0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas mengenai pengukuran beban kerja, baik fisik maupun mental. Secara garis besar dibahas mengenai pengukuran beban kerja fisik secara langsung dan tidak langsung menggunakan alat jam kalorimeter, serta pengukuran beban kerja mental secara objektif dengan mengukur denyut jantung, cairan dalam tubuh, dan waktu kedipan mata, serta secara subjektif menggunakan kuesioner
Dokumen tersebut membahas mengenai pengukuran beban kerja, baik fisik maupun mental. Secara garis besar dibahas mengenai pengukuran beban kerja fisik secara langsung dan tidak langsung menggunakan alat jam kalorimeter, serta pengukuran beban kerja mental secara objektif dengan mengukur denyut jantung, cairan dalam tubuh, dan waktu kedipan mata, serta secara subjektif menggunakan kuesioner
Dokumen tersebut membahas mengenai pengukuran beban kerja, baik fisik maupun mental. Secara garis besar dibahas mengenai pengukuran beban kerja fisik secara langsung dan tidak langsung menggunakan alat jam kalorimeter, serta pengukuran beban kerja mental secara objektif dengan mengukur denyut jantung, cairan dalam tubuh, dan waktu kedipan mata, serta secara subjektif menggunakan kuesioner
101711535001 I. Topik Pengukuran Pengukuran Beban Kerja II. Alat Dan Bahan a. Pengukuran Beban Kerja Fisik 1) Secara langsung Mengukur energi yang dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan oksigen selama bekerja 2) Secara tidak langsung Mengukur denyut nadi, konsumsi oksigen, kapsitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh. Adapun pengukuran beban kerja dengan cara mengukur kalori pekerja dengan menggunakan alat jam kalorimeter. b. Pengukuran Beban Kerja Mental 1) Pengukuran beban kerja mental secara objektif Yaitu suatu pengukuran beban kerja di mana sumber data yang diolah adalah data-data kuantitatif. Pengukuran beban kerja mental secara kuantitatif ini melakukan pengukuran pada denyut jantung, cairan dalam tubuh , pengukuran waktu kedipn mata, pola gerakan bola mata. Adapun pengukuran lainnya menggunakan alat ukur flicker dan ukuran performansi kerja operator 2) Pengukuran beban kerja secara subjektif Pengukuran beban kerja mental secara subjektif menggunakan kuesioner NASA-TLX III. Metode Pengukuran 1. Beban Kerja Fisik a. Pengukuran beban kerja fisik secara langsung mengukur energi yang dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan oksigen selama bekerja. Semakin berat beban kerja semakin banyak energi yg dikeluarkan atau dikonsumsi Kekurangan:
• hanya dpt mengukur untuk waktu kerja yg singkat
• Perlu peralatan yg cukup mahal Kelebihan : • lebih akurat b. pengukuran beban kerja fisik secara tidak langsung menggunakan jam Kalorimeter 1) memasangkan jam kalorimeter kepada objek yang diteliti 2) Mengamati setiap aktivitas tenaga kerja (jenis pekerjaan, posisi badan, dan lama waktu berada dalam posisi tersebut) selama 4 jam kerja dalam satu hari. 3) Menghitung dan mencatat waktu aktivitas dan kalori yang dibutuhkan tenaga kerja melakukan aktivitasnya. 4) Mencatat nilai beban kerja setiap aktivitas kerja tenaga kerja sesuai dengan tabel nilai beban kerja 5) Menghitung rerata beban kerja berdasarkan tingkat kebutuhan kalori menurut pengeluaran energi dengan menggunakan rumus sebagai berikut Rerata BK =
• MB untuk laki-laki = Berat badan × 1 kkal/jam
• MB untuk perempuan = Berat badan × 0,9 kkal/jam Total BK = Rerata BK + MB BK : beban kerja per jam T : waktu (menit) MB : metabolism basal 2. Beban Kerja Mental a. Pengukuran beban kerja mental secara objektif Yaitu suatu pengukuran beban kerja di mana sumber data yang diolah adalah data-data kuantitatif. Yang termasuk ke dalam pengukuran beban kerja mental ini diantaranya: 1) Pengukuran denyut jantung • Pengukuran ini digunakan untuk mengukur beban kerja dinamis seseorang sebagai manifestasi gerakan otot. • Metode ini biasanya dikombinasikan dengan perekaman gambar video, untuk kegiatan motion study. 2) Pengukuran cairan dalam tubuh Pengukuran ini digunakan untuk mengetahui kadar asam laktat dan beberapa indikasi lainnya yang bisa menunjukkan kondisi dari beban kerja seseorang yang melakukan suatu aktivitas. 3) Pengukuran waktu kedipan mata
• Durasi kedipan mata dapat menunjukkan tingkat beban
kerja yang dialami oleh seseorang • Orang yang mengalami kerja berat dan lelah biasanya durasi kedipan matanya akan lama, sedangkan untuk orang yang bekerja ringan (tidak terbebani mental maupun psikisnya), durasi kedipan matanya relatif cepat. 4) Pola gerakan bola mata Umumnya gerakan bola mata yang berirama akan menimbulkan beban kerja yang optimal dibandingkan dengan gerakan bola mata yang tidak beraturan. 5) Pengukuran dengan metode lainnya - Alat ukur Flicker Alat ini dapat menunjukkan perbedaan performansi mata manusia, melalui perbedaan nilai flicker dari tiap individu. Perbedaan nilai flicker ini umumnya sangat dipengaruhi oleh berat/ringannya pekerjaan, khususnya yang berhubungan dengan kerja mata. - Ukuran performansi kerja operator Ukuran-ukuran ini antara lain adalah: • Jumlah kesalahan (error) • Perubahan laju hasil kerja (work rate). b. Pengukuran beban kerja mental secara subjektif Yaitu pengukuran beban kerja di mana sumber data yang diolah adalah data yang bersifat kualitatif. Pengukuran ini merupakan salah satu pendekatan psikologi dengan cara membuat skala psikometri untuk mengukur beban kerja mental. Cara membuat skala tersebut dapat dilakukan baik secara langsung (terjadi secara spontan) maupun tidak langsung (berasal dari respon eksperimen). Metode pengukuran yang digunakan adalah dengan memilih faktor-faktor beban kerja mental yang berpengaruh dan memberikan rating subjektif. Tahapan pengukuran beban kerja mental secara subjektif:
• Menentukan faktor-faktor beban kerja mental pekerjaan yang
diamati.
• Menentukan range dan nilai interval.
• Memilih bagian faktor beban kerja yang signifikan untuk tugas-tugas-tugas yang spesifik.
• Menentukan kesalahan subjektif yang diperhitungkan
berpengaruh dalam memperkirakan dan mempelajari beban kerja. Metode pengukuran beban kerja mental menggunakan kuesioner NASA-TLX: National Aeronaitics and Space Administration – Task Load Index Dikembangkan oleh NASA Ames Research Center. NASA-Task Load Index adalah prosedur rating mutidimensional, yang membagi beban kerja (workload) atas dasar rata-rata pembebanan 6 subskala yaitu: a) Mental demands b) Physical demands c) Temporal demands 3 subskala di atas berhubungan dengan orang yang dinilai/diukur (object assessment). a) Own performance b) Effort c) Frustation 3 subskala ini berhubungan dengan interaksi antara subjek dengan pekerjaannya (task). Tingkat dari masing-masing keenam faktor yg menyumbangkan beban kerja pd pekerjaan tertentu harus dievaluasi dengan menggunakan rating. Ditentukan dengan respon mereka terhadap komparasi diantara keenam faktor tersebut. Rating pada masing – masing subskala didapatkan setelah performansi pekerjaan. Merupakan suatu prosedur untuk mengevaluasi 2 bagian yg berisi mengenai pembobotan dan penskoran.