Anda di halaman 1dari 37

Kehilangan Hasil Komoditas

Pascapanen
• Ketahanan dan kedaulatan pangan sudah
harus menjadi goal fundamental Indonesia.
• Saat ini masih banyak masyarakat belum
tercukupi kebutuhan makanannya.
• Tanpa jaminan kecukupan kebutuhan
makanan bergizi, sulit untuk hidup sehat dan
produktif
• Manusia dan binatang sangat bergantung
hidup kepada tumbuhan
• Hanya tumbuhan yang dapat mengubah
energi matahari menjadi bahan pangan dan
pakan

• Bila penyakit atau hama tanaman mematikan


tumbuhan atau merusak/membuat busuk
produk pasca panen  semua bentuk
kehidupan akan terganggu berat dan mati.
GOAL Ilmu Penyakit Tumbuhan:
• mencegah atau meminimumkan penyakit
tanaman termasuk penyakit pasca panen,
bukan hanya untuk mengoptimumkan capaian
produksi pangan,
• tetapi juga untuk mempertahankan
kuantitas dan kualitas produk pasca panen
hingga sampai ke tangan konsumen
• Tanaman ,termasuk produk pascapanen buah dan
sayur menjadi target ribuan penyakit 
menyebabkan kehilangan hasil dengan berbagai
cara.
• Penyakit dapat terjadi pada segala stadia
tumbuhan bahkan produk pasca panennya.
• Tipe umum dari kehilangan hasil: bercak daun,
busuk akar, layu, busuk buah dan bercak pada
buah, sayur dan produk tanaman hias.
• Penyakit dapat mengurangi jumlah dan kualitas
buah yang akan dipanen dan dijual.
• Deteriorasi dan Senescens produk pasca panen
selama penyimpanan dan transport  kehilangan
produk pangan dan pakan yang sangat merugikan
• Kehilangan produk pasca panen karena
penyakit pasca panen juga akan mengurangi
kualitas,
• Kolonisasi produk pasca panen oleh MO 
TOKSIN yang berbahaya bagi manusia.
• “ Jumlah produk pasca panen yang rusak atau
susut setiap hari sudah dapat memenuhi
kebutuhan pangan ½ populasi manusia dunia”
• Penyakit tumbuhan akan meningkatkan biaya
produksi dan penyimpanan
• Biaya pemeliharaan produk pasca panen agar
selamat dari gangguan OPT tempat penyimpanan
 cukup besar/ mayor cost.
• Setiap tahun …> Penyakit produk PP patogen
MO kerugian jutaan $.
• Untuk meminimumkan susut/kerugian produk PP
dibutuhkan strategi PHT yg dapat membebaskan
produk dari patogen ,tapi tetap aman dari residu
pestisida/kimia sintetik.
• Sebelum pengendalian  perlu diagnosis
penyakit  harus akurat.
Losses due to postharvest disease are
affected by a great number of factors
including:

1.Commodity type
2.Cultivar susceptibility to postharvest disease
3.Postharvest environment (temperature, relative
humidity, atmosphere composition, etc.)
4.Produce maturity and ripeness stage
5.Treatments used for disease control
6.Produce handling methods
7.Postharvest hygiene.
Kerugian akibat penyakit pascapanen
dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk:

1.Jenis komoditas
2. Kerentanan budidaya terhadap penyakit
pascapanen
3. Lingkungan pascapanen (suhu, kelembaban
relatif, komposisi atmosfer, dll.)
4. Menghasilkan tahap kematangan dan
kematangan
5. Perawatan yang digunakan untuk
pengendalian penyakit
6. Menghasilkan metode penanganan
7. Kebersihan pascapanen.
Measuring postharvest losses of fresh fruits and vegetables in developing countries
PEF White Paper 15 - 02
Lisa Kitinoja and Adel A. Kader

http://postharvest.org/PEF_White_Paper_15-02_PHFVmeasurement.pdf
00
ROOTS & TUBERS
FOOD LOSSES
tn North Amenca & Oc.ean,a
alone. 5 814 IXXl tonnes or
rootsandtubersarewastedat
the consumption stage alone•

•• This eciuatas to just


over
~ 1 bi1ion bags of pol3toes.

,. ..,_.,_
.£-.
• "..°"_*' • c :- .. ...
..._ Iii 1 I

... , --c:i- •••=••c=:::i


..
i
i
. ...

Source: UN FAO SA VE FOOD lnitiati.-e2012
..
0
... 11'1,

.,.
I
0
0
FRUIT & VEGETABLES
FOOD LOSSES
Along with roots and
tubers, fruit and vegetables
have the highest wastage
rates of any food products.
almost half of all the fru,t
and vegetables produced
are wasted .

• l.7rilinallllles
E11tope

•.A.....l.-..•..
IK!ustria4illd Am
.,._
- c.._

NorlllAmenca ancl lm>lt •••::11111:;;;;;;;;;;;i


SuHallarant.!11<3 •11:=i••••m:i
-Ahlca.
Asia West 10, Ceolrlt
..t111111 Scoti.a~,.,.
s - =-=--·-E; J
••c=-•••I
i
• latinAme<lca ••CJ
•••i: : •: 6 I t I I I I
"' '"' Ill Ill .. • jC,I
Souroe: UN FAO SAVE FOOO lmtintive 2012
Table 2: Three different ways to estimate the total postharvest loss % of a food crop:
Step of the Stakeholder I value chain Surveys Measurements (sampling)
postbarvest actor estimates (recall)
Harvest 2% 2% 2% of the initial 100°/o
Postharvest handlina 3% 3% 3% of remaining 98o/o
Transport 5% 5% 5% of95%
Storage 10% IOo/o 10% of90%
Marketing 2% 2% 2% of81%
79.4% remaining
Reported as: range of2% to 10% Total loss of 22% Cumulative losses of
losses 20.6%
For illustrative purposes only.
As shown in Table 3, postharvest losses for a single commodity, in this case mangoes, can vary by
country, by season, and by the data collection method Pre-harvest factors, such as insect infestation
and
rainfall, can have a major impact on postharvest losses.
Tabl e 3 . P OStharvest I osses Ill mangoes
Country Method used Losses (o/o) Reference
Benin Sampling 17 (early April) Vayssieres et al 2008
70 (mid-June) due to fruit flies
Brazil Survey 28 Choudhury & da Costa
2004
Costa Rica Sampling 14. l (dry season) Arauz et al J 994
at wholesale 84.4 (rainy season) - due to
market Anthracnose
Mexico Interviewing < 10 at home Baez-Sanudo et al 1994
consumers

Pakistan Survey 31 Mushtaq et al 2005


Sampling 36.1 Malik & Mazhar 2008
Table 4. Postharvest losses of fruits and vegetables in selected developing countries
Region and Commodity Method Losses Reference
Country used

Sub-Saharan Africa

Benin Tomato Sampling 28% in volume; 40% in llTA 2008


economic value in 5 days

Ghana Tomato Interviews 200/o Banietal2006

Ghana Tomato Sampling 25% (F): 21.5% (WS): \VFLO 2010


23% (R) physical losses
Ghana Yams Snmpling 25-63% pnee discount Bancroft Cl nl
depending on degree of 1998
quality losses
Kenya Banana Sampling 18.2-45.8% George &
(imponcd from Mwangangi 1994
Uganda)
Kenya Dessert Banana Survey & 11.2% physical losses; Save Food 2014
Sampling 30-500/o reduced market
value
Plantains
4.6% physical losses; 20-
30% reduced market
value
I

Asia

Cambodi Tomato Survey 24.6% \Veinberger et al


a Laos 16.9"/o 2008
Vietnam 19.1 %
Cambodia Yard-long bean Survey 21.8% \Veinberger et al
Laos I 2.2o/o 2008
Laos Chili pepper Survey 10.7% \Veinberger Cl al
Vietnam 16.9"/o 2008
Fiji Vegetables Sampling 0.07 10 2.44% Underhill&
Fruits 4.07 to 10% Kumar
in municipal markets 2014
Bangladesh Fruits & Survey 23.6-43.5% Karnrul Hassan
Vegetables et al2010
Bangladesh Litchi Survey 8% at harvest Molla et al 20 IO
4.6% during handling
7.5% by consumer
Pakistan Tomato Survey 20% Mujib et al 2007
Tomato, potato, 22, 12. 9% Zulfiqar et al
onion 2005
Table 5: Postharvcst losses of fruits and vegetables in Gbana, Benin, Rwanda and India at the fann (F).
wholesale marker (WS) and retail market (R).

Count,y Co,nmo<1i1y Method PhysicaJ Losses Quality LOS$8S Quality losses


used % soned out and (% mechanlc.,J damage) 1% decay)
~iscardedl

Ghana Tomatoes Sampling 25 1 (F), 21 5 (WS). 23 (RI 33 S(F)21 S(WS).10 S(RI 17 (F). u (WS).11 5 (R

Ghana Cabbage S1mpl"19 20 1 (F). 6 5 (WSJ, 28 1(RI 54 (F). 32 (WS), 45 (R) 13(F).8(WSI. S(RI

Ghana E09plan1 Sampling 13 9 (F).11 3(WS),16 2 (RI 22 (F). 19 (WS). 9 S (RI 2 8 (F). 2 (WSJ O (R)

Ghana Mangoes Sampling 6 (F), 10 4 (WS) 2.3 (F). 5 (WS), 8 (R) 2.5 (F). 0 4 (WS). I (R)

Ghl'lnA Okro Simpling 16 6 (F). 2 3 (WS), 6 3 (R) 28 (F). 4 S (WS) 15 (R) 6 (f). 0 (WS) 8 S (R)
Bonin Toma1oe1 Sompiing 23 (F), 31 2 (WS) 26 4 (R) 29 (F). 27 S(WS). 3t 2(R) 24 (F).2 t 2(WS).27 5(R

OenJn Pepp11s Sampling S9(F).62(WS) 11 (R) 15 (F). 7 (WS). 10 (R) 24 (f). 18 (WS). 8 (R)

Bonin Amaranths Sampling 17.3 (F), 17 3 (R) 34 5 (F) 89 S(WS). 79(R) 47 (F)

Bonin Oranges Sampling IO(F) 116(WS) 109(R) 15 (F) 41 (WS), S 1 (R) 5 (F). 16 4 (WSJ. 33 (R)
Rwnnda Toma1011 $1mpffng 7 8 (F) 10 7 (WSI 14 7(R) 2 (F), 11 (WS). 12 S (RI 6 (F). 1 (WS). 6 S (R)

Rwo.nd• Amaran1h1 Sompnng 8 3 (F) 2 (WS), 25 (R) 18 5 (F).15 (WS). 32 S(R) 7 S(F). 12 S(WS).13 5(R

Rwanda B1nana1 Sampling 14 8 (F),35 l(WS).30 1 (R) 7 5 (F). 19 (WS) 25 (R) 0 (F). 9 5 (WS), 0 (R)

Rwnnda Plno1ppl11 Simpling 10 4 (F). 17 (WS) IS 9 11 8 (f) 20 (WS). 21 (R) 0 (F). 2 9 (WS). 2 (R)
(R)
lndlo Torna1oe1 Simpling 8 7 (F). 15 1 (WS), 16 105(F) 7.S(WS).16(R) 5 (F). 7 (WS), 8 5 (R)
4(R)
lndl11 Cucurbi1.t S1mpHng 12 7 (F), 3 8 (WS). 9 2 (R) 9 (f). 6 (WS) 5 (R) 4 S (F) 7(WS). S (R)

Indra Okra Somplir1g 18 S (F), 7.9 (WS). 10 (R) 8 8 (F). 3 8 (WS~ 6 (R) 26~ 2(WSJ.88(R

lndl1 Mangoes SampHng 6 6 (F) 7 9 (WS). 7 I (R) 6 5 (F) 6 (WS). 9 5 (R) 5 (F). 7 (WS) 7 S (R)

India Lttchls S1mplir1g 9 8 (FJ 11 4 (WS). 10 1(R) 14 (f). 6 (WS), 10 (R) 8S(F) 8(WS) 8 7(R)
Source: lllustrntion from WFLO 2010 Slide Deck (Kitinojo & Cantwell 2010)
POST - HARVEST FOOD LOSSES ESTIMATION – DEVELOPMENT OF CONSISTENT METHODOLOGY

http://www.fao.org/fileadmin/templates/ess/documents/meetings_and_workshops/GS_
SAC_2013/Improving_methods_for_estimating_post_harvest_losses/Final_PHLs_Estimati
on_6-13-13.pdf
http://ucce.ucdavis.edu/files/datastore/234-2214.pdf
POSTHARVEST DISEASES OF FRUIT AND VEGETABLES
Lindy Coates and Greg Johnson

https://www.appsnet.org/Publications/Brown_Ogle/33%20Postharvest%20diseases%2
0(LMC&GIJ).pdf
http://gsars.org/wp-content/uploads/2018/04/GS-PHL-GUIDELINES-completo-03-002.pdf
Injury......Losses...........marketable.......
• Kerugian secara alami, ex. senescense
• Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
kerugian:
Faktor teknik, sosial budaya dan ekonomi,
biologi dan faktor sebelum panen.
Diagnosis Penyakit Pasca Panen

Meity S.Sinaga,Prof.,PhD
Departemen Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian, IPB
• Tujuan :

Bagaimana mendiagnosis penyakit


pasca panen buah dan sayur
melalui GEJALA DAN TANDA PENYAKIT
Diagnosis Penyakit Pascapanen
• Diagnosis : identifikasi spesifik penyakit
gejala dan tanda penyakit.
• Panen :tindakan pemisahan produk makanan
dengan atau tanpa materi nonedible dari
media tumbuh.
• Pasca panen: periode dimulai segera setelah
panen.
• Penyakit Pasca panen ???
Penyakit menular mensyaratkan:
• Inang atau bagian inang yang rentan
genetik dan fisiologik rentan

• Patogen yang virulen

• Lingkungan biotik dan abiotik yang sesuai


untuk perkembangan penyakit.
Penyebab penyakit :
1. Abiotik:
= kondisi lingkungan yg ekstrim
= defisiensi atau berlebihan atau imbalance hara
= kerusakan mekanik
= kerusakan kimiawi
2. Biotik:
* Fungi
* Bakteri
* virus, nematoda, fitoplasma, viroid
Siklus penyakit ??

• Patogenesis : Rangkaian proses pembentukan


penyakit  fase aktif
Inokulum awal penyebaran inokulasi
penetrasiinkubasiInfeksi(inkubasi,
invasi,kolonisasi) penyebaran inokulum
sekunder siklus sekunder …
• Saprogenesis: fase bertahan tanpa inang
tersedia fase pasif
Sumber Inokulum Penyakit Pascapanen:
• Tanah dan sisa tanaman dari lapangan,tempat
penyimpanan
• Air terkontaminasi untuk mencuci atau mendinginkan
• Komoditas PP yang terinfeksi
• Kantung,boks atau kemasan lain yang terkontaminasi
• Alat-alat panen/ membersihkan yang terkontaminasi
• Pembungkus, pemisah yang terkontaminasi, serangga
dan lain-lain
• Infeksi laten: infeksi yang bersifat dorman dan akan
menjadi aktif pada kondisi yang memungkinkan
(penetrasi sudah terjadi tetapi pertumbuhan dan
perluasan dan kolonisasi patogen terhambat).
• Diagnosis yang akurat sangat dibutuhkan untuk
melakukan pengendalian yang tepat,efektif,efisien
dan dapat diaplikasikan.
• Diagnosis hanya dengan gejala penyakit saja tidak
cukup ??? Harus bersamaan dengan tanda penyakit.
• Gejala Penyakit: ekspresi/respon inang terhadap
adanya penyakit atau aktifitas penyebab penyakit.
Misal: Bercak buah, busuk buah, antraknosa – visibel
Peningkatan respirasi,suhu daun/buah-invisibel
• Gejala penyakit PP yang umum:
*Busuk: disintegrasi dan dekomposisi jaringan tanaman: - busuk
kering/ mumifikasi
- busuk basah -busuk lunak
* Bercak
* Hawar
* Klorosis: menguningnya bagian jaringan sel yang
berwarna hijau
* Mosaik *Motel
Tanda Penyakit : bagian atau struktur patogen
yang berasosiasi erat dengan jaringan inang sakit

• Tanda penyakit PP yang umum:


*Spora,konidia atau tubuh buah dari cendawan
* Miselium cendawan
* Ooze bakteri:mengandung berjuta sel bakteri.
• Diagnosis penyakit tumbuhan memerlukan pembuktian
patogenesitas aktual membutuhkan pembuktian
Postulat Kochs:
-Patogen yg diduga harus berasosiasi erat dg
jaringan inang sakit
- Suspek patogen dapat diisolasi dan dimurnikan
- Reinokulasi biakan murni gejala yang sama
- Reisolasi patogen dari jaringan reinokulasiBiakan
sama dengan suspek biakanawal.
• Gejala penyakit bisa dibedakan sebagai:
gejala primer/sekunder, gejala lokal atau
sistemik dan gejala histologis atau morfologis.

• Klasifikasi gejala penyakit secara umum:


a. Gejala nekrotik
b. Gejala hipoplastik
c. Gejala hiperplastik : hipertopis dan
hiperplasia
• Penyakit pascapanen buah lebih banyak
disebabkan oleh bakteri dan cendawan 
cendawan merupakan patogen terpenting.

• Penyakit pascapanen sayur lebih disebabkan


cendawan dan bakteri  bakteri lebih umum
untuk sayuran karena sayuran lebih rendah
kemasamannya dibandingkan buah.

Anda mungkin juga menyukai