Anda di halaman 1dari 46

ASKEP HIPERTENSI PADA KELUARGA

DISUSUN OLEH :

NIKEN APRIANI (017013397)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

2020/2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang.

Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian Kesehatan tahun 2017-2019
yang dilakukan melalui pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK. Pada program PIS-PK, pendekatan
keluarga menjadi salah satu cara puskesmas meningkatkan jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan
akses yankes di wilayahnya (mendatangi keluarga). Tujuan pendekatan keluarga salah satunya adalah
untuk meningkatkan akses keluarga pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK
dilaksanakan dengan ciri sasaran utama adalah keluarga, mengutamakan upaya promotif-preventif,
disertai penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah dilakukan secara aktif dan
melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan terkait
penangananpenyakit menular dan tidak menular yang salah satunya adalah penyakithipertensi (Sarkomo,
2018).Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanandarah tinggi secara terus-menerus
dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau
penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis.Hal ini terjadi
karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untukmemenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di
dalam tubuh (Koes Irianto, 2018).

Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang hipertensi yang berusia 18 tahun di seluruh dunia
atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1 dari 2 orang dengan penderita hipertensi tidak tahu bahwa dia
penyandanghipertensi. Oleh karena itu sering ditemukan penderita hipertensi pada tahap lanjut dengan
komplikasi seperti serangan jantung, stroke.Di Indonesia data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau
sekitar 9,1 juta pada tahun 2018. Data Sample Registration Survey tahun 2018 menunjukkan bahwa
hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan prosentasi sebesar 6,7%
setelah stroke dan penyakit jantung. Pelayanan kesehatan pada penyakit hipertensi di tingkat keluarga
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan
kepada keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
sampai evaluasi keperawatan yang bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan bisa efektif dan
komprehensif. Semua pelayanan itu diterapkan pada semua tatanan puskesmas (Koes Irianto,
2018).Berdasarkan catatan dan laporan dari Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas Mergangsan Kota

2
Yogyakarta yang pelayanannya mencakupbeberapa kelurahan menunjukkan bahwa hipertensi masuk
dalam daftar 10 besar penyakit terbanyak urutan nomor satu tahun 2018. Pada tahun 2018 didapatkan data
total penderita hipertensi sejumlah 3.453 orang yang

B.Rumusan Masalah

1. Apakah definisi hipertensi ?

2. Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?

3. Apakah manifestasi klinis hipertensi ?

4. Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?

5. Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?

6. Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?

7. Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?

C.Tujuan

1.Tujuan Umum

Ø Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan hipertensi.

2.Tujuan Khusus

Ø Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.

Ø Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.

Ø Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.

Ø Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.

Ø Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.

Ø Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.

Ø Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA

1.Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara terus-menerus
dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih.Hipertensi atau
penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi
karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di
dalam tubuh (Koes Irianto, 2018). Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan
kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia,
gagal jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N Ejournal
keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2018)

2. Jenis Hipertensi

Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering dijumpai dengan
penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya,
hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2018) :

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak
diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara riwayat keluarga
penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar
menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain
yang dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme,
intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi
alkohol, dan kelainan darah.

b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder

Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu gangguan hormonal,
penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus
yang sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko
hipertensi tetapi bukan faktor penyebab 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi

4
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :

1) Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita diketahui mempunyai tekanan
darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada
wanita ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal ini
dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah menopause (Endang Triyanto, 2018).

2) Umur

Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia 20-40 tahun. Setelah itu
akan cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan
darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih tinggi
dibandingkan diusia muda (Endang Triyanto, 2018).

3) Keturunan (genetik)

Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah menderita hipertensi
sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi menderita
hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi (Buckman, 2017).

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah. Tingginya resiko hipertensi
pada pendidikan yang rendah, kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam

menerima informasi oleh petugas kesehatan sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat
(Armilawaty, Amalia H, Amirudin R., 2017).

b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol

1) Obesitas

5
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan aktivitas sehingga asupan
kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan
akan memperburuk kondisi (Anggara, F.H.D., & N. Prayitno, 2018).

2) Kurang olahraga

Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi peningkatan tekanan darah
tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn
pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu.

3) Kebiasaan merokok

Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan di dalam kandungan nikotik
yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.

4) Konsumsi garam berlebihan

WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi peningkatan hipertensi. Kadar
sodium yang

direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi
Martono Kris Pranaka, 2014-2019).

5) Minum alkohol

Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan

menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat menyebabkan darah di otak
tersumbat dan menyebabkan stroke.

6) Minum kopi

Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam satu cangkir kopi dapat
meningkatakan tekanan darah 5-10 mmHg.

7) Kecemasan

Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan meningkatkan frekuensi jantung, curah
jantung dan resistensi vaskuler, efek samping ini akan meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau
stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg. Jika individu meras cemas pada masalah yang di
hadapinya maka hipertensi akan terjadi pada dirinya. Hal ini dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang

6
akan mempengaruhi detak jantung semakin cepat sehingga jantung memompa darah keseluruh tubuh
akan semakin cepat

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi

Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek keperawatan yang
diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses
keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan (WHO, 2018).

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan
sasaran keluarga.Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2018) :

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian
dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada
anggota keluarga dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Nama kepala keluarga

2) Alamat dan telepon

7
3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

6) Tipe keluarga

7) Suku bangsa

8) Agama

9) Status sosial ekonomi keluarga

10) Aktifitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.

2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas perkembangan

yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut

belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti yang

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalamanpengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai

riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

8
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

4) Sistem pendukung keluarga

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota

keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan

mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.

3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masiUng anggota keluarga baik secara

formal maupun informal.

4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh

keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.

5) Fungsi keluarga :

a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan

dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan
tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga
mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di Lingkungan setempat.

9
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana kemampuan keluarga dalam
mengenal, mengambil keputusan dalam tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

6) Stres dan koping keluarga

a) Stressor jaangka pendek dan panjang

(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu kurang dari 5 bulan.

(2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari 6 bulan.

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor

c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi permasalah

e) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga
yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan

harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga

di atas maka diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul adalah :

a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga

tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga.

b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan

masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai

status kesehatan yang diharapkan.

c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola

dan atau menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.

10
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga dalam

mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta

kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.

e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan

motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk

mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.

f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan

mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang

akan datang.

g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat

(anggota keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien

untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.

Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang muncul adalah hasil dari
pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur sebagai berikut :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi paDa anggota keluarga

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit

hipertensi

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi

d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi

lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi

e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi

11
3. Membuat Perencanaan

Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang
didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab.
Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar. Perencanaan
yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi ini adalah sebagai berikut :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi

pada keluarga.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan mengerti tentang

penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit hipertensi.

Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit

hipertensi serta pencegahan dan pengobatan penyakit hipertensi secara lisan.

Intervensi :

1) Jelaskan arti penyakit hipertensi

2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi

3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensi.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih lanjut dari penyakit
hipertensi.

Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan

hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil tindakan yang tepat

12
dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat hipertensi dan dapat

mengambil keputusan yang tepat.

Intervensi:

1) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi

2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang menderita

hipertensi.

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang

menderita penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang

menderita hipertensisetelah tiga kali kunjungan Rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan perawatan penyakit

hipertensi

Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang menderita penyakit

hipertensi secara tepat.

Intervensi :

1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi.

2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat

dan olah raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita hipertensi.

13
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit hipertensi berhubungan.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang pengaruh lingkungan

terhadap penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat

menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan rumah

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh lingkungan terhadap

proses penyakit hipertensi

Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat

mempengaruhi penyakit hipertensi.

Intervensi :

1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi penyakit

hipertensimisalnya :

a) Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya benda yang tajam.

b) Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung tangan.

c) Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi terjadinya iritasi.

2) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.

e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna perawatan dan

pengobatan hipertensi.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan sesuai kebutuhan.

14
Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk

mengatasi penyakit hipertensisetelah dua kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus meminta pertolongan

untuk perawatan dan pengobatan penyakit hipertensi.

Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat.

Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan untuk

perawatan dan pengobatan hipertensi.

4 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan

(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas,

anemia.

2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan

oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).

4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab)

atau menjadi efek samping terapi diuretik.

5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.

6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus

untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)

7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.

8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).

9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya

15
diabetes.

10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya

feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian

feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.

11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi.

12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau

disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.

13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu

ginjal dan ureter.

14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/

EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.

15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.

16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi. Catatan :

Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

5. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.

1. Diet

Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkantekanan darah


dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan

kadar adosteron dalam plasma.

2. Aktivitas.

Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan

16
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,

bersepeda atau berenang.

b. Penatalaksanaan Farmakologis.

Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan
obat anti hipertensi yaitu:

1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.

2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.

3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

4. Tidak menimbulakn intoleransi.

5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.

6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic,
golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.

6.Komplikasi

Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina
bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah
otak

Komposisi Keluarga

Pendidi Imuni
No Nama JK Umur Hub. KK Pekerjaan Kesehatan
kan sasi

Suami /
1 Tn. Sw L th. SMA Swasta - Sehat
KK

2 Ny. SC P 53 th. Istri SD Pedagang - Sakit

3 An. T P 20 th. Anak Sarjana - - Sehat

4 An. R L 17 th. Anak SMA - - Sehat

17
Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

18
: Pasien

Xx x : Tinggal dalam satu rumah

X : Meninggal

 Tipe keluarga

Keluarga Tn. SW adalah Keluarga dengan tipe nuclear family, dimana di dalam keluarga tidak ada orang
lain selain suami, istri, dan 2 anak kandung yang tinggal.

 Suku

Keluarga Tn. Sw adalah suku Sasak Kebiasaan dalam keluarga apabila ada yang sakit berobat ke dukun
dan kliinik atau langsung membeli obat di apotik sesuai dengan resep dokter (resep ditebus ulang apabila
Ny. SC sakit)

 Agama

Keluarga Tn. SW menganut Agama Islam. Semua aktivitas yang dilakukan tidak boleh bertentangan
dengan ajaran Agama islam

 Satus social Ekonomi keluarga

NO. Nama Pekerjaan Pendapatan / Pengeluaran / Keterangan

19
Bulan Bulan

Lebih dari
1 Tn. SW Swasta ± 7.500.000 ± 3.000.000
cukup untuk
2 Ny. SC Pedagang ± 800.000 ± 600.000 sehari - hari

(Pendapatan Tn. SW - Pengeluaran Tn. SW) = ± 3.000.000

(Pendapatan Ny. SC - Pengeluaran Ny. SC) = ± 200.000

Sisa Pendapatan Keluarga = ± 700.000

 Aktivitas rekreasi keluarga / waktu keluarga

Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi keluar kota. Biasanya hanya menonton
televisi sambil bercerita. Untuk berkunjung ke keluarga suami jarang dilakukan kecuali ada acara – acara
penting.

 Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

 Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini.

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja (12 - 20 tahun) yang tugasnya :

1.Memberi perhatian lebih

2.Bersama – sama mendiskusikan tentang sekolah

3.Memberi kebebasan dalam batas tanggung jawab

4.Komunikasi dua arah

 Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

20
Tidak ditemukan tahap perkembangan yang belum terpenuhi. Tn. SW dan Ny. SC sudah melakukan
tugasnya dengan baik dengan memberi perhatian lebih dan bersama – sama mendiskusikan mengenai
sekolah dengan kedua anaknya, serta memberi kebebasan dalam batas tanggung jawab dan hal yang
paling penting mengkomunikasikanya dengan komunikasi dua arah.

 Riwayat Keluarga Sebelumnya

Riwayat orang ttua baik dari pihak suami / istri tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai, pemabuk,
ataupun penjudi.

 Data Lingkungan

Karaktersitik Rumah

Luas Pekarangan : 12 x 8 m2

Type Rumah : Permanen

Atap Rumah : Genteng

Kepemilikian : Milik Tn. SW

Kamar mandi / WC : Ada satu kamar mandi gabung dengan WC

Kebersihan Lingkungan : Bersih dan Rapi

Ventilasi/jendela : Ada, tidak tertutup

Sirkulasi : Bagus, semua jendela terbuka

Sumber air minum : PDAM

Pencahayaan : Memakai lampu dan pencahayaan dari matahari

21
Kelembaban : tidak lembab, tidak jamuran

Gudang : tidak ada

Pembuangan Limbah : melalui selokan

Lantai : Keramik

Septic tank : ada, di pekarangan samping Bangunan WC

Pembuangan Sampah : Dibakar

Keterangan :

1 = Warung, 2 = Ruang Tamu, 3 = Kamar Mandi / WC, 4,5,6 = Kamar Tidur,

7 = Dapur, 8 = Tempat Suci, 9 = Tempat Jemuran (halaman)

 Karakteristik Tetangga Dan Komunitas

Keluarga Tn. SW bertetangga dengan pekerja swasta, tetangga ada yang beragama Hindu dan ada yang
beragama Islam. Di Daerah Keluarga Tn. SW tinggal merupakan daerah mayoritas penduduk.

 Mobilitas Geografis Keluarga

22
Semenjak menikah sampai sekarang Tn. SW dan Ny. SC pernah tinggal dengan orang tua, lalu tinggal di
rumah milik saudara Tn. SW.

 Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat.

Biasanya pada malam hari. Ny. SC berkumpul dengan keluarganya, selalu meluangkan waktu untuk
berkumpul. Keluarga Ny. SC dan anak-anaknya juga berinteraksi sangat baik dengan masyarakat
disekitar. Namun Tn. SW jarang berinteraksi dengan masyarakat sekitar rumah karena harus bekerja dari
pagi sampai malam sehingga jarang tinggal dirumah.

 System Pendukung Keluarga

Keluarga Tn. SW mengatakan jika ada masalah mendiskusikannya dengan keluarga inti dan keluarga
besar dengan komunikasi terbuka satu sama lain.

Ny. SC mengatakan jika ada keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas atau dokter praktik swasta.

Tn. SW mengatakan jika Ny. SC sakit sampai di rawat inap atau mempunyai acara dirumah saudara –
saudaranya ikut membantu menyumbangkan dananya.

 Struktur Keluarga

 Pola Komunikasi Keluarga

Dalam Keluarga saling terbuka satu sama lain dan dalam keluarga bebas menyatakan pendapat tetapi
pengambil keputusan adalah Tn. SW sebagai Kepala Keluarga

 Sruktur Kekuatan Keluarga

Keluarga Tn. SW saling menghargai satu sama lain, salig membantu serta mendukung. Tn. SW dan Ny.
SC mampu untuk merawat diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sehari – hari. Apabila Ada masalah Ny.
SC diskusi dengan suami dan juga minta nasehat kepada saudara – saudaranya.

 Struktur Peran

Tn. SW adalah Kepala Keluarga, berperan sebagai suami dan pencari nafkah yang utama.

23
Ny. SC adalah seorang Ibu Rumah Tangga dan juga ikut membantu mencari nafkah dengan berjualan

An. T & An. R adalah seorang anak berperan sebagai anak yang tugas utamanya merupakan belajar.

 Nilai Atau Norma Budaya

Keluarga Tn. SW menerapkan aturan – aturan sesuai dengan ajaran agama Islam dengan mengharpkan
kedua anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan ajaran agama. Nilai dan norma Kelaurga
Tn. SW sesuai dengan kebiasaan serta ikut serta jika di wilayahnya ada gotong royong.

Di keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan,
berpamitan, bertutur kata sopan dan santun.

 Fungsi Keluarga

 Fungsi Afektif

Semua anggota Keluarga Tn. SW saling menyanyangi satu sama lain. Tempat tinggal saudara ada yang
dekat dan ada yang jauh. Namun Jika ada kesusahan dalam keluarga Tn. SW, saudara – saudaranya
sangat membantu

 Fungsi Sosialisasi

Keluarga Tn. Sw menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain. Mereka membiasakan anak –
anaknya mereka bermain dengan teman – temannya dan menekankan juga anaknya untuk selalu belajar.

 Fungsi Perawatan Kesehatan

 Keyakinan, Nilai, dan Perilaku Kesehatan

Keluarga Tn. SW mengatakan kesehatan adalah hal yang penting dimana lebi baik mencegah daripada
mengobati. Tn. SW mengatakan apabila ada keluarga yang sakit setelah diobati dirumah tidak ada
perubahan segera dibawa ke pelayanan kesehatan.

 Definisi Keluarga tentang sehat dan sakit

Keluarga Tn. SW mengatakan sehatn adalah dapat melakukan aktivitas sehari – hari tanpa gangguan. Tn.
SW mengatakan Istrinya sedang sakit hipertensi.

24
 Status Kesehatan dan kerentanan sakit yang dirasakan oleh keluarga

Keluarga Tn. SW mengatakan jarang sakit, hanya saja Istrinya (Ny. SC) sering mengalami pusing dan
kelelahan

 Praktik diit Keluarga

Ny. SC mengatakan memiliki pantangan makan garam berlebihan dan minum kopi, selain dirinya
keluarganya makan sembarangan.

 Kebiasaan tidur dan istirahat

Keluarga Tn. SW biasanya tidur dari pukul 22.00 dan Bangun 06.00 Wita

Latihan dan rekreasi

Ny. SC mengatakan jarang berekreasi dan berolah raga.

Kebiasaan Penggunaan obat – obatan dalam keluarga

Keluarga mengatakan tidak pernah menggunakan obat – obatan tapa resep dari dokter

 Perawatan diri

Keluarga Tn. SW mengatakan mampu merawat dirinya sendiri.

 Praktek Lingkungan

Keluarga Tn. SW mengatakan tidak ada bahaya yang dirasakan baik dari tanah, air, maupun udara.
Keluarga Tn. SW sering membersihkan kamar mandi, halaman rumah, dapur, dan rumah

 Pemeriksaan kesehatan secara teratur

Keluarga mengatakan jarang pergi ke puskesmas untuk mengontrol penyakit hipertensi Ny. SC. Keluarga
Tn. Sw mengatakan lebih sering ke dokter untuk konsultasi. Ny. SC mengatakan biasanya memeriksakan
tensinya setiap 1 bulan sekali atau saat obat yang diberikan dokter habis.

 Kesehatan gigi

Keluarga mengatakan tidak pernah mengalami sakit gigi yang parah

 Riwayat kesehataan keluarga

25
Ny. SC mengatakan Almarhum Ibu Kandungnya memiliki penyakit yang sama seperti dirinya, dan
Almarhum Ayah kandungnya meninggal karena sakit jantung.

 Pelayanan Perawatan kesehatan yang diterima

Keluarga Tn. SW mengatakan pelayana yang diterima adalah pelayanan kesehatan dari puskesmas yang
melakukan pelayanan di Balai Banjar dan Pelayanan kesehatan dari dokter praktik swasta.

 Perasaan atau persepsi terhadap pelayanan kesehatan

Keluarga Tn. SW mengatakan pelayanan kesehatan gratis yang diberikan tidak begitu memuaskan
keluarga tapi cukup membantu.

 Sumber pembiayaan pelayanan kesehatan

Keluarga Tn. SW mengatakan jika pergi ke pelayanan kesehatan pasien membayarnya dengan uang
tabungan keluarga.

 Logistik untuk mendapatkan perawatan

Keluarga Tn. SW mengatakan jarak dari rumah ke puskesmas sangat dekat dan ke dokter praktik juga
lumayan dekat. Jika ada keluarga sakit, Keluarga saling mengantarkan.

 Lima Tugas Kesehatan Keluarga

1.Mengenal masalah kesehatan

Ny. SC mengatakan sering pusing, kaku pada lehernya, dan terlihat lemas. Ny. SC mengatakan pusingnya
disebabkan karena tensinya tinggi, dan Ny. SC mengetahui kalau ia terkena tekanan darah tinggi karena
pernah diinformasikan sebelumnya oleh pertugas kesehatan di Rumah Sakit.

2.Mengambil keputusan terkait masalah kesehatan

Ny. SC mengatakan jika ia mengalami pusing dan kelelahan, tidak harus pergi ke puskesmas.

3.Merawat anggota keluarga yang sakit

Ny. SC mengatakan apabila pusing ia mengkonsumsi obat amlodipin. . Keluarga belum mengetahui
tentang obat tradisional untuk menurunkan darah tinggi

4.Memodifikasi lingkungan kesehatan

26
Ny. SC mengetahui dan sudah melakukan pantangan tidak boleh minum kopi, makan makanana yang
banyak garam, namun Ny. SC tidak sering berolah raga, selalu berpikir keras, sering marah-marah, sedikit
minum air dan Ny. SC mengatakan selain dirinya, keluarganya tetap makan seperti biasa, tidak terkontrol,
dan sulit dikasih tahu.

5.Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

Ny. SC mengatakan jarang sekali pergi ke puskesmas, biasanya kalau obat amlodipin sudah habis Tn. SW
langsung membeli obat di apotik sesuai dengan resep dokter (resep ditebus ulang) atau membawa ke
Praktek dokter jika ada anggota keluarga yang sakit.

 Stress Dan Koping Keluarga

Stressor jangka panjang dan pendek.

-Stressor Jangka Pendek :

Keluarga Tn. SW mempunyai harapan supaya Ny. SC sembuh dari hipertensinya.

-Stressor Jangka Panjang :

Ny. SC mengatakan bahwa ingin mempunyai rumah tinggal sendiri tanpa bergantung dengan saudara Tn.
SW

 Respon terhadap stressor.

Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama suami. Apabila perlu nasihat biasanya
keluarga Tn. SW minta nasihat kepada orang tua atau saudara – saudaranya

 Strategi koping

Keluarga mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan dalam keluarga sehingga masukan keluarga
dapat membantu menyelesaikan masalahnya.

 Strategi adaptasi disfungsional.

Dari hasil pengkajian didapatkan adanya cara – cara keluarga dalam mengatasi masalah maladative.

 Harapan Keluarga

27
Keluarga mengatakan merasa sangat senang dengan kehadiran perawat dan berharap bisa sangat
membantu keluarga menegah penyakit yang ada pada keluarganya.

 Data Tambahan

1. Nutrisi

Keluarga mengkonsumsi makanan 3 x sehari, menu makanan nasi, sayuran seperti bayam, sayur paku,
lauk pauk seperti ikan laut, telur, tempe, juga kadang-kadang buah. Minuman yang dikonsumsi air putih,
teh manis, dan Es. Cara pengolahan makanan dicuci dulu baru dipotong. Porsi makanan setiap anggota
keluarga sudah memenuhi kebutuhan.

2. Eliminasi

Dalam Keluarga tidak ada keluhan BAK dan BAB

3. Istirahat tidur

Dalam keluarga tidak ada keluhan dalam istirahat tidur

4. Aktivitas sehari-hari

Tn. SW bekerja dari pagi sampai malam, Ny. SC bekerja di warung depan rumahnya dan anak – anak
( An. T dan An. R ) setiap pagi pergi bersekolah kecuali hari libur dan minggu.

5. Merokok

Dalam Keluarga Tn. SW tidak ada yang merokok

28
Pemeriksaan Fisik Keluarga

Pemeriksaan Fisik Tn. SW Ny. SC An. T An. R

Kepala Rambut hitam Rambut hitam Rambut hitam Rambut hitam


dan bersih dan bersih dan bersih dan bersih

Rontok (+) Rontok (+) Rontok (+) Rontok (+)

TTV TD = 120/80 TD = 150/90 TD = 120/80 TD = 130/80


mmHg mmHg mmHg mmHg

N = 64 x/menit N = 80 x/menit N = 80 x/menit N = 76 x/menit

S = 36,2 oC S = 36,5 oC S = 36,4 oC S = 36,2 oC

RR = 20 x/menit RR = 20 x/menit RR = 20 x/menit RR = 20 x/menit

BB/TB BB = 83 kg BB = 77 kg BB = 46 kg BB = 65 kg

TB = 165 cm TB = 155 cm TB = 160 cm TB = 172 cm

Mata Anemis (-) Pandangan Anemis (-) Anemis (-)


Kabur,

Anemis (-)

Hidung Sekret (-) Sekret (-) Sekret (-) Sekret (-)

29
Epistaksis (-) Epistaksis (-) Epistaksis (-) Epistaksis (-)

Mulut Mukosa lembab, Mukosa lembab, Mukosa lembab, Mukosa lembab,


Kesulitan Kesulitan Kesulitan Kesulitan
menelan (-) menelan (-) menelan (-) menelan (-)

Leher Benjolan (-) Benjolan (-) Benjolan (-) Benjolan (-)

Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran


kelenjar limfe kelenjar limfe kelenjar limfe kelenjar limfe (-)
(-) (-) (-)

Dada Bunyi jantung Bunyi jantung Bunyi jantung Bunyi jantung


dan paru normal dan paru normal dan paru normal dan paru normal

Abdomen Kembung (-), Kembung (-), Kembung (-), Kembung (-),

Peristaltik usus Peristaltik usus Peristaltik usus Peristaltik usus =


= = =

Tangan Bengkak (-), Bengkak (-), Bengkak (-), Bengkak (-),


turgor kulit (-) turgor kulit (-) turgor kulit (-) turgor kulit (-)

Kaki Bengkak (-), Bengkak (-), Bengkak (-), Bengkak (-),


turgor kulit (-) turgor kulit (-) turgor kulit (-) turgor kulit (-)

Keadaan umum CM CM, CM CM

Sakit Hipertensi

30
ANALISA DATA

No Sign & Symptom Etiologi Problem

1 DS : Ketidak mampuan Kurang pengetahuan


keluarga mengenal
Ny. SC menderita hipertensi sejak
masalah kesehatan
19 tahun yang lalu dan kadang
pada anggota
merasakan kepala pusing.
keluarga yang sakit
Ny. SC tetap melakukan aktifitas
di rumah.

Ny. SC Jarang memeriksa


tekanan darahnya.

Ny. SC mengatakan memiliki


pantangan makan garam berlebih
dan minum kopi, namun jarang
berolah raga dan sedikti minum
air putih.

Ny. SC mengatakan selain dirinya


keluarganya makan sembarangan.

Kelaurga Tn. SW mengatakan


tidak telalu mengetahui tentang
penyakit hipertensi.

Tn. SW mengatakan tidak


mengetahui penyakit hipertensi
salah satu penyebabnya adalah

31
faktor keturuanan.

Kelaurga Tn. SW Mengatakan


belum paham tentang cara-cara
pencegahan hipertensi.

Ny. SC mengatakan tidak suka


makan buah

Ny. SC mengatakan hanya


mengandalkan pengobatan dari
dokter dengan minum amlodipin

An. T dan An. R sering membuat


Ny. SC marah.

Tn. SW mengatakan jarang


mengantar Ny. SC kontrol karena
sibuk bekerja.

DO:

Pasien bertanya – tanya tentang


penyebab penyakit dan
pengobatan penyakitnya.

Ibu terlihat lemas

Pasien terlihat berjualan di depan


rumahnya

Tanda-tanda vital :

TD = 150/90 mmHg
N = 80 x/menit

2 DS : Ketidak mampuan Resiko terjadinya


keluarga dalam komplikasi.
Ny. SC mengatakan jarang

32
memeriksa tekanan darahnya merawat anggota
keluarga yang sakit
Ny. SC mengatakan menderita
hipertensi ± 19 thn yang lalu.

Ny. SC mengatakan tensinya


kadang naik, kadang turun, paling
tinggi biasanya 180 dan paling
rendah 140.

Usia Ny. SC sudah 53 tahun

Ny. SC jarang berolah raga dan


sedikit minum air putih

Ny. SC mengatakan tidak suka


makan buah

Ny. SC mengatakan hanya


mengandalkan pengobatan dari
dokter dengan minum amlodipin

Tn. SW mengatakan jarang


mengantar Ny. SC Kontrol karena
sibuk bekerja

Keluarga Tn. SW mengatakan 5


bulan yang lalu Ny. SC pernah di
rawat inap di RS dengan keluhan
susah bergerak dan sakit kepala
berat disertai lemas sekujur
tubuhnya.

DO :

Ibu terlihat berjualan

TD 150/90 mmHg
N : 80 x/menit

33
C. Diagnosa Keperawatan Keluarga Dan Scoring

Rumus menentukan scoring

Skor

------------------------ X Bobot

Angka tertinggi

1.Kurang pengetahuan tentang kondisi dan rencana pengobatan hipertensi b/d ketidak mampuan
keluarga mengenal masalah Hipertensi

No kriteria Nilai skor Pembenaran

1 Sifat masalah: 3/3 x 1 1 Ketidak mampuan keluarga untuk merawat Ny. SC


(aktual) dengan penyakit hipertensi merupakan ancaman
terjadinya penyakit

2 Kemungkinan 1/2 x 2 1 Lamanya penyakit ±19 tahun yang lalu.


masalah dapat
diubah :
(sebagian)

3 Potensial 3/3 x 1 1 Penyakit hipertensi terjadi bisa diobati dan dicegah


masalah untuk dengan pola makan yang sehat dan prilaku yang sehat
dicegah :
(Tinggi)

4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Bila tidak segera di tangani maka bisa terjadi


masalah ( tidak hipertensi berlanjut.
segera ditangani)

34
No kriteria Nilai skor Pembenaran

Total Skor 4

2.Resiko terjadinya komplikasi dari hipertensi b/d ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi

35
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1.Kurang pengetahuan tentang kondisi dan rencana pengobatan hipertensi b/d ketidak mampuan
keluarga mengenal masalah Hipertensi

2.Resiko terjadinya komplikasi dari hipertensi b/d ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi

3.

36
Rencanan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. SW

No
Hari/Tanggal Tujuan Kriteria Standar Intervensi
DX

Selasa, 1 Setelah dilakukan Mampu menjelaskan Kajian


tindakan keperawatan arti hipertensi pengetahuan
11–08–2020 Verbal
selama 1-2 x keluarga tentang
Mampu menjelaskan
10.30 Wita kunjungan rumah hipertensi
penyebab hipertensi
diharapkan
Pengertian
pengetahuan keluarga Mampu menjelaskan
hipertensi
tentang hipertensi tanda dan gejala
meningkat hipertensi Penyebab
hipertensi
Mampu mengebal Mampu
masalah Hipertensi menyebutkan cara Tanda dan gejala
pada anggota kelaurga pencegahan hipertensi
hipertensi
Pencegahan
Mampu hipertensi
menyebutkan salah
Komplikasi
satu komplikasi dari
hipertensi
hipertensi
Berikan
penyuluhan
tentang hipertensi

Keluarga mampu
untuk memutuskan
Keluarga dapat tindakan yang tepat
memutuskan tindakan untuk mengatasi Jelaskan petunjuk
verbal masalah hipertensi
yang tepat untuk perawatan

37
mengatasi masalah dengan membawa hipertensi dengan
hipertensi. anggota keluarga melakuan control
yang sakit berobat ke secara rutin
Rs atau puskesmas

Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang
sedang sakit.
Jelaskan manfaat
Keluarga mampu
Keluarga mampu gizi seimbang
melakukan perawatan
menentukan status
pada anggota keluarga Psikomotor Demontrasikan
nutrisi /gizi sesuai
yang sakit cara menyusun
dengan standar
menu yang benar
kesehatan yang
untuk nutrisi yang
mengalami
dianjurkan dan
hipertensi
yang tidak
Keluarga mampu dianjurkan
mengontrol emosi
Anjurkan klien
dan menata stress
untuk menghidari
stress

Ajurkan klien
menata stress.
Keluarga membawa
anggota keluarga Jelaskan pada

Keluarga dapat yang sakit ketempat keluarga

menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan pelayanan yang

yunkes secara tepat terdekat. cepat di

untuk mengetahui manfaatkan


Psikomotor
komplikasi
Anjurkan klien

38
untuk kontrol
secara rutin.

Anjurkan keluarga
untuk
mengguanakan
yankes.

Rabu, 2. Setelah Verbal -Keluarga dan klien -Jelaskan kepada


dilakukantindakan mampu kelurga Tn. SW
12–08–2020
keperawatan selama menyebutkan tentang
10.30 Wita 1-2 x kunjungan penyebab terjadinya kemungkinan
rumah diharapkan peningkatan tekanan penyebab
resiko terjadinya darah terjadinya tekanan
komplikasi dapat darah tinggi
Keluarga mampu
dicegah.
menyebutkan tanda Jelaskan tentang
peningkatan tekanan tanda dan gejala
darah terjadinya
Keluarga mamapu
peningkatan
mengenal mengenal Keluarga mampu
tekanan darah
peningkatan tekanan menyebutkan akibat
darah yang mungkin terjadi Jelaskan tentang
dari peningkatan akibat dari
tekanan darah. peningkatan
tekanan darah

39
Jelaskan
komplikasi akibat
hipertensi

Keluarga mampu Keluarga mampu


Berikan keluarga
memutuskan tindakan memutuskan
Herbal kesempatan untuk
yang tepat akibat dari tindakna yang tepat
mengambil
komplikasi Hipertensi untuk mengatasi
keputusan
komplikasi

Keluarga mampu
Jelaskan tentang
melakukan perawatan Keluarga amampu
Psikomotor makanan yang
pada anggota keluarga merawat anggota
boleh dan tidak
keluarga dengan
boleh di makan
mengontrol makanan
oleh Ny. SC
yang harus
dipantangi Keluarga

-       
Keluarga dapat
mampu
menggunakan fasilitas
memanfaatkan
pelayanan kesehatan Psikomotor Jelaskan pada
fasilitas pelayanan
secara tapat untuk keluarga tentang
kesehatan yang telah
merawat apabila fasilitas yankes
terseida
tekanan darah terus yang dapat
meningkat. dimanfaatkan.

Berikan
pengaetahuan
terhadap prilaku
yang telah
dilakukan untuk
mempertahankan

40
agar tidak terjadi
komplikasi

41
Implementasi dan Evaluasi

No
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
DX

Selasa 1 Mengucapkan salam S : Keluarga Tn. Sw


mengatakan pengertian
11–08–2020 Nemvalidasi keadaan keluarga
hipertensi adalah tensi yang
11.00 Wita Menjelaskan tujuan dan kontrak melebihi 140 / 90
waktu
Ny. SC mengatakan
penyebabnya bisa karena
faktor keturuann, pola makan
Tupen I :
yang tidak sehat, karena
Mampu mengebal masalah penuaan, dan karena berat
Hipertensi pada anggota kelaurga badan berlebih

Keluarga Tn. SW mengatakan


Tanda gejalanya bisa muncul
Mengkajian pengetahuan keluarga
sakit kepala, kelelahan, tangan
tentang hipertensi
gemetar, sakit di sekitar leher

Pengertian hipertensi
Keluarga Tn. SW mengatakan

Penyebab hipertensi akibat lanjutnya kemungkinan


terkena serangan jantung,
Tanda dan gejala hipertensi
stroke, penyakit di ginjal dan

Pencegahan hipertensi mata

Komplikasi hipertensi Keluarga mengatakan akan


kontrol setiap minggu ke
Memberikan penyuluhan tentang puskesmas atau pelayanan
hipertensi kesehatan

Mendiskusi adanya tanda dan O : Keluarga Tn. SW


gejala hipertensi serta faktor yang menucapkan salam balik dan
memperburuk kondisi menerima keberadaan perawat

42
Membimbingan keluarga untuk Keluarga kooperatif
mengulangi apa yang telah di
Keluarga aktif bertanya saat
ajarkan.
diskusi
Menjelaskan akibat lanjut dari
Keluarga dan klien mampu
penyakit hipertensi jika tidak
menyebutkan penyebab
segera ditangani
terjadinya peningkatan tekanan
Membimbingan untuk mengatasi darah
resiko penyakit hipertensi
Keluarga mampu menyebutkan
tanda peningkatan tekanan
darah

Keluarga mampu menyebutkan


akibat yang mungkin terjadi
dari peningkatan tekanan
darah.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi diLanjutkan

DAFTAR PUSTAKA

43
Carpenito, Lynda Juall. 2018. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC

Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2017. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Guyton, AC. & Hall, JE. 2017. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Andrian Patica N. (E-journal keperawatan volume 4 nomor 1 Mei 2018).

Anggara, F.H.D., & Prayitno, N. (2019). Faktor-Faktor Yang BerhubunganDengan Tekanan Darah

di Rumah sakit Assy syifa, Sumbawa Barat.

Tahun 2018. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKES MH.

Thamrin. Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5 (1) : 20-25.

Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. (2017). Hipertensi dan Faktor Resikonya Dalam Kajian
Epidemiologi. Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar.

Buckman. (2017). Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Citra Aji
Parama.

Dina Savitri, S.ST. (2017). Cegah Asam Urat Dan Hipertensi. Yogyakarta: Healthy.

Friedman, M.M et al. (2016). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik. Ed 5. Jakarta:
EGC.

H. Hadi Martono Kris Pranaka. (2016-2018). Geriatri Edisi ke-5. Jakarta: FKUI.

Mubarak, Wahid Iqbal. (2017). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba

44
BUKTI KUNJUNGAN RUMAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Niken Apriani

NPM : 017013397

Tempat praktek : MATARAM,DASAN AGUNG

Telah melaksanakan kunjungan rumah :

Hari/ Tanggal : Selasa 11-08-2020

Waktu : 10:30

Nama KK/ Sasaran : Suwardi & Suciana

Alamat : Dasan Agung

Hasil kunjungan rumah : ..................................................................................

Dasan Agung, .11-08-2020......................

Mahasiswa Kepala Keluarga/

Penanggung Jawab

Niken Apriani Suwardi

( ..........................................) ( ............................................)

45
TERIMA KASIH

46

Anda mungkin juga menyukai