Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEPENDUDUKAN

MIGRASI PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA

Disusun oleh:

 Muhammad Afif Arsyad 08211340000045

 Muhammad Febtian Syah Putra 08211740000002

 Siska Brilliant Ramadhanty 08211740000007

 Wenda Purnama Sari 08211740000019

Dosen Pembimbing:
ARWI YUDHI KOSWARA, ST., MT.

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Migrasi Penduduk


Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas
politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai
perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
B. Jenis-Jenis Migrasi Penduduk
Ada beberapa jenis migrasi penduduk, antara lain:
1. Migrasi masuk (in migration): masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan.
2. Migrasi keluar (out migration): perpindahan penduduk keluar dari daerah asal.
3. Migrasi neto (net migrastion): selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
Apabila migrasi masuk lebih besar dibandingkan dengan migrasi keluar maka disebut
migrasi neto positif, sebaliknya disebut migrasi neto negatif.
4. Migrasi bruto (gross migration): jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
5. Migrasi total (total migration): semua orang yang pernah pindah.

C. Faktor Penyebab Terjadinya Migrasi Penduduk


Terjadinya migrasi penduduk disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
1. Faktor Pendorong
a. Makin berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permintaan atas barang-
barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang,
kayu, dan bahan dari pertanian.
b. menyempitnya lapangan pekerjaan ditempat asal (misalnya di perdesaan) akibat
masuknya teknologi yang menggunakan mesin-mesin.
c. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, dan suku di daerah asal.
d. Tidak cocok lagi dengan adat,budaya, atau kepercayaan di tempat asal.
e. Alasan pekerjaan dan perkawinan yang menyebabkan tidak bisa mengembangkan
karir pribadi.
f. Bencana alam baik banjir, kebakaran, gempa buini, musim kemarau panjang, atau
adanya wabah penyakit.
2. Faktor Penarik
a. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki
lapangan pekerjaan yang cocok.
b. Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik.
c. Kesempatan pendidikan yang lebih tinggi.
d. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim,
perumahan, sekolah, dan fasilitas-fasilitas kemasyarakatan lainnya.
e. Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung.
f. Adanya aktifitas-aktifitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan
sebagai daya tarik bagi penduduk di desa atau kota kecil.
BAB II
STUDI KASUS

A. Migrasi Penduduk Provinsi Sumatera Utara


Menurut hasil Sensus Penduduk tahun 2010 oleh BPS, jumlah penduduk Provinsi Sumatera
Utara mencapai 12.985.075 jiwa. Dengan luas wilayah 71.680,68 km2, kepadatan penduduk
Provinsi Sumatera Utara mencapai 181 jiwa/km2. Data BPS hasil Sensus Penduduk tahun
1971, 1980, 1990, 2000, 2010, dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 1985,
1995, 2005, 2015, menunjukkan bahwa migrasi penduduk yang terjadi di Provinsi Sumatera
Utara terjadi secara tidak seimbang.

Tabel Data Migrasi Penduduk Provinsi Sumatera Utara tahun 1971 – 2015

Tahun Migrasi Masuk Migrasi Keluar Migrasi Neto


1971 547.405 188.326 359.079
1980 570.863 417.659 153.204
1985 485.155 562.885 -77.730
1990 459.652 770.093 -310.441
1995 552.450 1.025.451 -473.001
2000 447.897 1.336.772 -888.875
2005 447.332 1.314.117 -866.785
2010 521.847 2.298.140 -1.776.293
2015 519.843 2.207.072 -1.687.229
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000, 2010 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
1985, 1995, 2005, 2015
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah migrasi keluar (out migration) di Provinsi Sumatera
Utara meningkat dratis tiap tahunnya dan tidak seimbang dengan jumlah migrasi masuknya (in
migration) yang terbilang konstan. Dapat dilihat pada tahun 2005, jumlah migrasi keluar
Provinsi Sumatera Utara tercatat sebesar 1.314.117 jiwa. Lalu pada tahun 2010, terjadi
peningkatan jumlah migrasi keluar sebesar 75% atau 984.023 jiwa. Migrasi neto pada rentang
waktu tahun 1985 sampai dengan tahun 2015 menunjukkan hasil angka yang negatif. Hal ini
dapat diartikan bahwa jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Utara selalu berkurang tiap
tahunnya akibat terjadinya migrasi keluar besar-besaran yang tidak seimbang dengan jumlah
migrasi masuk.

Grafik Migrasi Penduduk Provinsi Sumatera Utara


(Tahun 1971-2015)
3000000

2500000

2000000 Migrasi Keluar


Migrasi Masuk
1500000

1000000

500000

0
1971 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015

Sumber :
Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000, 2010 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1985,
1995, 2005, 2015

B. Faktor Penyebab Terjadinya Migrasi Penduduk di Provinsi Sumatera Utara


Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi penduduk di Provinsi Sumatera
Utara, antara lain:
1. Faktor Pendorong
Faktor pendorong masyarakat Provinsi Sumatera Utara untuk melakukan migrasi keluar
yaitu:
a. Tidak tersedianya lapangan pekerjaan bagi penduduk dengan skill kurang memadai
Mayoritas lapangan pekerjaan yang tersedia di Provinsi Sumatera Utara berada
dalam lingkup sektor pemerintahan dan swasta, sehingga dibutuhkan tenaga kerja
yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dan skill yang memadai. Hal ini
menyebabkan masyarakat Provinsi Sumatera Utara yang memiliki tingkat pendidikan
rendah dan skill yang kurang memadai memilih bermigrasi keluar untuk mencari
pekerjaan yang sesuai.
b. Kemauan untuk menempuh pendidikan tinggi di luar daerah, khususnya Pulau Jawa
Kebanyakan perguruan tinggi terbaik di Indonesia berada di Pulau Jawa. Akibatnya,
banyak muda-mudi Sumatera Utara yang berkemauan untuk menempuh pendidikan
tinggi memilih bermigrasi ke Pulau Jawa.
c. Tradisi masyarakat untuk merantau
Di Provinsi Sumatera Utara yang mayoritas bersuku bangsa Batak, dimana kegiatan
merantau telah menjadi kebiasaan turun-temurun. Berdasarkan Sensus Penduduk
tahun 2015, sekitar 3,4% atau sekitar 327.000 jiwa penduduk Provinsi DKI Jakarta
adalah penduduk bersuku bangsa Batak. Sama halnya dengan Provinsi Riau, dimana
sekitar 12.55% atau sekitar 776,649 jiwa penduduknya bersuku bangsa Batak.

2. Faktor Penarik
Faktor yang menarik minat masyarakat luar daerah untuk melakukan bermigrasi ke
Sumatera Utara, yaitu:
a. Banyak tersedia lapangan pekerjaan di sektor pemerintahan dan swasta
Mayoritas lapangan pekerjaan yang tersedia di Provinsi Sumatera Utara berada
dalam lingkup sektor pemerintahan dan swasta, sehingga dibutuhkan tenaga kerja
yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dan skill yang memadai. Hal ini membuat
banyak penduduk dari luar wilayah, seperti dari Pulau Jawa, datang ke Sumatera
Utara untuk bekerja. Tak heran jika Sensus Penduduk tahun 2010 menyebutkan
bahwa 33,28% atau ± 4.320.000 jiwa penduduk Sumatera Utara adalah penduduk
Suku Jawa, 0,36% atau ± 47.000 jiwa merupakan suku asal Banten, dan Suku Sunda
dengan jumlah sekitar 0,27% atau kurang lebih 36.000 jiwa.
b. Terdapat beberapa perguruan tinggi terbaik se-Pulau Sumatera
Meskipun kalah saing dengan perguruan tinggi di Pulau Jawa, masih banyak muda-
mudi dari luar wilayah (masih dalam Pulau Sumatera) memilih datang ke Sumatera
Utara untuk menuntut ilmu. Contohnya berkuliah di Universitas Sumatera Utara
(USU), Universitas Andalas, dan lain-lain.

c. Infrastruktur dan sarana prasarana lebih baik dibanding wilayah lain di Sumatera
Ibukota Provinsi Sumatera Utara, Medan, merupakan kota terbesar ke-4 di
Indonesia.Infrastruktur dan fasilitas di Sumatera Utara khususnya Kota Medan
adalah yang terbaik dari seluruh kota yang ada di Pulau Sumatera. Hal ini
menjadikan Kota Medan menjadi tujuan utama migrasi masuk di Provinsi Sumatera
Utara.

C. Akibat dari Terjadinya Migrasi Keluar yang Tidak Terkendali di Provinsi Sumatera
Utara
Sebenarnya, aktivitas migrasi keluar yang tidak terkendali ini berdampak buruk terhadap
aktivitas pembangunan di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun
2010, Angka Migrasi Netto (angka yang menunjukkan selisih antara migrasi masuk dan
migrasi keluar per seribu penduduk) di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan angka yang
memprihatinkan, yakni -136,8. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas migrasi keluar yang
besar dan tidak sebanding dengan banyaknya migrasi masuk, membuat jumlah penduduk
khususnya penduduk usia produktif di Provinsi Sumatera Utara semakin berkurang.
Sehingga pembangunan di Provinsi Sumatera Utara menjadi terhambat.

D. Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasi Migrasi Keluar yang Tidak Terkendali di


Provinsi Sumatera Utara
Berdasarkan permasalahan yang sudah diuraikan di atas, sebenarnya Pemerintah Daerah
Provinsi Sumatera Utara sudah melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi hal
tersebut. Salah satu yang paling efektif adalah membuat “Grand Design Pembangunan
Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011-2035” melalui Peraturan Gubernur
Nomor 32 Tahun 2014. Pergub ini sebagai landasan dan acuan bagi pembangunan
kependudukan Provinsi Sumatera Utara di masa yang akan datang dengan lima pokok
bahasan yakni Grand Design Pengendalian Penduduk, Grand Design Kualitas Penduduk,
Grand Design Mobilitas Penduduk, Grand Design Kesejahteraan Keluarga, serta Grand
Design terkait Data dan Informasi Kependudukan. Harapannya, program ini dapat dijadikan
masukan dan pedoman penyusunan RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka {Panjang
Daerah Sumatera Utara), RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Sumatera Utara), MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia) dan MP3KI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di
Indonesia) khususnya Provinsi Sumateran Utara.
Menurut drs. Heru Santosa MS, Ph.D, sebagai tim koalisi pembangunan kependudukan
Sumatera Utara, mengatakan bahwa terdapat dua strategi utama sebagai langkah untuk
mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang ada di Provinsi Sumatera Utara,yakni:
1. Memunculkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang tersebar di seluruh kabupaten
dan kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara
membangun infrastruktur penunjang perekonomian serta menyediakan lapangan
pekerjaan baru yang tersebar secara merata.
2. Menyediakan berbagai program unggulan yang dapat menarik masyarakat untuk
beraktivitas di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memberikan Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat kepada masyarakat yang
memang membutuhkan. Selain itu dapat didukung dengan pemudahan urusan
administrasi kependudukan kepada seluruh masyarakat di Provinsi Sumatera Utara.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan dan Saran
 Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari
satu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/administrasi negara atau bagian
suatu negara.
 Jika dibandingkan dengan provinsi yang ada di Jawa, penduduk Provinsi Sumatera
justru lebih memilih keluar. Hal ini mengakibatkan migrasi out di provinsi tersebut
tinggi.
 Provinsi Sumatera Utara kekurangan penduduk yang menetap. Untuk menanggulagi
dan mencegah hal ini terus terjadi kedepannya, diharapkan pemerintah memunculkan
pusat- pusat pertumbuhan ekonomi baru yang tersebar di berbagai kota/kabupaten
serta didukung penyedian berbagai program unggulan untuk masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai