Anda di halaman 1dari 149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TANAM PASIR (REGOSOL)


TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL PRODUKSI
PADA
TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutenscens Linn.) DALAM
POLYBAG

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan
Biologi

Disusun oleh :

Reni Astri
111434022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2015
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TANAM PASIR (REGOSOL)


TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL PRODUKSI
PADA
TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutenscens Linn.) DALAM
POLYBAG

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan
Biologi

Disusun oleh :

Reni Astri
111434022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i
PERSEMBAHAN

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan


mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat

-Winston Churchill-

Karya ini kupersembahkan untuk :


Kedua orang tuaku Semua pihak yang menyayangiku
dan Almamaterku
PENGARUH CAMPURAN MEDIA TANAM PASIR (REGOSOL)
TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL PRODUKSI
PADA
TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutenscens Linn.) DALAM
POLYBAG

Reni Astri

Universitas Sanata Dharma

ABSTRAK

Tidak semua wilayah Indonesia memiliki jenis tanah yang subur. Salah
satu contoh jenis tanah yang kurang subur untuk ditanami oleh tanaman adalah
pasir (regosol). Ketidaksuburan tanah pada suatu wilayah menjadikan penghambat
bagi masyarakat, khusunya yang berprofesi sebagai petani sayur – sayuran dalam
memenuhi kebutuhan pangan. Cabai rawit merupakan jenis sayur – sayuran yang
diminati oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan bahwa media pasir dapat memberikan pengaruh yang baik sebagai
campuran media tanam terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit, yang
dipadukan dengan pemberian pupuk cair organik.

Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Program Studi Pendidikan


Biologi Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini menggunakan metode
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan dan 10 kali
pengulangan yaitu P1 merupakan perbandingan antara tanah : pasir adalah 25 : 75
, P2 merupakan perbandingan antara tanah : pasir adalah 50 : 50, P3 merupakan
perbandingan antara tanah : pasir adalah 75 : 25, serta kontrol dengan media tanah
100 %. Parameter yang diamati adalah tinggi (cm), jumlah daun, jumlah buah,
serta berat buah (gr) pada tanaman cabai rawit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian campuran pasir pada


media tanam memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tinggi tanaman;
jumlah daun; serta jumlah buah, namun tidak berpengaruh terhadap berat buah
cabai rawit. Komposisi perbandingan tanah dan pasir yang baik pada
perbandingan 75 : 25 .

Kata kunci : Pasir (Regosol), Pertumbuhan, Produksi Cabai Rawit, Pupuk Cair
Organik
THE EFFECT OF MIXTURE THE PLANTING MEDIUM SAND
(REGOSOL) ABOUT THE GROWTH AND PRODUCTION OF
CAYENNE
PEPPER (Capsicum Frutescens Linn.) IN POLYBAG

Reni Astri

Sanata Dharma University

ABSTRACT

Not all regions of Indonesia have fertile soil type. One example of the less
fertile soil type for planting by plant is sand (regosol). Soil infertility on a region
making inhibitors of society, especially those living as vegetables farmers in
meeting the food needs. Cayenne pepper is a vegetable demanded by almost all
Indonesian people. This research provided a proof that sand media can give a
good effect as planting mix media towards growth of cayenne pepper plant,
combined with organik liquid fertilizer application.
The research was implemented in experiment station Biology Education
Sanata Dharma University. A Complete Random Design was conducted by
undertaking three treathments and ten repetitions namely P1 a comparison between
soil : sand is 25 : 75, P2 a comparison between soil : sand is 50 : 50, P3
comparison between soil : sand is 75 : 25, and control with 100 % soil media. The
observed parameters were plant high, number of leaves, fruit number and fruit
weight of cayenne pepper plant.
In conclusion, planting mixed media consisting of sand and soil indicated
significant influence on plant high; number of leaves; and fruit number, but there
was no effect on fruit weight. The best mixture soil and sand is 75 : 25.

Keywords : Sand (Regosol),Growth, Production, Cayenne pepper, Organic Liquid


Fertilizer
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik tentu tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang

telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu secara khusus penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku rektor Universitas Sanata

Dharma

2. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

3. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Kepala Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

4. Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For. Sc., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Biologi

5. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J ., selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan masukan dan dukungan sehingga penyusunan

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

6. Seluruh dosen beserta staff karyawan Pendidikan Biologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta

7. Kedua orangtua yang selalu mendoakan dan meberikan dukungan penuh

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik


8. Saudara – saudaraku (Yasmine, Reki, Winda, dan Nobi) yang selalu

memberikan semangat yang begitu luar biasa

Drs. Darmono, Ninda, Luky, Echi, Pasca, Natia, Metta, Vina, Erica, Niken, Ririn, Anis, Rena, dan Putri yan
Teman – temanku seperjuangan Galuh, Ricca, Chika, Ela, beserta teman VIRION 2011 yang selalu mem
Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh


karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skrip
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................................v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................................vi

ABSTRAK.............................................................................................................vii

ABSTRACT............................................................................................................viii

KATA PENGANTAR...........................................................................................ix

DAFTAR ISI...........................................................................................................xi

DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv

DAFTAR GRAFIK...............................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................5

C. Batasan Masalah..........................................................................................5

D. Tujuan Penelitian.........................................................................................6

E. Manfaat Penelitian.......................................................................................6

F. Hipotesis.......................................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................9

A. Media Tanam...............................................................................................9

1. Tanah Sebagai Media Tanam.................................................................9


2. Jenis Tanah dan Karakteristiknya........................................................10

B. Pupuk Organik..........................................................................................13

C. Tanaman Cabai Rawit................................................................................17

1. Taksonomi Tanaman Cabai Rawit.......................................................17

2. Morfologi Tanaman Cabai Rawit.........................................................18

3. Jenis dan Varietas Tanaman Cabai Rawit...........................................22

4. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Rawit...............................................26

5. Perawatan Tanaman Cabai Rawit.......................................................28

6. Hama dan Penyakit Tanaman Cabai Rawit.........................................31

7. Masa Panen..........................................................................................38

D. Polybag.......................................................................................................39

BAB III METODOLOGI.......................................................................................41

A. Jenis Penelitian...........................................................................................41

B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................41

C. Desain Penelitian........................................................................................42

D. Pelaksanaan Penelitian...............................................................................42

1. Penyiapan Lahan.................................................................................42

2. Penyiapan Media Tanam dalam Polybag.............................................42

3. Penyampuran Medium Tanam.............................................................43

4. Penyiapan bibit Cabai Rawit................................................................44

5. Penanaman Tanaman Cabai Rawit.......................................................44

6. Perawatan dan Pemeliharaan................................................................45

7. Pengambilan Data................................................................................45

E. Cara Analisis Data......................................................................................49

F. Instrumen Penelitian...................................................................................51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................52

A. Hasil...........................................................................................................52

1. Pertumbuhan Tinggi............................................................................52

2. Jumlah Daun.........................................................................................54

3. Jumlah Buah.........................................................................................57

4. Berat Buah............................................................................................59

B. Pembahasan................................................................................................60

1. Pertumbuhan Fase Vegetatif...............................................................60

2. Produksi Buah Cabai............................................................................65

3. Serangan Hama dan Penyakit...............................................................67

BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN................................................71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................72

1. Kesimpulan..........................................................................................72

2. Saran.....................................................................................................72

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................73

LAMPIRAN..........................................................................................................76
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Persentase Unsur pada Pupuk.15
Tabel 2. Pengambilan Data Pertumbuhan Vegetatif.46
Tabel 3. Pengambilan Data Pertumbuhan Generatif.48
Tabel 4. Alat yang Digunakan.51
Tabel 5. Bahan yang Digunakan.51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Cabai Varietas Nirmalai.23
Gambar 2. Cabai Varietas Santika24
Gambar 3. Cabai Varietas Sonar.25
Gambar 4. Tanaman Kekurangan Unsur N64
Gambar 5. Busuk pada Buah Cabai.67
Gambar 6.Akar.70
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman.52
Grafik 2. Tinggi Tanaman Setiap Minggu.54
Grafik 3. Jumlah Daun.55
Grafik 4. Jumlah Daun setiap Minggu.57
Grafik 5. Jumlah Buah Cabai Rawit.57
Grafik 6. Berat Buah Cabai Rawit.59
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Uji Statistik Pertumbuhan Tinggi.....................................................77

Lampiran 2. Uji Statistik Jumlah Daun..................................................................79

Lampiran 3. Uji Statistik Jumlah Buah.................................................................81

Lampiran 4. Uji Statistik Berat Buah....................................................................83

Lampiran 5. Data Mentah Pertumbuhan Tinggi...................................................84

Lampiran 6.Data Mentah Jumlah Daun.................................................................86

Lampiran 7. Data Mentah Jumlah & Berat Buah..................................................88

Lampiran 8. Silabus..............................................................................................89

Lampiran 9. RPP....................................................................................................95

Lampiran 10. Lembar Penilaian Sikap.................................................................106

Lampiran 11. Lembar Penilaian Diskusi..............................................................109

Lampiran 12. Lembar Penilaian Praktikum.........................................................111

Lampiran 13. Lembar Penilaian Presentasi.........................................................113

Lampiran 14. Kisi- Kisi Soal...............................................................................116

Lampiran 15. Soal Posttest...................................................................................117

Lampiran 16. LKS...............................................................................................120

Lampiran 17. Gambar Tanaman Cabai Rawit......................................................126

Lampiran 18. Gambar Proses Penimbangan Buah...............................................128

Lampiran 19. Gambar Hama dan Penyakit..........................................................129


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Kepadatan penduduk di Indonesia saat ini menjadi salah satu

permasalahan yang cukup menjadi perhatian. Hal tersebut dikarenakan

meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Oleh karena itu,

dampak yang terjadi adalah meningkatnya area pemukiman penduduk

sehingga tak jarang lahan-lahan kosong bahkan daerah persawahan maupun

lahan pertanian kini dijadikan sebagai tempat pemukiman penduduk.

Semakin banyak area pemukiman penduduk maka akan semakin

berkurang lahan bagi pertanian di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat

perlu melakukan sesuatu atau tindakan agar ketersediaan bahan pangan

yang dibutuhkan tetap terpenuhi.

Dengan adanya permasalahan diatas, akhir - akhir ini masyarakat sudah

memulai memutar otak untuk mencari jalan keluar agar ketersediaan bahan

pangan di daerahnya tetap tersedia sehingga kebutuhan pangan dapat

terpenuhi. Ketersediaan lahan persawahan maupun lahan pertanian yang

semakin berkurang, menjadikan masyarakat memunculkan ide – ide atau

gagasan baru yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Saat

ini, pengembangan wilayah pesisir pantai mulai dilirik oleh masyarakat

sebagai lahan pertanian. Kita tahu bahwa tanaman yang sering dijumpai di

wilayah pesisir pantai antara lain ialah kelapa, bakau (mangrove), dan jenis

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

tanaman ketelarambat. Jenis tanaman tersebut dapat tumbuh, karena

mampu beradaptasi dengan lingkungan pantai.

Saat ini di Yogyakarta, tepatnya daerah Bantul dan Kulon Progo

masyarakat sudah mencoba menjadikan lahan pesisir pantainya menjadi

tempat lahan pertanian. Jenis tanaman yang dibudidayakan oleh

masyarakat di sana adalah jenis tanaman sayur-sayuran. Masyarakat

setempat membudidayakan tanaman sayur-sayuran dengan membuka

lahan layaknya seperti para petani lainnya yang berada di daerah dataran

rendah maupun dataran tinggi. Jenis sayuran yang telah dibudidayakan

oleh masyarakat di daerah Bantul adalah cabai merah atau biasa yang kita

sebut dengan cabai keriting.

Cabai adalah jenis tanaman sayur-mayur yang sanga digemari oleh

masyarakat, sehingga banyak tersedia di pasaran baik di pasar tradisional

maupun di swalayan atau supermarket. Cabai dapat hidup dengan baik di

Indonesia dikarenakan cabai mampu tumbuh dan berkembang baik di

dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian kira - kira 300 –

400 dpl ( Prajnanta, 2012 ).

Cabai merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat dibutuhkan

masyarakat yang biasanya di konsumsi sebagai bahan pelengkap agar

memberikan sensasi pedas pada sebuah masakan, biasanya disajikan

dalam bentuk sambal. Dibalik rasa pedasnya, cabai memiliki kandungan

yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Perlu diketahui bahwa cabai

mengandung capsaicin yang berfungsi untuk menstimulir detektor panas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

dalam kelenjar hypothalmus sehingga mengakibatkan persaan tetap sejuk

walaupun berada di udara yang panas. Penelitian lain menunjukkan bahwa

capsaicin dapat menghalangi bahaya pada sel trachea, bronchial, dan

bronchoconstriction yang disebabkan oleh asap rokok dan polutan lainnya.

Hal ini berarti, cabai sangat baik bagi penderita asma atau hipersensistif

udara. Capsician juga digunakan dalam pembuatan krim obat gosok

antirematik (Prajnanta,2012).

Cabai yang memiliki nilai gizi yang tinggi, tak lain didasari dengan

buah yang dihasilkan oleh para petani budidaya tanaman cabai. Para petani

melakukan budidaya tanaman cabai dengan berbagai cara agar dapat

menghasilkan panen cabai yang memilik kualitas yang baik sehingga layak

dipasarkan. Dunia pertanian tentu tidak lepas dari metode – metode

penanaman agar dapat menghasilkan kualitas tanaman yang baik. Metode

– metode penanaman yang dilakukan secara umum diantaranya meliputi :

pemilihan lahan yang tepat untuk diadakan penanaman, penyiraman,

pemupukan yang tepat, serta penggunaan pestisida untuk membasmi hama

atau penyakit pada suatu tanaman tersebut.

Mengingat bahwa di Indonesia tidak semua daerahnya memiliki keadaan

tanah yang subur, maka hal tersebut menjadi masalah bagi masyarakat

khususnya para petani yang tinggal di daerah yang memilik kontur tanah

yang tidak subur. Salah satu contoh jenis tanah yang kurang memadai

untuk dijadikan sebagai lahan pertanian adalah jenis tanah pasir. Jenis

tanah tersebut memiliki struktur kasar dan berfraksi pasir 60 %.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

Bertajuk pada kegiatan petani di daerah Bantul, Yogyakarta yang

menanam sayur – sayuran dengan memanfaatkan lahan pesisir pantai serta

berdasarkan permasalahan diatas, peneliti ingin melakukan eksperimen

dengan menerapkan sistem budidaya tanaman cabai tanpa harus

menyulitkan masyarakat yang tinggal di daerah yang memiliki kontur tanah

dengan jenis tanah pasir (regosol). Penelitian penggunaan campuran media

tanam pasir tentu perlu, karena kita dapat memanfaatkan jenis tanah pasir

sebagai tanah yang kurang subur. Tanah pasir ini memiliki kandungan P

(fosfor) dan K (Kalsium) yang tinggi dalam bentuk batuan belum

mengalami pelapukan sehingga belum siap diserap oleh akar tanaman.

Jenis tanah ini memang masih rendahnya unsur N (Nitrogen), yang

merupakan salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman.

Ketersediaan unsur P dan K dalam jenis tanah tersebut, memungkinkan

diubah menjadi tanah subur yang dapat ditanami oleh tumbuh-tumbuhan.

Oleh karena itu, penambahan media tanam pasir ke dalam media tanam

baik dilakukan agar tanaman mendapatkan ketersediaan unsur hara yang

cukup dibutuhkan untuk kelangsungan metabolismenya, dan tak kalah

penting perlunya penambahan pupuk sebagai pembantu dalam penyedia

baik unsur makro maupun mikro yang belum terkandung atau masih

terbatas, agar menjadi tanah yang subur kaya dengan unsur haranya.

Pada penelitian ini menggunakan polybag sebagai tempat penanaman.

Penggunaan polybag berguna untuk memudahkan masyarakat yang tidak

memiliki lahan yang luas, sehingga menjadikan kegiatan bertani lebih


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

praktis bagi masyarakat. Polybag sangat mudah didapat, bernilai

ekonomis, serta tahan lama apabila dibandingkan dengan menggunakan

pot.

Oleh karena itu, peneliti mengangkat permasalahan menguji coba

menanam tanaman cabai di dalam polybag dengan menambahkan media

tanah pasir sebagai campuran media tanam. Jenis cabai yang digunakana

adalah jenis cabai rawit (Capsicum frutenscens).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh campuran media tanam pasir (regosol) terhadap

pertumbuhan vegetatif serta hasil produksi tanaman cabai rawit (

Capsicum frutencens ) ?

2. Perbandingan manakah yang paling baik antara campuran media tanam

pasir dan tanah dalam pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit (

Capsicum frutencens ) ?

C. Batasan Masalah

Dalam penulisan ini, penulis memberikan batasan masalah, agar

penjelasannya terarah serta sesuai dengan yang diharapkan. Penulis hanya

membatasi pada masalah :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

1. Pertumbuhan vegetatif yang meliputi : tinggi batang serta jumlah daun.

Hasil produksi meliputi jumlah buah dan berat buah cabai rawit

(Capsicum frutencens). Berat buah diukur berdasarkan perhitungan

berat basah.

2. Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini berupa campuran

antara tanah dan pasir. Tanah yang digunakan adalah tanah yang

berasal dari dari Desa Paingan, Maguwoharjo. Pasir yang digunakan

dibeli di TB. Laris Wijaya, Desa Paingan, Maguwoharjo.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh media tanam pasir (regosol) terhadap

pertumbuhan vegetatif serta hasil produksi tanaman cabai rawit

(Capsicum frutencens).

2. Mengetahui perbandingan komposisi tanah pasir (regosol) terhadap

pertumbuhan vegetatif serta hasil produksi tanaman cabai rawit

(Capsicum frutencens).

E. Manfaat Penelitian

- Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah ilmu

serta wawasan dalam bidang pertanian khususnya dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

mengembangkan pengetahuan mengenai pengolahan media tanam

terhadap jenis tanah pasir (regosol)

- Bagi Dunia Pendidikan

Dapat membantu guru dalam memberikan pembelajaran terhadap

siswa khususnya pada materi pertumbuhan dan perkembangan melalui

pemanfaatan media tanah pasir (regosol). Diharapkan siswa nantinya

mampu mengetahui pertumbuhan dan hasil buah tanaman cabai

(Capsicum frutenscens) serta dapat membandingkan hasilnya dengan

pertumbuhan serta hasil buah yang ditanaman dengan media tanah

(aluvial) yang pada umumnya.

- Bagi Petani dan Masyarakat Umum

Baik petani dan masyarakat umum yang khususnya yang tinggal di

daerah yang sebagian besar memiliki kontur tanah pasir (regosol)

nantinya dapat mengembangkan tanah pasir menjadi tanah subur yang

dapat ditanami tumbuh-tumbuhan, selain itu juga dapat memberikan

pengetahuan mengenai penggunaan polybag sebagai solusi dari

kurangnya ketersediaan lahan dan kepraktisannya.

F. Hipotesis

1. Penambahan tanah pasir (regosol) dalam media tanam dapat

memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif serta hasil

produksi terhadap tanaman cabai rawit (Capsicum frutenscens).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

2. Komposisi media tanam yang paling baik untuk pertumbuhan vegetatif

serta hasil produksi tanaman cabai rawit adalah perbandingan tanah pasir = 50 : 50. :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Tanam

Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman yang terdiri dari

bahan padat, cair, dan udara serta jasad – jasad yang berbeda

kandungannya untuk setiap jenis tanah (Foth, 1994). Banyak bahan yang

dapat digunakan sebagai media tumbuh tanaman, dengan atau tanpa tanah.

Media tanam terdiri dari dua tipe yaitu campuran tanah (soil-mixes) yang

mengandung tanah alami dan campuran tanpa tanah (soilles-mixes) yang

tidak mengandung tanah alami. Pada prinsipnya suatu media tumbuh harus

memiliki empat fungsi pokok untuk memberikan pertumbuhan yang baik

bagi tanaman, yaitu harus menunjang tanaman, mempunyai aerasi yang

baik, menahan air yang tersedia, dan menyimpan hara bagi tanaman. Jenis

tanah dengan sifat ideal tersebut sangatlah terbatas , oleh karena itu

percampuran tanah dengan bahan-bahan lain seperti kompos, pasir, dan

pupuk ditujukan agar keempat fungsi pokok di atas dapat dicapai

(Soepardi dalam Cahyati, 2006).

1. Tanah Sebagai Media Tanam

Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat di permukaan kulit

bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan

batuan, dan bahan-bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa

tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium atau tempat tumbuhnya

tanaman dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi akibat dari pengaruh


9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk

wilayah dan lamanya waktu pembentukan (Yulipriyanto, 2010).

Tanah yang subur yaitu tanah yang mempunyai profit yang dalam

(kedalaman yang sangat dalam) melebihi 150 cm, strukturnya gembur

remah, pH sekitar 6 - 6,5 , mempunyai aktifitas jasad renik yang tinggi

(maksimum). Kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman

adalah cukup dan tidak terdapat pembatas – pembatas tanah untuk

pertumbuhan tanaman (Sutedjo, 2010).

Kesuburan tanah ditandai juga dengan adanya ketersediaan unsur

hara yang cukup untuk memenuhi siklus hidupnya. Unsur hara yang

diperlukan tanaman adalah : Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),

Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca),

Magnesium (Mg), Seng (Zn), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu),

Molibden (Mo), Boron (B), Klor (Cl), Natrium (Na), Kobal (Co), dan

Silikon (Si). Apabila unsur hara tersebut tidak terdapat dalam tanaman,

maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama sekali

(Rosmarkan dan Yuwono, 2002). Unsur hara di dalam tanah terdapat

dalam bentuk senyawa mineral, senyawa organik, unsur yang terjerap,

dan unsur dalam larutan tanah (Sutanto, 2005)

2. Jenis Tanah dan Karakteristiknya

a. Tanah pasir (Regosol)

Tanah regosol adalah nama lain dari tanah muda karena profil

tanahnya belum mengalami diferensiasi horizon (Sumardi, dkk,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

2009) dalam (Harini, 2014). Tanah regosol merupakan salah satu

jenis tanah yang termasuk kedalam ordo entisol („ent‟= recent,

baru). Ordo ini kemungkinan mempunyai epipedon okrik atau

horizon albik tanpa menunjukkan perkembangan horizon; terjadi

pada alluvium yang muda (Sutanto, 2005).

Karakteristik tanaman regosol adalah berbutir kasar, berwarna

kelabu sampai kuning, dan bahan organik rendah. Karakteristik

yang demikian menjadikan tanah tersebut tidak dapat menanpung

air dan mineral yang dibutuhkan tanaman dengan baik. Menurut

Brady (1982) dalam Martono (2004) ciri umum perkembangan

profil kurang nyata dan perkembangannya ditentukan oleh iklim

setempat. Jenis tahan ini mempunyai kandungan bahan organik

1,4% dan nitrogen 0,06% (sangat rendah).

Menurut Darmawidjaja (1990) dalam Nugrohotomo (2009)

menyatakan bahwa tanah regosol memiliki sifat kimia yang

bervariasi sesuai dengan iklim terutama curah hujan dan sifat dasar

dari abu vulkanik. Tanah ini memiliki pH sekitar 6 – 7, tanah ini

umumnya banyak mengandung unsur hara P (fosfor) dan K

(kalium) yang masih dalam bentuk batuan belum mengalami

pelapukan sehingga belum siap diserap oleh akar tanaman, tanah

ini juga kekurangan unsur N (nitrogen). Jenis tanah regosol banyak

tersebar di Jawa, Sumatera, dan Nusa Tenggara yang kesemuanya

memiliki gunung berapi. (Nurhalimah, dkk, 2014) walaupun jenis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

tanah regosol merupakan salah satu jenis tanah yang memiliki

tekstur kasar dan berfraksi pasir 60 % serta mempunyai

produktifitas dan kesuburan rendah.

Perbaikan regosol perlu dilakukan untuk memperkecil faktor

pembatas yang ada pada tanah tersebut sehingga mempunyai

tingkat kesesuain yang lebih baik untuk lahan pertanian. Untuk

menghindari kerusakan tanah lebih lanjut dan meluas diperlukan

usaha konservasi tanah yang lebih baik. Salah satu upaya

pengelolaan untuk peningkatan produktifitas sumber daya lahan,

perlu diberikan energi kepada lahan – lahan pertanian, antara lain

dengan penambahan bahan organik dan pemupukan (Widjaya-Adhi

dan Sudjadi, 1987 dalam Helmi (2010).

Penambahan bahan organik ke tanah akan berpengaruh terhadap

sifat fisik, kimia, dan biologi tanah secara simultan pengaruhnya

adalah memperbaiki aerase tanah, menambah kemampuan tanah

menahan unsur hara, meningkatkan kapasitas menahan air,

meningkatkan daya sanggah tanah, sebagai sumber unsur hara dan

sumber energi bagi mikroorganisme tanah (Hardjowigeno, 2003).

b. Tanah Alluvial

Tanah alluvial seperti halnya dengan tanah regosol yang

merupakan salah satu jenis tanah yang termasuk kedalam ordo

entisol („ent‟= recent, baru). Salah satu jenis tanah yang termasuk

kedalam tanah alluvial adalah tanah lempung vulkanik yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

terdapat di Desa Paingan. Pada jenis tanah ini dapat diusahakan

dengan baik pertanaman padi sawah, palawija, nanas dan tanaman –

tanaman lainnya. Pada jenis tanah ini memiliki pH yang rendah

dapat dikendalikan dengan mengusahakan tanah agar selalu penuh

air (Harini, 2014).

3. Komposisi Media Tanam

Komposisi dalam media tanam perlu diperhatikan. Menurut

Haryoto (2009) komposisi campuran media tanam antara pasir dan

tanah yaitu dengan perbandingan 1 : 1. Perbandingan tersebut dapat

dikatakan memiliki komposisi yang sama besar antara ketersediaan

tanah dengan pasir. Pada suatu penelitian Mulyati (2009) yang juga

meneliti pengaruh kandungan campuran pasir terhadap persemaian

tanaman cabai rawit terhadap penyakit rebah kecambah ( Sclerotium

rolfsii Sacc), bahwa pada komposisi antara pasir dan tanah yang

memiliki perbandingan 1 : 1 menunjukkan pengaruh yang baik

terhadap infeksi patogen rebah kecambah. Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa komposisi yang baik terhadap pertumbuhan dan

produksi cabai rawit yaitu pada perbandingan 50 : 50 yang memiliki

komposisi seimbang antara pasir dan tanah.

B. Pupuk Organik

Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik

maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi

tanaman dalam keadaan faktor keliling atau lingkungan yang baik

(Sutedjo, 2010).

Pupuk organik adalah pupuk yang diproses dari limbah organik seperti

kotoran hewan, sampah, sisa tanaman, serbuk gergaji kayu, lumpur aktif,

yang kualitasnya tergantung dari proses (tindakan) yang diberikan

(Yulipriyanto, 2010). Sedangkan dalam Permentan No. 2 / Pert / Hk .

060 / 2 / 2006, tentang pupuk organik dan pembenahan tanah,

dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar

atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan

atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau

cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan, biologi

tanah. Oleh karena itu, dapat dikatakan pupuk organik merupakan pupuk

yang ramah lingkungan karena dengan memanfaatkan limbah yang berasal

hewani maupun nabati guna untuk meperbaiki sifat fisik, kimia, maupun

biologi terhadap tanah, khususnya pada tanah yang kurang subur. Pupuk

organik memiliki banyak jenis, namun secara umum dapat dibedakan

menjadi 3 yaitu :

1. Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran beserta

dengan urinnya baik dari hewan mamalia (contohnya : sapi, kerbau,

dan kambing), maupun unggas (contohnya : ayam dan burung puyuh).

Pupuk kandang dapat memperbaiki struktur tanah, menambah N-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

organik tanah dan merangsang bakteri atau fungi tanah. Adapun

kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang yang terdiri

dari unsur – unsur makro ( Nitrogen, Fosfor, Kalium, dsb.) dan unsur

– unsur mikro (kalsium, magnesium, tembaga, serta sejumlah kecil

mangan, tembaga, borium, dll) yang kesemuanya membentuk pupuk,

menyediakan unsur – unsur atau zat – zat makanan bagi kepentingan

pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Yulipriyanto, 2011).

Sutedjo (2010) menyatakan bahwa pupuk kandang dapat berupa bahan

padat maupun cair. Pada hewan sapi perah bahan cair mengandung zat

N dan K yang lebih besar presentasenya apabila dibandingkan dengan

bahan padat. Sebaliknya bahan padat presentase zat P lebih banyak

apabila dbandingkan pada bahan cair. Hal tersebut dapat

dikemukakan suatu kenyataan yang terdapat pada sapi perah :

Tabel 1. Persentase Kandungan Unsur pada Hewan Sapi

Persentase Kandungan

Macam Bahan Unsur – Unsur

N (%) P (%) K (%)

Pada susunya 25 28 10

Pada pupuk cair 58 3 75

Pada pupuk padat 14 72 15


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

2. Pupuk Hijau

Pupuk hijau adalah tanaman atau bagian – bagian tanaman yang

masih muda terutama yang termasuk famili Leguminosa, yang

dibenamkan ke dalam tanah dengan maksud agar dapat meningkatkan

tersedianya bahan – bahan organik dan unsur - unsur hara bagi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang diusahakan. Pupuk

hijau dapat digunakan sebagai mulsa. Tanaman – tanaman legum yang

telah dicabut atau bagian – bagian hasil pangkasnya sangat baik

dijadikan sebagai bahan pemulsa tanah permukaan. Hal tersebut telah

terbukti pupuk hijau dapat menguntungkan khususnya dalam usaha

mempertahankan tingkat produktifitas tanah (Sutedjo, 2010).

3. Pupuk Kompos

Kompos adalah suatu produk yang stabil dan sehat yang diperoleh

dari pengomposan limbahorganik padat yang mudah didegradasi

secara biologis, bebas dari logam berat, kaca, plastik, kadang-kadang

bahan – bahan seluloitik dengan pH sekitar 8 dan merupakan proses

mikrobiologis (Yulipriyanto, 2010).

Pembuatan kompos pada hakikatnya ialah memupukkan bahan –

bahan organik dan membiarkannya terurai menjadi bahan – bahan

yang mempunyai perbandingan C/N yang rendah sebelum digunakan

(Sutedjo, 2010).

Selain ketiga macam pupuk organik yang telah dikembangkan di dunia

pertanian, kini telah dikembangkan pula pupuk organik cair yang berasal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

dari misalnya : limbah dapur. Salah satu jenis limbah dapur organik yang

sering dihasilkan oleh para ibu rumah tangga adalah sisa – sisa sayur –

sayuran ataupun sisa – sisa buah-buahan. Limbah organik tersebut

tentunya akan menjadi bermanfaat apabila dijadikan sebagai pupuk

organik cair yang diberikan pada tanaman.

Menurut Alida (2013) limbah dapur yang dijadikan sebagai pupuk

organik cair dapat meningkatkan pertumbuhan suatu tanaman. Hal tersebut

dikarenakan pemberian pupuk organik cair dapat meningkatkan

kandungan unsur N sehingga akan menyebabkan terjadinya perombakan

bahan organik tanah menjadi protein yang diperlukan untuk pertumbuhan

tanaman. Sutedjo (2010), menyatakan bahwa nitrogen (N) berasal dari

organik (sisa-sia tanaman / sampah tanaman) yang melapuk. Oleh karena

itu dapat dikatakan selain urin sapi yang memiliki kandungan unsur N

yang tinggi, sampah / limbah tanaman yang melapuk juga memiliki

kandungan unsur N yang dapat menyuburkan tanaman sehingga tanah

tersebut mampu untuk pertumbuhan tanaman dan dapat memberikan hasil

dalam bentuk berupa pupuk organik cair.

C. Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutenscens)

1. Taksonomi Tanaman Cabai rawit

Tanaman cabai rawit adalah salah satu tanaman yang merupakan

tumbuhan yang berasal dari genus Capsicum. Tanaman cabai ini

tumbuh subur di Indonesia khususnya pada daerah tropis maupun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

subtropis. Menurut Rukmana (2002) adapun klasifikasi dari tanaman

cabai rawit (Capsicum frutenscens) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiosperma (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)

Sub Kelas : Metachlamidae

Ordo : Tubiflorae

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum frutenscens Linn.

2. Morfologi Tanaman Cabai Rawit

Tanaman cabai merupakan tanaman yang berbentu perdu atau

setengah perdu. Jenis tanaman cabai yang banyak dikenal dan

dibudidayakan di Indonesia selain cabai rawit diantaranya adalah cabai

merah, cabai keriting, paprika, dan cabai hias. Menurut Haryoto (2009)

menyatakan bahwa diantara jenis cabai lainnya, tanaman cabai rawit

termasuk yang berumur paling panjang, bisa mencapai tahunan,

sehingga dapat dikategorikan sebagai tanaman tahunan. Ciri-ciri atau

morfologi pada tanaman cabai pada umumnya dapat dilihat sebagai

berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

a. Akar (Radix)

Sistem perakarannya agak menyebar, diawali dengan akar

tunggang yang sangat kuat, kemudian cabang-cabang akar, dan

secara terus menerus tumbuh akar-akar rambut. Karakteristik tipe

perakaran cabai rawit dapat dapat diamati pada stadium bibit dan

stadium tanaman muda di lapangan (kebun). Perakaran stadium

bibit yang akan dipindahkan ke kebun, dapat mengalami

kerusakan,tetapi akar-akar samping akan berkembang dari akar

utama. Akar-akar baru akan terus dibentuk dari akar utama pada

stadium tanaman muda sampai dewasa. Kedua arah pertumbuhan

akar tersebut dinamai “diarchous root system”, artinya dua arah

sistem perakaran yang berlawanan (Rukmana, 2002).

b. Batang (Caulis)

Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur tegak dan

berkayu. Kulit batangnya tipis sampai agak tebal. Pada stadium

tanaman muda kulit berwarna hijau, kemudian berubah menjadi

hijau kecokelat-cokelatan setelah memasuki stadium tua

(dewasa).Batang tanaman ini berbentuk bulat, halus dan bercabang

banyak. Batang ini berfungsi sebagai tempat keluarnya cabang,

tunas, daun, bunga, dan buah (Rukmana, 2002) .

c. Cabang (Ramus)

Tipe percabangan tanaman cabai rawit umumnya tegak atau

menyebar dengan krakter yang berbeda – beda, tergantung


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

spesiesnya. Cabang terdiri atas cabang biasa, ranting (ramulus),

dan cabang wiwilan atau tunas liar. Percabangan terbentuk setelah

batang tanaman mencapai ketinggian bekisar antara 30-45 cm

(Rukmana, 2002).

d. Daun (Folium)

Daun cabai memiliki bentuk yang amat bervariasi, mulai dari

lancip sampai bulat bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun

rata (tidak bergerigi / berlekuk). Daun berwarna hijau atau hijau

tua, mengilap, tumbuh pada tunas – tunas samping berurutan atau

tersusun secara spiral pada batang utama. Ukuran daun lebih kecil

dibandingkan dengan daun tanaman cabai besar. Daun merupakan

daun tunggal dengan kedudukan agak mendatar, memiliki tulang

daun menyirip dan tangkai tunggal yang melekat pada batang atau

cabang. Jumlah daun cukup banyak sehingga tanaman tampak

rimbun (Rukmana, 2002).

e. Bunga (Flos)

Bunga tanaman cabai rawit merupakan bunga tunggal yang

berbentuk bintang. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun

dengan mahkota bunga berwarna putih. Struktur bunga mempunyai

5 – 6 helai mahkota, 5 helai daun bunga, 1 putik (stigma) dengan

kepala putik berbentuk bulat, 5 – 8 helai benang sari dengan kepala

sari berbentuk lonjong dan berwarna biru keungu – unguan.

Tepung sari berbentuk lonjong, terdiri atas tiga segman, berwarna


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

kuning mengilap. Dalam satu kotak sari berkembang 11.000 –

18.000 butir tepung sari. Penyerbukan bunganya termasuk

penyerbukan sendiri (selfpollinated crop), namun dapat juga terjadi

secara silang. Penyerbukan silang di lapangan dilakukan oleh

serangga dan angin (Rukmana, 2002).

Bakal buah (ovarium) berbentuk hampir bulat, tetapi kadang-

kadang berubah mengikuti proses pembentukan buah. Dari proses

penyerbukan akan dihasilkan buah (Rukmana, 2002).

f. Buah (Fructus)

Buah cabai rawit akan terbentuk setelah terjadi penyerbukan.

Buah memiliki keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna

dan rasa buah. Buah cabai rawit dapat berbentuk bulat pendek

dengan ujung runcing / berbentuk kerucut. Ukuran buah bervariasi,

menurut jenisnya cabai rawit yang kecil-kecil memiliki ukuran

panjang antara 2-2,5 cm dan lebar 5 mm. Sedangkan cabai rawit

yang agak besar memiliki ukuran 3,5 cm dan lebar mencapai 12

mm. Warna buah cabai rawit bervariasi, buah muda berwarna hijau

atau putih sedangkan buah yang telah masak berwarna merah

menyala atau warna merah jingga (merah agak kuning). Pada saat

masih muda,rasa buah cabai rawit kurang pedas, tetapi setelah

masak menjadi pedas (Rukmana, 2002).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

g. Biji (Semen)

Biji cabai rawit berwarna kuning padi, melekat didalam buah

pada papan biji (placenta). Biji terdiri atas kulit biji

(spermodermis), tali pusat (funiculus) dan inti biji (nucleus

seminis) (Rukmana, 2002).

3. Jenis dan Varietas Tanaman Cabai Rawit

Menurut Rukmana (2002) berdasarkan tampilan buahnya, cabai

rawit dibedakan menjadi tiga jenis sebagai berikut :

a. Cabai Rawit Jemprit

Ciri – ciri buah cabai rawit jemprit adalah kecil dan pendek,

berdiri tegak pada ketiak – ketiak daun. Buah memiliki panjang 1 –

2 cm dan lebar atau diameter 0,5 cm – 1 cm. Buah yang masih

muda berwarna hijau dan setelah tua (masak) berubah enjadi merah

tua. Rasa sangat pedas, hingga dapat merangsang selaput gendang

telinga.

b. Cabai Rawit Cengek

Ciri – ciri buah cabai rawit cengek adalah panjang dan

langsing, lebih besar daripada cabai rawit jemprit, berdiri tegak

pada ketiak- ketiak daun. Buah memilki panjang 4 cm – 6 cm dan

lebar (diamater) 1 cm – 1,5 cm. Buah muda berwarna putih, tetapi

setelah tua (matang) berubah menjadi merah kekuning – kuningan.

Rasanya pedas, tetapi tidak sepedas cabai jemprit.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

c. Cabai Rawit Ceplik

Ciri – ciri buah cabai rawit ceplik adalah agak besar dan gemuk. Berukuran panjang 3 cm – 4 cm, lebar 1
Menurut Prajnanta (2012), di Indonesia ada beberapa varietas cabai rawit yang lebih banyak beredar d
a. Nirmala

Varietas ini merupakan cabai rawit hibrida dengan warna dasar kuning dan menjadi merah pada saat tu

Gb.1. Gambar Cabai Varietas Nirmala


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24

b. Santika

c. Sonar

Cabai rawit hibrida ini beradaptasi luas di dataran rendah sampai tinggi dan mudah dalam perawatann
± 20 ton / ha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25

Cakra putih

Cabai ini termasuk cabai rawit bukan hibrida. Buah berwarna putih kekuningan yang berubah merah ce
Cakra hijau
Varietas cabai rawit bukan hibrida ini mampu beradaptasi baik di dataran rendah maupun tinggi. Saat m

berwarna hijau dan setelah masak berubah menjadi merah. Potensi

hasilnya 600 g/tanaman atau 12 ton/ha. Rasa buahnya pedas dan

tahan terhadap serangan hama serta penyakit ang biasa menyerang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26

cabai. Buah memiliki ukuran panjang ± 3 cm, diameter ± 0,75 cm,

dan rasanya sangat pedas. Umur panen ± 85-90 HST.

4. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens) merupakan salah satu

tanaman yang tumbuh dan dikembangkan di daerah tropis terutama

sekitar khatulistiwa. Cabai rawit sangat cocok ditanam di dataran

rendah dengan ketinggian 200 - 500 meter di atas permukaan laut

(dpl) (Haryanto, 2009). Namun, menurut Rukmana (2002)

berdasarkan ketinggian tempatnya, tanaman cabai rawit dapat

dibudidayakan di Indonesia atas tiga daerah sentrum sayuran, yaitu

daerah rendah (0 m – 200 m dpl.), dataran menengah (201 m – 700 m

dpl.) dan dataran tinggi (lebih dari 700 m dpl.). Di Pulau Jawa, lahan

penanaman cabai meliputi 56 % dataran rendah, 18 % dataran

menengah (medium), dan 26 % di dataran tinggi.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa di dataran tinggi,

tanaman cabai rawit masih dapat tumbuh, hanya saja periode

panennya lebih sedikit dibandingkan dataran rendah. Oleh karena itu

tidak menutup kemungkinang tanaman cabai yang dibudidayakan di

daerah dataran tinggi memiliki produksi biji pada buah cabai rawit

lebih sedikit dibandingkan tanaman cabai yang ditanam di daerah

dataran rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27

Selain memperhatikan lokasi atau tempat yang cocok untuk

dilakukan budidaya tanaman cabai rawit, adapun hal – hal lain yang

perlu diperhatikan yaitu :

a. Keadaan Iklim

Menurut Rukmana (2002) faktor iklim yang mempengaruhi

pertumbuhan dan produksi cabai rawit adalah suhu udara, sinar

matahari, kelembapan, curah hujan dn tipe iklim. Tanaman cabai

rawit dapat tumbuh optimal pada daerah yang mempunyai kisaran

suhu udara antara 18°C - 27°C. Pertumbuhan dan pembungaan

cabai rawit membutuhkan suhu udara antara 21°C - 27°C dan suhu

untuk pembuahan antara 15,5°C – 21°C. Daerah yang mempunyai

suhu udara 16°C pada malam hari dan minimal 23°C pada siang

hari sangat cocok bagi pertumbuhan cabai rawit. Bila suhu udara

malam hari di bawah 16°C dan siang hari di atas 32°C, proses

pembungaan dan pembuahan tanaman cabai rawit akan mengalami

kegagalan.

Curah hujan dan kelembapan yang terlalu tinggi, serta iklim

yang basah sangat tidakdi kehendaki oleh tanaman cabai rawit.

Hal ini dikarenakan apabila pada keadaan tersebut tanaman akan

mudah terserang penyakit, terutama oleh cendawan (fungi). Oleh

karena itu, menurut Rukmana (2002) mengatakan bahwa

kelembaban udara yang baik bagi pertumbuhan tanaman cabai

rawit adalah berkisar antara 50% - 80% dengan curah hujan 600
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28

mm – 1.250 mm mm per tahun. Curah hujan yang terlalu tinggi,

dapat menyebabkan gagalnya pembentukan bunga dan buah

sedangkan kelembapan yang terlalu rendah dengan suhu udara

yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan tunas, bunga, dan

buah.

b. Keadaan Tanah

Tanah yang perlu diperhatikan dalam penanaman tanaman

cabai rawit diantaranya adalah jenis tanah serta reaksi tanah (pH).

Tanaman cabai rawit biasanya cepat berbuah (menghasilkan) pada

tanah lempung berpasir. Sedangkan kisaran pH yang baik agar

tanaman dapat tumbuh dengan subur ialah 5,5 – 6,5.

5. Perawatan Tanaman Cabai Rawit

Setiap tanaman membutuhkan perawatan agar dapat tumbuh

dengan baik. Untuk itu ada beberapa yang perlu dilakukan dalam

perawatan tanaman cabai, ialah :

a. Penyiraman

Setiap tanaman tentu membutuhkan air dalam masa

pertumbuhan dan produksi. Sehingga diusahakan tanaman dijaga

jangan sampai terjadi kekeringan. Menurut Haryoto (2009)

penyiraman yang baik dilakukan 1-2 kali sehari dan waktu

penyiraman yaitu apabila dilakukan pagi hari sebelum pukul


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29

09.00 dan sore sesudah pukul 15.00. Penyiraman tanaman dengan

air sebaiknya dilakukan hingga media tanaman basah merata.

Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi setiap

tanaman, untuk itu dapat dipaparkan mengenai peranan air

khususnya dalam membantu perkembangan lapisan tanah yaitu :

1) Air sangat penting untuk kehidupan tumbuhan dan untuk bagia

terbesar reaksi kimia dimana terjadi pemecahan mineral.

2) Air dapat mempengaruhi watak horizon tanah. Jika air mudah

berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain

meninggalkan daerah penghancuran yang mengandung

mineral dan unsur hara yang dioksidasikan, maka air tidak

akan menjadi penghalang bagi akar – akar yang sedang

menembus tanah ( Yulipriyanto, 2010)

3) Untuk pembentukan glukosa dalam rangka fotosintesis,

penegak setiap bagian tanaman, pengatur tekanan turgor dan

penyusunan rotoplasma (Daniel, 1979 dan Rismunandar, 1990)

dalam Siahaya (2007).

b. Pemupukan

Kegiatan pemupukan dilakukan bertujuan untuk menyediakan

unsur hara yang cukup sesuai kebutuhan tanaman. Apabila,

peninjauan pada fase pertumbuhan, seperti tanaman pada

umumnya tanaman cabai pun memerlukan suplai unsur nitrogen

(N). Apabila telah berkembang dewasa dan menjelang masa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30

produktif – berbungan dan berbuah diperlukan tambahan unsur

fosfor (P) dan kalium (K) (Haryoto, 2009).

c. Pemasangan Turus (Ajir)

Pemasangan turus (ajir) dilakukan agar memperkokoh batang

tanaman cabai untuk menyangga percabangan, daun, serta buah

yang lebat. Ajir dapat menggunakan bilah bambu setinggi 100 cm

dengan lebar 3-4 cm. Pemasangan ajir dpiasang ketika tanaman

sudah besar dan dirasa tidak cukup kuat berdiri tegak. Hal perlu

diperhatkan dalam pemasangan ajir adalah dalam melakukan

penancapan ajir harus hati – hati karena dapat merusak akar

tanaman (Haryoto, 2009).

d. Penyiangan

Munculnya rumput atau tumbuhan liar pada media tanam baik

dalam pot maupun polybag perlu disiangi secara rutin. Apabila

dibiarkan, maka gulma tersebut akan menyerap sari – sari

makanan yang seharusnya hanya untuk kebutuhan tanaman cabai

rawit. Akibatnya, pertumbuhan tanaman cabai rawit dapat

terganggu dikarenakan terus bertumbuhnya gulma sehingga terjadi

perebutan makanan (Haryoto, 2009).

e. Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul

pada batang tanaman sebelum fase pembungaan. Pemangkasan

tunas bertujuan agar tanaman cabai baik dalam pot maupun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31

polybag dapat berproduksi secara optimal. Menurut Haryoto

(2009) pemangkasan tunas samping dilakukan 2-3 kali hingga

terbentuk percabangan utama, ditandai dengan munculnya bunga

pertama. Pemangkasan dapat dilakukan langsung dengan tangan

atau gunting tajam. Selain tunas samping, pemangkasan dilakukan

pula terhadap daun – daun dibawah cabang utama, daun kuning,

atau daun yang terserang hama / penyakit yang parah (Haryoto,

2009).

6. Hama dan Penyakit Tanaman Cabai Rawit

a. Hama Tanaman Cabai Rawit

Menurut Haryoto (2009) hama adalah semua binatang yang

mengganggu dan merugikan tanaman yang diusahakan manusia.

Sebagian besar hama yang dijumpai oleh tanaman cabai rawit ialah

berupa kutu, serangga, ulat, dan kumbang.

Diantaranya hama yang memungkinkan menyerang tanaman cabai

rawit :

1) Kutu daun Persik (Myzus persicae Sulz.)

Ciri – ciri pada hama ini adalah sebagai berikut :

a) Ukuran kutu daun yang sangat kecil, yang dewasa besarnya

sekitar 2 mm (Haryoto, 2009), selain itu mempunyai

sepasang antena yang panjang, dan pada ujung abdomennya

terdapat tonjolan yang disebut kornikel (Rukmana, 2002)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32

b) Serangga dewasa memiliki dua bentuk, yaitu kutu daun

bersayap (alatae) yang berwarna hitam,serta tidak bersayap

(apterae) yang berwarna bervariasi merah, kuning, dan hijau.

c) Hama ini berkembangbiak secara tak kawin (partenogenesis)

d) Lama periode nimfa lebih kurang 6 hari, sedangkan

imagonya 6-17 hari. Selama hidupnya, imago mampu

melahirkan 32 nimfa.

e) Siklus hidup hama ini berkisar antara 6 – 7 hari (Rukmana,

2002)

Menurut Rukmana (2002) adapun gejala serangan yang

ditimbulkan olehkutu daun persik, adalah sebagai berikut :

a) Kutu daun persik menyerang tanaman inang dengan cara

mengisap cairan daun. Gejala serangan ditandai dengan daun

yang menjadi keriput, berwarna kekuning – kuningan,

terpuntir, dan pertumbuhan tanaman terhambat (kerdil).

b) Serangan berat dapat menyebabkan tanaman kayu, daun

mengering seperti terbakar sinar matahari,dan akhirnya

tanaman mati.

c) Kutu daun persik menyebabkan kerugian secara tidak

langsung, karena peranannya lebih sebagai vektor penyakit

virus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33

2) Thrips (Thrips parvispinus Karny)

Hama thrips merupakan hama yang berukuran kecil. Thrips

yang telah dewasa sekitar 1 mm panjangnya. Warna hama ini

kuning – cokelat kehitaman. Binatang kecil ini berkembang biak

secara partnogenesis, tanpa pembuahan telur. Serangga tersebut

meletakkan telurnya di permukaan daun secara terpencar. Hama

thrip menyerang daun tanaman, terutama daun – daun

muda.Serangga ini kadang – kadang juga berperan sebagai vektor

(penular penyakit yang disebabkan oleh virus).

Ledakan populasi hama ini terjadi pada musim kemarau. Jika

terjadi pada musim kemarau. Jika terjadi hujan lebat, jumahnya

agak berkurang dengan sendirinya. Penyebaran hama ini

berlangsung cepat atas bantuan angin ataupun manusia. Ciri – ciri

tanaman yang terserang hama thrips mula – mula timbul bintik –

bintik putih keperakan, mirip bekas tusukan jarum. Noda yang tak

beraturan ini akibat dimakan serangga tersebut. Beberapa waktu

kemudian, noda tersebut berubah warna menjadi cokelat tembaga.

Akibat selanjutnya, daun yang terisap cairannya akan keriput dan

menggulung keatas. Helaian daun dan pucuk yang terserang akan

mengeriting, berwarna cokelat, dan akhirnya mati (Haryoto, 2009)

3) Tungau Teh Kuning (Polyphagotarsonemus latus Banks.)

Tungau teh kuning memiliki ukuran panjang lebih kurang 0, 25

mm, dengan tubuh halus, agak transparan, berwarna hijau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34

kekuning – kuningan, dan kaki langsing yang mampu bergerak

dengan lincah (cepat). Telurnya berukuran kecil, berdiameter lebih

kurang 0,1 mm, berwarna kemerah – merahan, yang diletakkan

secara tunggal atau berkelompok pada permukaan bawah daun atau

celah – celah ranting. Nimfanya terlihat berwarna putih dan

transparan (tembus cahaya). Siklus hidupnya berlangsung selama

lebih kurang 6 minggu.

Gejala serangan yang ditimbulkan oleh tungau teh kuning

biasanya menyerang daun – daun muda (pucuk) yang biasanya

menunjukkan perubahan warna dari hijau menjadi cokelat

mengilap pada permukaan bagian bawah. Kemudian daun akan

menjadi kaku dan melengkung ke bawah, menyerupai sendok

terbalik. Akibatnya, pertumbuhan pucuk terhambat, kemudian

berubah warna menjadi cokelat seperti terbakar, dan akhurnya

daun menjadi rontok (Rukmana, 2002).

4) Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabricius)

Hama ini disebut ulat grayak sebab selalu beramai – ramai jika

menyerbu tanaman, menjarah bareng layaknya perampok (Jawa:

grayak ). Serangannya terjadi pada malam hari sehingga pagi

harinya tanaman sudah rusak.

Ciri – ciri ulat grayak yaitu memiliki panjang sekitar 5 cm

pada saat berumur 2 minggu. Warna ulat bervariasi, yakni hijau

kehitaman, putih kehitaman, dan cokelat kehitaman. Ulat grayak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35

muda memakan epidermis daun bagian bawah, sedangkan bagian

atasnya ditinggalkannya. Namun,setelah tua serangannya bisa

membabi buta, melahap seluruh bagian daun, ranting, batang muda,

bunga, maupun buah. Stadium ulat berlangsung sekitar 13 – 19

hari, kemudian berkepompong di dalam tanah selama 6 – 10 hari,

dan akhirnya berubah wujud menjadi ngengat.

Serangan awal ulat grayak ditandai dengan adanya bercak

putih yang menerawang pada daun bagian bawah yang dilahapnya.

Tahap berikutnya, serangan dapat mengganas dantanaman menjadi

gundul tanpa daun. Pada tahap ini buah cabai pun ikut diserbu,

ditandai dengan adanya lubang tak beraturan pada permukaan buah

(Haryoto,2009).

5) Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hendel)

Lalat buah dapat menyerang banyak tanaman hortikultura

terutama sayur – sayuran dan buah – buahan, sehingga sulit sekali

dikendalikan. Buah cabai yang terserang oleh lalat buah nantinya

akan menjadi busuk dan berjatuhan ke tanah.

Serangan dilakukan oleh lalat buah betina dewasa yang

meletakkan telurnya dengan menyucukkan ovipositor ke dalam

buah cabai dan stadia yang merusak buah adalah larva. Larva lalat

buah berkembang di dalam buah cabai, sehingga menyebabkan

buah menjadi rusak. Kerusakan yang diakibatkan hama ini akan

menyebabkan gugrnya buah sebelum mencapai kematangan yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36

diinginkan, sehingga produksi baik kualitas maupun kuantitasnya

menurun (Balitsa, 2014).

b. Penyakit Tanaman Cabai Rawit

1) Patek atau Antraknosa

Penyakit ini disebabkan oleh serangga cendawan atau jamur

Colletrotricum capsici atau Gloesporium piperatum.

Serangannya sangat mengganas di kala musim hujan.

Cendawan C. capsici menginfeksi cabai dengan membentuk

bercak hitam kecokelatan yang kemudian meluas menjadi

busuk lunak. Gejalanya terjadi apabila pada fase pembibitan

penyakit ini menyebabkan layu kecambah saat disemaikan

sedangkan pada fase dewasa menyebabkan mati pucuk,

serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering.

Sementara itu apabila serangan berlanjut, maka buah cabai pun

akan juga terserang dengan ciri – ciri buah cabai kering dan

mengerut seperti mummi. Biasanya cendawan G. piperatum

mulai menyerang cabai sejak buah masih hijau dan

menyebabkan mati ujung (die back). Buah cabai yang

terserang cendawan ini tampak berbintik – bintik kuning yang

akan membesar membentuk seperti lingkaran konsetrasi

(Prajnanta, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37

2) Penyakit Layu

Penyakit layu merupakan penyakit yang disebabkan oleh

beragam jasad pengganggu , antara lain nematoda, cendawan

(jamur), bakteri dan serangga. Nematoda merupakan jasad

pengganggu tanaman yang berbentuk seperti cacing, tetapi

berukuran sangat kecil, bahkan tidak dapat terlihat oleh mata

telanjang. Nematoda betina meletakkan telur di dalam

perakaran, nematoda ini akan berkembang sehingga

menyebabkan luka. Di dalam perakaran, nematoda ini akan

berkembang sehingga akan menghambat aliran makanan dari

dalam tanah. Akibatnya, tanaman akan tampak segar pada pagi

hari, sedangkan siang harinya akan menjadi layu. Sedangkan

beberapa cendawan seperti Fusarium oxysporum, Verticillium

sp., dan Pellicularia sp. Menyebabkan kelayuan pada cabai

(Prajnanta, 2011).

3) Bercak Daun Serkospora

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici

Heald & Wolf. Siklus hidup cendawan ini ialah hidup pada

sisa – sisa tanaman dan biji. Penyebaran penyakit ini dibantu

oleh angin, alat – alat pertanian, dan aktivitas pekerja.

Perkembangan penyakit akan dipacu pada kondisi kelembapan

tinggi (RH 90 %) dan suhu antara 28°C - 32°C.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38

Gejala serangan penyakit bercak daun serkospora yaitu daun

berbercak – bercak bulat, bagian tengahnya berwarna abu –

abu tua, sedangkan bagian luar berwarna coklat tua, seperti

bintik – bintik yang disebut penyakit “bintik mata kodok”.

Serangan berat menyebabkan daun berbercak mengerng dan

retak, dan akhirnya daun gugur atau jatuh ke tanah (Rukmana,

2002).

4) Penyakit Virus atau Mosaik

Virus yang menyerang tanaman cabai berasal dari virus

yang bisa menyerang tanaman lain, seperti virus mentimun

(Cucumber Mosaic Virus / CMV), virus kentang (Potatto Virus

/ CMV), atau virus tembakau (Tobacco Mosaic Virus/TMV).

Penularan terjadi melalui biji yang tercemar virus, alat – alat

kerja, akar tanaman yang tercemar, manusia, maupun serangga

penular (vektor).

Gejala umum yang tampak antara lain pertumbuhan tanaman

terhambat, ukuran daun mengecil, daun berbelang – belang

hijau tua dan hijau muda, serta tepinya bergelombang

(Haryoto, 2009).

7. Masa Panen

Panen cabai rawit dapat dilakukan pada buah stadium tua masih

hijau dan buah matang berwarna merah. Panen pertama biasanya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39

dilakukan pada umur 3 – 4 bulan setelah pindah tanam. Pada buah

cabai rawit stadium tua hijau dilakukan pada buah yang telah

menunjukkan karakteristik ukuran maksimal, struktur buah keras, dan

berwarna tua mengilap. Panen buah cabai rawit yang terlalu muda

akan mengakibatkan buah mudah layu, bobot maksimal belum

tercapai, tidak tahan disimpan, dan rasanya kurang pedas. Sementara,

panen buah cabai rawit stadium matang di pohon dilakukan pada buah

yang berukuran maksimal, struktur buah keras, dan berwarna sampai

merah mengilap. Panen sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah

atau setelah air habis terhempas dari permukaan kulit buah untuk

mengurangi kontaminasi mikroba pembusuk (Rukmana, 2002).

Pemetikan buah cabai dapat dilakukan dengan tangan langsung atau

memakai gunting tajam. Buah cabai harus dipetik bersama tangkai

buahnya agar cabai tidak mudah layu (Haryoto, 2009).

D. Polybag

Polybag adalah kantong plastik berbentuk segi empat, biasanya

berwarna hitam (ada juga berwarna lain ,misalnya putih) dan diberi lubang

kecil pada setiap sisinya guna untuk sirkulasi air. Polybag digunakan

sebagai pengganti pot. Pemilihan polybag sebagai wadah tanam untuk

budidaya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dimilikinya seperti, harga

murah; tahan karat; tahan lama; tidah cepat kotor; dan mudah diperoleh

pada toko perlengkapan pertanian atau toko plastik. Selain itu, polybag
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40

sangat baik untuk drainase dan aerase sehingga tanaman dapat tumbuh

subur seperti dilahan. Beberapa keuntungan menggunakan polybag, antara lain :


Biaya lebih murah dibandingkan menggunakan pot

Lebih mudah dalam perawatan

Memudahkan dalam pengontrolan / pengawasan per individu tanaman bila ada gangguan, misal seran
Dapat menghemat ruang dan tempat penanaman

Komposisi media tanam dapat diatur

Tanaman mudah dipindahkan di berbagai tempat (Mulyono, 2013)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan

melakukan percobaan terhadap pertumbuhan vegetatif serta hasil produksi

pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutenscens) varietas Cempaka, jenis

rawit putih F1 . Adapun dalam penelitian ini terdapat tiga jenis variabel,

yaitu :

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan komposisi

media tanam pasir (regosol)

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tinggi batang, jumlah daun,

jumlah buah serta berat basah buah

3. Variabel kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah umur bibit, jumlah air,

suhu, intensitas cahaya, pemeliharaan, serta penyiraman.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Pendidikan Biologi yang

tepatnya di Desa Paingan, Maguwoharjo, Yogyakarta. Penelitian

dilaksanakan kurang lebih selama empat bulan yaitu pada bulan April

sampai dengan bulan Juli 2015.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42

C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian RAL (Rancangan Acak

Lengkap). Penelitian dilakukan dengan tiga perlakuan yang dilambangkan

dengan P1 sebagai perlakuan pertama ; P2 sebagai perlakuan kedua ; P3

sebagai perlakuan ketiga serta K sebagai lambang terhadap kontrol. Pada

penelitian ini dilakukan 10 kali pengulangan sehingga seluruhnya

diperoleh 40 satuan percobaan.

D. Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :

1. Penyiapan lahan

Lahan dipersiapkan untuk dijadikan sebagai tempat peletakkan

polybag – polybag yang berisi tanaman cabai rawit (Capsicum

frutenscens). Persiapan lahan tersebut meliputi pembersihan lahan

serta pemasangan paranet sebagai pelindung tanaman cabai rawit

(Capsicum frutenscens) dari hama penyakit. Lahan tersebut terletak di

Desa Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

2. Penyiapan media tanam dan polybag

Persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan media tanam serta

polybag yang akan digunakan. Polybag yang digunakan adalah

polybag yang berukuran 35 x 35. Media tanam yang dipersiapkan

terdiri dari dua jenis tanah yaitu tanah alluvial serta tanah regosol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43

3. Penyampuran Medium Tanam

a. Penyampuran Tanah Alluvial dan Pupuk Kandang

Perbandingan yang digunakan antara tanah dengan pupuk kandang

adalah 2 : 1 dengan menggunakan takaran ember. Setelah ditakar

sesuai dengan perbandingan, kemudian tanah dicampurkan dengan

pupuk dengan cara dibolak-balik menggunakan cangkul supaya

rata. Apabila masih terdapat pupuk kandang yang menggumpal,

maka dihancurkan terlebih dahulu.

b. Penyampuran Tanah alluvial dan Tanah Regosol

Takaran yang digunakan adalah diukur berdasarkan volume

polybag 100 %. Penakaran dilakukan dengan memadatkan tanah

sehingga diperoleh volume yang sama pada masing – masing

polybag. Perbandingan antara tanah alluvial yang telah dicampur

dengan pupuk kandang dengan pasir regosol adalah sebagai berikut

1) Pada P1 diberikan perbandingan antara tanah alluvial dengan

tanah regosol adalah 25 : 75

2) Pada P2 diberikan perbandingan antara tanah alluvial dengan

tanah regosol adalah 50 : 50

3) Pada P3 diberikan perbandingan antara tanah alluvial dengan

tanah regosol adalah 75 : 25

Pada kontrol diberikan media tanah alluvial dengan volume 100 %


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44

4. Penyiapan bibit tanaman cabai rawit (Capsicum frutenscens)

Bibit tanaman cabai rawit yang digunakan dalam penelitian ini adalah

bibit yang berumur 2 bulan yang dibeli di Desa Babadan, Sleman

Yogyakarta. Pemilihan bibit berdasarkan pertumbuhannya yang

normal dan sehat ( batang lurus dan daun hijau segar, minimal

memiliki dua helai daun) serta tentunya memiliki varietas yang unggul.

5. Penanaman tanaman cabai rawit (Capsicum frutenscens)

Penanaman dilakukan setelah medium tanam telah siap. Berikut

langkah – langkah yang dilakukan adalah :

a. Bibit yang sudah disediakan kemudian dikeluarkan dari plastik dan

segera ditanam ke dalam polybag. Pada saat mengeluarkan bibit

dari plastik diusahakan akarnya utuh tidak terputus, supaya

pertumbuhannya baik. Oleh karena itu, untuk mencegah agar

akarnya tetap utuh maka dilakukan dengan cara mencelupkan

bagian akar yang tertanam dalam tanah yang masih didalam plastik

tersebut dengan air.

b. Setelah semua bibit tertanam dalam polybag, kemudian medium

tanam disiram dengan air.

c. Meletakkan bibit tanaman cabai di tempat yang tidak terkena

cahaya matahari secara langsung hingga 15-30 hari sampai akar

tanaman benar-benar kuat dan tumbuh tunas. Setelah itu tanaman

cabai dapat dipindahkan di tempat yang memiliki cahaya matahari

yang cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45

6. Perawatan dan pemeliharaan

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan sebanyak satu kali dalam satu hari saat sore

hari dengan pemberian volume air yang sama pada setiap tanaman.

b. Pemupukan

Tanaman cabai rawit disiram dengan menggunakan pupuk cair

yang berasal dari limbah rumah tangga organik (terong, tomat,

sawi) yang telah membusuk. Volume pupuk yang diberikan adalah

sebanyak 200 ml. Pemberian pupuk dilakukan dua hari sekali.

7. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan baik pada pertumbuhan vegetatif

maupun pertumbuhan generatif. Pertumbuhan vegetatif meliputi

pengukuran tinggi batang dan jumlah daun. Pengambilan data

dilakukan dengan cara :

- Pengukuran tinggi batang dilakukan dengan cara mengukur batang

tanaman dari batas kotiledon hingga pangkal bawah percabangan

pucuk pada tanaman cabai rawit.

- Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung

jumlah daun yang tumbuh di setiap batang utama pada tanaman

cabai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46

Tabel 2. Instrumen Pengambilan Data Pertumbuhan Vegetatif

Hari, Tanggal : ............................

Tinggi Jumlah
Kelompok Pengulangan batang Keterangan
daun
(cm)
A
B
C
D
E
P1
F
G
H
I
J
Rata – Rata
A
B
C
D
E
P2
F
G
H
I
J
Rata – Rata
A
B
P3 C
D
E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47

Tinggi Jumlah
Kelompok Pengulangan batang Keterangan
daun
(cm)
F
G
P3 H
I
J
A
B
C
D
E
K
F
G
H
I
J
Rata –buah
ertumbuhan generatif meliputi perhitungan jumlah Ratayang dihasilkan serta berat basah dari hasil panen buah cabai raw
erhitungan jumlah cabai rawit dilakukan tiap kali buah cabai rawit telah menjadi buah yang panjangnya mencapai ± 2 cm .
emanenan cabai rawit dilakukan sebagai berikut :

emanenan diawali dengan pengamatan pada warna buah

cabai rawit. Apabila warna cabai rawit yang semula berwarna

kuning kemudian berubah menjadi warna merah, maka


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48

pertanda bahwa buah cabai sudah matang dan sudah siap

kantong plastik dan pada hari yang sama buah cabai ditimbang beratnya. Penimbangan berat buah cabai dilakukan dengan

Jumlah
Kelompok Pengulangan Berat buah (g)
buah

a
b
c
d
e
P1
f
g
h
i
j
Rata – Rata
a
b
c
P2
d
e
f
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49

Jumlah
Kelompok Pengulangan Berat buah (g)
buah

a
b
c
d
e
P3
f
g
h
i
j
Rata – Rata
a
b
c
d
e
K
f
g
h
i
j
Rata – Rata

E.Cara Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara menggunakan program SPSS.

Data yang telah diperoleh berdasarkan pengamatan yang dilakukan,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50

merupakan data mentah yang meliputi tinggi batang, jumlah daun, jumlah

buah, serta berat basah buah. Analisis data menggunakan uji ANOVA.

ANOVA merupakan salah satu uji komparatif yang digunakan untuk

menguji perbedaan mean (rata – rata) pada data yang lebih dari dua

kelompok. Dalam melakukan analisis data dengan menggunakan uji

tersebut tentunya harus didukung dengan pengujian normalitas serta

homogenitas, dalam arti bahwa kedua pengujian tersebut merupakan

persyaratan analisis data sebelum melakukan uji ANOVA.

Uji normalitas merupakan pengujian yang bertujuan untuk

memperlihatkan bahwa data penelitian yang dilakukan memiliki distribusi

yang normal atau tidak. Normalitas dipenuhi jika hasil uji signifikan

dengan taraf signifikan (α = 0,05). Dasar pengambilan keputusan pada uji

normalitas adalah apabila nilai signifikansi lebih besar dari α, maka data

tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi lebih

kecil dari α, maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Setelah

dilakukan uji normalitas maka dilanjutkan dengan uji homogeitas.

Pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui varian dari beberapa

populasi sama atau tidak. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji

homogenitas adalah apabila nilai signifikansi lebih kecil dari α, maka

dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data

adalah tidak sama. Sedangkan apabila nilai signifikansi lebih besar dari α,

maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51

data adalah sama. Baik uji normalitas maupun uji homogenitas dilakukan

dengan menggunakan program SPSS.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dapat dilihat pada tabel, meliputi :


Alat yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel Tabel 4. Alat yang digunakan

No. Nama Alat Jumlah


1 Cangkul 1 buah
2 Polybag 40 buah
3 Ember 1 buah
4 Gelas penakar 1 buah
5 Penyemprot 1 buah
6 Meteran 1 buah

2. Bahan yang dignakan dalam penlitian ini dapat dilihat pada tabel

Tabel 5. Bahan yang digunakan

No. Nama Bahan Jumlah


1 Bibit tanaman cabai rawit 40 bibit
2 Tanah paingan 500 liter
3 Tanah pasir 300 liter
4 Pupuk kandang 150 liter
3 Pupuk cair 300 liter
4 Pestisida 1 buah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

gan analisis uji ANOVA. Parameter pada penelitian ini meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah, berat buah pasca

uk mengetahui adanya proses pertumbuhan vegetatif pada suatu tanaman cabai rawit. Dapat dilihat pada grafik pertambah

KETERANGAN : P1 = Perlakuan 1, P2 = Perlakuan 2, P3 = Perlakuan 3

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53

Grafik 1. Pertumbuhan tinggi tanaman cabai rawit pada komposisi


campuran media pasir yang berbeda
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan tinggi

tanaman pada tanaman cabai rawit yang tertinggi yaitu pada P3 (Perlakuan

3) yang merupakan komposisi antara campuran media tanah : pasir dengan

perbandingan 75 : 25 yang mencapai 44,4 cm, kemudian diikuti pada

tanaman kontrol yang mencapai 37,62 cm dan pada P2 (Perlakuan 1)

dengan komposisi campuran antara media tanam tanah : pasir dengan

perbandingan 50 : 50 yang mencapai 33,2 cm. Sedangkan tinggi tanaman

yang terendah ditunjukkan pada P1 (Perlakuan 1) yang merupakan

komposisi antara campuran media tanam tanah : pasir dengan

perbandingan 25 : 75 yang mencapai 31 cm.

Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa adanya perbedaan signifikan

pada pertumbuhan tinggi tanaman terhadap pengaruh campuran pasir pada

media tanam cabai rawit. Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan hasil uji

ANOVA yang diperoleh menunjukkan bahwa p value (sig) = 0.000 < 0,05

maka HO ditolak dan HI diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa

adanya perbedaan signifikan pada pertumbuhan tinggi tanaman terhadap

campuran pasir pada media tanam tanaman cabai rawit. Hasil uji ANOVA

dapat dilihat pada lampiran 1.

Berdasarkan uji ANOVA, menunjukkan bahwa adanya pengaruh

pemberian campuran tanah pasir yang diberikan, sehingga dilanjutkan

dengan uji Duncan. Hasil yang diperoleh dari uji Duncan adalah pada

perlakuan P1 dan P2 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, namun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54

apabila dibandingkan dengan kontrol kedua perlakuan tersebut berbeda

nyata. Sedangkan pada P3 menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Oleh

karena itu komposisi yang baik untuk perlakuan tinggi batang adalah pada

komposisi antara tanah dan pasir yaitu 75% : 25% (lampiran 1). Dapat

dilihat berdasarkan grafik, bahwa pertumbuhan tanaman cabai rawit

melalui parameter tinggi batang tanaman pada P3 (Perlakuan 3) yang

memiliki pertumbuhan yang baik pada setiap minggunya.

KETERANGAN : P1= Perlakuan 1, P2 = Perlakuan 2, P3= Perlakuan 3


Grafik 2. Tinggi tanaman cabai rawit setiap minggu pada masing – masing
perlakuan
2. Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit

Selain pertumbuhan tinggi tanaman, pertumbuhan jumlah daun juga

merupakan salah satu parameter untuk mengetahui bahwa tanaman

mengalami proses pertumbuhan vegetatif. Pengumpulan data jumlah daun

dilakukan selam 10 minggu. Perhitungan jumlah daun dilakukan pada daun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55

yang terletak pada batang utama tanaman cabai rawit. Daun yang sudah

menguning dalam arti tidak layu dan masih menempel pada batang

tanaman, tetap masuk pada perhitungan dalam proses pengambilan data.

Dapat dilihat grafik jumlah daun tanaman cabai rawit di bawah ini

berdasarkan empat variasi komposisi antara campuran tanah dengan pasir

yang berbeda.

KETERANGAN : P1= Perlakuan 1, P2 = Perlakuan 2, P3= Perlakuan 3


Grafik 3. Jumlah daun tanaman cabai rawit pada komposisi campuran
media pasir yang berbeda
Dapat dilihat pada grafik bahwa pada P3 (Perlakuan 3) memiliki

pertumbuhan jumlah daun yang paling banyak dibandingkan dengan

perlakuan yang lainnya maupun kontrol. Pada P2 (Perlakuan 2) memiliki

jumlah daun yang yang paling sedikit diantara perlakuan yang lainnya

maupun kontrol.

Dari hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang

signifikan pada jumlah daun tanaman cabai rawit terhadap pengaruh pasir

sebagai campuran media tanam pada tanaman cabai rawit. Hal tersebut

ditunjukkan berdasarkan hasil uji ANOVA yang diperoleh menunjukkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56

bahwa p value (sig) = .000 < 0,05 maka HO ditolak dan HI diterima

sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan signifikan pada

jumlah daun tanaman cabai rawit terhadap campuran pasir pada media

tanam tanaman cabai rawit. Hasil uji ANOVA dapat dilihat pada lampiran

2.

Adanya perbedaan yang signifikan pada komposisi media tanam tanah

dengan pasir, maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil yang diperoleh

dari uji Duncan bahwa pada perlakuan P1, P2 dan kontrol tidak

menunjukkan perbedaan yang nyata. Sedangkan pada P3 menunjukkan

hasil yang berbeda nyata. Oleh karena itu komposisi yang baik untuk

perlakuan jumlah daun adalah pada komposisi antara tanah dan pasir yaitu

75% : 25% (lampiran 2). Dapat pada grafik.4 mengenai pertambahan

jumlah daun setiap minggunya. Dapat dilihat bahwa pertambahan jumlah

daun yang selalu meningkat tiap minggunya yaitu pada P3 (Perlakuan 3)

yang merupakan jumlah daun yang paling banyak. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pad P3 memiliki pertumbuhan yang baik. Selain P3

pada P1 (Perlakuan 1) pun selalu mengalami pertambahan jumlah daun

setiap minggunya. Sedangkan pada P2 (Perlakuan 2) dan kontrol telah

mengalami penurunan jumlah daun. Penurunan jumlah daun pada

perlakuan P2 (Perlakuan 2), namun pada minggu ke -9 dan ke -10 kembali

mengalami peningkatan jumlah daun, sedangkan pada tanaman kontrol

juga terjadi penurunan jumlah daun hingga minggu ke -10. Berikut dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57

dilihat melalui grafik di bawah ini mengenai jumlah daun pada masing –

KETERANGAN : P1= Perlakuan 1, P2 = Perlakuan 2, P3= Perlakuan 3


Grafik 4. Jumlah daun tanaman cabai rawit setiap minggu pada masing – masing perlakuan
3.Jumlah Buah Cabai Rawit

Pengamatan jumlah buah cabai rawit merupkan salah satu parameter untuk mengetahui adanya pertu
buah pada masing – masing percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58

KETERANGAN : P1= Perlakuan 1, P2 = Perlakuan 2, P3= Perlakuan 3


Grafik 5. Jumlah buah tanaman cabai rawit pada komposisi campuran
media pasir yang berbeda
Pada grafik, terlihat bahwa jumlah buah yang dihasilkan paling

banyak oleh tanaman cabai yaitu pada P3 (Perlakuan 3) dengan rata – rata

31,5 , kemudian diikuti dengan perlakuan kontrol yang memilik rata – rata

jumlah buah cabai yang mencapai 25,5 dan P2 (Perlakuan 2) yang

memiliki rata – rata jumlah buah cabai yaitu mencapai 11,5. Sedangkan

rata – rata jumlah buah terendah adalah pada perlakuan P1 (Perlakuan 1)

yang memiliki rata – rata 7,5.

Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang

signifikan pada jumlah buah cabai terhadap pengaruh campuran pasir pada

media tanam tanaman cabai rawit. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil uji

ANOVA yang diperoleh menunjukkan bahwa p value (sig) = .032 < 0,05

maka HO ditolak dan HI diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa

adanya perbedaan secara signifikan pada jumlah buah tanaman cabai rawit

terhadap pengaruh campuran pasir pada media tanam tanaman cabai

rawit.Hasil uji ANOVA dapat dilihat pada lampiran 3.

Adanya perbedaan yang signifikan pada komposisi media tanam

tanah dengan pasir, maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil yang

diperoleh dari uji Duncan bahwa pada perlakuan P1, P2 dan kontrol tidak

menunjukkan perbedaan yang nyata. Sedangkan pada P3 menunjukkan

hasil yang berbeda nyata. Oleh karena itu komposisi yang baik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59

perlakuan jumlah buah adalah pada komposisi antara tanah dan pasir yaitu

75% : 25%. Tabel uji Duncan dapat dilihat pada lampiran 3.

4. Berat Buah Cabai Rawit

Berat buah merupakan salah satu paramater untuk mengetahui kualitas

produksi buah cabai rawit yang dihasilkan oleh masing – masing perlakuan

terhadap pengaruhnya campuran pasir pada media tanam tanaman cabai

rawit. Proses pemanenan dilakukan dengan cara melakukan pemetikan

buah cabai rawit yang warnanya berubah menjadi kemerahan. Pemetikan

buah cabai dilakukan pada saat pagi hari yang bertujuan supaya buah agar

masih segar saat akan dilakukan proses penimbangan. Dapat dilihat pada

grafik di bawah ini mengenai rata – rata berat buah pada masing – masing

perlakuan.

KETERANGAN : P1= Perlakuan 1, P2 = Perlakuan 2, P3= Perlakuan 3


Grafik 6. Berat buah tanaman cabai rawit pada komposisi campuran media
pasir yang berbeda
Berdasarkan grafik, pada P3 memiliki rata – rata berat buah tertinggi

diantara perlakuan yang lain yaitu mencapai 48,5 gram. Kemudian disusul

dengan perlakuan kontrol memiliki rata – rata berat buah yang mencapai

34,5 gram dan pada P2 memiliki rata – rata berat buah 18,5 gram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60

Sedangkan berat rata – rata terendan adalah pada P2 yaitu mencapai 12

gram.

Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang

secara signifikan pada berat buah cabai rawit terhadap media pasir sebagai

campuraan media tanam tanaman cabai rawit. Hal tersebut ditunjukkan

berdasarkan perhitungan uji ANOVA yang hasilnya p value (sig) = .19 >

0,05 maka HO diterima dan HI ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan signifikan pada berat buah tanaman cabai rawit

terhadap campuran pasir pada media tanam tanaman cabai rawit.

B. Pembahasan

1. Pertumbuhan Fase Vegetatif

Setelah dilakukan uji statistika dengan uji ANOVA dan diperoleh

analisisnya bahwa jenis tanah pasir merupakan jenis tanah yang dapat

memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan saat fase vegetatif. Fase

vegetatif yang diamati pada pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum

frutenscens Linn.) adalah meliputi tinggi batang serta jumlah daun.

Berdasarkan hasil data yang telah diperoleh terlihat bahwa pada pertumbuhan

tinggi batang tanaman cabai rawit telah mengalami pertambahan tinggi pada

setiap minggunya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian campuran pasir

memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan tanaman cabai rawit. Hal

ini ditunjukkan pada kelompok tanaman pada P3 dengan komposisi

perbandingan tanah dengan pasir adalah 75 : 25 % jika dibandingkan dengan

kelompok tanaman dengan perlakuan kontrol yang memiliki komposisi media


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61

tanam tanahnya 100 %. (Waskito, 2014) tanah pasir merupakan jenis media

tanam tambahan yang bersifat anorganik. Pasir memiliki kemampuan airase

dan drainase yang baik, meskipun demikian media pasir tidak dapat dijadikan

sebagai media tunggal, tetapi lebih cocok dijadikan sebagai media tambahan

dikarenakan tanah jenis pasir mampu menyerap banyak air namun mudah juga

untuk kering. Apabila tanah pasir dijadikan sebagai media tunggal, maka akan

terjadi kesulitan dalam mengatur nutrisi dan air yang dibutuhkan oleh tanaman.

Dapat dilihat bahwa pada kelompok tanaman P1 yang memiliki komposisi

media pasir 75 % lebih banyak dibandingkan komposisi media tanah 25 %.

Pertumbuhan tinggi tanaman pada P1 memiliki rata – rata terendah, setelah itu

diikuti oleh kelompok tanaman P2 yang memiliki komposisi seimbang antara

media pasir 50 % dengan media tanah 50 % yang memiliki rata – rata rendah

setelah kelompok tanaman P1. Dapat dilihat bahwa kelompok tanaman P1 dan

P2 memiliki rata – rata pertumbuhan tinggi batang dibawah rata – rata dari

pertumbuhan tinggi tanaman pada kelompok kontrol. Hal tersebut dapat

disebabkan oleh pemberian air yang berlebihan bagi kelompok P1 dan P2. Hal

tersebut dikarenakan struktur pasir yang mudah menyerap air, sehingga

kandungan air pada kelompok P1 dan P2 lebih banyak dibandingkan dengan

kelompok P3 yang hanya memiliki komposisi pasir yang lebih sedikit.

Menurut Munandar (1995) dalam Jasminarni (2008) mengatakan bahwa

kelebihan air menyebabkan kurangnya aerase yang akan berdampak hampir

sama dengan kekurangan air terhadap tanaman yang menyebabkan pori tanah

terisi oleh air. Tanaman yang mengalami kondisi seperti ini akan berdampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62

negatif terhadap pertumbuhannya karena mengganggu proses fotosintesa dan

metabolisme dari tanaman. Dampak tersebut berpengaruh terhadap efek

morfologis pada tanaman. Efek morfologisnya adalah daun tanaman akan

mengalami klorosis dan senesens lebih awal, pemanjangan batang berkurang

dan pertumbuhan akar menjadi terbatas. Berdasarkan gejala – gejala yang

ditimbulkan pada kelompok tanaman P1 dan P2, terlihat bahwa pertumbuhan

tinggi batang pada setiap tanaman mengalami pertumbuhan panjang batang

yang sangat lambat jika dibandingkan dengan kelompok tanaman lainnya.

Adanya kelebihan air dikarenakan pemberian pupuk yang berjenis cair di setiap

minggunya disamping itu juga harus dilakukan penyiraman dengan pemberian

air. Oleh karena itu, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa jenis

tanah pasir mampu menyerap banyak air, maka dapat dikatakan pada tanaman

P1 dan P2 mengalami cekaman air yang berlebihan.

Fase vegetatif yang dialamai oleh tumbuhan selain ditunjukkan dengan

pertumbuhan tinggi batang yaitu jumlah daun yang tumbuh. Berdasrkan hasil

data yang diperoleh ditunjukkan bahwa pada kelompok tanaman P3 memiliki

jumlah daun terbanyak dibandingkan dengan kelompok tanaman lainnya. Hal

tersebut disebabkan terpenuhinya nutrisi yang diperlukan oleh tanaman

tersebut. Sedangkan pada kelompok tanaman P2 dan kontrol telah mengalami

penurunan jumlah daun dimulai pada minggu ke- 7.Kelompok tanaman P2

mengalami kerontokan daun yang terus menerus. Hal tersebut dikarenakan

tanaman terkena serangan penyakit yang menyebabkan daun menjadi berwarna

kuning kering dan akhirnya gugur. Penyakit yang diderita tersebut dinamakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63

layu fusarium. Akibat terserangnya penyakit tersebut, maka dilakukan

pencegahan dengan pemberian fuingisida. Selain dilakukan pencegahan,

pemberian pupuk cair pun rutin diberikan guna memacu kembali pertumbuhan

vegetatifnya.

Pada kelompok tanaman kontrol telah mengalami penurunan jumlah

daun yang sangat signifikan., tanaman kontrol mengalami kerontokan daun

akibat menguningnya warna daun dan akhrinya mengalami kerontokan.

Kejadian tersebut dapat dikatakan gejala defisiensi hara tanaman. Berubahnya

warna daun yang semula berwarna hijau segar kemudian berubah seketika

menjadi warna kekuningan dan keadaan daun seperti terbakar. Gejala seperti

ini dapat terjadi dikarenakan kurangnya unsur N (Nitrogen) yang merupakan

unsur makro yang sangat dibutuhkan banyak bagi tanaman. Menurut Sutedjo

(2010) gejala yang timbul akibat kekurangan unsur hara N dapat terlihat

dimulai dari daunnya, warnanya yang hijau agak kekuning – kuningan

selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap. Jaringan daun mati dan hal

tersebut yang menyebabkan daunselanjutnya menjadi kering dan berwarna

merah kecoklatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64

(a) (b)

Gambar 4 : (a) Tanaman kekurangan unsur hara N daun mulai menguning


(b) Daun menguning menyeluruh dan kering

Pemberian pupuk cair yang berasal dari limbah dapur organik memberikan

pengaruh yang baik bagi pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun (fase

vegetatif), hal tersebut dapat ditunjukkan berdasarkan hasil data yang telah

diperoleh pada minggu pertama hingga minggu kelima. Setelah minggu kelima

kemudian tanaman mulai menimbulkan gejala – gejala yang sudah dijelaskan

sebelumnya yaitu pada kelompok tanaman P2 yang mulai terserang penyakit

yang disebabkan oleh virus. dan pada kelompok tanaman kontrol telah

mengalami gejala defisiensi unsur hara. Oleh sebab itu, dilakukan tindakan

lanjutan dengan melakukan pemberian pupuk cair yang berasal dari urine sapi.

Pemberian pupuk cair dilakukan karena pada gejala yang muncul pada

kelompok tanaman kontrol mengalami kekurangan unsur hara N (Nitrogen).

Tindakan pemberian pupuk cair dari urine sapi diberikan pada minggu ke tujuh

dan diharapkan pada kelompok tanaman kontrol dapat memberikan dampak

yang positif yaitu warna daun kembali menjadi normal yaitu berwarna hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65

segar sedangkan pada kelompok tanaman P2 pemberian pupuk urin sapi yang

memiliki kandunga N tinggi memberikan dampak yang positif yaitu dapat

memacu kembali pertumbuhan vegetatif yang berupa tunas pucuk sehingga

tanaman mampu bertahan hingga masa panen.

Setelah diberi perlakuan pupuk cair urine sapi, memberikan dampak yang

positif bagi pertumbuhan jumlah daun khususnya pada kelompok tanaman P2

telah kembali muncul tunas dan berkembang menjadi daun baru. Begitu juga

pada kelompok tanaman kontrol memberikan dampak yang positif. Hanya saja

efek yang ditimbulkan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

memulihkan kembali kedalam kondisi normal tanaman cabai tersebut. Tetapi,

dapat dijelaskan secara kualitatif yaitu daun yang masih bertahan mulai

berkurang warna kuningnya dan selain itu mulai munculnya tunas baru dan

berkembang menjadi daun baru yang berwarna hijau segar.

2. Produksi Buah Cabai Rawit

Pada produksi buah cabai rawit tidak menunjukkan hasil yang

signifikan. Dapat diindikasi bahwa adanya pengaruh serangan penyakit

ataupun hama . Adanya serangan penyakit ataupun hama pada tanaman

cabai rawit dapat memberikan pengaruh besar terhadap penurunan

produksi buah cabai rawit. Penyakit yang telah dijumpai pada setiap

tanaman buah cabai, hampir setiap kelompok tanaman cabai rawit

terserang penyakit busuk buah. Gejala yang ditimbulkan pada penelitian

ini berawal dari timbulnya bercak cokelat kehitaman pada satu titik di

permukaan kulit buah, kemudian akan menyebar ke seluruh permukaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66

kulit buah cabai dan akhirnya buah cabai yang semula berwanra hijau

muda segar kemudian berubah menjadi warna cokelat busuk dan sedikit

berair dan kemudian akan rontok dari batangnya. Serangan penyakit

tersebut dialamai paling banyak pada kelompok tanaman kontrol

dibandingkan dengan kelompok tanaman yang lainnya. Hal tersebut

disebabkan posisi kelompok tanaman kontrol berdekatan dengan tanaman

cabai lain yang terserang busuk buah pula, sehingga dapat menularkan

pada tanaman kontrol. Selain akibat serangan busuk buah, dapat juga

disebabkan oleh virus yang telah menyerang semenjak masa - masa

pertumbuhan vegetatif. Apabila pertumbuhan vegetatif sudah terganggu

dengan adanya virus maka akan terganggu pula masa – masa mulai dari

perkembangan buang yang muncul hingga sampai proses terbentuknya

buah cabai rawit. Contohnya saja pada beberapa kelompok tanaman P2

yang telah terserang penyakit layu pucuk, mengalami hambatan pada saat

proses pembentukan bunga dan akhirnya tidak dapat menghasilkan buah

cabai yang diharapkan. Selain penyakit, hama yang menyerang saat

pertumbuhan vegetatif juga memberikan pengaruh yang besar bagi proses

pembentukan buah dan akhirnya terjadi penurunan produksi buah cabai.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67

Gambar 5 : Busuk pada buah cabai

3. Serangan Hama dan Penyakit pada Tanaman Cabai Rawit

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa serangan hama dan

penyakit pada tanaman cabai rawit akan menimbulkan dampak negatif

baik pada saat pertumbuhan vegetatif hingga proses pembentukan buah.

Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap hasil panen atau produksi

buah cabai rawit yang nantinya akan berdampak pada menurunnya

ketersediaan buah cabai di pasaran. Berikut ini beberapa serangan hama

dan penyakit yang melanda pada penelitian tanaman cabai rawit :

a. Hama

1) Thrips (Thrips parvispinus Karny)

Selama penelitian, ada beberapa tanaman yang telah terserang

hama thrips. Thrips menyerang daun tanaman,terutama daun – daun

muda. Ledakan populasi hama ini terjadi pada musim kemarau.

Pada daun yang terserang hama thrips mula – mula akan timbul

bintik – bintik putih keperakan, mirip bekas tusukan jarum Noda yang

tak beraturan ini akibat dimakan serangga tersebut. Beberapa waktu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68

kemudian, noda tersebut berubah warna menjadi cokelat tembaga.

Akibat selanjutnya, daun yang terisap cairannya akan keriput dan

menggulung ke atas. Helaian daun dan pucuk yang terserang akan

mengeriting, berwarna cokelat, dan akhirnya mati. Gambar dapat

dilihat pada lampiran 19.

Pengendalian hama ini yaitu dengan melakukan penyemprotan

pestisida alami secara rutin 2 kali sehair. Penyemprotan dilakukan saat

sore hari aktifitas hama dilakukan saat menjelang malam hari.

2) Kepik

Kepik merupakan jenis serangga yang lebih banyak menyerang

daun pada tanaman cabai rawit. Serangan yang dilakukan oleh

binatang kepik yaitu dengan cara menghinggap di permukaan daun

tanaman cabai rawit. Akibat dari serangan tersebut, menimbulkan

keadaan daun menjadi bolong – bolong. Gambar dapat dilihat pada

lampiran 19.

Pengendalian hama ini yaitu dengan melakukan penyemprotan

pestisida alami secara rutin 2 kali sehair. Penyemprotan dilakukan saat

sore hari aktifitas hama dilakukan saat menjelang malam hari.

b. Penyakit

1) Fitoptora

Penyebab penyakit fitoptora adalah cendawan Phytophthora

capsici Leoman. Daun yang terserang diawali dengan gejala

terbentuknya bercak – bercak putih berbentuk sirkuler atau tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69

beraturan dan bagian tersebut tampak seperti tersiram air panas.

Bercak akan melebar, mengering seperti kertas dan akhirnya memutih.

Gambar dapat dilihat pada lampiran 19.

Pengendalian penyakit ini yaitu dengan melakukan penyemprotan

fungisida secara rutin 2 kali sehair. Penyemprotan dilakukan saat sore

hari aktifitas hama dilakukan saat menjelang malam hari.

2) Layu Fusarium

Penyebab penyakit layu fusarium adalah cendawan Fusarium

oxysporum var. Vasinfectum Snyder & Hausen. Gejala serangan

diawali pada leher batang, yaitu gejala busuk berwarna cokelat.

Pengendalian hama ini yaitu dengan melakukan penyemprotan

fungisida secara rutin 2 kali sehair. Penyemprotan dilakukan saat sore

hari aktifitas hama dilakukan saat menjelang malam hari. Gambar

dapat dilihat pada lampiran 19.

3) Penyakit Fisiologis

Penyakit fisiologis disebabkan oleh situasi dan keadaan lingkungan

hidup tanaman yang kurang memenuhi syarat. Pada penelitian ini gejala

penyakit ditunjukkan dengan keadaan daun tanaman yang menguning,

sehingga diindikasi kekurangan unsur N (Nitrogen). Gambar keadaan

tanaman dapat dilihat pada lampiran 19.

Faktor yang mempengaruhi suatu tanaman apabila mengalami

penyakit fisiologis selama penelitian ini ditunjukkan dengan tinggi

tanah yang ada di dalam polybag kurang dari standar yaitu 20 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pada tanaman yang

ditanam dalam polybag akan tersebut mengalami kekurangan unsur hara tertentu (Haryoto, 2009). Sel
untuk mencari nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN SEBAGAI SUMBER

PEMBELAJARAN BIOLOGI

Penelitian ini memiliki manfaat yang menjadikan masyarakat luas menjadi

lebih memahami apa pengaruhnya media tanam terhadap suatu pertumbuhan dan

produksi tanaman cabai. Selain itu, bermanfaat pula bagi siswa kelas XII semester

1 yang dapat menambah ilmu pengetahuannya melalui penelitian ini yang

kaitannya dengan materi Pertumbuhan dan Perkembangan.

Penyampaian penelitian ini terhadap siswa dapat dilakukan saat memasuki

materi pertumbuhan dan perkembangan dengan model pembelajaran kooperatif

yang menerapkan metode diskusi, eksperimen,dan presentasi yang merujuk pada

pendekatan scientific yang dimana pada kurikulum 2013 telah menekankan

adanya proses pembelajaran yang mengadopsi langkah – langkah saintis dalam

membangun pengetahuan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terlampir pada

lampiran 9).

71
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penambahan tanah pasir (regosol) dalam media tanam dapat memberikan

pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan vegetatif namun tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi buah cabai rawit

2. Komposisi media tanam yang paling baik untuk pertumbuhan tinggi

batang, jumlah daun, dan jumlah buah adalah komposisi tanah : pasir

dengan perbandingan 75 % : 25 % .

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis pemberian pupuk

cair yang optimal terhadap pengaruhnya campuran media pasir sebagai

media tanam pada pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit. Hal

tersebut dikarenakan untuk mengetahui seberapa banyak nutrisi yang

terkandung dalam dalam pupuk yang dibutuhkan untuk mendukung

kualitas tanaman baik agar tidak mengalami defisiense unsur hara pada

tanaman cabai rawit.

2. Bagi para petani di wilayah pesisir khususnya yang ingin membudidayakan

cabai rawit agar lebih memperhatikan hama dan penyakit yang akan

dijumpai pada tanaman cabai rawit. Sebaiknya dilakukan dengan

pencegahan dini agar hama dan penyakit yang menyerang tanaman tidak

menyebar. Jika tidak dicegah secara dini, maka produksi buah cabai tidak

maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Alida, S.N., 2013, Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair dari Sampah Dapur
Rumah Tangga dan Top G2 Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau
(Brassica juncea L.), e-journal Universitas Negeri Yogyakarta, Vol 2
(4),1-8.
Balitsa, 2014, Teknologi Pengendalian Hama Lalat Buah Pada Tanaman Cabai,
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian: Yogyakarta.
Cayati, R.E.O., 2006, Dalam Skripsi Pengaruh Media Terhadap Kualitas Cabai
Hias (Capsicum sp.) Dalam Pot, Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor: Bogor.
Dwidjoseputro, D., 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT. Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.
Fahmi, Z.I., 2013, Media Tanam Sebagai Faktor Eksternal yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Tanaman, Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan: Surabaya.
Foth, H.D., 1994. Dasar – Dasar Ilmu Tanah, Diterjemahkan oleh Soenartono, A.
Penerbit Erlangga : Jakarta.
Goro, L.G., 2008, Kajian Pengaruh Intensitas Hujan Pada Jenis Tanah Regosol
Kelabu Untuk Kemiringan Lereng yang Berbeda, Wahana Teknik Sipil,
13(2), 86-98.
Hardjowigeno, 2003, Ilmu Tanah, Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta
Harini, R., 2014, Kompetensi Dasar Olimpiade Sains Nasional Geografi, Gadjah
Mada University Press: Yogyakarta.
Haryoto, 2009, Bertanam Cabai Rawit dalam Pot, Kanisius: Yogyakarta.
Helmi, 2010, Perubahan Beberapa Sifat Fisika Regosol dan Hasil Kacang Tanah
Akibat Pemberian Bahan Organik dan Pupuk Fosfat. Jurnal SAINS Riset,
1(18), 30-39.
Jasminarni, 2008, Pengaruh Jumlah Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Selada (Lactuca sativa L.) di Polybag, Jurnal Agronomi, 12 (1),
30-32.
Martono, 2004, Dalam Tesis Pengaruh Intensitas Hujan dan Kemiringan Lereng
Terhadap Laju Kehilangan Tanah Pada Tanah Regosol Kelabu.
Universitas Diponegoro: Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74

Mulyati, S., 2009, Pengaruh Kandungan Pasir Pada Media Semai Terhadap
Penyakit Rebah Kecambah (Sclerotium rolfsii Sacc) Pada Persemaian
Tanaman Cabai, Jurnal Agronomi, 13 (1), 45 – 50.
Mulyono, 2013, Pengertian, Fungsi, dan Ukuran Polybag, Diunduh dalam
http://www.polybagmurah.com/2013/07/pengertian-fungsi-dan-ukuran-
polybag.html pada tanggal 23 Agustus 2015.
Nugroho, P., Tanpa Tahun, Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair, Pustaka Baru
Press: Yogyakarta.
Nugrohotomo, Yudono, P., dan Syukur, A., 2009, Upaya Peningkatan Hasil
Benih Padi (Oryza sativa. L) Pada berbagai Taraf Genangan Air dan
Takaran Vermikompos di Lahan Sawah Irigasi Entisol, Jurnal Ilmu –
Ilmu Pertanian, 5 (2), 135 – 149.
Nurhalimah, S., Nurhatika, S., Muhibuddin, A., 2014. Eksplorasi Mikoriza
Vesikular Arbuskular (MVA) Indigenous pada Tanah Regosol di
Pamekasan, Madura. Jurnal Sains dan Seni Pomits, 3 (1), 30 – 34.
Prajnanta, F., 2012, Mengatasi Permasalahan Bertanam Cabai, Penebar
Swadaya: Jakarta.
Rajiman, 2012, Pemanfaatan Ampas Kelapa dalam Budidaya Bawang Merah
Pada Tanah Regosol, Jurnal Teknologi, No. 2 , 50-65.
Rosmarkam, A. dan Yuwono, N.W., 2002, Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius:
Yogyakarta.
Rukmana, H.R., 2002, Usaha Tani Cabai Rawit, Kanisius:
Yogyakarta. Sara, L., 2013, Pengelolaan Wilayah Pesisir, Alfabeta:
Bandung.
Siahaya, L., 2007, Pengaruh Media Tumbuh dan Frekuensi Penyiraman Terhadap
Pertumbuhan Awal Semai Salimuli (Cordia subcordata, Lamk), Jurnal
Argoforestri, II (1), 19-25.
Supriyanto, A., Umah, F.K., dan Surtiningsih, T., 2014, Pengaruh Pemberian
Pupuk Hayati (Biofertilizer) dan Media Tanam yang Berbeda Pada
Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) di Polybag, Jurnal Ilmiah Biologi, 2 (3), 1-11.

Sutanto, R., 2005, Dasar – Dasar Ilmu Tanah, Kanisius: Yogyakarta.


Sutedjo, M.M., 2010, Pupuk dan Cara Pemupukan, Penerbit Rineka Cipta:
Jakarta.
Waskito, K.G., 2014, Bertani di Rumah Sendiri (Bagian 2. Media Tanam),
Diunduh dalam http://www.kompasiana.com/napi.plur/bertani-di-rumah-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75

sendiri-bagian-2-media-tanam_552b00b2f17e616860d623ab pada
tanggal 3 Agustus 2015.
Yulipriyanto, H., 2010, Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya, Graha Ilmu: Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77

Lampiran 1
UJI STATISTIK DATA PERTUMBUHAN TINGGI TANAMAN CABAI RAWIT
1.Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Komposisi Statistic df Sig. Statistic df Sig.

tinggi_tanaman tanah25pasir75 .123 10 .200* .961 10 .797

tanah50pasir50 .189 10 .200* .956 10 .745

tanah75pasir25 .148 10 .200* .959 10 .777

Kontrol .173 10 .200* .899 10 .215

a. Lilliefors Significance Correction


*. This is a lower bound of the true significance.

2.Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


tinggi_tanaman

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.065 3 36 .978

3.Uji Anova

ANOVA

tinggi_tanaman

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 942.825 3 314.275 25.524 .000


Within Groups 443.263 36 12.313
Total 1386.088 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78

4. Uji Duncan

tinggi_tanaman
Duncana

Subset for alpha = 0.05

Komposisi N 1 2 3

tanah25pasir75 10 31.97
tanah50pasir50 10 33.20

Kontrol 10 37.63

tanah75pasir25 10 44.3
7
Sig. .438 1.000 1.00
0
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10,000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79

Lampiran 2

UJI STATISTIK DATA JUMLAH DAUN CABAI RAWIT

1.Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

komposisi Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Jumlah_daun tanah25pasir75 .249 10 .078 .876 10 .116

tanah50pasir50 .125 10 .200* .977 10 .948

tanah75pasir25 .111 10 .200* .986 10 .989

kontrol .211 10 .200* .922 10 .375

a. Lilliefors Significance Correction


*. This is a lower bound of the true significance.

2.Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


Jumlah_daun

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.616 3 36 .609

3.Uji ANOVA
ANOVA

Jumlah_daun

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 728.478 3 242.826 79.365 .000


Within Groups 110.146 36 3.060
Total 838.624 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80

4. Uji Duncan

Jumlah_daun
Duncana

Subset for alpha = 0.05

komposisi N 1 2 3

tanah50pasir50 10 12.88
tanah25pasir75 10 14.20 14.20

kontrol 10 15.61

tanah75pasir25 10 23.83

Sig. .100 .080 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10,000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81

Lampiran 3

UJI STATISTIK DATA JUMLAH BUAH CABAI RAWIT

1. Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
perlaku
an Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SMEAN(jumlah_buah) P1 .375 10 .000 .687 10 .001

P2 .294 10 .015 .751 10 .004

P3 .234 10 .128 .898 10 .206

K .215 10 .200* .892 10 .178

a. Lilliefors Significance Correction


*. This is a lower bound of the true significance.

2. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


SMEAN(jumlah_buah)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.227 3 36 .012

3. Uji ANOVA

ANOVA

SMEAN(jumlah_buah)
Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 54.473 3 18.158 3.28 .


7 032
Within Groups 198.881 36 5.524
Total 253.355 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82

4. Uji Duncan

SMEAN(jumlah_buah)
Duncana,,b

Subset for alpha = 0.05

Komposisi N 1 2

tanah25pasir75 11 2.516
tanah50:pasir50 9 2.538

Kontrol 10 4.100 4.100

tanah75pasir25 10 5.300

Sig. .164 .262

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,950.
The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83

Lampiran 4
UJI STATISTIK DATA BERAT BUAH CABAI RAWIT

1. Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
perlaku
an Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SMEAN(berat_buah) P1 .424 10 .000 .645 10 .000

P2 .229 10 .148 .822 10 .027

P3 .168 10 .200* .935 10 .499

P4 .172 10 .200* .917 10 .329

a. Lilliefors Significance Correction


*. This is a lower bound of the true significance.

2. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

SMEAN(berat_buah)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

6.246 3 36 .002

3. Uji ANOVA

ANOVA

SMEAN(berat_buah)
Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 104.786 3 34.929 3.74 .19


0
Within Groups 336.182 36 9.338
Total 440.968 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84

Lampiran 5
DATA MENTAH PERTUMBUHAN TINGGI TANAMAN CABAI RAWIT
P1
Tanggal
05/05/2015 16 17 14,5 19,5 16 18 22,5 19,5 15,5 20,7
12/05/2015 17,5 19 17 23 18,3 20,5 25,4 21,5 17 22,7
19/05/2015 19 23,1 20,5 26,7 20,8 23,3 27,8 23 18,5 25,5
26/05/2015 22 24 24 28 23,5 26,5 32 27 20 27,5
02/06/2015 26 24,3 26 31,3 27,5 29,4 36 30,6 21,8 31
09/06/2015 31 25 29 35 31 32,5 39,5 31,5 23,5 34
16/06/2015 34 27 35 44,5 38 39,5 42 36 28,7 39
23/06/2015 37,5 37 42 50,5 45 45 46 43 35 48
30/06/2015 41 46,5 45 54,4 47,3 48 48,7 46 38,5 50
07/07/2015 41,5 48 45 56,3 49,2 50 50 46,8 40 51

P2
Tanggal
05/05/2015 10,7 19,8 18 14 17,6 13,5 19,5 20,5 17,5 18
12/05/2015 11,6 24 21,4 17 25,5 16,5 23,8 24 22,1 22,5
19/05/2015 15,5 27,5 24,5 23 31,5 19,5 25 27 25 24,5
26/05/2015 18,5 33 27 26 37 22,5 30,5 31 29,2 28
02/06/2015 25,3 34,5 28,5 29,4 39 27,5 35 31 31,2 30,5
09/06/2015 31 35 29 35 41 32,5 39,5 31,5 33,5 34
16/06/2015 33,4 36,2 30 44,5 43,3 38,7 44,3 37,8 34 40
23/06/2015 37,5 37 32 50,5 45 45 46 43 35 48
30/06/2015 40 44 36,5 55 50 49,5 48 47 41,5 53,2
07/07/2015 44,2 49 40 58,7 53 53 50 49,5 44 55

P3
Tanggal
05/05/2015 17,5 16,5 18 16,5 17,5 18,2 19,5 19 19 19
12/05/2015 24 25 26,5 20,3 27,4 26,5 25,4 23,8 24,4 28,1
19/05/2015 34 24,5 37,5 25,5 34 35,5 31 30 32 39,5
26/05/2015 42 29 45 32 42 43,5 40 38,5 38,5 46,5
02/06/2015 46,8 36,5 52,4 36,5 49,2 47,2 44,5 43 44 51
09/06/2015 53,5 44 56 38 52 52 50,5 47,5 48,5 56,5
16/06/2015 59 54 60,5 44,7 54 55 53,2 51 52 59
23/06/2015 64 63 65 54 54 59 55 57 54 61
30/06/2015 64,5 64 65 56 56,7 61 55,7 60 55 61,3
07/07/2015 65 64,3 65,5 57 58 62 57,1 61 55,5 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85

K
Tanggal
05/05/2015 12,5 17,5 16 12,4 19,5 15 12,3 17,5 15,2 20
12/05/2015 16,5 20 27,5 23,4 26 26 21,5 26,7 24 27
19/05/2015 25 25,5 34 30 32 30,5 29,5 29,5 33,5 31
26/05/2015 29,5 29,2 39,5 33 42 37,5 36 35,5 40,5 36,5
02/06/2015 33 34,5 44 35 41,6 38 38,5 37 45 40
09/06/2015 36,5 38,5 47,5 37 40 40 39 37,5 48 45
16/06/2015 39 42 49 38,5 43 42 41,5 39 50,5 47,8
23/06/2015 42 44 54 40 48 47 44 44,5 52,5 55
30/06/2015 46,5 48 52,5 41 52 49 49 47 54 56
07/07/2015 48 49,9 54 42,5 55 50 51 48,5 55,5 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86

Lampiran 6
DATA MENTAH JUMLAH DAUN TANAMAN CABAI RAWIT
P1
Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
05/05/2015 6 9 9 10 8 9 8 9 6 7
12/05/2015 9 8 11 11 10 12 10 12 8 11
19/05/2015 10 9 13 12 11 13 12 14 8 13
26/05/2015 12 12 15 15 13 17 13 13 11 13
02/06/2015 14 13 16 17 14 18 13 15 14 15
09/06/2015 15 15 16 18 16 16 15 16 11 17
16/06/2015 14 13 17 17 18 14 12 17 10 16
23/06/2015 17 15 19 17 19 16 12 18 14 15
30/06/2015 19 16 20 18 21 18 14 18 16 17
07/07/2015 22 18 21 20 24 20 16 20 17 19

P2
Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
05/05/2015 7 10 8 8 10 7 9 8 11 9
12/05/2015 9 13 11 11 13 9 14 12 14 12
19/05/2015 11 14 14 12 15 11 14 14 17 13
26/05/2015 14 16 17 14 18 14 15 16 18 14
02/06/2015 16 18 14 13 16 11 13 16 19 15
09/06/2015 15 19 13 14 16 10 12 16 19 14
16/06/2015 15 16 12 11 14 10 11 13 17 13
23/06/2015 12 13 10 9 12 7 8 11 14 10
30/06/2015 13 15 11 12 11 9 9 12 11 14
07/07/2015 15 17 13 13 14 11 10 14 15 16

P3
Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
05/05/2015 11 8 14 9 10 12 11 9 11 11
12/05/2015 15 11 19 13 15 16 16 13 15 12
19/05/2015 18 14 22 15 17 17 19 16 18 16
26/05/2015 21 17 28 18 20 19 20 18 22 19
02/06/2015 24 23 30 20 23 24 24 22 26 23
09/06/2015 27 26 34 24 26 26 27 26 29 28
16/06/2015 24 28 32 27 28 29 30 29 32 32
23/06/2015 27 31 32 25 31 33 34 32 32 29
30/06/2015 29 33 30 28 34 37 32 36 32 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87

P3
Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
07/07/2015 32 31 33 29 31 36 32 38 36 32

K
Tanggal
05/05/2015 9 8 10 10 12 9 10 9 10 8
12/05/2015 12 11 13 11 17 14 12 12 12 9
19/05/2015 15 13 15 16 20 15 15 15 13 13
26/05/2015 17 16 17 18 22 16 17 16 16 14
02/06/2015 19 19 20 21 26 19 21 19 20 17
09/06/2015 16 20 24 23 24 18 25 24 19 21
16/06/2015 13 18 24 25 19 16 22 24 17 24
23/06/2015 11 16 17 22 14 13 19 23 13 17
30/06/2015 10 14 15 21 10 10 16 20 9 15
07/07/2015 7 10 12 17 6 7 12 15 5 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88

Lampiran 7

DATA MENTAH JUMLAH BUAH TANAMAN CABAI RAWIT


Jumlah Buah
Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P1 0 0 0 0 1 1 0 2 1 0
P2 1 1 0 0 3 3 0 1 3 1
P3 3 11 4 2 9 1 3 10 5 5
K 1 2 3 8 9 4 2 3 5 4

DATA MENTAH BERAT BUAH TANAMAN CABAI RAWIT


Berat Buah (gr)
Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P1 0 0 0 0 2 3 0 6 3 0
P2 3 3 0 0 5 6 0 2 5 3
P3 8 8 5 2 16 4 5 12 10 17
K 3 7 6 10 3 8 3 5 9 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89

Lampiran 8

SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM

MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XII / Gasal

Kompetensi Inti :
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
KI.3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI.4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, meghitung, menggambar, dan mengarang) terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber

Waktu Belajar
1.1 Mengagumi keteraturan 1. Pertumbuhan 1. Konsep Pertumbuhan dan Tugas 6 JP  Video
dan kompleksitas ciptaan dan Perkembangan  - per-
Observasi tumbu
Tuhan tentang struktur dan perkembangan
Mengamati - han &
fungsi DNA, gen dan  Faktor luar & Portofolio
 Mengamati pertumbuhan pada per-
kromosom dalam pemben- faktor dalam  -
tanaman kemba
tukan dan pewarisan sifat pada pertum- Tes ngan
serta pengaturan proses buhan  Membaca teks pertumbuhan
 Konsep  Buku
pada mahluk hidup. pada tumbuhan. Biolo-
pertum-
1.2 Menyadari dan mengagumi gi
Menanya buhan &
pola pikir ilmiah dalam Camp-
kemampuan mengamati bio-  Siswa distimulir untuk perkem- bel
proses. membuat pertanyaan yang bangan
1.3 Peka dan peduli terhadap menuntut berfikir kritis
permasalahan lingkungan hi- tentang konsep pertumbuhan
dup, menjaga dan menya-
dan perkembangan mahluk
yangi lingkungan sebagai
manifes pengamalan ajaran hidup dan faktor – faktor yang
agama yang dianutnya. memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan.

Mengumpulkan Data
(Eksperimen/Eksplorasi)
 Menggali informasi tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber

Waktu Belajar
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, konsep pertumbuhan dan
tekun, jujur terhadap data perkem-bangan mahluk hidup
dan fakta, disiplin, melalui tayangan Video.
tanggung jawab, dan peduli
 Diskusi tentang konsep per-
dalam observasi dan
eksperimen, berani dan tumbuhan dan perkembangan
santun dalam mengajukan menggunakan KMS.
pertanyaan dan  Diskusi tentang faktor-faktor
berargumentasi, peduli yang mempengaruhi
lingkungan, gotong royong, petumbuhan.
bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah
Mengasosiasikan
dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap  Membaca dan menganalisis
tindakan dan dalam grafik pertumbuhan dari KMS
melakukan pengamatan dan untuk mendapatkan konsep
percobaan di dalam pertumbuhan dan perkemba-
kelas/laboratorium maupun ngan.
di luar kelas/laboratorium.
 Menarik kesimpulan tentang
2.2 Peduli terhadap konsep pertumbuhan dan
keselamatan diri dan perkembangan serta faktor-
lingkungan dengan faktor yang mempengaruhinya
menerapkan prinsip dan mempresentasikan
keselamatan kerja saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber

Waktu Belajar
melakukan kegiatan menggunakan berbagai media.
pengamatan dan
percobaan di laboratorium Mengkomunikasikan
dan di lingkungan sekitar.
 Presntasi hasil kajian dan
3.1 Menganalisis hubungan diskusi tentang konsep per-
antara faktor internal dan tumbuhan dan perkembangan.
eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkem-
bangan pada makhluk
hidup berdasarkan hasil
percobaan.

4.1 Merencanakan dan me- 2. Merencanakan 2. Merencanakan dan Tugas  Maka-


laksanakan percobaan dan melaksana- Melakukan Percobaan  - lah,
tentang faktor luar yang kan percobaan tentang Pertumbuh-an dan artikel
Perkembangan pada Observasi atau
memengaruhi proses per-
 Mengkaji hasil Tumbuhan  Kerja lapor-
tumbuhan dan perkem-
kerja ilmiah Ilmiah, an hasil
bangan tanaman,dan me- Mengamati sikap peneli-
(contoh kerja il-
laporkan secara tertulis  Mengkaji hasil kerja ilmiah ilmiah dan tian
miah)
dengan menggunakan ta-ta (contoh kerja ilmiah). keselamat-  Buku
 Bagaimana langkah-langkah an kerja Biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber

Waktu Belajar
cara penulisan ilmiah yang  Bagaimana melakukan percobaan menurut SMA
benar. langkah-langkah kerja ilmiah dari hasil diskusi Portofolio  Biologi
melakukan per- dan mengkaji contoh karya  Laporan Camp-
ilmiah dari berbagai sumber. Percobaan bel.
cobaan menurut
kerja ilmiah dari Test
hasil diskusi dan  Membuat
mengkaji contoh outline
karya ilmiah dari Menanya perenca-
berbagai sumber  Memberikan pertanyaan ten- naan
tang langkah-langkah ekspe- percobaan
rimen dan penyusunan laporan  Pemaha-
hasil eksperimen. man
tentang
Mengumpulkan Data hasil
(Eksperimen/Ekplorasi) percobaan
 Mendiskusikan rancangan dan dan
usulan penelitian tentang faktor kesimpulan
luar yang mempengaruhi  Pemaha-
pertumbuhan pada tumbuhan man
 Melaksanakan eksperimen tentang
sesuai dengan ususlan yang hal-hal
disusun dan sudah disepakati yang harus
setiap kelompok dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber

Waktu Belajar
 Melakukan pengamatan ekspe- dalam
rimen, mencatat data. mela-
kukan
Mengasosiasikan percobaan
 Mengolah data hasil eksperi-  Pemaham
men an tentang
 Menjawab permasalahan faktor lura
 Menyimpulkan hasil pengama- & faktor
tan dalam
 Menarik kesimpulan dari hasil terhadap
diskusi mengenai usulan pertumbu
penellitian. han

Mengkomunikasikan
 Menyusun usulan penelitian
ten-tang faktor luar yang
mempenga-ruhi pertumbuhan.
tanaman dalam bentuk laporan
tertulis
 Melaporkan hasil eksperimen
se-cara lisan (presentasi) dan
tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95

Lampiran 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata pelajaran : IPA-BIOLOGI

Kelas / semester : X II/ I

Alokasi waktu : 6 X 45 menit ( 3 pertemuan )

A. Kompetensi Inti :

KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI.2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia

KI.3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

KI.4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret


(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membu-
at) dan ranah abstrak (menulis, membaca, meghitung, menggam-
bar, dan mengarang) terkait dengan pengembangan dari yang di-
pelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efek-
tif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96

keilmuan.

B. Kompetensi Dasar :
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar kelas/laboratorium
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan
menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan
sekitar.
3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan
hasil percobaan.
4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang
memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman,dan
melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan
ilmiah yang benar.

C. Indikator :

1.3.1 Menjaga kebersihan dengan cara melestarikan lingkungan sekitar

2.1.1 Jujur dalam mengerjakan soal kegiatan diskusi

2.1.2 Teliti dalam membaca petunjuk dan menjawab soal pada lembar kerja

siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97

2.1.3 Santun dalam bertutur kata ketika sedang menyampaikan pendapat dan

berargumentasi saat diskusi kelompok

2.1.4 Kerja sama dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok

2.1.5 Tanggung jawab dalam pekerjaan hasil diskusi kelompok

2.2.1 Memperhatikan keselamatan kerja saat menjalankan kegiatan

percobaan

3.1.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan ekseternal dengan

proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup

berdasarkan hasil percobaan.

4.1.1 Melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi

proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

4.1.2 Membuat laporan tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan

ilmiah yang benar.

D. Tujuan :

Setelah melakukan proses menggali / meneliti, kaji pustaka, berdiskusi, kerja

kelompok, eksperimen siswa mampu :

1.3.1 Menjaga kebersihan saat sedang melakukan kegiatan percobaan

2.1.1 Berperilaku jujur ketika sedang melakukan diskusi bersama teman

kelompok

2.1.2 Bersikap teliti dalam membaca petunjuk dan menjawab soal pada

lembar kerja siswa

2.1.3 Bersikap santun dalam bertutur kata ketika sedang menyampaikan

pendapat dan berargumentasi saat diskusi kelompok


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98

2.1.4 Bekerja sama dalam melakukan diskusi kelompok

2.2.2 Memperhatikan keselamatan kerja saat menjalankan kegiatan

percobaan

3.1.1 Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan pada

makhluk hidup

3.1.2 Memahami perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan pada

makhluk hidup

3.1.3 Menyebutkan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman

3.1.4 Menganalisis pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap proses

pertumbuhan dan perkembangan tanaman

4.1.1 Melakukan percobaan terkait dengan pengaruh faktor internal dan

eksternal pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman

4.1.2 Membuat laporan tertulis mengenai faktor – faktor yang

mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman

E. Materi Pembelajaran :

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan (faktor internal dan eksternal)

F. Model dan Metode Pembelajaran :

Model Pembelajaran :

1. Pembelajaran kooperatif

Metode Pembelajaran :

1. Picture and Picture

2. Diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99

3. Eksperimen

G. Sumber Belajar / Bahan dan Alat Sumber :


Sembiring, Langkah & Sudjino. 2009. Biologi Kelas XII untuk SMA dan MA. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Web / Internet

Lembar LKS 1 dan 2

Alat dan Bahan :

Kertas

Bolpoin

Laptop

LCD

Benih tanaman cabai rawit

Polybag

Media tanam (tanah dan pasir)

H. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I ( 2 JP )

Kegiatan
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu)
Menyiapkan kondisi 1. Guru mengucap salam kepada
Pendahuluan
belajar siswa dan menyuruh salah satu
(15 menit)
siswa untuk memimpin doa
serta mengecek kehadiran
siswa sebelum memulai
pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100

Kegiatan
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu)
Melakukan apersepsi , 2. Siswa diminta mencermati
menyampaikan tujuan gambar yang ditampilkan pada
dan motivasi siswa power point dan guru
menanyakan “Apa yang kalian
lihat pada kedua gambar
pohon pepaya tersebut,
adakah perbedaannya ? “
3. Mengajukan pertanyaan “ Me-
ngapa pada gambar pohon
pepaya yang pertama
berbatang pendek, kecil, dan
belum berbuah sedangkan
pada gambar pohon pepaya
yang kedua berbatang tinggi,
besar, dan berbuah ? “
4. Menyampaikan tujuan pembe-
lajaran yang akan dicapai
5. Mengorganisasikan siswa un-
tuk duduk dalam berkelompok
dan menyuruh perwakilan
kelompok untuk mengambil
lembar LKS
Inti Mengamati 6. Mengamati gambar mengenai
(60 menit) proses pertumbuhan dan per-
kembangan yang dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang mem-
pengaruhinya.
Menanya 7. Memotivasi siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101

Kegiatan
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu)
membuat pertanyaan mengenai
faktor luar yang mempengaru-
hi pertumbuhan dan perkemba-

Mengumpulkan ngan tanaman

informasi / Mencoba 8. Mengamati ciri – ciri tanaman


berdasarkan gambar pada LKS
9. Berdiskusi dan mengkaji buku
sumber
Menalar
10. Mengaitkan mengenai proses
pertumbuhan dan perkemba-
ngan tanaman dengan faktor –
faktor yang mempengaruhinya
11. Menjawab / mengisi LKS
terkait dengan pengamatan
Mengkomunikasikan
pada gambar
12. Mempresentasikan hasil disku-
si
Penutup Penghargaan 13. Memberikan apresiasi bagi
(15 menit ) kelompok yang bagus
14. Membimbing siswa untuk me-
rangkum butir-butir pembe-
lajaran
15. Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajarnya
16. Memberi tugas membentuk
kelompok dan mempersiapkan
alat dan bahan yang akan
digunakan untuk percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102

Kegiatan
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu)
pada minggu depan

Pertemuan II ( 2 JP )

Kegiatan
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu)
Menyiapkan kondisi 1. Guru mengucap salam kepada
Pendahuluan
belajar siswa dan menyuruh salah satu
(15 menit)
siswa untuk memimpin doa
serta mengecek kehadiran
siswa sebelum memulai
pelajaran
Melakukan apersepsi , 2. Guru bertanya kepada siswa
menyampaikan tujuan mengenai materi pelajaran
dan motivasi siswa yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya
3. Menyampaikan tujuan pembe-
lajaran yang akan dicapai

Inti  Mengamati 4. Guru memberikan penjelasan


(60 menit) kepada siswa mengenai kerja
 Menanya
ilmiah percobaan pertumbuhan

 Mengumpulkan dan perkemba-ngan tanaman

informasi / Men- 5. Memberikan pertanyaan me-

coba ngenai prosedur dalam mela-


kukan percobaan
 Menalar 6. Melakukan percobaan peneli-
tian mengenai faktor luar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103

Kegiatan
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu)
 Mengkomunikasi- mempengaruhi perkembangan
kan pada tanaman
7. Melakukan pengamatan pada
percobaan penelitian dan
mencatat hasil data yang
diperoleh setiap harinya
8. Membuat laporan percobaan
secara tertulis mengenai faktor
luar yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman
9. Mempresentasikan hasil per-
cobaan kelompok secara lisan
di depan kelas

Penutup Rangkuman 10. Membimbing siswa untuk me-


(15 menit ) rangkum butir-butir hasil
analisis percobaan yang telah
dilakukan
11. Mengajak siswa untuk mere-
fleksikan hasil belajarnya

Pertemuan III (2 JP)

Kegiatan
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu)
Menyiapkan kondisi 1. Guru mengucap salam kepada
Pendahuluan
belajar siswa dan menyuruh salah satu
(15 menit)
siswa untuk memimpin doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104

Kegiatan
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu)
serta mengecek kehadiran
siswa sebelum memulai
pelajaran
Melakukan apersepsi , 2. Mengajukan pertanyaan “ Apa
menyampaikan tujuan saja yang telah kalian lakukan
dan motivasi siswa pada kegiatan praktikum
minggu kemarin? “
3. Mengorganisasikan siswa un-
tuk duduk dalam sesuai
kelompok praktikum untuk
membuat laporan hasil
kegiatan
Inti Mengamati 4. Mengamati hasil data yang
(60 menit) telah diperoleh
Menanya
5. Guru menanyakan bagaimana
hasil yang telah diperoleh dari
percobaan yang telah
dilakukan pada masing –
masing kelompok
Mengumpulkan
6. Menggali informasi mengenai
informasi / Mencoba
hasil data yang telah diperoleh
untuk dianalisis
7. Siswa menganalisis dari hasil
Menalar
data yang telah diperoleh
Mengkomunikasikan 8. Mempresentasikan hasil di
depan kelas
Evaluasi 9. Memberikan post-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105

Kegiatan
Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu)
Penutup Penghargaan 10. Memberikan apresiasi bagi
(15 menit ) kelompok yang bagus
11. Membimbing siswa untuk me-
rangkum butir-butir pembe-
lajaran
12. Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajarnya

Penilaian

Jenis / Teknik Penilaian

Pengamatan

Tes Tertulis

Instrumen

Soal , Kunci Jawab , Rubrik Penilaian dan Pedoman Skoring (Terlampir)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106

Lampiran 10

LEMBAR PENILAIAN SIKAP

Topik :

Hari / Tanggal :

Kelas :

Aspek yang dinilai

Jumlah
No. Nama Siswa Nilai
Skor
Disiplin

Kejujuran
Kerjasama

Tanggung Jawab
Kepedulian

dst

Penilaian :

Jumlah Skor X 100

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107

RUBRIK PENILAIAN SIKAP

1. Jujur
Indikator :
a. Mengungkapkan perasaan apa adanya
b. Membuat pekerjaan berdasarkan informasi yang diperoleh (apa adanya)
2. Teliti
Indikator :
a. Siswi membaca soal pada LKS dengan saksama
b. Siswi betul-betul memperhatikan dengan saksama mengenai
pekerjaan yang dikerjakannya (memastikan soal LKS sudah terjawab
semua )
3. Sopan santun
Indikator :
a. Saat proses pembelajaran siswa dapat berbicara dengan santun dalam
bertanya dan menanggapi suatu permasalahan yang timbul dalam proses
pembelajaran
b. Tidak membuat gaduh / keributan ketika di dalam kelas
c. Bertutur kata yang baik dengan guru maupun siswi yang lain
d. Siswi dapat menghargai pendapat dari siswi lain
4. Kerja sama
Indikator :
a. Dalam kegiatan kelompok, siswi bersama-sama saling membantu ketika
melakukan pengamatan (observasi) di luar kelas
b. Dalam kegiatan diskusi, siswi saling berkomunikasi bersama untuk
memecahkan suatu masalah yang didapat berdasarkan hasil
pengamatan (observasi) agar tercipta kesepakatan bersama
c. Siswi ikut saling bertukar pikiran dengan siswi yang lainnya
5. Tanggung jawab
Indikator :
a. Siswi dapat menyelesaikan pekerjaan hasil diskusi dengan tepat waktu
b. Siswi tidak meninggalkan pelajaran saat jam pelajaran berlangsung
c. Siswi dapat menjaga ketenangan kelas baik saat pelajaran
berlangsung maupun saat diskusi kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108

RAMBU-RAMBU SKORING PENILAIAN SIKAP :

Skor Penjelasan
Siswi sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang
1
tertera dalam indikator
Siswi sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang
2
tertera dalam indikator, tetapi belum konsisten
Siswi mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
3
indicator
Siswi konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
4
indicator
Siswi selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
5
indicator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109

Lampiran 11

LEMBAR PENILAIAN DISKUSI

Topik :

Hari / Tanggal :

Kelas :

Aspek yang di
Nilai Total
No. Nama Siswa Penilaian
Skor
1 2 3

dst

KETERANGAN :

Menyampaikan pendapat
Menanggapi
Mempertahankan argumentasi Rentan Nilai : 1 - 4
Total skor : Jumlah skor tiap aspek yang dinilai Skor maksimal : 12
Batas ketuntasan yang ditetapkan 75%
= 75 % x 12 = 9

Penilaian

9 – 12 Tuntas

<9 Belum
Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110

INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI

RUBRIK PENILAIAN DISKUSI

No. Kriteria Skor Indikator

1 Tidak sesuai masalah

2 Sesuai dengan masalah, tapi belum


benar
Menyampaikan
1 3 Sesuai dengan masalah, mendekati
pendapat
benar

4 Sesuia dengan masalah dan benar


(tepat)

1 Langsung setuju, atau menyanggah


tanpa alasan

2 Setuju atau menyanggah dengan alasan


yang benar tidak sempurna
2 Menanggapi
3 Setuju atau menyanggah dengan alasan
yang benar

4 Setuju atau menyanggah dengan alasan


yang benar dengan dukungan referensi

1 Tidak dapat mempertahankan pendapat

2 Mampu mempertahankan pendapat,


alasan kurang benar
Mempertahankan
3 3 Mampu mempertahankan pendapat,
argumentasi
alasan benar tidak didukung referensi

4 Mampu mempertahankan pendapat,


alasan benar didukung referensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111

Lampiran 12

LEMBAR PENILAIAN MELAKUKAN PRAKTIKUM

Kelompok :

Hari / Tanggal :

Topik :

Penilaian
No. Aspek yang dinilai
1 2 3

1 Merangkai Alat dan


Bahan

2 Pengamatan

3 Data yang diperoleh

4 Kesimpulan

JUMLAH SKOR

NILAI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112

RUBRIK PENILAIAN MELAKUKAN PRAKTIKUM

Penilaian
No. Aspek yang dinilai
1 2 3

1 Merangkai Alat dan Rangkaian Rangkaian alat Rangkaian


Bahan alat dan dan bahan alat benar
bahan tidak benar, tapi dan
benar tidak rapih atau memperhati
tidak kan
memperhatikan keselamatan
keselamatan kerja
kerja

2 Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan


tidak cermat cermat tetapi cermat
tidak mendukung
mendukung interpretasi
interpretasi

3 Data yang diperoleh Data tidak Data lengkap, Data


lengkap tetapi tidak lengkap,
terorganisir terorganisir,
atau ada yang dan ditulis
salah tulis dengan
benar

4 Kesimpulan Tidak sesuai Sebagian Sesuai


tujuan atau kesimpulan tujuan dan
tidak benar ada yang tidak semua benar
sesuai tujuan
atau ada yang
salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113

Lampiran 13

LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI

Nama Kelompok Kelas / Semester Hari, Tanggal :


Materi :
:
:

Skor
Penjelasan
1 2 3 4

1. Siswa menyampaikan hasil presentasi


dengan percaya diri
2. Kelantangan suara dalam
menyampaikan hasil presentasi
3. Siswa menyampaikan hasil presentasi
dengan menggunakan bahasa yang
jelas dan baku
4. Penguasaan materi saat melakukan
presentasi
5. Kesesuaina materi yang disampaikan
pada saat presentasi
6. Ketepatan dalam menyampaikan
tanggapan atau jawaban dari siswa
lain
7. Ketepatan waktu dalam
menyampaikan hasil diskusi
8. Kekompakan kelompok dalam
mempresentasikan hasil diskusi
9. Kemampuan kelompok dalam
mengendalikan situasi (ketenangan)
di kelas
10. Sikap siswa dalam menerima
masukan dari kelompok lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114

RUBRIK PENILAIAN PRESENTASI

1. Siswa menyampaikan hasil presentasi dengan percaya diri


a. Siswa tidak malu – malu ketika maju ke depan kelas
b. Pandangan siswa lurus ke depan menatap siswa – siswa yang lain
ketika sedang mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

2. Kelantangan suara dalam menyampaikan hasil presentasi


a. Suara siswa dapat terdenga oleh siswa yang lain
b. Ketika siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelas, berbicaranya
tidak terbata – bata atau gagap
c. Siswa menyampaikan hasil diskusi dengan mengeluarkan suara dengan
huruf vokal yang jelas

3. Siswa menyampaikan hasil presentasi dengan menggunakan bahasa


yang jelas dan baku
a. Siswa menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa yang
lain
b. Siswa menggunakan kata – kata yang sopan ketika mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas

4. Penguasaan materi saat melakukan presentasi


a. Siswa dapat menjelaskan secara detail / lengkap mengenai pembahasan
hasil diskusi yang sedang dipresentasikan
b. Siswa tidak selalu terpaku pada buku catatan saat mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas

5. Kesesuaian materi yang disampaikan pada saat presentasi


a. Materi yang disampaikan berkaitan dengan topik pembahasan diskusi

6. Ketepatan dalam menyampaikan tanggapan atau jawaban dari siswa


lain
a. Siswa dapat menjawab pertanyaan dari siswa lain dengan tepat tanpa
melenceng dari pertanyaan yang diajukan
b. Siswa menanggapi pertanyaan dari teman yang sesuai dengan hasil
diskusi yang telah di presentasikan bukan hasil dari materi yang tidak
disampaikan pada materi hasil diskusi

7. Ketepatan waktu dalam menyampaikan hasil diskusi


a. Siswa tidak mengulur – ulur waktu ketika akan memulai presentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115

b. Pada saat menyampaikan hasil diskusi, waktu yang digunakan tidak


melampaui dari batas yang telah ditentukan
c. Siswa dapat mengolah waktu dalam membuka pertanyaan bagi siswa
lain sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan

8. Kekompakan kelompok dalam mempresentasikan hasil diskusi


a. Tiap anggota kelompok mendapatkan giliran berbicara untuk
menyampaikan hasil diskusi dengan porsi sama rata
b. Ketika mendapatkan pertanyaan dari siswa lain, masing – masing
anggota ikut andil dalam menjawab pertanyaan yang diberikan

9. Kemampuan kelompok dalam mengendalikan situasi (ketenangan) di


kelas
a. Kelompok dapat menjaga ketenangan ketika berjalannya presentasi
seperti halnya menegur teman lain yang sedang berbicara sendiri (tidak
memperhatikan)
b. Kelompok dapat mengatur jalannya sesi tanya jawab secara kondusif
tanpa adanya perselisihan dan keributan yang dapat menimbulkan
kegaduhan kelas

10. Sikap siswa dalam menerima masukan dari kelompok lain


a. Siswa tidak terpancing emosi ketika mendapat kritikan dari siswa lain
b. Bersikap lapang dada ketika mendapatkan masukan dari siswa lain
c. Tidak melontarkan kata – kata yang dapat menyakiti hati siswa lain
ketika menanggapi pertanyaan yang diberikan dari kelompok lain

RAMBU-RAMBU SKORING PENILAIAN PRESENTASI :

Skor Penjelasan
Siswi sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang
1
tertera dalam indikator
Siswi sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang
2
tertera dalam indikator, tetapi belum konsisten
Siswi mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
3
indikator
Siswi konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
4
indikator
Siswi selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
5
indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116

Lampiran 14

KISI – KISI SOAL POSTTEST

Indikator C1
(Pengetahu

3.1.1 Menganalisis
hubungan antara faktor in-
ternal dan ekseternal dengan
proses pertumbuhan dan per-
kembangan pada makhluk
hidup berdasarkan hasil
percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK
TERPUJI 117

L
a
SOAL POSTTEST m
p
ir
a
n
1
5

No.

1. Jelaskan
pertumb
bangan

2. Berdasa
yang tel
mana ya
adanya p
mana ya
adanya p

3. Faktor –
sajakah
mempen
percoba
kalian la

4. Bagaima
tanaman
pada tem
percoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118

PEDOMAN PENILAIAN

Skor
No. Soal dan Jawaban
10 5 1

Jelaskan perbedaan antara pertumbuhan dan Siswa dapat menja- Siswa dapat Siswa tidak dapat
perkembangan ! wab perbedaan pert- menjawab, namun menjawab atau
Jawab : tumbuhan dan per- terjadi kekeliruan menjawab tetapi
Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan kembangan dengan dalam menjabarkan tidak ada
1. biologis pada makhluk hidup yang berupa tepat dan benar antar pertumbuhan hubungannya.
pertambahan ukuran (volume; massa; tinggi; dan berdasarkan penja- dan perkembangan
sebagainya), sedangkan perkembangan adalah baran dari penger- (terbolak-balik).
proses menuju tingkat kedewasaan pada masing tian pertumbuhan
– masing individu. dan perkembangan
5 3 1

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan Siswa mampu Siswa mampu Siswa tidak dapat
mana yang menunjukkan adanya pertumbuhan menjawab dengan menjawab, tetapi menjawab atau
dan mana yang menunjukkan adanya tepat dan lengkap masih kurang tepat menjawab tetapi
perkembangan ? dan tidak sempurna. tidak ada
Jawab : Misalnya jawaban hubungannya.
2. Yang menunjukkan adanya pertumbuhan adalah yang ditulis siswa
tinggi batang dan jumlah daun sedangkan yang terbolak – balik atau
menunjukkan adanya perkembangan adalah kurang lengkap
warna daun dan keadaan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119

10 8 1

Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi Siswa mampu Siswa mampu Siswa tidak dapat
pada percobaan yang telah kalian lakukan ? menyebutkan dua menyebutkan dua menjawab atau
Jawab : faktor tersebut faktor tersebut menjawab tetapi
1. Faktor Internal dengan sempurna dengan sempurna tidak ada
Meliputi : hormon dan gen meliputi contoh- namun, tidak hubungannya
2. Faktor Eksternal contohnya menyebutkan
3. Meliputi : suhu, cahaya, air, kelembaban, ph, lengkap pada masing
dan oksigen contoh-contohnya
atau tidak tepat
dalam menempatkan
contoh – contoh dari
masing – masing
faktor
15 8 1

4. Bagaimanakah kondisi tanaman yang diletakkan Siswa mampu Siswa mampu Siswa tidak dapat
pada tempat gelap dalam percobaan kalian ? menjawab dengan menjawab dengan menjawab atau
Jawab : tepat dan benar benar tetapi belum menjawab tetapi
Tanaman akan mengalami etiolasi dengan ciri dengan menjabarkan tepat, misalnya siswa tidak ada
batang tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan keadaan tanamannya tidak menjelaskan hubungannya
tanaman yang diletakkan di tempat yang cukup dengan sempurna secara detail tentang
cahaya. Warna daun pucat. keadaan tanamannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120

Lampiran 16

LEMBAR KERJA SISWA 1

Judul : Pertumbuhan dan Perkembangan

Tujuan
Mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembang
Alat dan Bahan
Alat tulis, gambar
Cara Kerja
Ambilah LKS dan bacalah dengan teliti dan cermat !
Amatilah pada kedua gambar berikut ini !

(a) (b)
Diskusikan bersama teman kelompok dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan yang telah tertera d
Presentasikan hasil diskusi ke depan kelas !
Pertanyaan
Apa yang membedakan dari kedua tanaman Capsicum frutescens bila

dilihat berdasarkan morfologi daunnya ?


........................................................................................................................
........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121

........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi pada keadaan masing –
masing tanaman tersebut ? Jelaskan !
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

E. Kesimpulan
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

Kelompok :

Nama Kelompok / No. Absen :

1.

2.

3.

4.

5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122

LEMBAR KERJA SISWA 2

Judul : Faktor – Faktor bagi Pertumbuhan dan Perkembangan

A. Tujuan
Menganalisis pengaruh faktor eksternal terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Kertas
b. Penggaris
c. Bolpoin
2. Bahan
a. Benih Capsicum frutescens
b. Tanah
c. Pasir
d. Pupuk kandang
e. Polybag

C. Cara Kerja
1. Siapkan 12 benih cabai rawit yang memiliki kondisi baik, 12 buah
polybag, serta media tanam (tanah, pasir, dan pupuk kandang)
2. Isilah media tanam dengan ketentuan yaitu 6 polybag diisi dengan tanah,
pasir, dan pupuk kandang, serta 6 polybag diisi dengan tanah dan pupuk
kandang
3. Tanam benih Capsicum frutescens pada media tanam yang tersedia,
kemudian letakkan 3 polybag yang berisi media tanam tanah, pasir, dan
pupuk kandang (I) serta 3 polybag yang berisi media tanam tanah dan
pupuk kandang (II) di tempat yang kurang terkena cahaya matahari.
Sedangkan 3 polybag yang berisi media tanam tanah, pasir, dan pupuk
kandang (III) serta 3 polybag yang berisi media tanam tanah dan pupuk
kandang (IV) di tempat yang cukup terkena cahaya matahari.
4. Amati perubahan yang terjadi pada masing – masing perlakuan dan
lakukanlah penyiraman apabila keadaan tanah kering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123

5. Catatlah faktor - faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan tanaman
6. Diskusikan bersama teman kelompokmu selain faktor eksternal adakah
faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, kemudian presentasikan hasilnya didepan kelas !
D. Pertanyaan
1. Manakah yang menunjukka proses pertumbuhan dan perkembangan ?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Faktor eksternal apa sajakah yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman Capsicum frutescens ?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
E. Kesimpulan
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

Kelompok :
Nama Kelompok / No. Absen :

1.

2.

3.

4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124

Lembar Observasi

Hari ke-
No Media Tanah Keterangan
1 2 3 4 5 6 7

1. Tanah, pasir, TB
pupuk kan-
dang (Kurang JD
terkena caha-
WD
ya )
KD

2. Tanah, pasir, TB
pupuk kan-
dang (Cukup JD
terkena
WD
caha- ya )
KD

3. Tanah dan TB
pupuk kan-
dang (Kurang JD
terkena caha-
WD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125

Hari ke-
No Media Tanah Keterangan
1 2 3 4 5 6 7

ya )

4. Tanah dan TB
pupuk kan-
dang (Cukup JD
terkena caha-
ya ) WD

KD

KETERANGAN :

TB = Tinggi Batang

JD = Jumlah Daun

WD = Warna Daun

KD = Keadaan Daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126

Lampiran 17

GAMBAR TANAMAN CABAI RAWIT

1. Penanaman

2. Pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127

3. Bunga Cabai Rawit

4. Buah Cabai Rawit


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128

Lampiran 18

GAMBAR PROSES PENIMBANGAN BERAT BASAH BUAH CABAI


RAWIT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129

Lampiran 19

GAMBAR HAMA DAN PENYAKIT

A. Hama Pada Tanaman Cabai Rawit

Kepik

Daun terserang Thrips


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130

B. Penyakit Pada Tanaman Cabai

Penyakit Fitoptora

Penyakit Fisiologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131

Layu Fusarium

Anda mungkin juga menyukai