensi-wisata-di-kabupaten-
sidoarjo.html
 https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sidoarjo
 http://dpmptsp.sidoarjokab.go.id/pages/post/potensi-sumber-daya

Anda mungkin juga menyukai