SEMESTER/KELAS: 3/A
Oleh :Kelompok 4
Menurut WHO
Menurut Kedokteran
Menurut KUHP
Aboarsi adalah pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium
perkembangannya masa kehamilan yang lengkap mencapai (38-40 minggu).
Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin tersebut dapat hidup di luar kandungan
berat kurang dari 500 gram atau kurang lebih 20 minggu.
JENIS-JENIS ABORSI
PENYEBAB ABORSI/ABORTUS
Umur
Dalam kurun waktu reproduksi sehat di kenal bahwa usia yang aman untuk
kehamilan dan persalinan seorang perempuan adalah usia 20-30 tahun.Kematian
maternal seorang perempuan hamil dan melahirkan pada usia di bawah umur 20
tahun. Ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada
umur 20-29 tahun.Kematian maternal kembali meningkat sesudah umur 30-35
tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum begitu
matang, selain pendidikan pada umummnya rendah dan ibu yang masih muda
masih tergantung kepada orang lain.
Fakor ekonomi
Biasanya sangat berkaitan erat dengan perilaku dan juga tingkah lau
seseorang, dan kemungkinan besar juga bisa terjadi pada seseorang yang akan
melakukan aborsi, kaena takut dan dihimpit oleh keadaan ekonomi yang kurang,
sehingga orang tersebut merasa tidak yakin untuk bisa membesarkan anak yang
dikandungnya, sehingga terjadilah tindakan aborsi ini, yang sebenarnya sangat
dilarang oleh agama dan juga Negara
Faktor social
Faktor social ini biasanya berkaitan dengan kausus aborsi dimana orang
tersebut hamil di luar nikah, perilaku aborsi ini memang dipandang sebagai
perbuata tercela, hal tersebut juga tidak lepas dari masyarakat yang memang sudah
memandang hal tersebut, bahkan kasus pada remaja yang melakukan seks bebas ini
menjadi menilai bahwa aborsi bisa dilakukan sebagai jalan keluar dari
perbuatannya tersebut. aborsi juga termasuk ke dalam sesuatu penyimpangan social.
.Korban perkosaan
Diantara beberapa kasus aborsi pada remaja, ada juga salah satu factor yang
memprihatinkan salah satunya pada remaja korban perkosaan, karena tidak tahu
siapa yang harus bertanggung jawab sehingga tidak heran pada kasus ini
mengharuskan remaja tersebut harus melakukan aborsi untuk menyelamatkan masa
depannya.
Paritas ibu
Pendidikan agama sejak dini diberikan agar anak kelak bisa memasuki masa
remajan atau dewasa muda memiliki pengetahuan bahwa perzinahan atau seks bebas
merupakan suatu hubungan seks diluar nikah dilarang oleh agama,hukum dan
melakukanya adalah perbuatan dosa,
Dalam islam tidak dikenal istilah “pacaran” atau pergaulan bebas,namun yang ada
aladah sebatas perkenlan. Selama masa perkenalan inipun baik laiki-laki maupun
perempuan tidak boleh berdua-duaan ditempat sepi,sebab di khawatirkan yyang
ketiganyya adalah setan yang menggoda dua insan tdai untuk berbuat perzinahan.
Bila terjadi “kecelakaan” (kehamilan diluat nikah) sebaiknya remaja yang
bersangkutan dinikahkan. Bila tidak,kehamilan dapatditeruska hingga melahirkan
seacara normal. Bayi dapat dirawat sendiri atau dirawat oleh prang lain (adopsi).
Orang tua dirumah (ayah dan ibu),orang tua dia sekolah (ibu/bapak guru) serta
masyarakat (ulama,tokoh masyarakat,pejabat,aparat, dan pengusaha) hendaknya
menciptakan tatanan kehidupan bermasyarakat yang religius dan tidak memberikan
peluang berupa saran dan prasaranan yang dapat menjurus kepergaulan bebas
(peszinahan),misalnya pornografi,pemerkosaaan dan NAZA.
Diperlukan penyuluhan kepada masyarakat terutama pad remaja tentang dampak
buruk aborsi akibat pergaulan bebas dan hubungan seks di luar nikah atau sudut
pandang biologis,psikologis, sosial dan spiritual.
Kepada mereka yang melakukan tindakan pengguguran (abostus criminalitas)
dikenakan sanksi hukum yang berat sesuai dengan hukum perundang-undangan
yang berlaku. Bagi “korban” dianjurkan untuk bertobat dan meminta ampun kepada
Allah SWT. Dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Organisasi profesi seperti IDI dan POGI hendaknya dapat menerbitkan para
anggotanya yang melakukan tindakan pengguguran (abortus criminalitas).