Anda di halaman 1dari 1

Solusi yang dapat dipertimbangkan,yaitu:

1. Pendidikan agama sejak dini diberikan agar anak kelak bisa memasuki masa remajan atau dewasa
muda memiliki pengetahuan bahwa perzinahan atau seks bebas merupakan suatu hubungan seks
diluar nikah dilarang oleh agama,hukum dan melakukanya adalah perbuatan dosa,
2. Dalam islam tidak dikenal istilah “pacaran” atau pergaulan bebas,namun yang ada aladah sebatas
perkenlan. Selama masa perkenalan inipun baik laiki-laki maupun perempuan tidak boleh berdua-
duaan ditempat sepi,sebab di khawatirkan yyang ketiganyya adalah setan yang menggoda dua
insan tdai untuk berbuat perzinahan.
3. Bila terjadi “kecelakaan” (kehamilan diluat nikah) sebaiknya remaja yang bersangkutan
dinikahkan. Bila tidak,kehamilan dapatditeruska hingga melahirkan seacara normal. Bayi dapat
dirawat sendiri atau dirawat oleh prang lain (adopsi).
4. Orang tua dirumah (ayah dan ibu),orang tua dia sekolah (ibu/bapak guru) serta masyarakat
(ulama,tokoh masyarakat,pejabat,aparat, dan pengusaha) hendaknya menciptakan tatanan
kehidupan bermasyarakat yang religius dan tidak memberikan peluang berupa saran dan
prasaranan yang dapat menjurus kepergaulan bebas (peszinahan),misalnya
pornografi,pemerkosaaan dan NAZA.
5. Diperlukan penyuluhan kepada masyarakat terutama pad remaja tentang dampak buruk aborsi
akibat pergaulan bebas dan hubungan seks di luar nikah atau sudut pandang biologis,psikologis,
sosial dan spiritual.
6. Kepada mereka yang melakukan tindakan pengguguran (abostus criminalitas) dikenakan sanksi
hukum yang berat sesuai dengan hukum perundang-undangan yang berlaku. Bagi “korban”
dianjurkan untuk bertobat dan meminta ampun kepada Allah SWT. Dan berjanji tidak akan
mengulanginya lagi.
7. Organisasi profesi seperti IDI dan POGI hendaknya dapat menerbitkan para anggotanya yang
melakukan tindakan pengguguran (abortus criminalitas).

Anda mungkin juga menyukai