Anda di halaman 1dari 6

ISU DAN TREN

“Aborsi Dalam Prespektif Medis”

SEMESTER/KELAS: 3/A
Oleh :Kelompok 4

Sri Wahyuningsih Latif 841419029


Ismiyati R. Ismail 841419037
Sri Magfirah Ilimullah 841419022

Rizka Badriyah Akbarwati 841419023


Sabriah Dwi Anhari 841419048
Rezka Pratama A. Uno 841419027

DOSEN PENGAMPUH : Dr. Nasrun Pakaya, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAH RAGA DAN
KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI
GORONTALO
2020
Pengertian Aborsi/abortus

 Menurut WHO

Aborsi adalah menghentikan kehamilan sebelum janin berusia 20


minggu.secara medis janin tidak bisa bertahan di luar kandungan. Dari segi
medikolegal maka istilah abortus,kelahiran prematur dan keguguran adalah
mempunyai arti yang sama dan menunjukkan pengeluaran janin dalam rahim
sebelum usia kehamilan yang cukup.

 Menurut Kedokteran

Aborsi adalah keluarnya produk konsepsi (Plasenta,selaput janin dan janis)


secra prematur dari rahim ibu. Dari segi medis menurut sofoewan aborsi atas indikasi
medis di sebut aborsi atas indikasi medis di sebut aboorsi terapeutik,adalah aborsi
yang di lakukan sebelum janin mampu untuk hidup demi kesehatan ibu tersebut.

 Menurut KUHP
Aboarsi adalah pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium
perkembangannya masa kehamilan yang lengkap mencapai (38-40 minggu).
Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin tersebut dapat hidup di luar kandungan
berat kurang dari 500 gram atau kurang lebih 20 minggu.

JENIS-JENIS ABORSI

 Abortus provocatus (Buatan)

Adalah pengguguran kandungan yang di lakukan dengan cara sengaja.

 Abortus Artifikalis therapicus


Adalah aborsi yang di lakukan oleh dokter atas dasar indikasi tentang
medis, yakni apabila tindakan abortus tidak di ambil maka bisa membahayakan
jiwa seorang ibu.
 Abortus provocatus kriminalis
Adalah aborsi yang dilakukan untuk menyelamatkan janin dalam
kandungan akibat hubungan seksual di luar nikah/mengakhiri kehamilan yang tidak
di inginkan seorang ibu.
 Abortus spontaneus (tidak di sengaja)
Adalah apabila ibu mengalami trauma yang begitu berat akibat penyakit
menahun,kondisi patologis,dan kelainan pada saluran reproduksi.

PENYEBAB ABORSI/ABORTUS

 Umur

Dalam kurun waktu reproduksi sehat di kenal bahwa usia yang aman untuk
kehamilan dan persalinan seorang perempuan adalah usia 20-30 tahun.Kematian
maternal seorang perempuan hamil dan melahirkan pada usia di bawah umur 20
tahun. Ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada
umur 20-29 tahun.Kematian maternal kembali meningkat sesudah umur 30-35
tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum begitu
matang, selain pendidikan pada umummnya rendah dan ibu yang masih muda
masih tergantung kepada orang lain.

 Fakor ekonomi
Biasanya sangat berkaitan erat dengan perilaku dan juga tingkah lau
seseorang, dan kemungkinan besar juga bisa terjadi pada seseorang yang akan
melakukan aborsi, kaena takut dan dihimpit oleh keadaan ekonomi yang kurang,
sehingga orang tersebut merasa tidak yakin untuk bisa membesarkan anak yang
dikandungnya, sehingga terjadilah tindakan aborsi ini, yang sebenarnya sangat
dilarang oleh agama dan juga Negara
 Faktor social

Faktor social ini biasanya berkaitan dengan kausus aborsi dimana orang
tersebut hamil di luar nikah, perilaku aborsi ini memang dipandang sebagai
perbuata tercela, hal tersebut juga tidak lepas dari masyarakat yang memang sudah
memandang hal tersebut, bahkan kasus pada remaja yang melakukan seks bebas ini
menjadi menilai bahwa aborsi bisa dilakukan sebagai jalan keluar dari
perbuatannya tersebut. aborsi juga termasuk ke dalam sesuatu penyimpangan social.

 Malu dengan keluarga dan tetangga,


Perilaku seks bebas dikalangan remaja ini memnag sangat meprihatinkan,
sehingga terjadinya hamil di luar nikah menjadi sebuah keadaan yang sulit untuk
dilepaskan dari peilaku tersebut.Orang yang sudah terlanjur hamil biasanya akan
merasa malu dengan keluarga dan tetangga di sekitarnya karena mereka
menganggap hal tersebut adalah sebuah aib yang sulit dihilangkan, sehingga jalan
yang ditempuh adalah dengan aborsi.
 Tidak menginginkan anak.
Faktor lainnya dari seringnya remaja melakukan abosi adalah karena takut
sekolahnya terganggu, hal ini juga dikarenakan dari hubungan seks bebas yang
seringkali terjadi pada kalangan remaja, sehingga menyebbakan dirinya hamil,
karena biasanya jika para remaja hamil dan merasa takut dikeluarkan dari sekolah
sehingga akan menganggu studi nya

 .Korban perkosaan

Diantara beberapa kasus aborsi pada remaja, ada juga salah satu factor yang
memprihatinkan salah satunya pada remaja korban perkosaan, karena tidak tahu
siapa yang harus bertanggung jawab sehingga tidak heran pada kasus ini
mengharuskan remaja tersebut harus melakukan aborsi untuk menyelamatkan masa
depannya.

 Paritas ibu

Anak yang lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan


janin dan perdarahan saat persalinan karena keadaan yang ada pada rahim biasanya
sudah lemah.Paritis 2-3 merupakan paritis yang paling aman ditinjau dari sudut
kematian maternal.Paritas 1 dan paritas tinggi lebih dari 3 mempunyai angka
kematian maternal yang lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi juga kematian
materal
 Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan


janin yang kurang baik, Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang berdekatan di
bawah dua tahun akan mengalami peningkatan resiko terhadap terjadinya
perdarahan pada trimester ke III, termasuk juga karena alasan anemia, plasenta
previa dan ketuban pecah dini serta dapat melahirkan bayi yang beratnya
rendah.Hubungan seksual yang berlebihan saat hamil, sehingga menyebabkan
abortus dan hiperemia.

 kesehatan ibu hamil


kesehatan ibu hamil juga merupakan faktor penyebab
dilakukannya tindakan aborsi tersebut. Misalkan ibu hamil memiliki penyakit
kandungan yang membahayakan nyawa ibu tersebut.
 Faktor janin

Kondisi janin yang mengalami kelainan saat berada dalam kandungan


merupakan salah satu penyebabnya mengapa seseorang melakukan aborsi. Kelainan
tersebut dianggap akan mengganggu kehidupan sang anak, misalkan kelainan
ginetik pada anak tersebut adalah cacat fisik dan lain-lain.

SOLUSI YANG DAPAT DI PERTIMBANGKAN ,yaitu

 Pendidikan agama sejak dini diberikan agar anak kelak bisa memasuki masa
remajan atau dewasa muda memiliki pengetahuan bahwa perzinahan atau seks bebas
merupakan suatu hubungan seks diluar nikah dilarang oleh agama,hukum dan
melakukanya adalah perbuatan dosa,
 Dalam islam tidak dikenal istilah “pacaran” atau pergaulan bebas,namun yang ada
aladah sebatas perkenlan. Selama masa perkenalan inipun baik laiki-laki maupun
perempuan tidak boleh berdua-duaan ditempat sepi,sebab di khawatirkan yyang
ketiganyya adalah setan yang menggoda dua insan tdai untuk berbuat perzinahan.
 Bila terjadi “kecelakaan” (kehamilan diluat nikah) sebaiknya remaja yang
bersangkutan dinikahkan. Bila tidak,kehamilan dapatditeruska hingga melahirkan
seacara normal. Bayi dapat dirawat sendiri atau dirawat oleh prang lain (adopsi).
 Orang tua dirumah (ayah dan ibu),orang tua dia sekolah (ibu/bapak guru) serta
masyarakat (ulama,tokoh masyarakat,pejabat,aparat, dan pengusaha) hendaknya
menciptakan tatanan kehidupan bermasyarakat yang religius dan tidak memberikan
peluang berupa saran dan prasaranan yang dapat menjurus kepergaulan bebas
(peszinahan),misalnya pornografi,pemerkosaaan dan NAZA.
 Diperlukan penyuluhan kepada masyarakat terutama pad remaja tentang dampak
buruk aborsi akibat pergaulan bebas dan hubungan seks di luar nikah atau sudut
pandang biologis,psikologis, sosial dan spiritual.
 Kepada mereka yang melakukan tindakan pengguguran (abostus criminalitas)
dikenakan sanksi hukum yang berat sesuai dengan hukum perundang-undangan
yang berlaku. Bagi “korban” dianjurkan untuk bertobat dan meminta ampun kepada
Allah SWT. Dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
 Organisasi profesi seperti IDI dan POGI hendaknya dapat menerbitkan para
anggotanya yang melakukan tindakan pengguguran (abortus criminalitas).

Anda mungkin juga menyukai