DISUSUN OLEH :
2020/2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.
Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian Kesehatan tahun 2017-2019
yang dilakukan melalui pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK. Pada program PIS-PK, pendekatan
keluarga menjadi salah satu cara puskesmas meningkatkan jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan
akses yankes di wilayahnya (mendatangi keluarga). Tujuan pendekatan keluarga salah satunya adalah
untuk meningkatkan akses keluarga pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK
dilaksanakan dengan ciri sasaran utama adalah keluarga, mengutamakan upaya promotif-preventif,
disertai penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah dilakukan secara aktif dan
melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan terkait
penangananpenyakit menular dan tidak menular yang salah satunya adalah penyakithipertensi (Sarkomo,
2018).Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanandarah tinggi secara terus-menerus
dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau
penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis.Hal ini terjadi
karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untukmemenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di
dalam tubuh (Koes Irianto, 2018).
Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang hipertensi yang berusia 18 tahun di seluruh dunia
atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1 dari 2 orang dengan penderita hipertensi tidak tahu bahwa dia
penyandanghipertensi. Oleh karena itu sering ditemukan penderita hipertensi pada tahap lanjut dengan
komplikasi seperti serangan jantung, stroke.Di Indonesia data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau
sekitar 9,1 juta pada tahun 2018. Data Sample Registration Survey tahun 2018 menunjukkan bahwa
hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan prosentasi sebesar 6,7%
setelah stroke dan penyakit jantung. Pelayanan kesehatan pada penyakit hipertensi di tingkat keluarga
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan
kepada keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
sampai evaluasi keperawatan yang bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan bisa efektif dan
komprehensif. Semua pelayanan itu diterapkan pada semua tatanan puskesmas (Koes Irianto,
2018).Berdasarkan catatan dan laporan dari Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas Mergangsan Kota
2
Yogyakarta yang pelayanannya mencakupbeberapa kelurahan menunjukkan bahwa hipertensi masuk
dalam daftar 10 besar penyakit terbanyak urutan nomor satu tahun 2018. Pada tahun 2018 didapatkan data
total penderita hipertensi sejumlah 3.453 orang yang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
1.Tujuan Umum
Ø Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan hipertensi.
2.Tujuan Khusus
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KELUARGA
1.Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara terus-menerus
dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih.Hipertensi atau
penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi
karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di
dalam tubuh (Koes Irianto, 2018). Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan
kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia,
gagal jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N Ejournal
keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2018)
2. Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering dijumpai dengan
penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya,
hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2018) :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak
diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara riwayat keluarga
penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar
menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain
yang dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme,
intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi
alkohol, dan kelainan darah.
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu gangguan hormonal,
penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus
yang sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko
hipertensi tetapi bukan faktor penyebab 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi
4
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita diketahui mempunyai tekanan
darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada
wanita ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal ini
dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah menopause (Endang Triyanto, 2018).
2) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia 20-40 tahun. Setelah itu
akan cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan
darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih tinggi
dibandingkan diusia muda (Endang Triyanto, 2018).
3) Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah menderita hipertensi
sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi menderita
hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi (Buckman, 2017).
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah. Tingginya resiko hipertensi
pada pendidikan yang rendah, kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam
menerima informasi oleh petugas kesehatan sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat
(Armilawaty, Amalia H, Amirudin R., 2017).
1) Obesitas
5
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan aktivitas sehingga asupan
kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan
akan memperburuk kondisi (Anggara, F.H.D., & N. Prayitno, 2018).
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi peningkatan tekanan darah
tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn
pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan di dalam kandungan nikotik
yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi peningkatan hipertensi. Kadar
sodium yang
direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi
Martono Kris Pranaka, 2014-2019).
5) Minum alkohol
menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat menyebabkan darah di otak
tersumbat dan menyebabkan stroke.
6) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam satu cangkir kopi dapat
meningkatakan tekanan darah 5-10 mmHg.
7) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan meningkatkan frekuensi jantung, curah
jantung dan resistensi vaskuler, efek samping ini akan meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau
stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg. Jika individu meras cemas pada masalah yang di
hadapinya maka hipertensi akan terjadi pada dirinya. Hal ini dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang
6
akan mempengaruhi detak jantung semakin cepat sehingga jantung memompa darah keseluruh tubuh
akan semakin cepat
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek keperawatan yang
diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses
keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan (WHO, 2018).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan
sasaran keluarga.Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2018) :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian
dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada
anggota keluarga dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum
7
3) Pekerjaan kepala keluarga
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas perkembangan
yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalamanpengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
8
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masiUng anggota keluarga baik secara
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
5) Fungsi keluarga :
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan
tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga
mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di Lingkungan setempat.
9
d) Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana kemampuan keluarga dalam
mengenal, mengambil keputusan dalam tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu kurang dari 5 bulan.
(2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari 6 bulan.
e) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga
yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga
a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga
b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan
masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai
10
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga dalam
mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan
motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk
mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang
akan datang.
Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang muncul adalah hasil dari
pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur sebagai berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi paDa anggota keluarga
hipertensi
11
3. Membuat Perencanaan
Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang
didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab.
Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar. Perencanaan
yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi ini adalah sebagai berikut :
pada keluarga.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan mengerti tentang
penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit
Intervensi :
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih lanjut dari penyakit
hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil tindakan yang tepat
12
dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat hipertensi dan dapat
Intervensi:
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang menderita
hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan perawatan penyakit
hipertensi
Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang menderita penyakit
Intervensi :
dan olah raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita hipertensi.
13
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit hipertensi berhubungan.
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh lingkungan terhadap
Intervensi :
hipertensimisalnya :
a) Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya benda yang tajam.
c) Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi terjadinya iritasi.
pengobatan hipertensi.
14
Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus meminta pertolongan
Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan untuk
anemia.
8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).
9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
15
diabetes.
11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi.
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu
14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/
16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi. Catatan :
Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
5. Penatalaksanaan
1. Diet
2. Aktivitas.
16
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan
obat anti hipertensi yaitu:
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic,
golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
6.Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina
bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah
otak
Komposisi Keluarga
Pendidi Imuni
No Nama JK Umur Hub. KK Pekerjaan Kesehatan
kan sasi
Suami /
1 Tn. Sw L th. SMA Swasta - Sehat
KK
17
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
18
: Pasien
X : Meninggal
Tipe keluarga
Keluarga Tn. SW adalah Keluarga dengan tipe nuclear family, dimana di dalam keluarga tidak ada orang
lain selain suami, istri, dan 2 anak kandung yang tinggal.
Suku
Keluarga Tn. Sw adalah suku Sasak Kebiasaan dalam keluarga apabila ada yang sakit berobat ke dukun
dan kliinik atau langsung membeli obat di apotik sesuai dengan resep dokter (resep ditebus ulang apabila
Ny. SC sakit)
Agama
Keluarga Tn. SW menganut Agama Islam. Semua aktivitas yang dilakukan tidak boleh bertentangan
dengan ajaran Agama islam
19
Bulan Bulan
Lebih dari
1 Tn. SW Swasta ± 7.500.000 ± 3.000.000
cukup untuk
2 Ny. SC Pedagang ± 800.000 ± 600.000 sehari - hari
Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi keluar kota. Biasanya hanya menonton
televisi sambil bercerita. Untuk berkunjung ke keluarga suami jarang dilakukan kecuali ada acara – acara
penting.
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja (12 - 20 tahun) yang tugasnya :
20
Tidak ditemukan tahap perkembangan yang belum terpenuhi. Tn. SW dan Ny. SC sudah melakukan
tugasnya dengan baik dengan memberi perhatian lebih dan bersama – sama mendiskusikan mengenai
sekolah dengan kedua anaknya, serta memberi kebebasan dalam batas tanggung jawab dan hal yang
paling penting mengkomunikasikanya dengan komunikasi dua arah.
Riwayat orang ttua baik dari pihak suami / istri tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai, pemabuk,
ataupun penjudi.
Data Lingkungan
Karaktersitik Rumah
Luas Pekarangan : 12 x 8 m2
21
Kelembaban : tidak lembab, tidak jamuran
Lantai : Keramik
Keterangan :
Keluarga Tn. SW bertetangga dengan pekerja swasta, tetangga ada yang beragama Hindu dan ada yang
beragama Islam. Di Daerah Keluarga Tn. SW tinggal merupakan daerah mayoritas penduduk.
22
Semenjak menikah sampai sekarang Tn. SW dan Ny. SC pernah tinggal dengan orang tua, lalu tinggal di
rumah milik saudara Tn. SW.
Biasanya pada malam hari. Ny. SC berkumpul dengan keluarganya, selalu meluangkan waktu untuk
berkumpul. Keluarga Ny. SC dan anak-anaknya juga berinteraksi sangat baik dengan masyarakat
disekitar. Namun Tn. SW jarang berinteraksi dengan masyarakat sekitar rumah karena harus bekerja dari
pagi sampai malam sehingga jarang tinggal dirumah.
Keluarga Tn. SW mengatakan jika ada masalah mendiskusikannya dengan keluarga inti dan keluarga
besar dengan komunikasi terbuka satu sama lain.
Ny. SC mengatakan jika ada keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas atau dokter praktik swasta.
Tn. SW mengatakan jika Ny. SC sakit sampai di rawat inap atau mempunyai acara dirumah saudara –
saudaranya ikut membantu menyumbangkan dananya.
Struktur Keluarga
Dalam Keluarga saling terbuka satu sama lain dan dalam keluarga bebas menyatakan pendapat tetapi
pengambil keputusan adalah Tn. SW sebagai Kepala Keluarga
Keluarga Tn. SW saling menghargai satu sama lain, salig membantu serta mendukung. Tn. SW dan Ny.
SC mampu untuk merawat diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sehari – hari. Apabila Ada masalah Ny.
SC diskusi dengan suami dan juga minta nasehat kepada saudara – saudaranya.
Struktur Peran
Tn. SW adalah Kepala Keluarga, berperan sebagai suami dan pencari nafkah yang utama.
23
Ny. SC adalah seorang Ibu Rumah Tangga dan juga ikut membantu mencari nafkah dengan berjualan
An. T & An. R adalah seorang anak berperan sebagai anak yang tugas utamanya merupakan belajar.
Keluarga Tn. SW menerapkan aturan – aturan sesuai dengan ajaran agama Islam dengan mengharpkan
kedua anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan ajaran agama. Nilai dan norma Kelaurga
Tn. SW sesuai dengan kebiasaan serta ikut serta jika di wilayahnya ada gotong royong.
Di keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan,
berpamitan, bertutur kata sopan dan santun.
Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif
Semua anggota Keluarga Tn. SW saling menyanyangi satu sama lain. Tempat tinggal saudara ada yang
dekat dan ada yang jauh. Namun Jika ada kesusahan dalam keluarga Tn. SW, saudara – saudaranya
sangat membantu
Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. Sw menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain. Mereka membiasakan anak –
anaknya mereka bermain dengan teman – temannya dan menekankan juga anaknya untuk selalu belajar.
Keluarga Tn. SW mengatakan kesehatan adalah hal yang penting dimana lebi baik mencegah daripada
mengobati. Tn. SW mengatakan apabila ada keluarga yang sakit setelah diobati dirumah tidak ada
perubahan segera dibawa ke pelayanan kesehatan.
Keluarga Tn. SW mengatakan sehatn adalah dapat melakukan aktivitas sehari – hari tanpa gangguan. Tn.
SW mengatakan Istrinya sedang sakit hipertensi.
24
Status Kesehatan dan kerentanan sakit yang dirasakan oleh keluarga
Keluarga Tn. SW mengatakan jarang sakit, hanya saja Istrinya (Ny. SC) sering mengalami pusing dan
kelelahan
Ny. SC mengatakan memiliki pantangan makan garam berlebihan dan minum kopi, selain dirinya
keluarganya makan sembarangan.
Keluarga Tn. SW biasanya tidur dari pukul 22.00 dan Bangun 06.00 Wita
Keluarga mengatakan tidak pernah menggunakan obat – obatan tapa resep dari dokter
Perawatan diri
Praktek Lingkungan
Keluarga Tn. SW mengatakan tidak ada bahaya yang dirasakan baik dari tanah, air, maupun udara.
Keluarga Tn. SW sering membersihkan kamar mandi, halaman rumah, dapur, dan rumah
Keluarga mengatakan jarang pergi ke puskesmas untuk mengontrol penyakit hipertensi Ny. SC. Keluarga
Tn. Sw mengatakan lebih sering ke dokter untuk konsultasi. Ny. SC mengatakan biasanya memeriksakan
tensinya setiap 1 bulan sekali atau saat obat yang diberikan dokter habis.
Kesehatan gigi
25
Ny. SC mengatakan Almarhum Ibu Kandungnya memiliki penyakit yang sama seperti dirinya, dan
Almarhum Ayah kandungnya meninggal karena sakit jantung.
Keluarga Tn. SW mengatakan pelayana yang diterima adalah pelayanan kesehatan dari puskesmas yang
melakukan pelayanan di Balai Banjar dan Pelayanan kesehatan dari dokter praktik swasta.
Keluarga Tn. SW mengatakan pelayanan kesehatan gratis yang diberikan tidak begitu memuaskan
keluarga tapi cukup membantu.
Keluarga Tn. SW mengatakan jika pergi ke pelayanan kesehatan pasien membayarnya dengan uang
tabungan keluarga.
Keluarga Tn. SW mengatakan jarak dari rumah ke puskesmas sangat dekat dan ke dokter praktik juga
lumayan dekat. Jika ada keluarga sakit, Keluarga saling mengantarkan.
Ny. SC mengatakan sering pusing, kaku pada lehernya, dan terlihat lemas. Ny. SC mengatakan pusingnya
disebabkan karena tensinya tinggi, dan Ny. SC mengetahui kalau ia terkena tekanan darah tinggi karena
pernah diinformasikan sebelumnya oleh pertugas kesehatan di Rumah Sakit.
Ny. SC mengatakan jika ia mengalami pusing dan kelelahan, tidak harus pergi ke puskesmas.
Ny. SC mengatakan apabila pusing ia mengkonsumsi obat amlodipin. . Keluarga belum mengetahui
tentang obat tradisional untuk menurunkan darah tinggi
26
Ny. SC mengetahui dan sudah melakukan pantangan tidak boleh minum kopi, makan makanana yang
banyak garam, namun Ny. SC tidak sering berolah raga, selalu berpikir keras, sering marah-marah, sedikit
minum air dan Ny. SC mengatakan selain dirinya, keluarganya tetap makan seperti biasa, tidak terkontrol,
dan sulit dikasih tahu.
Ny. SC mengatakan jarang sekali pergi ke puskesmas, biasanya kalau obat amlodipin sudah habis Tn. SW
langsung membeli obat di apotik sesuai dengan resep dokter (resep ditebus ulang) atau membawa ke
Praktek dokter jika ada anggota keluarga yang sakit.
Ny. SC mengatakan bahwa ingin mempunyai rumah tinggal sendiri tanpa bergantung dengan saudara Tn.
SW
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama suami. Apabila perlu nasihat biasanya
keluarga Tn. SW minta nasihat kepada orang tua atau saudara – saudaranya
Strategi koping
Keluarga mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan dalam keluarga sehingga masukan keluarga
dapat membantu menyelesaikan masalahnya.
Dari hasil pengkajian didapatkan adanya cara – cara keluarga dalam mengatasi masalah maladative.
Harapan Keluarga
27
Keluarga mengatakan merasa sangat senang dengan kehadiran perawat dan berharap bisa sangat
membantu keluarga menegah penyakit yang ada pada keluarganya.
Data Tambahan
1. Nutrisi
Keluarga mengkonsumsi makanan 3 x sehari, menu makanan nasi, sayuran seperti bayam, sayur paku,
lauk pauk seperti ikan laut, telur, tempe, juga kadang-kadang buah. Minuman yang dikonsumsi air putih,
teh manis, dan Es. Cara pengolahan makanan dicuci dulu baru dipotong. Porsi makanan setiap anggota
keluarga sudah memenuhi kebutuhan.
2. Eliminasi
3. Istirahat tidur
4. Aktivitas sehari-hari
Tn. SW bekerja dari pagi sampai malam, Ny. SC bekerja di warung depan rumahnya dan anak – anak
( An. T dan An. R ) setiap pagi pergi bersekolah kecuali hari libur dan minggu.
5. Merokok
28
Pemeriksaan Fisik Keluarga
BB/TB BB = 83 kg BB = 77 kg BB = 46 kg BB = 65 kg
Anemis (-)
29
Epistaksis (-) Epistaksis (-) Epistaksis (-) Epistaksis (-)
Sakit Hipertensi
30
ANALISA DATA
31
faktor keturuanan.
DO:
Tanda-tanda vital :
TD = 150/90 mmHg
N = 80 x/menit
32
memeriksa tekanan darahnya merawat anggota
keluarga yang sakit
Ny. SC mengatakan menderita
hipertensi ± 19 thn yang lalu.
DO :
TD 150/90 mmHg
N : 80 x/menit
33
C. Diagnosa Keperawatan Keluarga Dan Scoring
Skor
------------------------ X Bobot
Angka tertinggi
1.Kurang pengetahuan tentang kondisi dan rencana pengobatan hipertensi b/d ketidak mampuan
keluarga mengenal masalah Hipertensi
34
No kriteria Nilai skor Pembenaran
Total Skor 4
2.Resiko terjadinya komplikasi dari hipertensi b/d ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi
35
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1.Kurang pengetahuan tentang kondisi dan rencana pengobatan hipertensi b/d ketidak mampuan
keluarga mengenal masalah Hipertensi
2.Resiko terjadinya komplikasi dari hipertensi b/d ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi
3.
36
Rencanan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. SW
No
Hari/Tanggal Tujuan Kriteria Standar Intervensi
DX
Keluarga mampu
untuk memutuskan
Keluarga dapat tindakan yang tepat
memutuskan tindakan untuk mengatasi Jelaskan petunjuk
verbal masalah hipertensi
yang tepat untuk perawatan
37
mengatasi masalah dengan membawa hipertensi dengan
hipertensi. anggota keluarga melakuan control
yang sakit berobat ke secara rutin
Rs atau puskesmas
Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang
sedang sakit.
Jelaskan manfaat
Keluarga mampu
Keluarga mampu gizi seimbang
melakukan perawatan
menentukan status
pada anggota keluarga Psikomotor Demontrasikan
nutrisi /gizi sesuai
yang sakit cara menyusun
dengan standar
menu yang benar
kesehatan yang
untuk nutrisi yang
mengalami
dianjurkan dan
hipertensi
yang tidak
Keluarga mampu dianjurkan
mengontrol emosi
Anjurkan klien
dan menata stress
untuk menghidari
stress
Ajurkan klien
menata stress.
Keluarga membawa
anggota keluarga Jelaskan pada
38
untuk kontrol
secara rutin.
Anjurkan keluarga
untuk
mengguanakan
yankes.
39
Jelaskan
komplikasi akibat
hipertensi
Keluarga mampu
Jelaskan tentang
melakukan perawatan Keluarga amampu
Psikomotor makanan yang
pada anggota keluarga merawat anggota
boleh dan tidak
keluarga dengan
boleh di makan
mengontrol makanan
oleh Ny. SC
yang harus
dipantangi Keluarga
-
Keluarga dapat
mampu
menggunakan fasilitas
memanfaatkan
pelayanan kesehatan Psikomotor Jelaskan pada
fasilitas pelayanan
secara tapat untuk keluarga tentang
kesehatan yang telah
merawat apabila fasilitas yankes
terseida
tekanan darah terus yang dapat
meningkat. dimanfaatkan.
Berikan
pengaetahuan
terhadap prilaku
yang telah
dilakukan untuk
mempertahankan
40
agar tidak terjadi
komplikasi
41
Implementasi dan Evaluasi
No
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
DX
Pengertian hipertensi
Keluarga Tn. SW mengatakan
42
Membimbingan keluarga untuk Keluarga kooperatif
mengulangi apa yang telah di
Keluarga aktif bertanya saat
ajarkan.
diskusi
Menjelaskan akibat lanjut dari
Keluarga dan klien mampu
penyakit hipertensi jika tidak
menyebutkan penyebab
segera ditangani
terjadinya peningkatan tekanan
Membimbingan untuk mengatasi darah
resiko penyakit hipertensi
Keluarga mampu menyebutkan
tanda peningkatan tekanan
darah
P : Intervensi diLanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
43
Carpenito, Lynda Juall. 2018. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2017. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Guyton, AC. & Hall, JE. 2017. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Anggara, F.H.D., & Prayitno, N. (2019). Faktor-Faktor Yang BerhubunganDengan Tekanan Darah
Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. (2017). Hipertensi dan Faktor Resikonya Dalam Kajian
Epidemiologi. Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu
Buckman. (2017). Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Citra Aji
Parama.
Dina Savitri, S.ST. (2017). Cegah Asam Urat Dan Hipertensi. Yogyakarta: Healthy.
Friedman, M.M et al. (2016). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik. Ed 5. Jakarta:
EGC.
H. Hadi Martono Kris Pranaka. (2016-2018). Geriatri Edisi ke-5. Jakarta: FKUI.
44
BUKTI KUNJUNGAN RUMAH
NPM : 017013397
Waktu : 10:30
Penanggung Jawab
( ..........................................) ( ............................................)
45
TERIMA KASIH
46