PENDAHULUAN
melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu
untuk menilai program kesehatan ibu, indikator ini mampu menilai derajat
terjadi penurunan angka kematian ibu selama periode 1991-2015 dari 390
MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015. Hasil supas tahun 2015 memperlihatkan angka kematian
2019)
dengan tingkat keparahan dan jenis gejala yang ada. Preeklampsia ringan
ditandai dengan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah
darah lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tingkat tekanan darah diastolik
dengan rasio proteinuria / creatininuria di atas 0,3 mg, atau tes dipstick
urin atau di atas 1+, atau proteinuria di atas 300 mg / 24 jam. (2) Disfungsi
organ ibu yang bisa menjadi insufisiensi ginjal, ditandai oleh kreatinin di
peningkatan transaminase dua kali di atas tingkat normal, atau rasa sakit di
dan Asia Tenggara. Prevalensi defisiensi vitamin D sekitar 70% atau lebih
penyakit ginjal.
M. Djamil Padang
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Preeklampsia
2.1.1 Pengertian
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan diastolik ≥90 mmHg yang diukur dua
kali dengan selang waktu 4-6 jam, disertai proteinuria (kadar protein ≥ 300 mg/24 jan atau ≥
± 1) yang di dapatkan setelah umur kehamilan 20 minggu dan semua kelainan ini akan
menghilang sebelum 6 minggu pasca persalinan (Cunningham et al, 2014; Gibbs et al, 2008).
2.1.2 Klasifikasi
Preeklampsia dibagi menjadi dua yaitu preeklampsia ringan dan preeklampsia berat.
mmHg) yang terjadi dua kali dalam rentang waktu paling sedikit 6 jam dan terdapatnya
proteinuria 1+ atau lebih (paling sedikit 300 mg protein dalam urin selama 24 jM. Edema dan
preeklampsia ringan. Walaupun proteinuria sekarang diketahui tidak selalu muncul pada
kasus preeklampsia, proteinuria tetap dipakai sebagai marker objektif yang mencerminkan
terjadinya kebocoran endotel secara luas yang menjadi ciri khas preeklampsia (cunningham
et al, 2014).
Kriteria dignosa preeklampsia berat adalah apabila terdapat gejaladan tanda sebagai
a. Sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg yang terjadi dua kali dalam waktu
g. Trombositopenia
k. Perdarahan retina
l. Koma
Terdapat beberapa kondisi yang dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya
preeklampsia :
1. Nulipara
2. Penyakit kronik atau vaskular (diabetes pregestasional, penyakit ginjal, hipertensi kronik,
4. Hidrops fetalis
5. Gestasi multifetal
8. Trombofilia
12. Usia ibu yang ekstrim (< 20 tahun atau > 35 tahun) (Cunningham et al 2014, Gibbs et al,
2008).
Selain itu, faktor risiko lain yang diduga berhubungan dengan terjadinya preeklampsia
adalah faktor lingkungan, sosial ekonomi dan bahkan pengaruh musim. Walaupun merokok
umumnya menimbulkan efek samping yang buruk pada kehamilan, tetapi pada kasus
hipertensi pada kehamilan. Mekanisme ini belum secara jelas diketahui, diduga mengatur
ekspresi adrenomedullin plasenta yang mengatur volum homeostasis (kraus et al, 2014).
2.1.4 Etiologi
Banyak teori yang menerangkan namun belum dapat memberi jawaban yang memuaskan.
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan adalah iskemia plasenta. Namun teori ini tidak
dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan kondisi ini. Hal ini disebabkan karena
2014).
2.2 Kortisol
2.2.1 Pengertian
2.3 Vitamin D
2.3.1 Pengertian
Vitamin D adalah senyawa mirip steroid yang penting untuk penyerapan kalsium di
usus. Vitamin D sesungguhnya layak dianggap sebagai suatu hormon karena zat ini dapat
diproduksi di kulit dari prekursor yang berkaitan dengan kolesterol (7 dehidrokolesterol) oleh
kerja sinar matahari. Akan tetapi secara tradisional zat perantara kimiawi ini dianggap
vitamin. Kedua, walaupun kulit dapat menjadi sumber vitamin D yang cukup jika terpapar
cukup sinar matahari, tetapi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar
beraktivitas di dalam ruangan dan pemakaian baju sebagai respons terhadap cuaca dingin dan
kebiasaan sosial tidak memungkinkan kulit terpapar sinar matahari secara terus menerus.
Dengan demikian, sebagian besar vitamin D yang esensial ini harus diperoleh dari makanan
Vitamin D merupakan vitamin larut lemak yang dapat bertindak sebagai hormon.
Vitamin D diproduksi secara endogen dalam kulit dari paparan sinar matahari atau diperoleh
dari makanan yang secara alami mengandung vitamin D (misalnya minyak ikan cod, salmon,
mackerel dan tuna), makanan yang diperkaya vitamin D dan suplemen yang mengandung
Vitamin D adalah nama generik dari dua molekul yaitu ergokalsiferol (vitamin D2)
dan kolekalsiferol (vitamin D3). Prekursor vitamin D hadir dalam fraksi sterol dalam jaringan
Kedua provitamin membutuhkan konversi menjadi bentuk aktifnya melalui penambahan dua
gugus hidroksil. Gugus hidroksil pertama ditambahkan di dalam hati pada posisi 25 sehingga
Vitamin D3 dan turunan hidroksilnya ditranspor dalam plasma berikatan dengan suatu
globulin spesifik yaitu protein pengikat vitamin D (DPB) yang juga dikenal dengan protein
terinduksi oleh komplemen. Afinitas DPB terhadap provitamin D3 rendah, tetapi afinitas
terhadap vitamin D3 tinggi sehingga DPB memindahkan vitamin D3 dari kulit ke dalam
superfamili enzim sitokrom P450 (CYP). Vitamin D3 dan turunannya berupa sekosteroid
yang merupakan steroid yang salah satu cincinnya telah terbuka. Dalam hal ini yang terbuka
Vitamin D harus diubah melalui srangkaian reaksi dalam hati dan ginjal menjadi
bahan aktif yaitu 1,25 dihidroksi vitamin D. Beberapa senyawa yang berasal dari sterol
termasuk dalam kelompok vitamin D dan memiliki fungsi yang kurang lebih sama. Dari
kelompok ini yang paling penting adalah vitamin D3 yaitu kolekalsiferol. Sebagian besar
bahan ini dibentuk didalam kulit sebagai akibat dari radiasi sinar matahari pada 7
dehidrokolesterol. Senyawa vitamin D tambahan yang terdapat dalam makanan yang kita
konsumsi identik dengan kolekalsiferol yang dibentuk pada kulit kecuali penggantian pada
salah satu atau lebih atomnya yang tidak mempengaruhi fungsinya. 1,25 dihidroksi vitamin D
adalah suatu hormon karena dihasilkan di dalam tubuh dan mengalir dalam darah untuk
1,25 dihidroksi vitamin D bekerja melalui suatu reseptor yang merupakan salah satu
dari superfamili reseptor yang dengannya steroid, hormon tiroid dan sejumlah bahan lain
mencetuskan perubahan dalam ekspresi gen. Pengikatan steroid ke reseptor menyebabkan
regio pengikat DNA terpajan, dan dalam hal ini akibatnya adalah peningkatan transkripsi
sebagian mRNA dan menghambat transkripsi sebagian lainnya, mRNA yang terbentuk
sebagai respon terhadap 1,25 dihidroksi vitamin D menentukan pembentukan suatu famili
protein kalbindin-D. Protein-protein ini merupakan anggota dari superfamili protein pengikat
Ca2+ troponin C yang juga mencakup kalmodulin. Kalbindin-D ditentukan pada usus,otak dan
Di epitel usus dan di banyak jaringan lain terbentuk dua kalbindin, kalbindin D 9K yang
memiliki berat molekul 9000 dan mengikat 2 Ca2+ dan kalbindin-D28K yang memiliki berat
molekul 28.000 dan secara normal mengikat 4 Ca2+, walaupun memiliki 6 tempat pengikatan
melintasi epitel usus masih belum jelas. Terdapat juga bukti 1,25 dihidroksi vitamin D
meningkatkan jumlah molekul Ca2+ -H+ ATPase disel-sel usus yang dibutuhkan untuk
mempermudah reabsorbsi Ca2+ di ginjal. Bahan ini bekerja pada tulang yang di dalamnya
memobilisasi Ca2+ dan PO43- dengan meningkatkan jumlah osteoklas matang. Ia juga
merangsang osteoblas tetapi efek akhir tetap mobilisasi Ca2+. Reseptor 1,25 dihidroksi
vitamin D di temukan di berbagai jaringan selain di usus, ginjal dan tulang. Diantaranya
adalah kulit, limfosit, monosit, otot rangka, otot jantung, payudara dan kelenjer hipofisis
anterior. Semakin banyak bukti bahwa 1,25 dihidroksi vitamin D merangsang diferensiasi
sel-sel imun dan keratinosis di kulit. Dalam hal ini sangatlah menarik bahwa peningkatan
insiden infeksi pada penderita defisiensi vitamin D dan 1,25 dihidroksi vitamin D tampaknya
berperan dalam pengaturan pertumbuhan dan produksi faktor-faktor pertumbuhan (Ganong,
2003).
diatur secara umpan balik oleh Ca2+ dan PO43- plasma. Pembentukan di permudah oleh PTH
(hormon paratiroid) dan bila kadar Ca2+ plasma rendah sekresi PTH meningkat. Apabila
kadar Ca2+ plasma tinggi hanya sedikit 1,25 dihidroksi vitamin D yang dibentuk dan di ginjal
menghasilkan metabolit 24,25 dihidroksi vitamin D yang relatif inaktif. Efek Ca2+ pada
pembentukan 1,25 dihidroksi vitamin D ini adalah mekanisme yang mengatur adaptasi
penyerapan Ca2+ dari usus. Pembentukan 1,25 dihidroksi vitamin D juga meningkat oleh
kadar PO43- yang rendah dan terhambat pada kadar yang tinggi, melalui efek inhibisi
langsung PO43- pada 1 α hidroksilase. Pengendalian lain atas pembentukan 1,25 dihidroksi
vitamin D datang dari efek umpan balik negatif metabolit pada 1 α hidroksilase, efek umpan
balik positif pada pembentukan 24,25 dihidroksi vitamin D dan efek langsung pada kelenjer
dihidroksi vitamin D total dalam darah, tetapi hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan
sekresi protein pengikatnya tanpa adanya perubahan pada 1,25 dihidroksi vitamin D total
dalam darah, tetapi hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan sekresi protein pengikatnya
tanpa adanya perubahan pada 1,25 dihidroksi vitamin D bebas. Hiperparatiroidisme berkaitan
dengan penurunan 1,25 dihidroksi vitamin D dalam darah dan peningkatan insiden
Hormon pertumbuhan, hCS dan kalsitonin merangsang pembentukan 1,25 dihidroksi vitamin
D (Ganong, 2003).
secara endogen dikulit dari paparan sinar matahari atau dari makanan yang secara alami
mengandung vitamin D, termasuk minyak ikan cod dan ikan berlemak (misal ikan salmon,
makarel, tuna). Jamur yang terkena sinar UV, makanan yang diperkaya vitamin D serta
(7-DHC) dikulit dirubah menjadi previtamin D3. 7-DHC terdapat di semua lapisan kulit
manusia. Sekitar 65 % 7-DHC ditemukan dalam epidermis dan lebih dari 95 % previtamin
D3 yang dihasilkan di epidermis. Oleh karena itu, tidak dapat dihapus dari kulit ketika dicuci.
tachysterol dan 7-DHC atau panas yang disebabkan oleh peningkatan isomerasi membran
menjadi vitamin D3. Produksi previtamin D3 dikulit telah diatur. Photoproduk matahari
(tachysterol dan lumisterol) tidak aktif pada metabolisme kalsium yang dihasilkan pada saat
kontak terlalu lama dengan sinar UVB, sehingga matahari mencegah keracunan vitamin D.
Vitamin D3 juga sensitif terhadap radiasi mataharidan demikian menjadi tidak aktif
suprasterol 1 dan 2 dan 5,6 transvitamin D. Produksi vitamn D 3 dikulit dipengaruhi oleh
pigmentasi kulit, tabir surya yang digunakan sepanjang hari, musim, lintang, ketinggian dan
polusi udara. Demikian juga karena kaca penyerap semua radiasi UVB, tidak ada vitamin D 3
diproduksi di kulit saat kulit terkena sinar matahari yang melewati kaca.
Setelah terbentuk vitamin D3 dikeluarkan dari membran keratinosit plasma dan ditarik
ke dalam kapiler kulit oleh vitamin D binding protein (DBP). Vitaamin D yang dicerna di
masukkan ke dalam kilomikron yang di lepaskan ke sistem limfatik dan memasuki sirkulasi
darah vena yang berikatan dengan DBP dan lipoprotein diangkut ke hati.
BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit RSUP M. Djamil Padang dengan
pengumpulan sampel di mulai pada bulan Oktober sampai November tahun 2020.
4.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan di
Djamil Padang.
4.3.2 Sampel
populasi. Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi.
1. Kriteria Inklusi
Padang.
c. Usia kehamilan di atas 20 minggu yang ditentukan dari penggunaan rumus
(USG).
d. Kehamilan tunggal yang ditentukan dari pemeriksaan USG oleh dokter yang
informed consent.
2. Kriteria Ekslusi
a.
Variabel independen pada penelitian ini adalah kadar kortisol dan serum
Hydroxyvitamin D.